PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP MUTU FISIOLOGIS BENIH BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor) SETELAH MENJALANI PENYIMPANAN (original) (raw)

PENGARUH APLIKASI BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench)

2014

Sorghum (Sorghum bicolor [L] Moench) adalah tanaman serealia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pangan mendukung program diversifikasi pangan. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum maka perlu upaya pengembangan teknik budidaya seperti penambahan bahan organik dan penggunaan varietas unggul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk; mengetahui dosis pemberian bahan organik terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum; mengetahui varietas tanaman sorgum yang menunjukan pertumbuhan dan hasil terbaik ; mengetahui pengaruh interaksi antara dosis bahan organik dan varietas yang digunakan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Mei sampai September 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dalam rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Petak utama adalah dosis bahan organik (b) yang terdiri atas 4 taraf yaitu 0 ton ha-1 (b0), 5 ton ha-1 (b1), 10 ton ha-1 (b2) dan 15 ton ha-1 (b3). Anak petak adalah varietas sorgum (g) yaitu Numbu (g1), Keller (g2), dan Wray (g3). Sorgum ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 20 cm pada setiap petak percobaan yang berukuran 4 m x 4 m. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP-36 dan KCl masing-masing dengan dosis 100, 100 dan 150 kg ha-1. Pemberian Urea dilakukan secara bertahap yaitu 2 minggu setelah tanam (mst) dan 6 mst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; aplikasi bahan organik meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. Hasil sorgum tertinggi dicapai pada dosis 15 ton ha-1 ; varietas Numbu menunjukkan keragaan komponen hasil bobot biji/ malai terbaik, sedangkan produksi biomassa terbaik ditunjukkan oleh varietas Keller dan Wray; kombinasi penggunaan bahan organik dan varietas yang tepat untuk memperoleh hasil biji sorgum tertinggi adalah dosis 15 ton ha-1 dengan varietas Numbu.

PENGARUH PEMUPUKAN KOMPOS BLOTONG DAN PUPUK ORGANIK CAIR ECENG GONDOK TERHADAP INFEKSI ENDOMIKORIZA DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) PADA LAHAN PASIR PANTAI PASEBAN KABUPATEN JEMBER

Berkala Ilmiah Pertanian, 2019

Sandy land has a considerable potential to resolve the problem of the narrowing area of agricultural land in Indonesia. Improvement of sandy land quality which belongs to the marginal land is necessary in order to increase its productivity, for example through the addition of compost and organic liquid fertilizer. This research aims to know the effect of blotong compost and organic liquid fertilizer of Eichhornia crassipes to endomycorrhizal infection and the production of sorghum plants. The experimental design used was factorial completely randomized block design with 2 factors and 3 replicates. The first factor was dose of blotong compost which consists of 3 levels, i.e. 0, 20, and 40 tons blotong compost /ha. The second factor was concentration of the organic liquid fertilizer of Eichhornia crassipes consists of 4 levels, i.e. 0, 10, 25, and 40% of the organic liquid fertilizer of Eichhornia crassipes. Further data obtained were analyzed using ANOVA, followed by Duncan Multiple ...

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON I TERHADAP APLIKASI BAHAN ORGANIK TANAMAN SORGUM PERTAMA

Jurnal Agrotek Tropika, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis bahan organik yang diaplikasikan pada tanaman sorgum pertama terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I, pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I yang terbaik pada tiga varietas yang dicoba, dan mengetahui pengaruh interaksi antara dosis bahan organik yang diaplikasikan pada tanaman sorgum pertama dengan tiga varietas yang dicoba terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum ratoon I. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dengan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Petak percobaanyang digunakan pada penelitian ini berukuran 4m x 4 m. Tiap satu s...

