Pendidikan Islam sebagai Paradigma Pembebasan: Sebuah Telaah atas Pemikiran Paulo Friere (original) (raw)

Critical Review Thesis: Konsep Pendidikan Pembebasan (Suatu Kajian Komparatif Antara Pemikiran Mohammad Athiyah dengan Paulo Friere)

Last Assignment for Approaches in Islamic Studies (Class J), 2014

Tesis yang di susun oleh Imron Rosyadi, seorang mahasiswa SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada konsentrasi Pendidikan Islam yang lulus pada tahun 2003; dipilih untuk dijadikan makalah critical review yang menjadi tugas akhir pada mata kuliah Approaches in Islamic Studies atau Pendekatan dalam Metodologi Studi Islam (PMSI). Reviewer memilih tesis ini karena memiliki kajian yang sama antara penulis tesis dengan reviewer yaitu mengenai pendidikan pembebasan. Kajian pendidikan pembebasan khususnya terhadap pemikiran Paulo Freire telah reviewer lakukan ketika menyusun skripsi. Beberapa teori konsep pemikiran Paulo Freire telah reviewer kutip dan dijadikan sebagai salah satu landasan teori. Bagi reviewer, tesis ini memiliki kelemahan dan kelebihan, sehingga layak untuk dijadikan sebagai salah satu makalah critical review. Sistematika penyusunan makalah critical review ini terdiri dari 2 (dua) bagian: bagian pertama merupakan resume atau ringkasan isi tesis, dan bagian kedua, merupakan critical dan saran alternatif yang disajikan oleh reviewer terhadap tesis yang dipilih.

Pendidikan Yang Membebaskan Menurut Paulo Freire

2019

Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk memaparkan sistem pendidikan yang digagas oleh sang tokoh filsafat pendidikan yaitu Paulo Freire. Pendidikan yang membebaskan sebagai alternatif dalam mengatasi berbagai macam permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini. Dengan menggunakan metode studi pustaka dari berbagai sumber yang sudah didapatkan, maka saya dapat menginterpretasi dan memaparkan secara singkat latar belakang munculnya sistem pendidikan itu serta kontekstualisasinya di Indonesia. Dari filosofi sistem pendidikan yang digagas beliau serta permasalahan pendidikan yang terjadi di era sekarang ini, pendidikan multikultural serta pendidikan demokrasi sebagai bagian dari wujud alternatif pemikiran Paulo Freire. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang digagas oleh Paulo Freire relevan dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia saat ini.

Filsafat Pendidikan Yang Membebaskan Dalam Perspektif Pendidikan Islam

Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin dan Filsafat, 2018

This paper examines the liberating philosophy of education in the perspective of Islamic education. The method used is descriptive-analytical with historical approach. This study found that liberation education philosophy became a mission in the world of Islamic education and has occurred in the time of the Prophet Muhammad until the golden age of Islam. However, after the decline of the Islamic world until now virtually a dichotomous virus has occurred, even liberation education philosophy no longer occurs in the world of Islamic education. Therefore, Islamic education should be able to be a means of liberation to prepare learners to plunge in people's lives. In addition, the dichotomy of science should be abolished by the view that science is all derived from Islam. Liberate education will be realized if Islamic education is willing to reorient: Having a clear vision, mission, and strategic orientation. Strong social, intellectual and moral legitimacy.to the society and respon...

PAULO FREIRE DAN LIBERALISASI PENDIDIKAN

Setiap manusia sangat membutuhkan apa yang namannya pendidikan. Pendidikan mengajarkan kepada manusia bagaimana beriteaksi dengan manusia lain lebih mudah. Pendidikan membantu manusia untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan luar. Sementara itu, usia pendidikan sendiri sama dengan manusia itu, berarti manusia akan mengalami proses pendidikan pada saat ia lahir, tentunya tanpa ia sadari. Apalagi, kalau di secara historis, pendidikan telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri. Tentunya manusia itu akan membentuk budaya dan peradaban dimuka bumi dan itu sifatnya dinamis, selalu mengalami perkembangan. Dan hal tersebut(perkembangan peradaban) mempengaruhi perkembangan pendidikan pula. Dengan perkembangan peradaban manusia, berkembang pula pendidikan baik itu bentuk, isi bahkan termasuk penylenggaraannya. Tentunya hal ini selaras dengan perkembangan atau kemajuan manusia dalam pemikiran dan ide-ide tentang pendidikan. Di Indonesia tokoh fenoemenal yang tertulis dalam sejarah Indonesia, pendidikan khususnya yakni Ki Hajar Dewantara, mengartikan pendidikan sebagai tuntutan hidup tumbuhnya anak. Adapun maksudnya pendidikan itu ialah, menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, ialah agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.Dan menurut Driyakarya, pendidikan merupakan usaha atau proses pemanusiaan manusia muda. Bisa diambil suatu garis besar terhadap pendidikan, pendidikan akan membentuk kepribadian manusia yang baik, dalam arti manusia tersebut benar-benar menjadi hakikatnya manusia dan tidak mengalami dehumanisasi. Dalam sejarah, dalam konteks-konteks nyata serta objetif, pemanusiaan maupun dehumanisasi merupakan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia sebagai makhluk yang belum utuh, yang sadar akan ketidak-utuhan dirinya. Meski keduanya merupakan alternatif, hanya pemanusiaan yang menjadi fitrah manusia. Fitrah ini selalu di injak-injak, namun justru tiap kali ia diinjak ia makin diteguhkan.

