Efektivitas Pelaksanaan Program Generasi Berencana Dalam Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja DI Kota Yogyakarta (original) (raw)
Related papers
Implementasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja DI Kota Pekanbaru
Jurnal Endurance
Prevalence of risk behaviors in adolescents has increased and worrisome impact. The main purpose of this study is exploring implementation of adolescent sexual and reproductive health (ASRH) programs, differences of knowledge and attitudes ASRH's which is given by peer educators, teachers and parents. This research is using mixed method with concurrent embedded strategy. Qualitative research is a case study approach through in-depth interviews from the three groups. Quantitative research is analytical approach to look at the differences in both adolescents' knowledge and attitude. Qualitative results found five themes ASRH Program which is the importance of ASRH, implementation process, inhibiting factors and support of ASRH programs and ASRH models development. Quantitative shows that there are differences in knowledge and attitudes about ASRH who have followed the reproductive health education program provided by the peer educators, teachers and parents with p<0.001. The group has a good knowledge and attitude which are the majority in the peer group. ASRH program requires public's promotion and dissemination to engage every element of society aware to raise the importance of ASRH education and their participation in the knowledge increase program such as ASHR's attitudes and behavior to prevent teenagers won't fall down to risky behavior.
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Generasi Berencana secara Daring pada Siswa SMPN 1 Sleman
J.Abdimas: Community Health
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan generasi berencana merupakan salah satu hal yang penting diketahui remaja, pada masa remaja sedang terjadi pematangan organ-organ reproduksi dan terdapat rasa keingintahuan tinggi sehingga sangat penting bagi remaja mendapatkan informasi yang benar dari sumber yang tepat. Di Indonesia pembahasan mengenai kesehatan reproduksi pada remaja masih merupakan hal yang tabu sehingga remaja kurang mendapatkan informasi yang cukup. Pengetahuan kesehatan reproduksi dan generasi berencana pada remaja perlu mendapat perhatian sehingga remaja dapat menurunkan perilaku beresiko seperti melakukan hubungan seksual pranikah, pergaulan bebas dan penyakit menular seksual atau HIV/AIDS. Tujuan pengabdian untuk meningkatkan Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan generasi berencana pada siswa SMPN 1 Sleman yang diikuti oleh 112 siswa. Strategi yang dilakukan dilakukan dengan cara penyuluhan secara dalam jaringan (daring) yang ditindaklanjuti dengan konsul...
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
The lack of open communication between parents and children triggers adolescents to engage in deviant behavior, including premarital sex. This activity aims to improve the knowledge and communication skills of BKR members regarding adolescent reproductive health as an effort to reduce the incidence of unwanted pregnancy and early marriage in Padukuhan Mertosanan Kulon, Potorono Village. The interventions provided were in the form of counseling and roleplay as well as discussion of case studies related to adolescent reproductive health. Based on the results of the intervention, knowledge about reproductive health increased, participants were skilled in solving problems in case studies and were able to practice health communication to adolescents. It is very important to carry out regular adolescent reproductive health education activities for BKR members.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Kurangnya pengetahuan, sifat dan perilaku berisiko pada remaja yang berdampak pada status kesehatan reproduksi remaja memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan remaja khususnya pelayanan untuk kesehatan reproduksi yang ramah dengan remaja. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah siswa di SMAN I Cileunyi yang merupakan para remaja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para remaja tentang kesehatan reproduksi serta memberdayakan remaja dengan dibentuknya peer group sebagai wadah remaja untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Kelompok remaja ini melakukan sharing dengan emaja lainnya pada sat kegiatan keputrian, kemudian remaja ini membuat membuat aplikasi di media social sebagai sarana untuk memberikan informasi agar lebih mudah memberikan informasi kepada teman sebaya lainnya khususnya di SMAN 1 Cileunyi itu sendiri. Dengan adanya Peer G...
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin
Desa Sukamukti merupakan desa yang dipilih untuk mendapatkan Program “Power To Youth” oleh Kabupaten Garut karena angka pernikahan anak dan dispenasi nikah yang tinggi. Hal ini menjadi masalah urgen karena dampaknya akan merugikan remaja sebagai generasi penerus bangsa karena beresiko memiliki kesehatan reproduksi yang tidak berkualitas. Dalam upaya membangun kesehatan reproduksi, harus ada kegiatan untuk menunjang perubahan wawasan masyarakat terkait pentingnya kesehatan reproduksi. Tujuan penyuluhan kesehatan reproduksi adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan sehingga meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta menurunkan angka pernikahan anak di Desa Sukamukti. Melalui metode Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk menganalisis masalah remaja oleh Yayasan SEMAK, dilihat dari tingginya angka pernikahan anak dan permintaan dispensasi nikah di KUA karena kurangnya pengetahuan orangtua dan remaja. Hasil pengabdian ini membuat Forum Kom...
Implementasi Program Kesehatan Reproduksi Remaja di Puskesmas Bancak Kabupaten Semarang
2019
Masa muda atau remaja adalah masa dimana pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan cepat baik secara fisik maupun intelektual dikaitkan dengan mulai terjadinya pubertas. Oleh sebab itu masa ini adalah masa transisi anak-anak menuju kedewasaan dengan demikian permasalahan kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja terus mengalami peningkatan. Oleh sebab itu kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja dapat berdampak negatif pada perilaku menyimpang seperti hubungan seksual diluar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan yang berdampak bagi remaja untuk melakukan tindakan aborsi, pernikahan dini serta terinfeksi penyakit menular contohnya HIV/AIDS. Sebagai langkah awal mencegah terjadinya dampak-dampak negatif, maka pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja sangat penting. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai layanan kesehatan primer memiliki tanggung jawab untuk melakukan pembekalan pengetahuan bagi remaja.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah implementasi program kesehatan reproduksi remaja di Puskesmas Bancak sudah terlaksana dengan maksimal. penelitian saat ini metode yang digunakan adalah kualitatif – deskritif agar mendapatkan data mendalam serta mengandung makna. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data di lakukan dengan wawancara secara mendalam. Subjek penelitian yaitu kepala Puskesmas dan pengelola program kesehatan remaja. Tempat penelitian di Pukesmas Bancak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Bancak terdapat 3 tema yang diperoleh yaitu pelayanan kesehatan remaja, jejaring program kesehatan peduli remaja dan hambatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja.
Gambaran Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Di Gresik
IJMT : Indonesian Journal of Midwifery Today
Menarche atau menstruasi yang pertama terjadi pada remaja normalnya pada usia 10-14 tahun. Remaja seringkali mengalami masalah atau gangguan menstruasi diawal terjadinya menarche. Masalah yang seringkali terjadi yaitu ketidakteraturan siklus menstruasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola siklus menstruasi pada remaja. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 37 siswa perempuan yang bersekolah di SMA Darul Islam dan SMA NU 1 Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 35,1% remaja perempuan mengalami menstruasi tidak teratur. Sebanyak 18,9% remaja beresiko mengalami kekurangan energy kronik dan 8,1% beresiko anemia.
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dan Perilaku Berpacaran Remaja Menurut Wilayah DI DI. Yogyakarta
Jurnal Bumi Indonesia, 2014
The purpose of this study are reveal knowledge of adolescents about reproductive health and adolescent dating behaviour by region (rural / urban) among regency in Yogyakarta. The method used is descriptive analysis of secondary data from the result of Medium Term Development Plan Teen surveyBKKBN 2012. Data analysis of adolescent reproductive health knowledge level is done with composite tabulation of reproductive health knowledge while crosstabs analysis is used to determine the behavior of teenage dating. The rate of urban adolescent reproductive health knowledge 0.67 (medium category) is better than the rural 0:33 (low category). From all teenagers who once dated as much as 3.7 percent had ever had sexual intercourse, carried by 3.4 percent and 0.3 percent of urban teens conducted by rural adolescents.