Perilaku Peternak Dalam Pemotongan Sapi Betina Produktif (Studi Kasus RPH Kota Ambon) (original) (raw)

Motivasi Peternak Melakukan Pemurnian Sapi Bali

Tarjih : Agribusiness Development Journal, 2021

Upaya untuk menjaga potensi sapi bali di Kabupaten Barru yang harus dijaga sebagai plasma nutfah adalah bagaimana peternak tetap termotivasi untuk melakukan pemurnian sapi bali. Sapi bali memiliki strategi signifikan dan peran penting, serta peluang pasar yang menjanjikan karena merupakan sapi asli penghasil daging nasional yang terbukti mampu beradaptasi dengan kondisi lokal yang patut mendapat perhatian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi peternak melalukan pemurnian Sapi Bali di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan pada empat kelompok tani ternak dengan populasi peternak sebanyak 140 orang. Jumlah sampel mengunakan rumus slovin dan metode stratified random sampling sebanyak 58 orang dengan sebaran yaitu Kelompok Tani Ternak Lempangeng 12 orang, Makkawaru 22 orang, Sipurennue 12 orang dan Lempang 12 orang yang diambil secara acak. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan bantuan kuisioner yang diukur dengan...

Alternatif Kebijakan Pengendalian Pemotongan Sapi Bali Betina Produktif di Timor Barat

Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

Salah satu persoalan yang terjadi di daerah sentra produksi adalah pemotongan betina produktif. Fenomena tersebut diduga terjadi pula di Timor Barat sebagai salah satu daerah kantong produksi sapi bali. Sapi bali adalah salah satu plasma nuftah yang memiliki persoalan sistemik karena melibatkan banyak pelaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengendalian pemotongan betina produktif dalam manajemen dan kelembagaan aktual. Pendekatan pemahaman sistem agribisnis sapi bali di Timor Barat dilakukan dengan prespektif dinamika sistem. Informan kunci ditentukan melalui pemetaan pelaku dalam rantai pasok sapi bali. Penentuan informan kunci menggunakan metode snow ball sampling. Banyaknya informan kunci tergantung pada kejenuhan informasi yang diperoleh. Data, informasi, dan pengetahuan primer dikumpulkan berdasarkan observasi, focuss group diskusi (FGD), dan wawancara mendalam (indepth study) dengan informan kunci. Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas: data numerik, da...

Motivasi Peternak Terhadap Kinerja Sistem Bagi Hasil Usaha Ternak Sapi Potong DI Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, Propinsi Sulawesi Selatan

Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis motivasi peternak bagi hasil usaha ternak sapi potong dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peternak usaha ternak sapi potong dengan pola sistem bagi hasil. Waktu pengambilan data mulai bulan januari sampai dengan bulan februari 2017. Penelitian dilakukan di Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang, Metode Penelitian survey. Sampel berjumlah 64 peternak diambil (total sampling). Metode analisis data yaitu pengujian model statistik menggunakan SEM SmartPLS (Partial Least Square) 2.0. Hasil penelitian menjelaskan bahwa 1. Motivasi peternak sistem bagi hasil usaha sapi potong yaitu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, memenuhi kebutuhan sekolah anak-anak, memenuhi kebutuhan sekunder, hubungan dengan pemilik modal, hubungan dengan penyuluh, hubungan dengan pemerintah, hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan peternak lain, memperoleh penghargaan dari sistem bagi hasil, serta memperoleh pengetahuan dan pengalaman beternak. 2. Faktor-faktor ya...

