Dasar-Dasar Ontologis Pemahaman Hermeneutik Hans-Georg Gadamer (original) (raw)

Hermeneutika Filosofis Hans-Georg Gadamer sebagai Basis Ontologis Multikulturalisme

SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2021

This paper aims to make Gadamer's philosophical hermeneutics the ontological basis of multiculturalism. This is interesting to do because, first, multiculturalism can be seen as a hermeneutical phenomenon and secondly, philosophical hermeneutics contains significant concepts for multiculturalism, such as tradition, effective historical awareness, dialogue and fusion of horizons. To reveal the ontological vision contained in philosophical hermeneutics, this paper uses Heidegger's existential ontology as its formal object, namely the concept of being-in-a-world. With analogical analysis, the ontological vision of philosophical hermeneutics is obtained, namely dialectical ontology. This ontological vision becomes the ontological basis for multiculturalism as dialogical multiculturalism. Keywords: Philosophical hermeneutics, ontology, multiculturalism

Hermeneutika Dialektis Hans Georg Gadamer

Caritas Pro Serviam, 2014

For those who are interested in social sciences like theology, scripture, philosophy, and other social sciences, hermeneutics or interpretation is definitely wellknown. Hermeneutics becomes important when people are dealing with issues of authenticity of the meaning of the text, especially the past text written. Understanding hemeneutics would be extremely helpful to widen the insight or perspective on past products or traditions and sciences associated with them. Hans-Georg Gadamer is a contemporary philosopher in the field of hermeneutics. According to Gadamer 'understanding' is meta-methodical. It means understanding is not resulted by methods, but by dialectic. For Gadamer, hermeneutics is ontology and phenomenology understanding. A. Pendahuluan Manusia senantiasa menafsirkan atau membuat suatu interpretasi dalam kehidupan sehari-hari. Manusia harus selalu menempatkan diri dalam konteks yang senantiasa berubah. Hidup manusia sangat kompleks, masih banyak hal yang belum jelas benar. Di samping itu manusia senantiasa berhadapan dengan berbagai macam lambang khususnya: bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari bahasa, khususnya dalam percakapan, maka manusia melakukan penilaian dan penafsiran terus-menerus. Dengan kata lain, penafsiran atau hermeneutika merupakan gejala khas manusia. Hermeneutika atau interpretasi merupakan gejala manusiawi yang setiap saat-entah sadar atau tidak-senantiasa dilakukan manusia. Kata 'hermeneutik' atau 'hermeneutika' adalah terjemahan dari kata Inggris hermeneutics. Kata hermeneutics itu berasal dari kata kerja Yunani hermeneó yang artinya 'mengungkapkan pikiran-pikiran seseorang dalam kata-kata'. Kata kerja itu juga berarti 'bertindak sebagai penafsir' dan juga berarti 'menerjemahkan'.

Hermeneutika Gadamer Dalam Studi Teologi Politik

HUNAFA: Jurnal Studia Islamika, 2012

Artikel ini membahas tentang hermeneutika Gadamer dalam studi teologi politik. Pertanyaan tentang makna merupakan jantung studi hermeneutika. Makna atau meaning berasal dari kata bahasa Jerman "meinen" yang artinya "ada di pikiran atau benar". Dengan demikian, makna suatu teks, tindak, hubungan, dan seterusnya adalah apa yang ada di dalam pikiran pengarang dalam melaksanakan atau menghasilkan teks. Menurut hermeneutika gadamer ini, makna tidaklah pernah melibatkan satu unsur pun (agen dan niatnya), namun dua unsur yang harus diinterpretasikan (tindak, teks dan sejenisnya) dan interpreternya. Pandangan Gadamer inilah yang akan digunakan dalam melihat realitas politik, khususnya relasi agama dan negara dalam konteks keindonesiaan.

