EKONOMI REGIONAL-WILAYAH NODAL, LOKASI & AGLOMERASI (original) (raw)

MAKALAH INTEGRASI EKONOMI REGIONAL

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Integrasi Ekonomi Regional" untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi yang membaca Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran-saran anda kami butuhkan agar makalah ini menjadi lebih baik dan digunakan sebagaimana fungsinya.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

i K KA AT TA A P PE EN NG GA AN NT TA AR R Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2009 dapat dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihakpihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim. Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan I-2009, adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2009 diperkirakan turun sebesar 0,95% (y-o-y), setelah pada triwulan sebelumnya masih tercatat positif sebesar 1,44% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 4% (y-o-y). 2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan I-2009 mencapai 9,39% (y-o-y), menunjukkan penurunan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 13,06% (y-o-y). Laju inflasi tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar 7,92% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 12,69% (y-oy), 11,30% (y-o-y) dan 19,85% (y-o-y). 3. Kinerja usaha perbankan Kaltim sebagaimana lazimnya pola awal tahun terlihat belum terlalu bergairah. a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 41.367 miliar, mengalami penurunan sebesar 0,36% dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya. b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan I-2009 mencapai sebesar Rp 21.012 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 2,63% dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Namun atas dasar lokasi proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat menurun sebesar 3,5% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 29.110 miliar pada triwulan I-2009 (s.d Februari). Apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa 35,3% dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim berasal dari bank yang berkantor di luar Kaltim, terutama oleh kantor pusat bank yang berada di DKI Jakarta (pangsa 33,8%). c) Walaupun secara nominal kredit berdasarkan lokasi proyek pada triwulan I-2009 mengalami penurunan namun rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 70,4%, masih lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor yang sebesar 50,8%. d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,5% atau Rp 13.764 miliar dari total kredit sebesar Rp 21.012 miliar. Penyaluran kredit UMKM tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,39% dibandingkan dengan triwulan IV-2008. 4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II-2009 diperkirakan mencapai 1,7% -2,7% (y-o-y) atau kembali tumbuh positif setelah mengalami penurunan pada triwulan laporan, dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

KONSEP WILAYAH (WILAYAH HOMOGEN, NODAL, PERENCANAAN, DAN ADMINISTRASI)

Kusuma Dewi, 2019

Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah suatu ruang kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional. Menurut Budiharsono (2001) mengartikan wilayah sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal. Sedangkan Adisasmita (2005:86) berpendapat bahwa wilayah adalah ruang dalam kesatuan geografi beserta unsur terkait dengan batasan dan sistemnya yang ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau fungsional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu wilayah adalah daerah yang memiliki kesamaan fisik, sosial, ataupun aspek lainnya yang dapat dibagi menjadi dua hal berdasarkan administrasi dan fungsionalnya. Wilayah dibagi menjadi 4 yaitu Wilayah Homogen (Homogeneous Region), Nodal, Perencanaan, dan Administrasi.

