PENGARUH POSTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS 3 SD NEGERI 2 WARANGAN (original) (raw)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN BUDAYA LOKAL UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

SEMNAS Pendidikan UMMY , 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu perangkat pembelajaran berbasis kearifan budaya lokal yang merupakan studi ethnomathematics pada Suku Gayo Aceh Tengah, Aceh yang memenuhi aspek validitas, praktikalitas dan efektifitas. Produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, dan Buku siswa (LKS). Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yang menghasilkan suatu produk dalam pembelajaran dengan model pengembangan yang digunakan adalah menggunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2011:189). Model ini terdiri dari 4 tahap, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (dessiminate). Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah siswa kelas V SDIT Cendikia Takengon. Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara saat uji coba, yang berupa masukan, komentar, kritik dan saran. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif yang berupa penilaian, dihimpun melalui hasil uji ahli dan uji coba produk pada saat kegiatan uji coba lapangan.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, analisis meliputi: lembar validasi, analisis praktikalitas yang dilihat dari angket, teknik deskriptif digunakan untuk menggambarkan data hasil wawancara, dan analisis lembar observasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perangkat yang dikembangkan memenuhi aspek validitas, praktikalitas dan efektifitas

Pengembangan Bahan Ajar Lembar Investigasi Matematika Satatistik Berbantukan Casio FX-991 ID Plus Dengan Pendekatan Saintifik

The purpose of research and development is to produce teaching materials in the form of Casio fx-991 ID Plus Investigation Sheet in Statistical material, describing the feasibility and effectiveness of Investigation sheet product, cultivate science process skills and student math literacy when using Casio fx-991 ID Plus media, student's response to investigative media, and to describe student's response to scientific learning calculator. The method used is Research and Development (R & D) using 4-D model consisting of 4 stages, namely: define, design, develop, and disseminate. The result of the research showed that 80.17% of students responded very positively to the use of investigation sheets in the study of the measure of centralization and dissemination of data satatistik, student activeness in the learning process is in the range of 17 -21 including good criteria and mastery learning in classical 85.51% obtained ≥ 78. Based on the limited test results conducted and the questionnaire distributed to the students as a whole the students are more active in the learning process in the classroom. And it can be concluded that the study of statistical mathematics using Casio fx-991ID Plus investigation sheet with a scientific approach developed effectively can train the skills of science thinking process and student math literacy. Keywords: Investigation Sheet, Casio fx-991 ID Plus, Scientific.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN BANTUAN MATEMATIKA GASING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kognitif antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan bantuan dengan Matematika GASING dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP PGRI 396 Kelapa Dua Tangerang tahun pelajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 39 orang dan kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 38 orang. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol non ekuivalen (Non Equivalent Control Group Design). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif STAD dengan bantuan Matematika GASING, dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif STAD dengan bantuan Matematika GASING mendapatkan hasil belajar kognitif yang lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, dan sikap siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan Matematika GASING.

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN SAINS DAN MATEMATIKA DKI JAKARTA

