Media Pendidikan Gizi dalam Mengenali dan Mengatur Makanan Cegah Balita Gizi Kurang (original) (raw)
Related papers
Edukasi Pemberian Makanan Tambahan Bagi Ibu Balita Gizi Kurang
Community Development Journal
Anak adalah calon calon generasi penerus bangsa yang perlu disiapkan sejak dini sehingga mampu menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) penerus bangsa yang berkualitas. Proses untuk menyiapkan SDM yang berkualitas seharusnya sudah dimulai sejak perencanaan pernikahan, masa kehamilan, kelahiran, anak, dewasa, hingga lansia. Masa yang paling kritis adalah masa kehamilan dan kelahiran sampai dengan usia 1000 hari pertama kelahiran. Untuk itu, pada usia tersebut diperlukan zat gizi yang bermutu dan memadai. Pemerintah bertanggungjawab untuk menyediakan sarana dan prasarana kesehatan sehingga masyarakat dapat memperoleh layanan kesehatan yang layak secara merata. Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas Sawahan terutama diperuntukkan bagi masyarakat di kelurahan Sawahan dan Petemon. Data tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah balita gizi kurang di kelurahan Sawahan dan Petemon masih cukup banyak. Apabila balita gizi kurang yang ada di Kelurahan Sawahan dan Petemon tidak segera ditangani dengan bai...
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2021
Tujuan pengabdian masyarakat oleh Program Studi Gizi Universitas Dhyana Pura menerapkan metode cooking adalah memberikan pengetahuan, keterampilan kepada Posyandu, ibu asuh yang mempunyai balita gizi kurang dan lebih. Solusi yang telah diberikan metode cooking by moist heat dan dry heat dalam mengolah berbagai bahan makanan dari nabati dan hewani membuat menu gizi kurang dan gizi lebih melalui metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Hasil postes menyatakan bahwa 88% masyarakat posyandu dan ibu asuh gizi kurang dan lebih pada balita usia 2 -5 tahun mengetahui cara menggunakan metode cooking dalam membuat pizza teplon, roti dan pudding ubi ungu, soup pumkin, egg dishes, soto lobak, capcay, breaded lele satay, bread pumpkin, sari kacang hijau, dalam pemaparan ceramah maupun keterampilan dan target capaian solusi yang diharapkan mitra semakin bertambah dari hasil pre-test sebesar 11,5%. Dari kegiatan ini pengetahuan dan kemampuan ibu asuh dan kelompok posyand...
2020
Abstrak : Pola makan anak usia sekolah sering tidak sarapan, tidak membawa bekal makanan ke sekolah dan sering jajan di sekolah. Hal ini ditandai dengan rendahnya asupan zat gizi makro dan status gizi yang kurang pada anak sekolah di desa Weninggalih. Selain itu, belum adanya materi mengenai gizi seimbang dalam materi pendidikan jasmani di sekolah dan belum adanya pemberian edukasi terkait gizi seimbang dengan praktek membawa bekal. Edukasi ini bekerjasama dengan semua pihak baik dari puskesmas, kecamatan, sekolah dan perangkat desa yang dilaksanakan di SDN Sinargalih 2, Desa Weninggalih. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa sekolah dasar mengenai gizi seimbang yang diaplikasikan melalui isi bekalku. Adapun jumlah siswa yang diberikan edukasi sebanyak 50 orang. Praktik yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lama sehingga penting bagi anak untuk memperoleh pengetahuan gizi dari berbagai sumber kegiatan yang akan dilakukan berupa edukasi menge...
Pendampingan Balita Gizi Kurang Dengan Pemberian Makanan Tambahanberbahan Dasar Biskuit PMT
2019
Malnourished toddler can be caused by inappropriate supplementary feeding, ignorance of the good way of feeding, and habits that are harmful to health. Malnourished toddlers will grow small, thin, and short which have an impact to their cognitive abilities, low intelligence, and the decrease of productivity. In order to overcome the malnourished on the group of toddler, Supplementary Food Feeding (PMT) is a way to solve the problem. The PMT biscuit programs tends to be unsuccessful because the toddler boredom to the biscuit approximately in a week. Therefore it is necessary to modify the biscuits into toddlers’ favorite food, so that it can improve the nutritional status of the toddlers. The assistance of malnourished toddler was done to 8 toddlers of Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. The determination of malnourished toddler status was done by doing 24-hour recall. From the recall results, it also obtained data of energy consumption level of toddlers. The making of supple...
