Kajian Ujaran Kebencian DI Media Sosial (original) (raw)

Ujaran Kebencian DI Media Sosial Menurut Perspektif Islam

al-Afkar, Journal For Islamic Studies, 2021

Social media is a tool of spreading news from and to the wider community. However, these technological advances have not been accompanied by a wise attitude in using them. Often founded hate speech there. This is very contradictory to Islamic teachings which encourage people to always respect each other. This study aimed to determine hate speech on social media based on Islamic perspective. Researchers used a qualitative approach with literature study. Data sources were news, articles, and all documents relevant to this topic. The method of data collection was literature research.The data analysis used is a content analysis through inductive and deductive approaches.The result of the discussion is that hate speech is speech that violates religious rules. Because hate speech can hurt other people. The kinds of hate speech according to Islam are backbiting, lying, namimah or provocation, and slander. The factors causing hate speech are internal and external factors. And the principles that must be had in order to avoid hate speech behavior are honest, fair, accurate and upright motives. The solution is the need for cooperation from all parties, open discussion on clear boundaries between hate speech and free speech, a comprehensive and intensive view of human nature.

Analisis Yuridis Tindak Pidana Ujaran Kebencian Dalam Media Sosial

Al-Adl : Jurnal Hukum

The purpose of this research is to find out how hate speech is viewed in terms of the aspect of fighting the law, how to regulate and take responsibility for criminal acts of hate speech through social media and how to prove hate speech through social media. The research method used in this article is juridical normative, namely legal research which is carried out by examining library materials or secondary data as the basic material for research by conducting a search of the rules and literature related to the problem under study. Secondary data is a source of research data obtained through intermediary media or indirectly in the form of books, records, existing evidence, or archives that are published or not generally published. This legal research is needed to present law in an integral way according to the needs of the study of legal science itself. The results of the study found that many Indonesians use social media by making hate speech. This happened because they did not understand the existing law. However, mistakes and omissions remain the responsibility of individuals as legal subjects, there is less socialization to the community by law enforcers related to education and law enforcement and the community itself should be smarter in using social media. The freedom to express written and oral opinions has become the right of every Indonesian citizen as stipulated in Article 28 of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. In this era, people could easily access social media and express their opinions. Every opinion must be accounted for and must not conflict with existing norms. Unlimited freedom of opinion can lead to criminal acts of hate speech (Hate Speech). Hate speech in Indonesia has not been specifically regulated in a statutory regulation. Criminal liability for perpetrators of hate speech on social media is generally regulated in

Makna Teks Ujaran Kebencian Pada Media Sosial

2020

Public sphere in social media, which should be used for information exchange, science, also democratic and independent values, currently are partially replaced by certain political economic matters. The public sphere has shifted into media of spreading hate speech. For that reason, this study aims to explain the meaning of the use of public sphere for presence of hate speech texts which are constructed to attack others with differing ideological and political views; also describes factors that affect the use of hate speech. This study applies phenomenological approach to the text of speech hate on social media and its critical impact in Indonesia. Data collection is done through observation, comparison theory, and literature studies. By referring the concept of Habermas (1989) related public sphere, supported by expert statements and qualitative data; conclusions of this article show that public sphere in social media is no longer functioning as a communication media, where thought...

Pengaruh Media Sosial Terhadap Sikap Dan Pendapat Pemuda Mengenai Ujaran Kebencian

Jurnal Common

This research is based on the theory of social assessment, is part of the theory of communication that describes and describes how individuals assess the messages that begin when reading, listening or responding a message done. This research uses quantitative approach done by using survey method, which has focus on attitude effect on hate speech in social media at youth in Condet area, Jakarta The main hypothesis using path analisys test is calculated using SPSS (Statistical Programme Servive Solution) based on spreadsheets from Microsoft Excell. Obtaining data with questionnaire to 212 respondents as sample, through stratified random sampling technique. The research hypothesis was rejected, that there was no direct and indirect influence of hate speech on social media on the attitude and opinion of youth in Condet Jakarta area. The affective aspect relating to one's emotional outlook does not show any influence, nor is the conative aspect of hate speech acts showing no indirect...

Strategi Pengawasan Terhadap Ujaran Kebencian DI Media Sosial Pada Pemilu

AL WASATH Jurnal Ilmu Hukum, 2020

The political year is a fertile vehicle for disseminating news of hate speech, forms of intolerance, and false information (hoaxes) decorating the Indonesian social media universe. Election campaigns provide fertile ground for hate speech and incitement, especially on social media. This research aims to analyze and identify the prevalence of hate speech in the DKI Jakarta gubernatorial election by evaluating the regulations regarding hate speech on social media according to stakeholders and appropriate and effective strategies in preventing and taking action against hate speech violations in the Pilkada/Election. This type of research is descriptive qualitative, which portrays the phenomenon of the DKI Jakarta governor election in 2017, The data collection technique used was a focus group discussion by inviting several sources. The results of this study reveal that; Hate speech in 2017 on social media, especially Facebook, has increased in the momentum of the Pilkada. The ITE Law an...

Ujaran Kebencian di Media Sosial (Studi Netnografi di Akun Instagram @prof.tjokhowie)

2020

Ujaran-ujaran kebencian yang terjadi di media sosial, merupakan aktivitas yang terjadi akibat adanya suatu kebebasan berpendapat. Saat ini media sosial menjadi salah satu platform manusia dalam berinteraksi. Media sosial Instagram menjadi pilihan terbanyak khalayak dalam berkomunikasi. Namun, penggunaan bahasa yang kasar untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu seringkali mengindikasikan ujaran kebencian dalam postingan dan komentar-komentar yang ada pada akun Instagram @prof.tjokhowie. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menganalisis, dan menafsirkan budaya kelompok dengan memahami sikap, keyakinan, bahasa, perilaku, nilai ( values ), tentang ujaran-ujaran kebencian (hate speech) di media sosial di akun Instagram @prof.tjohkhowie. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif dengan metodologi Netnografi. Netnografi merupakan metode yang dilakukan untuk melihat fenomena sosial ataupun budaya yang terjadi di ruang siber. Fenomena ujaran kebencia...