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM MANIS (Sorghum Bicolor ( L.) Moench) PADA DUA JENIS PUPUK ORGANIK DI LAMONGAN

TROPICROPS (Indonesian Journal of Tropical Crops)

Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman serealia yang luas daya adaptasinya sehingga potensial dikembangkan untuk produksi bioetanol. Batang dan biji sorgum manis dapat diolah menjadi gula dan hasil sampingnya berupa bagas. Pengunaan pupuk kimia yang tidak terkendali dan tidak sesuai dosis menjadi salah satu penyebab menurunya kualitas tanah, baik itu yang sifat biologis, fisik, dan kimia tanah. Pupuk guano mengandung minimal nitrogen sebanyak 5% kandungan ini lebih tinggi dari pupuk kandang yang hanya berkisar tidak lebih dari 1%, bahkan pada guano segar kadar N-nya sebesar 7% . Vermikompos mengandung beberapa enzim yaitu enzim amilase, lipase, selulase dankitinase yang berperan dalam memecah bahan organik dalam tanah yang berperan untuk melepaskan nutrisi dan membuatnya tersedia bagi akar tanaman serta dapat memingkatkankadar enzim penting lainnya seperti asam alkali fosfatase, tanah dehidrogenase, dan urease. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeta...

PENGARUH SUMBER PUPUK ORGANIK TERHADAP PENAMPILAN TEBU (Saccharum officinarum L.) PADA TATA TANAM BARIS GANDA BENIH GANDA

BERITA BIOLOGI, 2018

Increased productivity of sugarcane in upland area can be done through the implementation of the integration of manure with a high dose of inorganic fertilizer in the double rows and twice plant populations of single row (“double rows double seeds”) planting arrangement. Limited availability of manure and inorganic fertilizer entails the replacement of manure with green manure fertilizer. The research was aimed to obtain a green manure as replacement manure that can be intercropped in the double rows double seeds planting arrangement. The experiment was done in the Asembagus Experimental Station, Situbondo, East Java on January to December 2014 for plant cane (PC) and from January to December 2015 for ratoon cane (RC). Treatments were arranged in a Randomized Block Design time for replication. The treatment includes (1) the four rows of Crotalaria juncea, (2) two rows of Crotalaria juncea, (3) four rows of peanuts in width between rows of sugar cane, (4) manure, and (5) no organic f...

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH VAR. SUPER PHILIP SKRIPSI Oleh Anian Rahmi C1M013016 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

2018

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan organik dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah var. Super Philip, dengan melaksanakan percobaan dari bulan April sampai Juli 2017 di Tanak Mira, Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Percobaan ditata dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 2 faktor perlakuan yang ditata secara factorial, yaitu jenis bahan organik yang terdiri dari 3 aras dan jarak tanam yang terdiri atas 2 aras perlakuan, sehingga ada 6 kombinasi perlakuan yang masing-masing dibuat dalam 3 blok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara penambahan bahan organik dan jarak tanam bawang merah terhadap jumlah anakan per rumpun maupun per meter persegi. Setiap faktor perlakuan yang diuji (jarak tanam dan penambahan bahan organik) berpengaruh nyata terhadap hasil umbi bawang merah per meter persegi. Di antara perlakuan penambahan bahan organik, rata-rata tertinggi jumlah anakan (509 umbi/m2) dan hasil umbi (2137 g/m2) terdapat pada perlakuan penambahan arang sekam.

UJI DAYA HASIL DAN MUTU FISIOLOGIS BENIH BEBERAPA GENOTIPE SORGUM MANIS (Sorghum bicolor (L.) Moench) KOLEKSI BATAN

Jurnal Online Mahasiswa Bidang Pertanian, 2014

The objective of this research was to determine of yield potential and seed physiologic quality for some genotypes of BATAN's sweet sorghum and also was to determine the best genotypes of sweet sorghum beetwen the attempt genotypes. This research has conducted in Field Experiment and Plant Breeding laboratory Faculty of Agriculture University of Riau, Pekanbaru, from April 2013 until November 2013. The research has conducted experimentally using randomized block design (RBD) consist of 13 treatments and 3 replications that contained 39 experimental units. These treatments consist of 10 BATAN's sweet sorghum strains, there are Patir 1