Jurnal Kesehatan Siliwangi
Latar belakang: Status gizi merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Status Gizi Bawah Garis Merah di Kecamatan Kalipucang 109 anak balita rentan usia 12-59 bulan (Data Puskesmas Kalipucang,2022). Upaya penanggulangan masalah ini di antaranya dengan pemberian informasi pada saat posyandu. Kader posyandu merupakan penggerak utama seluruh kegiatan yang dilaksanakan di posyandu. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan melalui media promosi kesehatan. Salah satu media yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah booklet. Tujuan: Mengetahui pengaruh edukasi melalui media booklet terhadap pengetahuan kader gizi posyandu mengenai gizi seimbang balita dengan pemanfaatan pangan lokal. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest without control. Sampel penelitian ini sebanyak 33 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan yaitu kuesioner da...
Pendidikan Gizi Melalui Peningkatan Pengetahuan Tentang Keamanan Makanan Jajanan Anak Sekolah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 2019
Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan umum dan ditemui diberbagai tingkat sosial ekonomi masyarakat. Makanan jajanan anak sekolah banyak dijumpai di lingkungan sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar anak usia sekolah khususnya anak usia sekolah dasar karena harganya yang terjangkau dan sebagai tambahan asupan energi. Namun, peranan makanan jajanan yang strategis ini belum diimbangi dengan mutu dan nilai gizi yang diharapkan. Oleh karena itu, tim dosen dari STIKes Al-Insyirah perlu untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat terkait dengan masalah tersebut. Solusi yang ditawarkan oleh tim adalah melakukan kegiatan penyuluhan tentang kandungan zat-zat berbahaya dalam makanan jajanan di lingkungan sekolah dan dampaknya bagi kesehatan, penyuluhan dan demonstrasi tentang kebiasaan mencuci tangan sebelum makan serta pemberian susu kepada siswa sebagai salah satu contoh jajanan sehat. Dengan pelaksanaan kegitan ini, siswa diharapkan dapat mengetahui jenis mak...
GIZI INDONESIA
Chronic Energy Deficiency (CED) is a condition of female adolescent experiencing a lack of energy and protein intakes for a long period. Nowadays social media is a popular media among adolescents. The study aims to determine the effectiveness of social media in improving nutrition knowledge, energy and protein intakes of CED's adolescent girls in rural and urban areas. A quasi experimental research design with one group pre-test post-test was applied, subject was taken with a purposive technique. A total of 56 CED teenage girls from SMAN 1 Baturraden represented rural group and 54 CED teenage girls from SMAN 5 Purwokerto represented urban group were taken. Knowledge was measured using a knowledge questionnaire, data on energy and protein intakes were collected using 2x24 hour Food Recall. Statistical analysis used were dependent T-test, Wilcoxon, Independent T-test, and Mann-Whitney. The average change in nutritional knowledge scores was 2.71 in rural area, and 2.48 in urban area. Average changes in energy intake in rural area was 510.66 kcal, and urban area was 592.43 kcal. Average changes in protein intake in rural area was 24.78 g, and urban area was 20.78 g. There was a difference before and after nutrition education on nutrition knowledge, energy intake, protein intake in rural areas (p = 0.000) and urban areas (p = 0.000). There was no difference in increasing nutritional knowledge (p = 0.899), energy intake (p = 0.426), protein intake (p = 0.663) between rural and urban areas. There were differences in nutrition knowledge, energy and protein intakes, before and after social media-based nutrition education given in rural and urban areas. However, the amount of improvement in the score of nutritional knowledge and energy-protein intakes, did not differ between rural and urban areas. Keywords: chronic energy deficiency, energy intake, female adolescent, protein intake, social media ABSTRAK Kurang Energi Kronik (KEK) adalah kondisi remaja putri yang mengalami kekurangan asupan energi dan protein dalam waktu lama. Saat ini media sosial adalah media populer di kalangan remaja. