Peran Geografi Dalam Kajian Pertanian (original) (raw)

Geografi pertanian

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agro industri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising).

Kontribusi Unsur-Unsur Geografi Dalam Pertanian Kemiri DI Desa Kerirea Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur

Jurnal Geografi, 2022

This study aims to: (1) Knowing the elements of geography related to candlenut farming. (2) Knowing the availability of land for the development of candlenut plants. (3) Knowing the factors that encourage and inhibit the development of candlenut plants. In this study, the method used is a qualitative descriptive approach. In this study, the population is the candlenut farming community, totaling 178 families. The sample used in this study were 20 farmers and at the same time as respondents in this study, namely by determining proportional sampling (deliberate or real selection). Sources of data come from primary data and secondary data. Data collection methods used are observation, interviews and documentation. Data processing is through reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the study are as follows: (1) Related Elements, namely Soil, Climate, Slope, Water Availability, Labor (farmers), Land (land). (2) Land Availability for Kemiri Plant Development in Kerirea Village Land availability is determined based on data on total local actual production of agricultural commodities (candlenut) in 2019 produced in Kerirea Village. Kerirea Village, Nangapanda District, the state of land availability reaches 1825 hectares. This is because the most prominent and highest number of commodities in Kerirea Village is the agricultural sector, one of which is candlenut. (3) Supporting and Inhibiting Factors in the Development of Kemiri Plants in Kerirea Village, namely Supporting Factors, Factors that cause people in Kerirea Village to be more dominant in cultivating candlenut plants, namely: (a) The topography of Kerirea Village is at an altitude of 100 to 700 meters above sea level, while the requirements To grow candlenut plants in order to obtain good production must be planted at an altitude of 0-800 meters above sea level. This indicates that the research area is suitable for candlenut farming. (b) The land area of Kerirea Village is dominated by dry land and forest so that farmers in Kerirea Village make more use of the existing land in the area for dry land plantations. In addition, farmers are starting to develop candlenut plants. (c) The candlenut plant and its products are very helpful for the people of Kerirea Village in their daily needs, both in the household and in education. This factor encourages the people in Kerirea Village to prioritize candlenut farming compared to other commodities in Kerirea Village. Inhibiting Factors: Obstacles faced by farmers in the development of candlenut plants in Kerirea Village are as follows: (a) Lack of Marketing Network, namely Barriers, namely lack of marketing network for candlenut crops. (b) Pests and Diseases Attacks The next obstacle is pest and disease attacks where candlenut plants are plants that are rarely attacked by pests and diseases, but we cannot expect that at certain times plants will meet them, for example the type of caterpillar pest (CriculaTrifenestrataHelfer) that attacks twigs-candlenut plant twigs and young leaf eaters, as a result the candlenut plant becomes bald so that plant growth is inhibited.

WILAYAH DAN PENERAPANNYA DALAM STUDI GEOGRAFI

Suatu wilayah dikatakan sebagai " komunitas yang tidak terputus yang diciptakan oleh tindakan penduduk yang bersangkutan ". Dalam kaitannya studi regional membutuhkan " suatu peralatan geografer " dalam mempelajari dinamika penduduk dengan unsur-unsur fisiknya dalam wilayah yang nantinya membentuk suatu wilayah yang mempunyai karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dengan wilayah lainnya. Oleh sebab itu, kita perlu menganalisis konsep wilayah di permukaan bumi ini secara objektif dan melalui pemikiran regionalisasi yang cermat.

PERSPEKTIF GEOGRAFI DALAM KAJIAN INDUSTRI

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

ANALISIS SPASIAL PENERAPAN GIS DALAM PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus berkembang,penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus dilakukan, tidak terkecuali dalamsektor pertanian, sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besarpenduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian.Salah satu contohnya adalah aplikasi GIS atau Geographical Information System, dan jikaditerjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG atau SistemInformasi Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengandata yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalahsuatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensikeruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Jurnal geo pertanian

