Sejarah Terbentuknya Lembaga Adat Partuha Maujana Simalungun (original) (raw)

Kelompok Sitatang Atur Horja Adat Simalungun

2021

Sitatang Atur atau Parsahap dalam adalah juru bicara dalam upacara adat Simalungun. Dalam pengertian luas, seseorang Sitatang atur memiliki pemahaman yang luas terhadap budaya Simalungun pada umumnya dan adat istiadat khususnya. Ciri utama Sitatang Atur adalah mahir berbicara dalam bertutur kata dengan menggunakan bahasa dan unsur seni Sastra Simalungun yang khas. Fungsi utama Sitatang Atur adalah mengendalikan pembicaraan dalam dialog adat dan seluruh rangkaian upacara Adat Simalungun. Tujuan pelaksanaan program IbM ini adalah: (a) Membentuk sarana komunikasi antar kelompok-kelompok Sitatang Atur Horja Adat Simalungun di Kota Medan, (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Sitatang Atur pemula dalam memimpin upacara-upacara Adat Simalungun, (c) menghasilkan satu buku pedoman pelaksanaan berbagai upacara Adat Simalungun. Metode pelaksanaan kegiatan menggadopsi pola pelaksanaan penelitian tindakan meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan program, pelaksanaan program, observas...

Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Pendidikan barat yang diperkenalkan kepada penduduk pribumi sejak paruh kedua abad XIX sebagai upaya penguasa kolonial untuk mendapatkan tenaga kerja, misalnya, sampai akhir abad XIX pada satu sisi mampu menimbulkan restratifikasi masyarakat melalui mobilitas sosial kelompok intelektual, priyayi, dan profesional. Pada sisi lain, hal ini menimbulkan sikap antipati terhadap pendidikan Barat itu sendiri, yang diidentifikasi sebagai produk kolonial sekaligus produk orang kafir. Sememara itu, adanya pengenalan agama Kristen dan perluasan kristenisasi yang terjadi bersamaan dengan perluasan kekuasaan kolonial ke dalam masyarakat pribumi yang telah terlebih dahulu terpengaruh oleh agama Islam, mengaburkan identitas politik yang melekat pada penguasa kolonial dan identitas sosial-keagamaan pada usaha kristenisasi di mata masyarakat umum. Bagi sebagian besar penduduk pribumi, tekanan politis, ekonomis, sosial, maupun kultural yang dialami oleh masyarakat secara umum sebagai sesuatu yang identik dengan kemunculan orang Islam dan kekuasaan kolonial yang menjadi penyebab kondisi tersebut tidak dapat dipisahkan dari agama Kristen itu sendiri. Hal ini semakin diperburuk oleh struktur yuridis formal masyarakat kolonial, yang secara tegas membedakan kelompok masyarakat berdasarkan suku bangsa. Dalam stratifikasi masyarakat kolonial; penduduk pribumi menempati posisi yang paling rendah, sedangkan lapisan atas diduduki orang Eropa, kemudian orang Timur Asing, seperti: orang Cina, Jepang, Arab, dan India. Tidak mengherankan jika kebijakan pemerintah kolonial ini tetap dianggap sebagai upaya untuk menempatkan orang Islam pada posisi sosial yang paling rendah walaupun dalam lapisan sosial yang lebih tinggi terdapat juga orang Arab yang beragama Islam. Di samping itu, akhir abad XIX juga ditandai oleh terjadinya proses peng-urbanan yang cepat sebagai akibat dari perkemhangan ekonomi, politik, dan sosial. Kota-kota baru yang memiliki ciri masing-masing sesuai dengan faktor pendukungnya muncul di banyak wilayah. Perluasan komunikasi dan ransportasi mempermudah mobilitas penduduk. Sementara itu pembukaan suatu wilayah sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, industri, dan perdagangan telah menarik banyak orang untuk datang ke tempat tersebut. Sementara itu pula, tekanan ekonomi, politik, maupun sosial yang terjadi di daerah pedesaan telah mendorong mereka datang ke kota-kota tersebut. Memasuki awal abad XX sebagian besar kondisi yang telah terbentuk sepanjang abad XIX terus berlangsung. Dalam konteks ekonomi, perluasan aktivitas ekonomi sebagai dampak perluasan penanaman modal swasta asing maupun perluasan pertanian rakyat belum mampu menimbulkan perubahan ekonomi secara struktural sehingga kondisi hidup sebagian besar penduduk masih tetap rendah. Di beberapa tempat penduduk pribumi memang berhasil mengembangkan pertanian tanaman ekspor dlan mendapat keuntungan yang besar, akan tetapi ekonomi mereka masih sangat labil terhadap perubahan pasar. Sementara itu perluasan aktivitas ekonomi menimbulkan persaingan yang semakin besar sehingga para pengusaha industri pribumi harus bersaing dengan produk impor yang lebih berkualitas dan lebih murah di pasar lokal, sedangkan para peclagang pribumi juga harus

Sejarah Rumah Bolon sebagai Pusat Kerajaan Purba di Simalungun

MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial

This study discusses the history of the development of the Pamatang Purba Bolon House as one of the seven traditional local government centers in the form of a kingdom that ever existed in Simalungun. This study uses the historical method which consists of four steps, namely heuristics, criticism, interpretation and historiography. The main source of this research material was obtained by conducting direct interviews with the manager of Rumah Bolon and the Chairperson of the Simalungun Museum Foundation, which is a representative representing the descendants of the Ancient King. While secondary sources are obtained from written documents, unpublished personal archives, journals, books about Simalungun and other scientific research. Research findings show that the establishment of the Pamatang Purba Bolon House is closely related to the history of the founding of the Ancient Kingdom which was founded by Tuan Raendan (Pangultop) around 1515 from Pakpak. Bolon's house has survived ...

