profesionalisme guru kejuruan (original) (raw)

Profesionalisme Guru

2019

Landasan Filosofis, Filosofis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan Sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah ilmu kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandangnya, hakikat pendidikan tiada lain adalah humanisasi. Tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia ideal atau manusia yang dicita-citakan sesuai nilai-nilai dan norma-norma yang dianut. Contoh manusia ideal yang menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain: manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jesmani rohani, cerdas dan terampil. Sebab itu pendidikan bersifat normative dan mesti dapat dipertanggungjawabkan, tidak boleh dilaksanakan secara sembarangan melainkan harus dilaksanakan secara bijaksana mengacu pada suatu landasan yang kokoh jelas tujuannya. Landasan filosofis pendidikan, berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahawa landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Sebagaimana telah dipahami, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan antara lain kita akan memperoleh pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan, yang akan dijadikan titik tolak praktek pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan lebih komprehensif, spekulatif, dan normative. Adapun sifat isi asumsi-asumsinya, landasan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1) Landasan deskriptif pendidikan adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia sebagai sasaran pendidikan apa adanya, bersumber dari hasil riset ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu, sebab itu landasan deskriptif pendidikan disebut juga landasan ilmiah pendidikan atau landasan factual pendidikan. 2) Landasan preskriptif pendidikan adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia yang ideal/diharapkan dicita-citakan (Das Sollen) yang disarankan menjadi titik tolak studi pendidikan dan atau praktek pendidikan. pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, benar dan baik, relatif tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan, sehingga praktek pendidikan menjadi efisien, efektif, dan relevan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan pembangunan. Asumsi atau landasan pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi para guru dalam melaksanakan praktek pendidikan. Landasan Yuiridis, Landasan hukum pendidikan adalah peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan. Tetapi tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan baku ini, contohnya aturan cara mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, yang sebagian besar dikembangkan sendiri oleh para pendidik. Pemerintah sebagai institusi penyelenggara Negara

PROFESIONALISME GURU AKUNTANSI PASCA SERTIFIKASI

This study will be discussed related to the professionalism of teachers after certification, the efforts made to develop the professionalism of teachers, and the impact of certification policy on the quality of education. This research subject is accounting certified teacher with a population of 7 informants, and informants are the principal supporter and 3 learners. This research method is a descriptive qualitative approach, with this type of case studies. Collecting data using the model interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques to 1) Data collection 2) reduction of data 3) data presentation 4) conclusion / verification. The results showed that 1) accounting certified teachers have a good level of professionalism. The teacher can understand the characteristics of students, mastering both subject areas of a scientific or educational field, is able to organize teaching well, mastering the material in depth, mastering the technology and professionalism are able to develop in a sustainable manner. 2) the efforts of teachers to develop professionalism is with workshops, seminars, training, training, writing books, looking for a new regulation, to follow the teacher association continues studies to improve the qualifications and buy gadgets as supporting tools in learning. 3) certification of a positive impact on the quality of education. It is suggested that could be given to teachers, namely that the purpose of the certification is not to get professional allowance alone, but that teachers can master the competence of

Menyoal Profesionalisme Guru

Abstrak: 'Guru' adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis (Surya, 1998). Secara historis jabatan guru mengandung arti pelayanan yang luhur (noblest vocation). Mereka disebut dengan paedagogos atau pelayan anak, pelayan terhormat yang memanusiakan manusia, atau abdi manusia (gogos humaniora). Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam pembangunan. Oleh karena itu, guru haruslah sosok yang dapat 'digugu' dan 'ditiru'. Guru harus berperan serta aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

Peran Profesionalisme Guru

Setiap Guru dituntut untuk prefesional dalam mendidik peserta didik agar tujuan serta hasil yang dicapai oleh peserta didik bagus. Secara tidak langsung guru berpengaruh dalam kesuksesan peserta didiknya, karena profesionalisme guru sangat penting untuk dipelajari bagi para calon guru yang ingin terjun di dunia pendidikan. Makalah ini akan membahas tentang pentingnya profesionalitas guru, ciri-cirinya serta ruang lingkup profesi guru untuk membantu para calon guru mencapai tujuan pendidikan.

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Guru adalah pendidik profesional. Predikat profesional mempersyaratkan adanya keahlian, paling tidak seperangkat pengetahuan, dan keterampilan yang dilandasi oleh nilai -nilai yang dijunjung tinggi. Syarat ini sesuai dengan pengertian kompetensi sebagai perpaduan nilainilai dan sikap serta pengetahuan dan keterampilan yang terwujud dalam pola pikir dan pola perilaku keseharian seseorang. Oleh karena itu guru wajib mempunyai kualifikasi akademik minimal diploma empat atau sarjana dalam bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh untuk memenuhi syarat keahlian. Sementara itu syarat keterampilan dapat dipenuhi dengan memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sejauh mana guru akan menerapkan keahlian dan keterampilannya ditentukan oleh nilai -nilai yang dijunjungnya yang akan menentukan sikapnya terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Guru semestinya mempunyai tanggung jawab moral dan filosofis, bukan semata -mata tanggung jawab akademik. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi pembelajaran, dan peningkatan tuntutan masyarakat, maka guru senantiasa wajib meningkatkan profesionalismenya. Peningkatan profesionalisme dapat dilakukan melalui belajar secara mandiri (otodidak); kegiatan ilmiah (seminar, lokakarya, dll); program penataran; pelatihan; penyegaran; program penyetaraan; program studi lanjut. Uji sertifikasi merupakan salah satu upaya untuk memantapkan kompetensi guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Program peningkatan profesionalisme guru semestinya menjadi program kerja rutin organisasi profesi, baik organisasi _______ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXX Mei 2007 ISSN 0215 -8250 profesi dalam bentuk mikro seperti KKG, MGMP, MGBS, maupun dalam bentuk makro seperti PGRI.

Kompetensi Profesionalisme Guru

2015

A professional teacher should master the four competencies , namely 1. Pedagogic competence is the ability of teachers to manage the learning of students . 2. Professional Competence . Namely the ability of teachers to keep abreast of the latest science for the development of science is always dynamic . 3. Social competence it will be be seen whether a teacher can work together with the community and the students and other teachers . 4. Competence Personality . These competencies associated with the personality of the teacher . teachers should possess noble trait that can be a model for his students.

Kualiti Profesionalisme Guru

Kualiti perkhidmatan kaunseling dipengaruhi oleh pelbagai faktor termasuk faktor intelektual, kestabilan emosi dan kemantapan rohani. Ini selari dengan Falsafah Pendidikan Negara yang menekankan kepentingan pembentukan insan seimbang dari segi jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial. Kajian-kajian terdahulu telah menunjukkan bahawa keberkesanan sesuatu perkhidmatan boleh dipertingkatkan apabila individu yang menawarkan perkhidmatan tersebut mempunyai kualiti kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi. Justeru, personalia kaunseling sewajarnya memiliki kualiti EQ yang tinggi bagi meningkatkan keberkesanan perkhidmatan. Kajian ini membincangkan kepentingan EQ dan bagaimana ia boleh digunakan dalam meningkatkan kualiti profesinonalisme guru kaunseling. Model EQ Goleman-Noriah (2004) dibincangkan dalam konteks menangani isu-isu pendidikan negara.