PERANAN EKONOMI KERAKYATAN PADA OTONOMI DAERAH

Karya ilmiah essay ini berjudul Peranan Ekonomi Kerakyatan Pada Otonomi Daerah. Bertujuan untuk mengetahui peranan ekonomi kerakyatan pada otonomi daerah. Ekonomi Kerakyatan yang dimaksud adalah usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah serta koperasi yang ada di Indonesia. Berdasarkan data tahun 2012 usaha mikro berjumlah 55.856.176, usaha kecil berjumlah 629.418, usaha menengah berjumlah 48.997 dan koperasi berjumlah 139.321, maka ekonomi kerakyatan dapat berperan dalam meningkatkan pendapatan/kesejahteraan masyarakat, mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia karena mampu menciptakan lapangan kerja baru untuk menyerap karyawan. Contoh jumlah UMKM dan Koperasi tersebut menyerap karyawan 1 orang per tahun, maka jumlah karyawan yang diserap per tahun sebesar 1 x (56,534,592 + 139,321) = 56,673,913, angka yang cukup besar sumbangsihnya dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Belum lagi penghasilan UMKM akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak daerah bagi UMKM. Sekarang tinggal kemauan kuat pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan dan mendorong pertumbuhan serta pengembangan UMKM dan Koperasi melalui program pemerintah seperti pemberian bantuan kredit tanpa agunan, bantuan pelatihan kewirausahaan dan manajemen organisasi, program kemitraan, sistem bapak angkat, ataupun pemerintah daerah jemput bola untuk pemasaran hasil produksi UMKM, atau pemerintah daerah bisa mendirikan BUMD untuk membeli produk UMKM kemudian dilakukan ekspor oleh BUMD, atau bekerja sama dengan perusahaan BUMN maupun Multinational Corporate (MNC), dan lain-lain serta pengawasan yang terencana dan berkelanjutan agar permasalahan dan perkembangan UMKM bisa dideteksi dan diketahui sejak dini serta dapat dicarikan solusi sebagai jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Kata kunci: Peranan usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan koperasi.

REVITALISASI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

Para Undangan sekalian Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan atas kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada kita untuk dapat bertemu di forum yang terhormat ini. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor/Ketua Senat Universitas Katolik Soegijapranata yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengucapkan orasi ilmiah Dies Natalis XXVII Universitas Katolik Soegijapranata. Dengan kerendahan hati perkenankanlah saya menyampaikan orasi ilmiah dengan judul: REVITALISASI PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH: Bukan Dominasi Tetapi Sinergi Hadirin yang terhormat, Dua bulan terakhir ini, masyarakat Indonesia disibukkan dengan beberapa perdebatan ekonomi. Perdebatan tersebut sebenarnya berbicara mengenai tataran mainstream pemikiran ekonomi yang kemudian mengabur karena muatan nilai politiknya menjadi semakin kuat. Meskipun saat ini perbedataan itu telah berakhir, namun masih segar dalam ingatan istilah ekonomi Neolib dan ekonomi kerakyatan yang menjadi begitu populer, namun kadang tidak diketahui makna terdalamnya. Perdebatan antara satu mainstream pemikiran ekonomi dengan mashab yang lain, perdebatan mengenai sektor mana yang harus lebih dominan dibandingkan sektor yang lain merupakan hal yang telah terjadi sejak lama. Dalam kondisi perekonomian yang tidak dapat diprediksi, global dan adanya tuntutan melakukan pembangunan dengan konsep inclusive growth dewasa

ANALISIS DAYA SAING SEKTOR EKONOMI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Abstrak Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian wilayah dengan pendekatan Tipologi Klassen, (2) mengetahui posisi daya saing sektor ekonomi di Kabupaten Morowali, dan (3) mengetahui sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan perekonomian wilayah di Kabupaten Morowali. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif ekonomi makro regional yang berbasis angka-angka, yang sifatnya penelitian yaitu kuantitatif, yaitu menggunakan formula-formula ekonomi terhadap data makro Kabupaten Morowali yang bersumber pada dokumen-dokumen atau laporan-laporan yang tersebar di berbagai instansi pemerintah Kabupaten Morowali. Data yang terkumpul dianalisis dengan tiga pendekatan yaitu (1) analisis Tipologi Klassen, (2) analisis Loqation Quetiont (LQ), dan (3) analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat, yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian, sementara sektor yang termasuk kategori potensial dan masih dapat berkembang dengan pesat adalah sektor .industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kemudian sektor ekonomi yang termasuk kategori relatif tertingggal adalah sektor bangunan, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. (2) sektor yang merupakan sektor basis (LQ>1), yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor-sektor ini merupakan sektor yang memiliki daya saing dan termasuk kategori sektor yang dapat diunggulkan. (3) sektor yang merupakan sektor kompetitif dengan pertumbuhan yang dominan di tingkat Propinsi Sulawesi Tengah