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Sains Peternakan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah sapi umur produktif yang dipotong di RPH maupun TPH di DIY. Materi penelitian adalah sapi-sapi yang dipotong di RPH maupun TPH di 4 kabupaten dan kodya Yogyakarta selama 1 bulan. Metode penelitian menggunakan metoda survey dan observasi langsung ke obyek (RPH dan TPH) yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pemotongan sapi umur produktif (< 2 tahun) sebanyak 28,98%, 2-5 tahun adalah 69,55 % dan lebih dari 5 tahun adalah 1,44% dengan jumlah betina 54,58% dan jantan 32,36%. Pemotongan sapi yang tidak produktif sebanyak 13,04% yang terdiri atas 5,79% jantan dan 7,24% betina. Bangsa sapi PO yang dipotong sebanyak 60,36% (125 ekor), Brahman Cross 16,42 (34 ekor), Simmental 15,94% (33 ekor), Brangus 2,42% (5 ekor), Limousin 4,35% (9 ekor) dan PFH sebanyak 0,48% (1 ekor). Persentase pemotongan sapi umur produktif adalah 86,95% dengan jumlah betina produktif 64,25%. Bangsa sapi yang banyak dipotong adalah sapi PO dengan jenis kelamin betina umur 2 sampai dengan 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa sapi betina pproduktif yang dipotong di rumah potong hewan di Yogyakarta masih cukup tinggi, hal ini akan mempengaruhi ketersediaan sumber bibit sapi potong. Kata kunci : sapi betina produktif, pemotongan, rumah potong hewan, Yogyakarta. The productive female beef cattle slaughtering at abattoir in Yogyakarta ABSTRACK The research was conducted to know the number of the productive female beef cattle slaughtering at abattoir in DIY. All of the beef cattle which slaughtered along a month were used in this research. The result showed that the number of productive beef cattle slaughtered up to 2 years old were 28.98%; 2-5 years old were 69.55%; more than 5 years old were 1.44%. The female beef cattle slaughtered were 54.58% and the male beef cattle slaughtered were 32.36%. The non productive beef cattle slaughtered were 13.04% including 5.79% male and 7.24% female. The Peranakan Ongole (PO) breed slaughtered was 60.36% (125 heads), Brahman Cross 16.42% (34 heads), Simmental 15.94% (33 heads), Brangus 2.42% (5 heads), Limousine 4.35% (9 heads) and PFH 0.48% (1 heads). The percentage of productive beef cattle slaughtering were 86.95% with female beef productive were 64.25% and the PO breed at 2-5 years old were the most slaughtered. It could be concluded that the productive female beef cattle slaughtering at abattoir in DIY was quite high, which may influence the breed resources of beef cattle.

Pemahaman Manajemen Peternak dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur

2021

Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami interaksi kompleks antar berbagai pemangku kepentingan serta faktor-faktor pengungkit dalam meningkatkan produktivitas sapi potong di Kabupaten Kupang. Pengambilan contoh dilakukan secara bertahap. Tahap pertama penentuan empat kecamatan contoh secara purposif, tahap kedua penentuan 40 peternak dan 10 orang pedagang secara snow ball sampling dan 6 orang pejabat pemerintah dengan pendekatan wawancara. Banyaknya informan kunci tergantung pada kejenuhan informasi yang diperoleh. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ventana Simulation ( Vensim) PLE . Perangkat lunak tersebut digunakan membuat diagram sebab akibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi dalam usaha ternak sapi potong dapat dikatakan bahwa interaksi antar pelaku aktual usaha sapi potong di wilayah Kabupaten Kupang hanya sebatas pengadaan ternak atau jual beli ternak antar pelaku kepentingan dalam hal ini tidak terd...

Peran Faktor Peternak dan Inseminator terhadap Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Sapi Potong di Kecamatan Kota Bangun

2021

Some of the factors that influence the success of artificial insemination are livestock, semen quality and human (breeders and inseminator). The research aim is to characterize on human factors including the characteristics, knowledge, and skills and its role affecting the success of artificial insemination in the Kota Bangun District. This research was conducted in Kota Bangun District, by interview method in the form of questionnaire to 54 breeders and 3 inseminators. The data were analyzed using descriptive statistics, including; frequency distribution, percentage and Guttman measurements. This research shows that breeder characteristics; age, education and breeding experience, as well as characteristics of inseminator officers; age, education, training and AI experience are high and good in supporting knowledge and skills. The knowledge level of breeders and inseminators about reproduction and AI technology are high so it can affect the success of AI. Farmer’s skill; time of obs...