PENGARUH LAMA SIMPAN PADA MUTU FISIK DAN MUTU FISIOLOGIS EMPAT GENOTIPE SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench)

2017

ABSTRAK Sorgum merupakan tanaman pangan yang mampu menghasilkan etanol dan beradaptasi secara luas pada lahan kering sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu cara pengembangan sorgum yaitu penyediaan benih bermutu dan memiliki masa simpan yang panjang agar dapat digunakan pada musim tanam selanjutnya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh lama simpan dan perbedaan genotipe pada mutu fisik dan mutu fisiologis benih sorgum. Penelitiaan ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang berlangsung dari bulan September 2015 sampai dengan Desember 2016. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok yang disusun secara faktorial (3x4) dengan 3 blok sebagai ulangan. Faktor utama adalah lama simpan yang terdiri atas 0 bulan (p1), 12 Sugeng Hannanto bulan (p2) dan 14 bulan. Faktor kedua adalah Genotipe yang terdiri dari GH-2 (g1), GH-3 (g2), Numbu (g3), dan Samurai 1 (g4). Hasil penelitian men...

PENGARUH JUMLAH BENIH PER LUBANG DAN JARAK TANAM SORGHUM MANIS (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PERFORMA VEGETATATIF PADA RATUN KETIGA

Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals)

This research aimed to know the effect of number of seeds per hole and plant spacing on the vegetatitive performance of forage sorghum. This research was conducted on July--September 2019 at Integrated Field Laboratory and Animal Nutrition and Feed Laboratory, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The study was done based on Factorial Randomized Block Design. The first treatment consisted of 3 number of seeds which was one, two, and three seeds and grouped by different land contours. The second treatment consisted of plant spacing which was 50 x 30 cm, 66,6 x 30 cm and 100 x 30 cm. The data obtained were analyzed using variance analysis and continued by using Duncan Multiple Range Test at 5% level of significance. The results showed that there was no interaction (P>0,05) between the number of seeds per hole and plant spacing on fresh matter production, number of tillers, proportion of leaves stems, plant height, and number of leaves of ...

MODIFIKASI PATI SORGUM (Sorgum Bicolor L. Moench) DENGAN METODE HEAT – MOISTURE TREATMENT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIHUN

Prosiding Sentrinov (Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif), 2015

Pati sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) alami yang mempunyai profil gelatinisasi tipe A (puncak viskositas tinggi yang diikuti oleh pengenceran yang cepat selama pemanasan) kurang sesuai sebagai bahan baku bihun karena adonan yang dihasilkan sangat lengket sehingga antar untaiannya sulit dipisahkan dan cenderung rapuh. Salah satu metode fisik untuk memodifikasi sifat fungsional pati sorgum alami yang dapat digunakan sebagai bahan baku bihun adalah metode Heat-Moisture Treatment (HMT). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pati sorgum termodifikasi HMT dengan karakteristik terbaik yang sesuai untuk diaplikasikan pada pembuatan produk bihun sorgum dengan mengkaji pengaruh penambahan konsentrasi air (%w air), suhu, dan lama waktu pemanasan terhadap viskositas, daya kembang (swelling power), dan solubility. Variabel tetap adalah sorgum merah dan putih dari Wonogiri dan variabel berubah penelitian ini meliputi waktu pemanasan (4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam, dan 12 jam), konsentrasi air (18%w; 21%w; 24%w; 27%w; 30%w), dan suhu HMT (80°C, 90°C, 100°C, 110°C, 120°C). Variabel yang diamati meliputi kondisi optimum modifikasi tepung sorgum dengan HMT. Kondisi optimum yang ditentukan dari penelitian ini yaitu variabel dengan waktu 10 jam, konsentrasi air 21%w dan suhu HMT 110 o C. Kondisi optimum dari modifikasi pati sorgum dengan HMT mendekati profil tepung yang dapat digunakan sebagai bahan baku bihun.