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun pada bulan Juni dan November. Terdapat 9 artikel yang diangkat dari hasil penelitian yang berkaitan dengan pendidikan sains dan matematika. Artikel pertama dari Nurul Anriani dari Pendidikan Matematika, FKIP UNTIRTA, Banten. Penulis memaparkan hasil kajiannya tentang penerapan model pembelajaran osborn untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Terdapat peningkatan kemampuan penalaran matematik antara siswa yang mendapatkan pembelajaran Osborn lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori; 2) Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah melalui model pembelajaran Osborn; 3) sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran Osborn adalah positif. Artikel kedua ditulis Sadono dari Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Penelitiannya menyimpulkan bahwa setelah kemampuan numerik dikontrol: (1) hasil belajar matematika siswa yang diberi pendekatan pembelajaran RME lebih tinggi dari pada peserta didik yang diberi pendekatan tematik, (2) hasil belajar matematika kelompok peserta didik yang diberi model penilaian kinerja lebih tinggi dari pada peserta didik yang diberi model penilaian tes tertulis, (3) terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan model penilaian terhadap hasil belajar matematika, (4) khusus pada kelompok peserta didik yang diberi pendekatan pembelajaran RME, hasil belajar matematika pada kelompok peserta didik yang diberi model penilaian kinerja, lebih tinggi daripada kelompok peserta didik yang diberi model penilaian tes tertulis, (5) khusus pada kelompok peserta didik yang diberi pendekatan pembelajaran tematik, hasil belajar matematika pada kelompok peserta didik yang diberi model penilaian kinerja lebih rendah daripada kelompok peserta didik yang diberi penilian tes tertulis, (6) khusus pada kelompok peserta didik yang diberi model penilaian kinerja, hasil belajar matematika pada kelompok peserta didik yang diberi pendekatan pembelajaran RME lebih tinggi daripada kelompok peserta didik yang diberi pendekatan pembelajaran tematik, dan (7) khusus pada kelompok peserta didik yang diberi model penilaian tes tertulis, hasil belajar matematika pada kelompok peserta didik yang diberi pendekatan pembelajaran RME lebih rendah daripada kelompok peserta didik yang diberi pendekatan pembelajaran tematik. Sehingga hal ini dapat merekomendasikan guru untuk menggunakan pendekatan pembelajaran RME dan model penilaian kinerja. Artikel ketiga ditulis Sri Hartini dari FKIP-Unwir Indramayu Jawa Barat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa; (1) kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa sekolah dasar maupun kelompok siswa madrasah ibtidaiyah dapat meningkat pada pemberian model pembelajaran quantum teaching dan pemberian bentuk penilaian portofolio tampilan, (2) kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa sekolah dasar dapat meningkat pada pemberian model pembelajaran think pair share dan pemberian bentuk penilaian tampilan, (3) kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa madrasah ibtitaiyah dapat meningkat pada pemberian model pembelajaran think pair share dan pemberian bentuk penilaian dokumen, (4) kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok siswa sekolah dasar dapat meningkat pada pemberian model pembelajaran quantum teaching dan pemberian bentuk penilaian portofolio dokumen. Artikel keempat ditulis Ibnu Muthi dari Universitas Islam “45” Bekasi. Hasil penelitiannya adalah: 1) hasil belajar Matematika kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik privat lebih tinggi daripada kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik public, 2) terdapat pengaruh interaksi antara umpan balik transparan dan disposisi matematis terhadap hasil belajar Matematika, 3) untuk kelompok siswa yang memiliki disposisi matematis tinggi, hasil belajar Matematika kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik privat lebih tinggi daripada kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik public, 4) untuk kelompok siswa yang memiliki disposisi matematis rendah, hasil belajar Matematika kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik privat lebih rendah daripada kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik public. Penelitian ini merekomendasikan bahwa guru harus kreatif dalam mengajar menggunakan umpan balik dengan memperhatikan disposisi matematis siswa. Artikel kelima ditulis Maria Agustina Amelia dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian menunjukan bahwa: 1) kemampuan di tes prestasi matematika tentang pecahan subjek belajar tergolong sedang. Kemampuan dalam tes prestasi matematika tentang pecahan terhadap dua indikator (33,33%) diklasifikasikan sebagai tinggi. Kemampuan dalam tes prestasi matematika tentang pecahan terhadap empat indikator (66,67%) yang tergolong sedang. 2) kemampuan berpikir tingkat tinggi tergolong sedang (0486). 87,5% atau 7 kemampuan matematika tingkat tinggi kemampuan berpikir tergolong sedang. 12,5% atau 1 kemampuan matematika tingkat tinggi kemampuan berpikir tergolong rendah. Artikel keenam ditulis Rita Kusumawardani, dan Nia Gardenia dari FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: (1) keterampilan penalaran matematika siswa ekstrovert lebih baik daripada siswa introvert model pembelajaran penemuan dengan pendekatan CRA; (2) pemecahan keterampilan siswa ekstrovert masalah adalah lebih baik daripada siswa introvert model pembelajaran penemuan dengan pendekatan CRA; (3) keterampilan penalaran matematika siswa ekstrovert lebih baik daripada siswa introvert model pembelajaran penemuan tanpa pendekatan CRA; dan (4) pemecahan keterampilan siswa ekstrovert masalah adalah lebih baik daripada siswa introvert model pembelajaran penemuan tanpa pendekatan CRA. Artikel ketujuh ditulis Muh. Fatkhul Ma’arij dari SMAN 11 Kabupaten tangerang, Provinsi Banten. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa terdapat peningkatan pemahaman peserta didik dalam mempelajari fluida karena miskonsepsi terhadap hukum-hukum fluida teratasi. Artikel kedelapan ditulis Mentari Darma Putri dan Melinda Nugraha dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas VIII di SMP N 11 Kota Bengkulu, berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji-t dua sampel independen, diperoleh skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan skor rata-rata hasil belajar akhir kelas kontrol dengan thitung = 3,96 > ttabel = 2,00 pada taraf signifikan 95% dimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model PBL lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu implementasi PBL dalam pembelajaran dapat dijadikan salah satu solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, memotivasi siswa untuk belajar, meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Artikel kesembilan ditulis Sundanah dari Pendidikan MIPA Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kebiasaan belajar dan sikap siswa pada pelajaran IPA secara bersama-sama berkontribusi secara positif dan signifikan terhadap penguasaan konsep IPA dengan persamaan liniernya adalah Y = 40,109 + 0.043X1 + 0.294X2 , dan pengaruh kebiasaan belajar berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penguasaan konsep IPA hal ini dapat dibuktikan dengan sig. 0,000 < 0,05 dan thitung = (5,49) > ttabel 1,68 , dan pengaruh sikap siswa berpengaruh secara positif terhadap penguasaan konsep IPA hal ini dapat dibuktikan dengan sig. 0,002 < 0,05 dan thitung = (5,49) > ttabel 1,68.

