Kualitas Air dan Beban Limbah Karamba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur Jawa Barat (original) (raw)

Eksternalitas Produksi Keramba Jaring Apung Waduk Jatiluhur

Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 2019

In the system of floating net cage aquaculture consists of several subsystems which one is the production process subsystem in which there are feeding activities. The purpose of this study was to analyze the effect of feeding externalities on the productivity of KJA. The research was conducted in Jatiluhur Reservoir in August-October 2018. Data collection was conducted primarily with respondents totaling 502 farmers. Data analysis was carried out quantitatively using regression and qualitative equations using perception analysis. The results of the estimation show that the feed externalities in the form of inedible feed spilover have a positive impact on KJA aquaculture. Furthermore, from the perceptual analysis, respondents agreed that if the control was held by limiting the number of KJA ownership for each person, but not by controlling the KJA until it was exhausted so as not to arise negative externalities directly from feeding. Recommendations that can be recommended will be continued enforcement and restrictions on the number of KJA accompanied by an increase in active supervision so that illegal KJA development does not occur.

Analisis Kondisi Kualitas Air dan Produktivitas Budidaya Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat

Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan

Penelitian mengenai analisis kondisi kulitas air dan produktivitas budidaya ikan di keramba jaring apung (KJA) telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas perairan Waduk Cirata yang di gunakan untuk budidaya ikan di KJA, mengetahui beban pencemaran perairan, dan mengetahui kapasitas asimilasi perairan di Waduk Cirata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data primer yang di kumpulkan adalah data kualitas air (kimia, fisika, biologi) dan data produksi guna menghitung produktivitas (jumlah panen / luas areal KJA). Data dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data parameter kualitas air menggunakan analisis berdasarkan baku mutu air, dengan cara membandingkan nilai hasil pengukuran dari masing- masing parameter fisika, kimia dan biologi dengan Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang Baku Mutu Air Tawar. Hasil analisis menunjukkan Status Kualitas Perairan Waduk Cirata memiliki nilai ind...

Daya Dukung Lingkungan Dan Kelembagaan Usaha Keramba Jaring Apung (Kja) DI Waduk Jatiluhur

RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN: Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan, 2017

Waduk Jatiluhur menjadi penyedia air baku, pengairan lahan pertanian (irigasi), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pengendali banjir bagian hilir waduk, tempat wisata dan budidaya perikanan khususnya budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA). Manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat dari keberadaan KJA antara lain adalah peningkatan pendapatan dan taraf hidup, perluasan kesempatan kerja, dan terpenuhinya kebutuhan konsumsi sumber protein ikan. Manfaat ekonomi yang dihasilkan KJA mendorong masyarakat untuk terus membangun KJA, sayangnya aktivitas KJA di Waduk Jatiluhur belum memperhatikan aspek daya dukung perairan sehingga terjadi penurunan kualitas air waduk. Perhitungan daya dukung Waduk Jatiluhur perlu dilakukan sebagai langkah awal dalam memperkirakan jumlah KJA maksimum agar dampak negatif dari aktivitas KJA dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis daya dukung Waduk Jatiluhur, (2) menganalisis kelembagaan, dan (3) menganalisis persepsi stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan KJA di Waduk Jatiluhur. Jumlah unit KJA intensif di Waduk Jatiluhur berdasarkan Laporan Tahunan Perum Jasa Tirta II tahun 2014 sebanyak 23.000 KJA. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Beveridge dalam penelitian ini jumlah KJA sudah berlebih. Jumlah KJA optimal di Waduk Jatiluhur adalah 19.401 petak KJA. Pengelolaan Waduk Jatiluhur terkait KJA dilakukan oleh beberapa pihak dengan persepsi berbeda. Persepsi berbeda dapat mempengaruhi pengambilan keputusan atau pencapaian tujuan dari pengelolaan Waduk Jatiluhur terkait KJA. Maka, diperlukan identifikasi persepsi dari semua pihak agar meningkatkan produktivitas KJA dan mempertahankan atau memperbaiki kualitas lingkungan. Kata kunci: kelembagaan, keramba jaring apung (KJA), keberlanjutan, daya dukung PERNYATAAN KUNCI ® Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan bahwa perairan umum seperti sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya yang berada dalam kedaulatan Republik Indonesia dapat diusahakan sebagai lahan pembudidayaan ikan dengan tetap memperhatikan daya dukung dan kelestariannya untuk dimanfaatkan sebesarbesarnya bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Kondisi Kualitas Air Waduk Jatibarang Ditinjau Dari Aspek Saprobitas Perairan

Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES)

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya suatu zat, energi kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air dapat menurun sampai tingkat tertentu yang mengakibatkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Waduk Jatibarang merupakan bendungan yang menampung beberapa aliran sungai yang kemudian menjadi sarana dan prasarana akuatik dan mendukung kegiatan pariwisata yang ada. Masuknya air dari beberapa sungai ke dalam waduk dapat membawa bahan pencemar sehingga dapat mengakibatkan perairan waduk menjadi tercemar. Salah satu indikator penting dalam penentuan kualitas air adalah dengan melihat tingkat saprobitas di perairan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dikaji lebih lanjut mengenai kondisi kualitas perairan Waduk Jatibarang ditinjau dari aspek saprobitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat saprobitas perairan Waduk Jatibarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2017. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus ...

