Wacana Negara Maritim Dan Reimajinasi Nasionalisme Indonesia (original) (raw)
Related papers
KONSEP NEGARA MARITIM DAN KETAHANAN NASIONAL
Sebagai negara kepulauan dengan 80 % wilayah laut dan 20 % wilayah darat, potensi ancaman terhadap kedaulatan dan wilayah Indonesia berada di laut. Prosentase ancaman ini menjadi semakin tinggi karena posisi geografi Indonesia berada pada lalu lintas perdagangan dunia. Setiap hari ratusan bahkan ribuan kapal baik kapal dagang maupun militer melintas di perairan Indonesia melalui Sea Lanes of Communication (SLOC) serta Sea Lines of Oil Trade (SLOT). Laut Indonesia memiliki arti yang sangat penting bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu, laut sebagai media pemersatu bangsa, laut sebagai media perhubungan, laut sebagai media sumber daya, laut sebagai media pertahanan dan keamanan, serta laut sebagai media diplomasi. Konsep pemikiran tersebut sangat diperlukan bangsa Indonesia agar tidak menjadikan dan menganggap laut sebagai rintangan, kendala atau hambatan sebagaimana dihembuskan oleh pihak-pihak asing yang tidak menginginkan kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia.
Indonesia Sebagai Negara Maritim
Negara Maritim adalah Negara yang berada dalam kawasan/teritorial laut yang luas, memiliki banyak pulau, dan sebagian besar penduduknya bekerja di wilayah perairan. Indonesia merupakan Negara Maritim. Indonesia memiliki sejarah yang sangat hebat di bidang kemaritiman. Namun semenjak penjajahan Belanda, Indonesia kehilangan semangat sejarah kemaritiman. Setelah Indonesia merdeka, semangat kemaritiman kembali digaungkan. Kebijakan-kebijakan di bidang kelautan dibuat untuk mendukung semangat kemaritiman. Pada masa pemerintahan saat ini, semangat kemaritiman ditunjukkan dalam bentuk program tol laut sebagai poros maritim dunia. Dibalik kebijakan-kebijakan yang dibuat, Indonesia mempunyai sejumlah masalah yang harus diselesaikan terutama masalah perbatasan laut. Hal ini sangat penting karena dengan dibentuknya kesepakatan batas Negara dengan Negara lain maka pulau-pulau terluar Indonesia tidak akan hilang dan keamanan Indonesia terjaga. Kemudian pembangunan di Indonesia haruslah melihat karakteristik Indonesia yang memiliki perairan yang lebih luas dari daratan. Semangat kemaritiman di Indonesia haruslah kembali di dalam diri bangsa Indonesia. Seperti dikatakan dalam sebuah lirik lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, di dalam lirik ini memberikan arti penting bahwa Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang sangat kuat. Sehingga mulai saat ini mari kita kembalikan semangat kemaritiman di dalam diri bangsa untuk Indonesia yang berdaulat dan sejahtera.
Nasionalisme dan Kaum Nasionalis Indonesia
Salah satu faktor yang mendorong dinamika politik bangsa adalah perluasan pendidikan terhadap anak-anak bangsa. Mereka yang telah mengenyam pendidikan selanjutnya berkontemplasi terhadap eksistensi kolonialis dan imperialis Belanda di Bumi Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan kolonial dimulai pada tahun 1850-an, dan hanya dinikmati oleh anak-anak pangreh praja dan aristocrat, atau anak-anak yang mengabdi kepada pangreh praja dan aristokrat yang kemudian disekolahkan. 2 Perjuangan Lantip, anak miskin, untuk menuju strata priyayi baru sebagai guru sekolah dasar telah diabaikan dalam proses pergerakan nasional. Ketika berhasil menjadi guru sekolah dasar simbol loyalitas dan etos keteladanan terhadap bangsa Indonesia adalah bagian dari pekerjaannya. Apa yang dilakukan Lantip merupakan cermin realitas kehidupan untuk mengangkat derajat diri sendiri yang harus dilalui dengan mengabdi di rumah keluarga RM Sastrodarsono, seorang priyayi Jawa. Berpijak pada perjuangan itu tampak ada pembengkokan historiografi yang belum memberi perhatian terhadap para pengabdi yang disekolahkan. Historiografi kita mengeksplorasi gerakan radikal, bahkan pemikiran dan perjuangan kooperatif sering dinafikan, misalnya nasionalisme Jawa. 3 Perluasan pendidikan mempengaruhi ekologi sosial, dan berimplikasi pada kesenjangan. Menurut Savitri Prastiti Scherer diskriminasi dan kesenjangan tidak 1 Disampaikan pada "Workshop Naskah Klasik Nusantara", diselenggarakan oleh Pusat Studi Peradaban, Lembaga Penelitian dan Pengambdian Masyarakat