Peningkatan Kemampuan Menulis Matematika melaalui Model Pembelajaran Think Talk Write(TTW) pada Materi Turunan

The purpose of this study are: (i) To determine whether the ability to write mathematics students who are taught to the think-talk-write models better than students taught with conventional learning, (ii) To determine whether the learning model of think-talk-write the student is able to deliver achieve completeness minmal classical in mathematical writing skills, (iii) To determine whether there is influence the ability to write mathematics on mathematics learning achievement. The population in this study is a class XI IPA student of SMAN Banyumas semester academic year 2011/2012 consisting of 4 classes. This research sampled are XI IPA 1 as experiments class and XI IPA 4 as control class, sampling with random sampling technique. Experimental class were learning think-talk-write, while the control classes were given conventional learning. The results showed that the average writing skills math class experiment is better than the control class, thoroughness classical experimental class greater than or equal to a minimum standard classical thoroughness, ability to write mathematical influence on mathematics learning achievement. The conclusions are obtained based on the results of research are: (i) The ability to write mathematics students who are taught to think of learning models-talk-write better than students taught with conventional learning, (ii) The ability to write mathematics students who are taught to think of learning-talk models-write to achieve the minimal classical completeness, (iii) The ability to write mathematics influence mathematics learning achievement. Pendahuluan Belajar matematika berbeda dengan belajar bidang studi lain yang bisa dipelajari dengan hanya menghafal. Dalam mempelajari matematika selain dibutuhkan hafalan juga diperlukan pemahaman, ketelitian, dan latihan-latihan secara teratur. Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam matematika itu sendiri. Mempelajari matematika adalah berkaitan dengan mempelajari ide-ide atau konsep-konsep yang bersifat abstrak. Untuk mempelajarinya digunakan simbol-simbol agar ide-ide atau konsep-konsep tersebut dapat dikomunikasikan. Salah satu materi matematika yang banyak digunakan pada disiplin ilmu yang lain adalah turunan. Turunan merupakan materi baru yang di dapat siswa di kelas XI. Materi turunan belum pernah diajarkan pada jenjang pendidikan sebelumnya. Materi ini diajarkan pada kelas XI di semester genap. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas XI IPA dan studi pendahuluan di SMA Negeri Banyumas, menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar untuk materi turunan dari tahun ke tahun tidak lebih dari 50%. Materi turunan dirasa sebagai materi yang paling susah bagi sebagian besar siswa kelas XI IPA di SMAN Banyumas. Banyak siswa yang mengerjakan soal matematika tidak runtut langkahnya dan penjelasannya tidak jelas, ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis matematika secara umum masih rendah. Rendahnya kemampuan menulis matematika diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat ketuntasan belajar untuk materi turunan dari tahun ke tahun.