Konsep Pendidikan Ki Hajar Dawantara Dan Paulo Freire Sebagai Praktik Pendidikan Yang Memerdekakan

PAKAR Pendidikan

Kajian ini membahas tentang pemikiran kedua tokoh pendidikan , yaitu Ki Hajar Dewantrara dan Faulo Freire. Pandangan kedua tokoh tersebut akan peneliti kolaborasikan menjadi langkah-langkah untuk mencapai pendidikan yang memerdekakan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan tiga teknik pengumpulan data penelitian, yaitu teknik analisis isi dokumen, teknik wawancara, dan teknik catat. Hasil penelitian ini adalah: (1) penjelaskan tiga pusat aktivitas pendidikan; (2) Lima Prinsip Pendidikan (Panca Darma); (3) konsep pendidikan hadap masalah sebagai upaya pendidikan kritis; dan (4) tingkatan kesadaran masyarakat sebagai tolak ukur pendidikan yang memerdekakan. Hasil penelitian ini harapannya dapat memberikan pemahaman kepada siswa bahwa pendidikan akan membentuk kita sebagai manusia yang merdeka. Manusia merdeka yang dimaksud adalah manusia yang dapat menggunakan kesadaran dan pikiran kritisnya untuk memberikan perubahan bagi sekitarnya.

Konsep Pendidikan Islam Pembebasan: Perspektif K.H. Abdurrahman Wahid

2017

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Konsep pendidikan Islam pembebasan merupkan konsep pendidikan yang berpusat kepada kepentingan peserta didik dan sesuai dengan perkembangan dan potensi yang dimilikinya sehingga daya kritis peserta didik terbangun yang berujung pada terciptanya manusia yang merdeka sesuai dengan hakikat kemanusiaan secara fitri. 2) Pendidikan Islam pembebasan perspektif K.H. Abdurrahman Wahid merupakan konsep pendidikan yang memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga peserta didik terbebas dari sistem yang cenderung parsial, bagi Gus Dur pendidikan Islam harus mampu menyerap kemajuan yang lahir dari pendidkan modern ala barat tanpa harus tercerabut dari lokalitas lingkungan yang ada disekitarnya, sehingga lahirlah peserta didik yang merdeka siap menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan identitas keislamannya.

Pendidikan Agama Kristen yang Membebaskan: Pedagogis Kritis Paulo Freire dalam Konteks Budaya Suku Boti

DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

This paper aimed to propose a liberating construction of Christian Religious Education (CRE). This study departs from research conducted on the Boti ethnic community in Boti Village, South Central Timor District. The Christians in the Boti community are still treated as adherents of foreign religions, whose existence is considered a threat to local culture. This fact makes Christians there unable to contribute optimally to the development of the local community. The method used in this study is a qualitative method with an ethnographic approach. Conducted by Paulo Freire's thinking about critical pedagogy, it is obtained a CRE construction that is relevant to the social situation of society. CRE must be contextual, holistic, liberative and transformative by directing all resources and pedagogical efforts to produce a generation that is critical and dialogical; they have sensitivity, solidarity, and ability to analyze social issues.

RELEVANSI PENDIDIKAN KRITIS PAULO FREIRE DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, 2015

Criticisms which always come up in Islamic Education is a doctrinal, dogmatic learning model that gives no freedom to learners. It is theoretically on the basis of the epistemology of Paulo Friere on oppressed people. According to him the oppressed people who internalize themselves with those oppressing them and adapted themselves with their way of thinking will bring a feeling of severe threat. Islam prioritizes mankind, upholds democratic values and justice, appreciates what men have done, teaches people how to speak truly and behave properly, and loves the week and the oppressed. It is in this position that freedom fits those values.