Risiko Sosial Penertiban Keramba Jaring Apung DI Waduk Jatiluhur

Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2020

Eksekusi peraturan presiden Nomor 15/2018 di Waduk Jatiluhur melalui penertiban Keramba Jaring Apung (KJA) tidak hanya akan merubah tatanan ekonomi namun juga memiliki risiko sosial bagi masyarakat pemanfaat sumber daya perikanan waduk baik pemanfaat langsung maupun tidak langsung. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis risiko sosial yang akan muncul akibat penertiban KJA tersebut. Penelitian dilakukan di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2018 dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program penertiban KJA di Waduk Jatiluhurakan menghasilkan berbagai risiko sosial. Risiko sosial yang terjadi berupa culture shock masyarakat akibat perubahan pola kehidupan, kohesifitas masyarakat menurun sehingga rentan terhadap konflikhorizontal, hilangnya jaminan sosial, dan berbagai permasalahan demografi. Permasalahan demografi meliputi meningkatnya angka pengangguran, meningkatnya angka putus sekolah, meningkatnya angkakriminalitas, dan mobilita...

Produktivitas Primer Sekitar Keramba Jaring Apung Kja DI Perairan Waduk Riam Kanan Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

AQUATIC (Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa), 2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas primer di waduk Riam Kanan dengan kepadatan KJA yang berbeda dan mengidentifikasi tingkat kesuburan perairan waduk Riam Kanan dengan menentukan status trofik perairan berdasarkan masukan kadar total-N dan total-P. Parameter kualitas air yang diukur untuk mendukung penelitian yaitu: oksigen terlarut/dissolved oxygen (DO), suhu, kecerahan, derajat keasaman (pH), total Nitrogen (t-N) dan total Fosfat (t-P). hasil dari pengukuran parameter kualitas air yang dilakukan di waduk Riam Kanan dan laboratorium akan dibuat tabulasi dan diagram agar bisa dilihat perbedaan pada setiap stasiun dengan kepadatan keramba jaring apung (KJA). Metode yang digunakan adalah metode botol gelap-botol terang serta analisis data dengan analisis ragam ANOVA dengan mencakup pengujian hipotesis untuk produktivitas primer. Metode yang digunakan untuk penentuan stasutus trofik dengan melihat kriteria baku mutu kualitas air yang terdapat pada PerMenLH Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Daya Tampung Beban Pencemar Air Danau dan/atau Waduk. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas primer pada stasiun 1 dengan NPP dan GPP rata-rata sebesar NPP 119,097 mg C/m 3 /jam dan GPP sebesar 81,597 mg C/m 3 /jam pada stasiun 2 sebesar NPP 75,520 mg C/m 3 /jam dan GPP sebesar 52,430 mg C/m 3 /jam dan pada stasiun 3 sebesar NPP 17,361 mg C/m 3 /jam dan GPP 81,423 mg C/m 3 /jam dengan kepadatan KJA tidak berpengaruh terhadap produktivitas primer dan waduk Riam Kanan masuk dalam tingkat trofik perairan oligotrof.

Dampak Budidaya Keramba Jaring Apung Terhadap Produktivitas Primer Di Perairan Waduk Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat

Jurnal Perikanan Kelautan, 2018

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari budidaya ikan keramba jaring apung terhadap produktivitas primer serta kualitas perairan di Waduk Darma Kabupaten Kuningan ditinjau dari parameter fisikkimiawi yang mempengaruhi produktivitas primer. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2017 sebanyak empat ulangan pada empat lokasi penelitian di perairan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling, dengan penentuan stasiun pengambilan sampel berdasarkan faktor masuknya bahan organik. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Darma berpengaruh terhadap produktivitas primer fitoplankton, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata produktivitas primer pada lokasi penelitian kepadatan KJA tertinggi sebesar 1161,74 mgC/m 3 /hari dan pada lokasi dengan kepadatan KJA terendah sebesar 1195,52 mgC/m 3 /hari. Sedangkan pada inlet waduk memiliki nilai rata-rata 575,24 mgC/m 3 /hari dan outlet waduk memiliki nilai rata-rata 851,13 mgC/m 3 /hari. Namun peningkatan jumlah KJA tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas primer. Kualitas perairan berada dalam kondisi stabil, dalam arti beberapa parameter yang mempengaruhi produktivitas primer tersebut masih dalam kisaran optimum dalam mendukung kegiatan budidaya perikanan. Beberapa parameter tersebut adalah konsentrasi amonia, konsentrasi nitrat, dan konsentrasi fosfat.