Tantangan Pertanian di Indonesia sedang berada di persimpangan jalan. Sebagai penunjang kehidupan berjuta-juta masyarakat Indonesia, sektor pertanian memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan pesat. Sektor ini juga perlu menjadi salah satu komponen utama dalam program dan strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Di masa lampau, pertanian Indonesia telah mencapai hasil yang baik dan memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan secara drastis. Hal ini dicapai dengan memusatkan perhatian pada bahan-bahan pokok seperti beras, jagung, gula, dan kacang kedelai. Akan tetapi, dengan adanya penurunan tajam dalam hasil produktifitas panen dari hampir seluruh jenis bahan pokok, ditambah mayoritas petani yang bekerja di sawah kurang dari setengah hektar, aktifitas pertanian kehilangan potensi untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan peningkatan penghasilan. Walapun telah ada pergeseran menuju bentuk pertanian dengan nilai tambah yang tinggi, pengaruh diversifikasi tetap terbatas hanya pada daerah dan komoditas tertentu di dalam setiap sub-sektor. Pengalaman negara tetangga menekankan pentingnya dukungan dalam proses pergeseran tersebut. Sebagai contoh, di pertengahan tahun 1980-an sewaktu Indonesia mencapai swasembada beras, 41% dari semua lahan pertanian ditanami padi, sementara saat ini hanya 38%; suatu perubahan yang tidak terlalu besar dalam periode 15 tahun. Sebaliknya, penanaman padi dari total panen di Malaysia berkurang setengahnya dari 25% di tahun 1972 menjadi 13% di 1998. Selain itu seperti tercatat dalam hasil studi baru-baru ini, ranting pemilik usaha kecil/ pertanian industrial, hortikultura, perikanan, dan peternakan, yang sekarang ini berkisar 54% dari semua hasil produksi pertanian, kemungkinan besar akan berkembang menjadi 80% dari pertumbuhan hasil agraris di masa yang akan datang. Panen beras tetap memegang peranan penting dengan nilai sekitar 29% dari nilai panen agraris. Tetapi meskipun disertai dengan tingkat pertumbuhan hasil yang tinggi, panen beras tidak akan dapat mencapai lebih dari 10% nilai peningkatan pertumbuhan hasil 1. Tantangan bagi pemerintahan yang baru adalah untuk menggalakan peningkatan produktifitas diantara penghasil di daerah rural, dan menyediakan fondasi jangka panjang dalam peningkatan produktifitas secara terus menerus. Dalam menjawab tantangan tersebut, hal berikut ini menjadi sangat penting: 1. Fokus dalam pendapatan para petani; titik berat di padi tidak lagi dapat menjamin segi pendapatan petani maupun program keamanan pangan; 2. Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan petani, oleh karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan; 3. Dana diperlukan, dan dapat diperoleh dari usaha sementara untuk memenuhi kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang dibiayai oleh APBN; 4. Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting, dan harus dipandang sebagai aktifitas antar sektor. Pemerintah perlu memastikan integritas infrastruktur dengan keterlibatan pengguna irigasi secara lebih intensif, dan meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk mencapai panen yang lebih optimal hingga setiap tetes air; 5. Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang. Kualitas input yang rendah mempengaruhi produktifitas petani; karantina diperlukan untuk melindungi kepentingan petani dari penyakit dari luar namun pada saat yang bersamaan juga tidak membatasi masuknya bahan baku impor; dan standar produk secara terus menerus ditingkatkan di dalam rantai pembelian oleh sektor swasta, bukan oleh pemerintah.

Penelitian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena serta proses yang terjadi di muka bumi.

Peran pemerintah daerah dalam mendukung potensi indikiasi geografis produk pertanian

Jurnal Cakrawala Hukum, 2020

Pencatatan Indikasi Geografis sendiri memiliki manfaat yang dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomis terhadap produk. Pendaftaran Sertifikasi Indikasi Geografis dapat meningkatkan potensi atas suatu produk hasil kekayaan hayati. Keuntungan yang didapatkan apabila suatu produk terlindungi oleh Indikasi Geografis adalah produk tersebut akan lebih unggul dan berdaya saing lebih tinggi dibanding dengan produk sejenis. Pemerintah daerah Kabupaten Malang serta komunitas lokal petani di Kabupaten Malang memiliki kesadaran terkait perlindungan Indikasi geografis. Salah satu program yang dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM adalah Peningkatan Jumlah Indikasi Geografis. Pendaftaran Indikasi Geografis tidak saja memberi Peningkatan secara ekonomis, namun juga memiliki dampak panjang terhadap kemajuan sektor pariwisata sebgaai salah satu program unggulan yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Malang. Penelitian ini adalah penelitian Yuridis Empiris dengan penafsiran kualitatif. Penelitian dengan metode empiris memiliki arti penelitian tersebut dilakukan secara langsung di lapangan untuk melakukan identifikasi masalah dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Luaran yang dihasilkan melalui penelitian ini adalah kajian, Rancangan Peraturan Daerah, serta jurnal yang dapat menjadi bahan rujukan bagi Pemerintah Kabupaten Malang.