Ujaran Kebencian Di Kalangan Pengguna Media Sosial Di Indonesia: Agama Dan Pandangan Politik

AUTOMATA, 2021

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat di era digital ini dengan segala dampak positif dalam kehidupan sosial manusia yang ditawarkannya. Namun demikian, hal ini juga tak lepas dari berbagai dampak negatif, salah satunya terkait dengan maraknya kemunculan ujaran kebencian di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi kesadaran akan berbagai jenis ujaran kebencian di media sosial, utamanya yang berkaitan dengan isu agama dan pandangan politik di kalangan masyarakat Indonesia. Sebanyak 262 responden dengan berbagai macam latar belakang berbeda berpartisipasi dalam penelitian ini melalui. Dari hasil eksplorasi menggunakan metode MCA (Multiple Correspondence Analysis) dengan bahasa pemrograman R, ditemukan bahwa secara umum kebanyakan pengguna media sosial di Indonesia sudah menunjukkan kesadaran yang cukup tinggi akan berbagai jenis ujaran kebencian yang menyangkut agama dan pandangan politik. Meski demikian, terlepas dari banyaknya pengguna yang memberikan reaksi negatif (tidak suka, sedih, atau marah) ketika melihat ujaran kebencian di media sosial dan menyatakan itu sebagai sesuatu yang salah, namun sebagian besar masih tetap memilih untuk mendiamkannya saja, terutama jika mereka bukan merupakan bagian dari kelompok yang menjadi target ujaran kebencian tersebut.

Dampak Ujaran Kebencian DI Media Sosial Pada Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Warga Kepunduhan

Jurnal Ilmiah SEMANTIKA

Masyarakat perlu mengetahui apa itu berita hoax untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif dari berita hoax tersebut, serta bersikap lebih bijaksana dalam menanggapi perkembangan teknologi informasi dan menelaah kebenaran dari informasi sebelum dibagikan ke orang lain. Cepatnya penyebaran informasi tetap perlu disikapi dengan tenang dan jernih. Masyarakat harus lambat dalam mempercayai informasi yang diperoleh dengan memastikan kembali ke beberapa sumber yang terpercaya. Adanya “Sosialisasi Anti Hoaks” ini bertujuan untuk mengenalkan kepada warga Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Memberikan sosialisasi kepada warga Desa Kepunduhan Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal akan pentingnya mengakses berita. Untuk solusinya sendiri masyarakat tentu harus menyaring berita terlebih dahulu tidak langsung mensharringnya. Tentu jika hal demikian bisa dilakukan akan sedikit mengurangi berita hoaks dimedia sosisal seperti facebook. Twitter, Instagram, Whatshap, dan media sosial lain...

Ujaran Kebencian di Media Sosial: Kajian Linguistik Forensik

2021

Masalah pada penelitian ini ialah apa saja bentuk, makna konseptual, dan makna kontekstual ujaran kebencian di media sosial? Apa saja satuan bahasa ujaran kebencian di media sosial yang terkait dengan regulasi perundang-undangan? Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untukmenjelaskan bentuk, makna konseptual, dan makna kontekstual ujaran kebencian di media sosial, sertamenjelaskansatuan bahasa ujaran kebencian di media sosial yang terkait dengan regulasi perundang-undangan. Ada tiga tahapan metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) tahap penyediaan data, 2) tahap analisis data, dan 3) tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap penyediaan datadigunakan metode simak dengan dengan teknik dasar sadap, teknik lanjutan simak bebas libat cakap (SBLC) dan teknik catat. Pada tahap analisis data digunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual dengan teknik hubung- banding menyamakan dan teknik hubung-banding membedakan. Pada taha...

Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Terhadap Tindak Pidana Ujaran Kebencian Melalui Media Sosial

2022

Tingginya minat masyarakat dalam menggunakan media sosial tidak menutup kemungkinan menimbulkan perbuatan yang melanggar hukum. Hal tersebut terjadi akibat dalam penggunaannya sulitnya masyarakat untuk menentukan berita yang benar dan berita bohong/hoax, masyarakat juga sulit membedakan antara berita yang mengandung kritikan dengan berita yang memuat ujaran kebencian. Akibatnya masyarakat sebagai konsumen di area umum kadang-kadang percaya terhadap berita yang memuat ujaran kebencian tersebut dengan mengunggahnya ulang dan meneruskannya beritanya tanpa mencari sumbernya terlebih dahulu, sehingga berimplikasi pada penyebaran kalimat ujaran kebencian. Seseorang yang melakukan perbuatan ujaran kebencian melalui media sosial dan dapat dikenakan sanksi pidana seperti dalam rumusan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan di Kecamatan Pamenang Kabupaten merangin memberikan dampak yang positif, karena dengan kegiatan tersebut dapat memberikan pengertian/pemahaman kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Peraturan Transaksi Elektronik, sehingga nantinya masyarakat dapat memanfaatkan media sosial dengan baik, bijak dan tidak melakukan pelanggaran hukum khususnya perbuatan ujaran kebencian dan kegiatan pengabdian masyarakat ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat.