FENOMENA ALAY, BUDAYA POPULER, DAN PENGHANCURAN BUDAYA (original) (raw)

Budaya Populer, atau seringkali kita menyebutnya Pop Culture, seringkali dipahami sebagai budaya kebanyakan orang atau masyarakat yang terdiri dari perluasan elemen budaya yang mengakar dalam masyarakat, seperti halnya bahasa percakapan, gaya berpakaian dan berpenampilan, gaya hidup, dan perilaku keseharian masyarakat (everyday lives). Budaya ini banyak dipengaruhi oleh media massa (setidaknya sejak awal abad ke-20) dan dihidupkan terus-menerus oleh berbagai budaya setempat, kumpulan ide tersebut menembus dalam keseharian masyarakat. Budaya populer sering dipandang kampungan ataupun uneducated jika dibandingkan dengan apa yang disetujui oleh masyarakat sebagai budaya mainstream. Budaya pop mendapat banyak kritikan dari berbagai sumber ilmiah dan budaya mainstream (biasanya dari kelompokkelompok religi dan countercultural) yang menganggap budaya pop artificial (palsu), konsumeris, sensasionalis, dan tak bermoral. Sikap ini tercermin dalam preferensi dan penerimaan atau penolakan terhadap berbagai fitur dalam berbagai subjek, misalnya masakan, pakaian, konsumsi, dan banyak aspek entertainment seperti olahraga, musik, film, dan buku-buku. Di Indonesia, dewasa ini, ada fenomena budaya yang menjadi bahan pergunjingan masyarakat. Fenomena Alay namanya. Kosakata Alay sendiri baru