PENGARUH SUHU SINTERING TERHADAP KEKERASAN PADUAN MIKRO Fe-Cr HASIL METODE ULTRASONIK (original) (raw)

PENGARUH JENIS PADUAN MIKRO Fe-Cr HASIL METODE ULTRASONIK PADA PEMBENTUKAN BONGKAH PADUAN Fe-Cr MELALUI SINTERING DUA TAHAP

2018

PENGARUH JENIS PADUAN MIKRO Fe-Cr HASIL METODE ULTRASONIK PADA PEMBENTUKAN BONGKAH PADUAN Fe-Cr MELALUI SINTERING DUA TAHAP . Fe-Cr adalah paduan yang memiliki ketahanan pada suhu tinggi dan potensial digunakan sebagai interkonek pada sel bakar Solid Oxide Fuel Cell (SOFC). Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis bongkah paduan Fe-Cr dengan menggunakan serbuk paduan mikro Fe-Cr hasil sintesis dengan metode ultrasonik. Metode ultrasonik dimanfaatkan untuk sintesis paduan mikro Fe-Cr melalui penggunaan gelombang suara ultrasonik. Langkah yang dilakukan adalah konsolidasi partikel paduan mikro Fe-Cr melalui kompaksi tanpa lubrikan, kemudian dalam kapsul kaca kuarsa dilakukan proses sintering sampai 1000 o C selama 1 jam, lalu dilanjutkan sintering hingga 1300 o C selama 2 jam, lalu didinginkan dalam tungku. Karakterisasi struktur mikro dilakukan dengan Scanning Electron Microscopy (SEM), Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS), X-Ray Diffraction (XRD) disertai analisis deng...

PENGARUH PADUAN MIKRO Fe Cr DENGAN METODE ULTRASONIK PADA PEMBENTUKAN BONGKAH Fr Cr MELALUI VARIASI SUHU SINTERING

Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin

Fe-Cr merupakan paduan yang memiliki ketahanan pada suhu tinggi dan kemampuan yang dapat digunakansebagai interkonek pada sel bakar Solid Oxide Fuel Cell (SOFC). Pada penelitian ini telah dilakukan sintesisbongkah paduan Fe-Cr dengan menggunakan serbuk paduan mikro Fe-Cr hasil sintesis dengan metode ultrasonik.Metode ultrasonik dimanfaatkan untuk sintesis paduan mikro Fe-Cr melalui penggunaan gelombang suaraultrasonik. Langkah yang dilakukan adalah memadatkan partikel paduan mikro Fe-Cr dengan kompaksi tanpalubrikan, hasil kompaksi dimasukan kedalam kapsul kaca kuarsa selanjutnya dilakukan proses variasi sintering11000C, 12000C dan 13000C pada kondisi suhu maximal ditahan selama 1 jam ,lalu didinginkan secara normaldalam tungku. Karakterisasi strukturmikro dilakukan dengan Scanning Electron Microscopy (SEM), EnergyDispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS), X-Ray Diffraction (XRD) disertai analisis dengan metode MAUD(Material Analisys Using Diffraction ) dan pengukuran Nilai kekerasan ...

SINTESIS PADUAN Co-Cr MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK

Jurnal Sains Materi Indonesia, 2018

Paduan Co-Cr merupakan material tahan suhu tinggi dan tahan korosi. Penelitian ini bertujuan mensistesis serbuk paduan Co-Cr dengan metode ultrasonik, kemudian dilanjutkan dengan proses sintering dalam kapsul kaca kuarsa. Iradiasi ultrasonik yang digunakan pada frekuensi 20 kHz dan amplitudo 40 % dengan komposisi Co : Cr sebesar 80 : 20.Waktu perlakuan sonikasi adalah selama 0 jam, 3 jam, 6 jam, 12 jam, 24 jam, dan 48 jamdalam larutan etanol. Setelah sonikasi selama 48 jam, fasa FCC dari Co mulai bertransformasi menjadi fasa HCP. Perlakuan ultrasonik terhadap campuran Co-Cr juga memberikan efek pengurangan ukuran partikel. Parameter kisi serbuk setelah ultrasonikasi 48 jam adalah: untuk HCP-Co a = b = 0,25074 nmdan c = 0,40699 nm, untuk FCC-Co a = b = c = 0,35411nm, dan untuk BCC-Cr a=b=c=0.28827 nm. Perlakuan ultrasonik selama 48 jam menhasilkan pembentukan paduan Co-Cr dengan persentasi berat sebesar 25,2124. Hasil sintering padatan Co-Cr menunjukkan parameter kisi HCP-Co memiliki...