Lembaga Adat DI Kasepuhan Cipta Mulya Desa Sinar Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 2011

AbstrakPenelitian tentang Lembaga Adat di Kasepuhan Cipta Mulya, Kampung Cipta Mulya, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk mengetahui hal yang mendasari lembaga adat itu terbentuk,termasukjuga struktur lembaga adat Kasepuhan Cipta Mulya. Penelitian tersebut bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik pengamatan; dan wawancara mendalam kepada sejumlah informan, yang ditentukan melalui metode snowballing. Data sekunder didapat melalui studi literatur yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga adat di Kasepuhan Cipta Mulya mengacu pada aturan-aturan warisan leluhurnya yang terkristalkan dalam lembaga adat yang disebut kasepuhan. Struktur organisasi lembaga adat kasepuhan tergambarkan dalam hierarki yang didasarkan pada penguasaan tentang adat isitiadat sete...

Lamban Balak Marga Legun: Proses Pendirian Museum Adat

Jurnal Pengabdian Dharma Wacana

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan rangkaian dari proses pendirian museum adat Marga Legun. Museum adat ini rencananya akan didirikan dalam bentuk Lamban Balak Marga Legun yang menjadi ruang pamer alat-alat pertanian yang biasa digunakan masyarakat pada masa lampau. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di Kalianda, Lampung Selatan. Peserta yang hadir sejumlah 14 orang yang merupakan para pemuka adat Marga Legun. Tahap awal kegiatan ini dilaksanakan pre-test untuk mengeksplorasi pengetahuan awal para peserta dan diakhiri dengan post-test untuk mengetahui ketercapaian materi. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah diskusi terarah yang dipimpin oleh tim kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa identifikasi permasalahan dan kebutuhan masyarakat adat dalam proses pendirian museum adat serta pengecekan kondisi barang-barang yang dipamerkan. Antusiasme peserta dalam kegiatan ini mengindikasikan minat masyarakat dalam p...

Sejarah Lembaga Pendidikan Musik Klasik Non Formal di Kota Medan

Gondang: Jurnal Seni dan Budaya

Tjong Sce Yin (founder of the first music school in Medan) and Tjong A Fie Mansion (the first school house in Medan) with the name of Medan Music School renamed the Pure Music Institute (LMM) and now renamed the Conservatory Music Medan. In addition to the above three things, also can not be separated from some non-formal music education institutions that organize classical music education in Medan that is Melody Music Studio (Musical Field), Musika Era, Music Rhythm and Institute of Music Education (LPM) Farabi Medan .

Sejarah Peninggalan Rumah Adat Bolon di Desa Pematang Purba, Kabupaten Simalungun

Warisan: Journal of History and Cultural Heritage

This article discusses the architectural history of Rumah Bolon in Pematang Purba Village, Simalungun Regency. Rumah Bolon is a typical Batak traditional house which is usually the residence of the king and his entire extended family. This research uses qualitative research methods, with a historical approach. In the historical approach, there are four writing steps, namely: heuristics, verification or criticism, interpretation, and historiography. Bolon's house is a symbol of the greatness and beauty of Simalungun's distinctive architecture. In its construction, it must go through various kinds of long and strict ceremonies. Not all wood can also be used as raw material for dast in its manufacture. In the Rumah Bolon architecture, the design from top to bottom, has been arranged in great detail. In addition, in the Rumah Bolon building there are also Simalungun colors; red; white; and black. There are also several carvings in Rumah Bolon that symbolize the meanings of great...

Sejarah Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Pola Asuh Pondok Al-Amin Ronowijayan Siman Ponorogo Dalam Pembentukan Kader Dakwah Muhammadiyah

2016

Kata kunci: Pola Asuh, Kader, Dakwah. Pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan, pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Sedangkan pola asuh dalam membentuk kader dakwah yaitu cara pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada seseorang/sekelompok orang agar menjadi seorang kader dakwah. Kebanyakan dari masyarakat beranggapan bahwa yang dapat mencetak kader dakwah itu adalah pondok pesantren. Santri yang sudah diasuh di pondok diharapkan bisa berdakwah. Namun pada kenyataannya, masih ada santri yang berada di pondok pesantren yang belum mampu berdakwah. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan pola asuh pondok al-Amin dalam pembentukan kader dakwah Muhammadiyah; 2) mendeskripsikan kader dakwah di pondok al-Amin; dan 3) mendeskripsikan kendala serta pendukung pondok al-Amin dalam pembentukan kader dakwah Muhammadiyah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu peneliti akan mengumpulkan data yang akan diteliti dengan penelitian lap...

Tradisi Lisan Sumur Tua Daerah Labuhan Batu Utara

Pedagogika: Jurnal Ilmu-Ilmu Kependidikan

Oral literature is a form of literature that is usually considered as a hereditary culture orally or by word of mouth. Oral literature can be in the form of folk tales, legends, fairy tales, myths, and others. Folklore is traditional literature because it is the result of works that were born from a group of people who still strongly adhere to traditional cultural values ​​(Dharmojo, 1998:21). Traditional literature is sometimes referred to as folklore and is considered a common property. It grew from a strong collective consciousness in the old society. Danandjaja (1986:2) suggests that folklore is part of a collective culture that is spread and passed down from generation to generation, among any kind of collective, traditionally in different versions, both in oral form and examples accompanied by gestures or reminder aids. mnemonic devices). From this opinion, it can be concluded that folklore is an anonymous story or story from ancient times that lived among the community and wa...