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas media sosial dalam meningkatkan pengetahuan gizi, asupan energi, dan protein remaja putri KEK di wilayah perdesaan dan perkotaan. Desain penelitian quasi experimental dengan one group pretest posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sebanyak 56 remaja putri KEK dari SMAN 1 Baturraden (perdesaan) dan 54 remaja putri KEK dari SMAN 5 Purwokerto (perkotaan). Pengetahuan Gizi diukur menggunakan kuesioner pengetahuan, data asupan energi, protein menggunakan recall 2x24 jam. Analisis statistik menggunakan dependen Ttest, Wilcoxon, independent T-test, Mann-Whitney. Rata-rata perubahan skor pegetahuan gizi di perdesaan (2,71) dan perkotaan (2,48). Rata-rata perubahan asupan energi di perdesaan (510,66 kkal) dan perkotaan (592,43 kkal). Rata-rata asupan protein di perdesaan (24,78 gram) dan perkotaan (20,78 gram). Ada perbedaan sebelum dan setelah dilakukannya edukasi gizi terhadap pengetahuan gizi, asupan energi, asupan protein di perdesaan (p=0.000) dan perkotaan (p=0.000). Tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan gizi (p=0,899), asupan energi (p=0,426), asupan protein (p=0,663) antara perdesaan dan perkotaan. Ada perbedaan pengetahuan gizi, asupan energi, dan protein sebelum dan sesudah edukasi gizi berbasis media sosial di perdesaan maupun perkotaan. Akan tetapi jumlah peningkatan skor pengetahuan gizi, asupan energi, dan protein tidak berbeda antara perdesaan dan perkotaan. Kata kunci: kekurangan energi kronis, asupan energi, asupan protein, media sosial, remaja putri
Jurnal Kebidanan Indonesia
Latar Belakang: Secara global, 155 juta (22,9%) balita mengalami stunting. Prevalensi stunting balita di Indonesia urutan ke - 5 terbesar di dunia. Angka kejadian stunting pada balita di DIY sebesar 14,36% dan kejadian tertinggi terdapat di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta dengan prevalensi sebesar (14,70%).Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang dengan perilaku pencegahan stunting pada balita.Metode Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi ibu balita yang ada di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta (90 ibu balita). Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah 73 responden. Analisa data yang digunakan adalah uji statistik Kendall-Tau.Hasil: Pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang pada balita berada di kategori cukup sebanyak 30 orang (41,1%), perilaku ibu dalam pencegahan stunting pada balita berada di kategori perilaku negatif sebanyak 41 orang (56,2%)...
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam penentu status gizi balita. Provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi permasalahan status gizi balita lebih tinggi dari rata-rata nasional pada seluruh indikator ditinjau dari data Riskesdas 2007, 2013 dan 2018. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh penyuluhan dengan buklet dan tanpa buklet menu gizi seimbang terhadap peningkatan pengetahuan ibu pekerja tentang penyajian makanan balita. Metode penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre-test post-test with control group. Populasi penelitian adalah ibu pekerja yang ada di kecamatan Medan Helvetia dengan jumlah sample sebanyak 58 ibu pekerja. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari dua kelurahan yang berbeda untuk menghindari terjadinya bias. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terjadi peningkatan skor pengetahuan secara signifikan pada kelompok kontrol (p-value = 0,003) dan kelompok eksperimen (p-value = 0,000). Namun, ti...
Jurnal Kesehatan
Effectiveness of Nutrition Education Using Nutrition Card on Knowledge, Attitude, and Behavior of Choosing Snack Food among Elementary School Children. The safety of snack food for elementary school children is a major problem that becomes public attention. Nutrition education using attractive media such as nutrition cards is needed to improve children's knowledge and behavior on consuming a healthy snack. The purpose of this study was to identify the effectiveness of nutrition education using nutrition cards on increasing knowledge, attitudes, and behavior of Elementary School Children. A quasi-experimental of two groups with pretest and posttest study was conducted among 66 elementary school children in Elementary School 154 Citepus Bandung. The intervention was carried out for 3 weeks. The treatment group was given nutrition education using nutrition cards, meanwhile, the control group was given a lecture using powerpoint. Data analysis used in this study was the Wilcoxon test. To identify the effectiveness of increasing knowledge, attitudes, and behavior between the two groups, the Mann Whitney test was used. The results showed an increase in the score of students' knowledge, attitudes, and behavior after intervention among the treatment and control group (p-value<0,05). Based on the Mann-Whitney test, there was a significant difference between the increase in students' knowledge scores in the treatment group and the control group, the knowledge score in the treatment group was higher than the control group (p-value<0,05). The increase in students' attitudes and behavior scores between the treatment group and the control group was statistically no significant difference (p-value>0,05). Nutrition cards can be used as attractive media to increase children's knowledge and attitude toward choosing healthy snacks.