Peranan Kelompok Peternak Dalam Menunjang Keberhasilan Usaha Sapi Potong DI Kabupaten Boalemo

Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah

ABSTRACTThis research was carried out in Wonosari District, Boalemo Regency, Gorontalo Province on April – July 2014. This research aimed : (1) to analyze the factors influencing the earnings of the cattle breeders in Boalemo Regency, (2) to analyze the performance of the cattle breeders towards the success of beef cattle business in Boalemo Regency, (3) to formulate the strategy to increase the cattle breeders’ role in supporting the business of beef cattle in Boalemo Regency. This research used the method of purposive sampling, and the criteria of breeders used were group of cattle breeders and non-group of cattle breeders (independent cattle breeders). The number of sample used in the survey was 30 members of cattle breeder group and 20 respondents from non-group of cattle breeders. The analysis instruments used were (1) the analysis of beef cattle business, (2) the analysis of Multiple Linear Regression, (3) the Importance Performance Analysis (IPA).The analysis result of the ea...

Keputusan Usaha Ternak Sapi Potong Induk-Anak pada Rumahtangga Peternak di Kabupaten Grobogan

2014

Usaha ternak sapi potong induk anak banyak dilakukan peternak di Kabupaten Grobogan. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pendapatan usaha ternak sapi potong induk-anak dan mengevaluasi pengambilan keputusan rumahtangga peternak sapi potong terhadap pilihan tujuan dan alternative manajemen dalam agribisnis sapi potong induk-anak. Penelitian dilakukan di Kabupaten Grobogan, ditentukan secara purposive sampling berdasarkan populasi sapi potong. Responden peternak ditentukan dengan metode quota sampling, dengan jumlah 40 responden. Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode pengambilan keputusan terhadap masalah penentuan prioritas pilihan dari berbagai alternatif. Data dianalisis dengan analisis ExpertChoice Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong induk anak dapat memberikan hasil yang menguntungkan yakni Rp 3.252.753,13/tahun atau Rp 271.062,76/bulan. Peternak dalam berusaha ternak sapi potong induk anak didasarkan atas keputusan pilihan...

Motivasi Peternak Dalam Pengembangan Usaha Sapi Bali DI Kabupaten Muna Barat

Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemeliharaan ternak sapi bali, motivasi peternak dalam memelihara sapi bali dan tingkat motivasi peternak dalam memelihara sapi bali di Kabupaten Muna Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017,dengan jumlahresponden 60 peternak. Data dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan sapi bali sebagian besar dilakukan secara ekstensif dengan persentase sebesar 70%, semi intensif 18% dan intensif 12%. Motivasi beternak sapi bali di Kabupaten Muna Barat adalah motivasi ekonomi dengan persentase 76,28%, motivasi hiburan 73,73%, motivasi lingkungan 67,03% dan motivasi status sosial 51,73%. Tingkat kategori motivasi beternak sapi bali di Kabupaten Muna Barat yang mendorong peternak untuk beternak sapi bali adalah motivasi ekonomi dan hiburan.Kata Kunci : Motivasi, Sapi Bali.

Evaluasi Keterampilan Peternak dalam Menerapkan Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Potong di Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya

Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 2020

Sistem pembibitan sapi potong yang ada di Kecamatan Koto Besar di Kabupaten Dharmasraya masih merupakan jenis peternakan skala kecil dengan sistem pemeliharaan traditional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan aspek teknis sesuai dengan Permentan NO. 46 / Permentan / PK.210 / 8/2015, struktur populasi dan peningkatan alami. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2019 di lokasi pertanian rakyat di Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang diperoleh dari 38 peternak dengan 182 sapi Bali. Variabel dalam penelitian ini adalah profil responden, aspek pemuliaan, perumahan, aspek pakan dan struktur populasi pada pemeliharaan ternak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peternak berada dalam usia produktif dengan pendidikan (SD-PT) dan pengalaman yang baik (8 tahun). 60,53% peternak tidak pernah menerima pelatihan teknologi peternakan. Aspek teknis pemeliharaan baik untuk ...