Kepentingan Nasional Indonesia dalam Inisiasi ASEAN Maritime Forum (AMF)
Indonesian Perspective
The complexity of maritime security issues and problems in Southeast Asia became attention of ASEAN states which further encouraged the formation of the ASEAN Maritime Forum (AMF). AMF is a concept and proposal submitted by Indonesia and became one of the ASEAN Political-Security Community points. This research examines Indonesia’s national interest in establishment of AMF. Based on national interest concept, there are three Indonesia’s interest as focus of this study. First, Indonesia’s interest as an Archipelago States and has a history of maritime glories. Second, maritime as sovereignty and the AMF existence as Indonesia efforts to maintaining maritime territorial integrity. Third, maritime economic as the third Indonesia’s interests in propose of AMF establishment. In addition, this study also examine how the achievement of the Indonesia’s national interests in AMF.Keywords: AMF, archipelago states, Indonesia, national interest
KONSEP KEAMANAN MARITIM DI INDONESIA
2016
Konsep Keamanan Maritim ini merupakan buah pemikiran penulis didasari dari beberapa literatur yang penulis baca. Paper ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teori Keamanan Maritim yang didapat oleh penulis saat melaksanakan Studi di Universitas Pertahanan.
Arah Strategi Pembangunan Indonesia Sebagai Negara Maritim
Kemaritiman adalah peradaban dunia karena kepentingan negara-negara di dunia akan sangat ditentukan bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan laut untuk kemakmuran maupun keberlanjutan bangsa-bangsa di dunia. Demikian pula Indonesia yang 70 % wilayahnya berupa laut dan lautan perlu meletakkan arah pembangunan sebagai Negara Maritim. Nenek moyang bangsa Indonesia pernah mencapai abad keemasan sebagai negara maritim pada saat Kerajaan Mataram dan Sriwijaya serta kerajaan lainnya di Nusantara yang "menguasai laut" dari berbagai belahan bumi sehingga mendapatkan kemakmuran bagi rakyatnya dari laut melalui aktivitas ekonomi maupun perdagangan global dengan memanfaatkan laut. Zaman kejajayaan mariitim tersebut pudar pada masa penjajahan dan berimbas sampai sekarang orientasi pembangunan kurang mengintegrasikan pembangunan darat dan laut sebagai sebuah kekuatan pembangunan yang mensejahterakan bangsa Indonesia.
Dalam setiap proses sosialisasi atau enkulturasi warga negara untuk nationalbuilding sangatlah sentral fugsi kesadaran nasional, suatu kesadaran yang menempatkan pengalaman, perilaku, serta tindakan individu dalam kerangka nasional; jadi, suatu perubahan radikal orientasi wawasan serta pandangan. Kesemuanya ditempatkan banyak sedikitnya dalam konteks nasional, baik secara sinkronis maupun diakronis. Konteks sinkronis membat serasi wawasan nasional sebagai wawasan sistematik yang mencakup berbagai aspek kehidupan, diantaranya interdependensi.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 2020
This study aimed to find out the concept of maritime security institutions in Indonesia today and re-conceptualize the ideal sea security institutions to strengthen the existence of Indonesia as a maritime axis country. This study used the legal research method. The writing was done by reviewing library data, in the form of legislation, books, articles, journals, and others. The analysis used a SWOT analysis. The results of the study indicated that currently, institutions related to maritime security in Indonesia could not run effectively because there were too many sectoral institutions that have their respective interests, the existence of Marrine Security Agency that did not have specific authority, as well as overlapping authority between institutions. Reconceptualization of maritime security institutions needed to be done by developing and improving the status of Water Police to Maritime Police as an ideal form of maritime security.