ANALISIS PENGARUH PERLAKUAN KAVITASI ULTRASONIK TERHADAP STRUKTUR MIKRO PADA DAUN TANAMAN NILAM (Pogostemon cublin benth)

Agrointek Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 2021

Essential oils are one of Indonesia's natural products that are widely used as the basic ingredients of medicines, perfumes, as flavor and food preservatives, aromatherapy, vegetable pepticides and so on. Raw materials for essential oils can be in the form of leaves, flowers, logs, bark, fruit seeds, roots or rhizomes. Essential oils in aromatic plants are found in oil glands, vessels, oil sacs or hair glands (grandular). The test uses the leaves of patchouli as a testing medium. To optimize the production of essential oils on patchouli leaves, prefix treatment is needed. This treatment is expected to help the process of macro and micro cell destruction. At the macro level, this cell destruction can be done by chopping or counting raw materials. However, for micro-cell destruction can be done by giving high waves to raw materials. In this case the intended waveform is an ultrasonic wave with 40 kHz. The variables compared in this study were ultrasonic treatment and the duration ...

PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP MUTU MADU SUMBAWA

Prosiding Seminar Nasional Peranan Hasil Litbang HHBK Dalam Mendukung Pembangunan Kehutanan, 2012

Madu merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu unggulan. Salah satu lokasi penghasil madu utamaadalah pulau Sumbawa.Madu Sumbawa merupakan madu hutan dari jenis lebah Apis dorsata.Penelitian ini bertujuan. mengetahui kandungan madu( aktifitas enzim diastase, HMF, kadar air, keasaman, padatan tak larut air, dan abu) dan mengetahui pengaruh metode ekstraksi madu terhadap kualitas madu yang dihasilkan. Madu di panen langsung di lapangan, pengumpulan madu bersifat eksploratif dan sampel uji diambil secara acak. Selain mengetahui kualitas madu berdasarkan keenam parameter kualitas madu, juga dilakukan uji beda dengan menggunakan uji t sampel independen terhadap metode ekstraksi madu. Metode ekstraksi madu meliputi metode peras dan metode ekstraktor (sentrifugal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam parameter, parameter kadar air dan abu tidak lolos standarisasi SNI 01-3545-2004. Kedua metode ekstraksi madu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kualitas madu yang dihasilkan pada tingkat kepercayaan 95 %.

PENGARUH PENAMBAHAN YTTRIUM (Y) TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Mg-6Zn

2015

Magnesium merupakan logam paling ringan (densitas 1.80 gr/cm3). Dengan densitas paling rendah diantara semua logam, Magnesium ( Mg ) telah membuka peluang baru pada pengembangan material ringan dimana sifat mekanik yang tinggi diperlukan dengan berat material yang rendah Magnesium-zinc dipadukan dengan yttrium dengan prosentase; 0.5; 1; 1.5; 3 dilebur didalam furnace. temperatur yang digunakan untuk melebur adalah 7400C dan waktu penahanan adalah 50 menit. logam cair didinginkan secara lambat dialam furnace hingga mencapai temperatur kamar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Yttrium meningkatkan. Nilai kekerasan,dan menurunkan thermal ekspansi paduan magnesium . Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada paduan dengan 3 wt%Y yaitu 96.26 BHN, sementara nilai nilai koefisien thermal ekspansi terendah terdapat pada paduan dengan 1.5wt% Y yaitu 22.45 ppm/C.peningkatan kekerasan ini dipercaya karena penghalusan butir dan timbulnya fasa fasa baru yang tersusun secara lamellar pada...

PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK EVAPORASI HAMPA

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu substrat terhadap sifat listrik dan sifat optik lapisan tipis Tin Selenide (SnSe) hasil preparasi menggunakan teknik evaporasi hampa. Proses preparasi lapisan tipis SnSe dilakukan pada kondisi; tekanan 2 × 10-5 mbar, berat bahan 0,250 gram, spacer 15 cm dan pada berbagai variasi suhu substrat yaitu pada suhu kamar, 250˚C, 350˚C, dan 500˚C. Karakterisasi sifat listrik dilakukan menggunakan probe empat titik (FPP, four point probe) sedang sifat optik lapisan tipis dikarakterisasi menggunakan spectroscopy UV-Vis. Hasil karakterisasi dari FPP menunjukkan bahwa lapisan tipis Tin Selenide (SnSe) yang terbentuk merupakan semikonduktor tipe P dengan resistivitas dalam orde × 105 Ώcm-2 atau dalam orde × 103 Ώ-cm. Dari data pengukuran sifat optik (transmittance, absorbanse dan reflectance) dan setelah diolah menggunakan metode Taue plot dengan bantuan software Ms. Origin 5.0 diperoleh energi gap 1,38 eV untuk substrat tanpa dipanasi, 1,...

PENGARUH PENAMBAHAN TERAPI ULTRA SONIK PADA INTERVENSI MWD TERHADAP PENURUNAN NYERI AKIBAT SPRAIN ANKLE

Secara fungsional ankle merupakan daerah yang menerima beban dari seluruh tubuh baik pada saat berdiri maupun berjalan, sehingga daerah ankle cenderung mengalami gangguan akibat truma mekanik. Pada umumnya, trauma yang terjadi pada ankle sering menimbulkan sprain ankle, yang dikenal orang awam sebagai keseleo. Sprain ankle merupakan kondisi terjadinya over stretch pada ligamen lateral komplek ankle yang disebabkan oleh gerak inversi dan plantar fleksi yang tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan problem nyeri dan bengkan pada sisi lateral ankle serta penurunan fungsi berjalan. Kondisi ini sering terjadi pada olahragawan seperti pemain sepak bola, atletik, pesenam pada kelompok kebugaran dan lain-lain. Sprain ankle umumnya merupakan kondisi nyeri akut, tetapi dapat menjadi kondisi kronik jika terjadi repetetif sprain. Kronik sprain ankle dengan probem nyeri kronik dapat diterapi olehmmodalitas ultra sonik sebagai modalitas tambahan terhadap intervensi MWD. Dengan penambahan terapi ultra sonik terhadap intervensi MWD pada kelompok perlakuan menunjukkan hasil penurunan nyeri yang lebih bermakna datri pada interfensi MWD saja pada kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh efek mekanik dari ultra sonik dan efek termal dari MWD sangat mempercepat proses penyembuhan jaringan dan penurunan nyeri. Dapat dilihat dari hasil uji analisi hipotesis yang menunjukkan bahwa interfensi ultra sonik dan MWD memberikan penurunan nyeri yang sangat bermakna dengan nilai p=0,000 dibandingkan dengan interfensi MWD saja.

PENGARUH PENAMBAHAN La TERHADAP STRUKTUR DAN REFLECTION LOSS GELOMBANG MIKRO PADA PSEUDOBROOKITE Fe2-xLaxTiO5

Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, 2019

Telah dilakukan studi efek doping La terhadap struktur dan kehilangan refleksi menyerap gelombang mikro dari pseudobrookite Fe2TiO5 untuk membentuk senyawa sistem Fe2-xLaxTiO5 dengan mentode ko-presipitasi. Sintesis sistem Fe2-xLaxTiO5 bertujuan untuk membuat material yang dapat berfungsi sebagai peredam paparan gelombang elektromagnetik peralatan elekronik telekomunikasi. Sistem Fe2-xLaxTiO5 (x = 0,01; 0,04 dan 0,2) dibuat dari campuran FeCl3, LaCl3 dan TiCl4 sesuai dengan perbandingan molnya masing-masing. Campuran bahan ini ditambahkan larutan NH4OH sampai dengan pH 12. Endapan yang terbentuk dicuci dengan air deminineral sampai pH 7 dan kemudian dikeringkan pada suhu 100 °C, disinter pada suhu 1000 °C selama 5 jam. Semua sampel dikarakterisasi dengan XRD (X-ray diffractometer) untuk identifikasi fasa, SEM-EDS (Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy) untuk pengamatan morfologi permukaan dan VNA (Vector Network Analyzer) untuk mengukur serapan gelombang mikron...

PENGARUH WAKTU TAHAN PADA PROSES ARTIFICIAL AGING TERHADAP KEKERASAN PADUAN Al-Sn-Cu

JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI, 2019

Artificial aging adalah proses pemanasan kembali larutan padat jenuh ke suatu temperatur di bawah garis solvus dan dibiarkan pada temperatur tersebut selama jangka waktu tertentu. Pada penelitian ini akan dilakukan artificial aging pada paduan aluminium timah (Al-Sn) dengan penambahan variasi logam Tembaga (Cu). Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh waktu tahan pada proses artificial aging terhadap kekerasan dan mikrostruktur AlSn-Cu. Ruang lingkup penelitian sebagai berikut, material adalah Al-10Sn-0Cu; Al-10Sn- 10Cu dan Al-10Sn-20Cu Suhu solid solution adalah 500 oC. Suhu aging 190 oC. Waktu penuaan adalah 1jam, 5 jam dan 10 jam. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan waktu penuaan dari 1 jam hingga 10 jam meningkatkan kekerasan paduan Al-10Sn -10Cu dan paduan Al-10Sn-20Cu.