Hermeneutika Perspektif Gadamer dan Fazlur Rahman

Al-Fathin: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab

Hermeneutics is one of the keys out of the problematic understanding of the text, when the text is understood by only a few circles and is considered less appropriate to the current context, because it is not easy to interpret the classical books that are the hold of life, and are limited by the ages from its descent to in the present. Gadermen and Fazlur Rahman offer a concept of hermeneutics that both refer to the history of the text, and reconstruct the new understanding they analyzeby relating it to the current social context.Gadermen prefers to make hermeneutics an ontological basis, which is based on deep thought, while Fazlur Rahman makes hermeneutics a methodology in the function of ijtihad. Key Words : Gadamer, Fazlur Rahman, Hermeneutic Hermeneutika menjadi salah satu kunci keluar dari problematika pemahaman terhadap teks, disaat teks dipahami hanya oleh beberapa kalangan saja dan dianggap kurang sesuai dengan konteks saat ini,karena memang tidak mudah untuk menginterpre...

Kontribusi Hermeneutik Hans-Georg Gadamer Bagi Dialog Antaragama DI Indonesia

Sanjiwani: Jurnal Filsafat

Abstrak This article aims to explain the role of Hans-Georg Gadamer’s hermeneutic in Interreligious Dialogue. There is a fundamental thing in dialogue that anyone will face principles different from other religions. Therefore, In interreligious Dialogue, everyone or a religious person must be courageous to conversation their difference with the other religious person. The fundamental thing of Interreligious dialogue is how to understand difference and recognition. To answer this question, the efforts to develop a hermeneutical of Gadamer to understand others in dialogue is crucial. This article uses a library or literature study approach. Data collection was obtained from the main work of Gadamer, entitled "Truth and Method," in addition to later writers who developed Gadamer’s ideas. Forth, the data was analyzed and used as a source for interreligious dialogue thinking. The result of Gadamer’s hermeneutic contributed to the perspective of certain differences to understand...

SENI MEMAHAMI Hermeneutika dari Schleiermacher sampai Gadamer 1

Sebelum masuk ke dalam ulasan tentang keempat tokoh hermeneutika modern, yaitu Schleiermacher, Dilthey, Heidegger dan Gadamer, dalam Kelas Filsafat Komunitas Salihara ini saya akan lebih dahulu mengantar anda ke dalam hermeneutika pada umumnya. Hermeneutika atau hermeneutik bukan barang asing lagi bagi mereka yang menggumuli ilmu-ilmu seperti teologi, kitab suci, filsafat dan ilmu-ilmu sosial. Metode ini menurut sejarahnya telah dipakai di dalam penelitian teks-teks kuna yang otoritatif, misalnya, Kitab Suci, kemudian juga diterapkan di dalam teologi dan direfleksikan secara filosofis, sampai pada akhirnya juga menjadi metode di dalam ilmu-ilmu sosial. Lalu sejauh hermeneutika adalah penafsiran teks, ia juga dipakai di dalam berbagai bidang lainnya, seperti ilmu sejarah, hukum, sastra, dan sebagainya.

Hermeneutika Gadamer Dan Implikasinya Terhadap Pemahaman Kontemporer Al-Qur’An

RELIGIA, 2017

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pemikiran hermeneutika Gadamer dan implikasinya terhadap pembacaan kontemporer al-Qur'an. Kajian hermeneutiknya terkait dengan pertanyaan kunci tentang pemahaman teks, yaitu apa dan bagaimana sebenarnya pemahaman tersebut? Dengan ini Gadamer telah mengalihkan corak hermeneutika dari tataran epistemologis-seputar metode-menjadi ontologis. Jejak hermeneutika sebenarnya menunjukkan bahwa sejak Schleiermacher hermeneutika terus berkembang dengan beragam variannya, enerobos pemikiran Islam kontemporer dan semakin mendapat celah diantara resistensi sakralitas terhadap teks-teks keagamaan. Corak Gadamer merupakan salah satu yang mempengaruhi pemikiran Islam kontemporer tersebut. Diantara idenya yang mengimplikasi adalah : pertama, terkait konsep "kata batin" yang memperkuat diskursus tentang al-Qur'an sebagai mushaf dan al-Qur'an sebagai firman Allah, kedua terkait konsep "makna eksistensial" yang menimbulkan kritik internal Islam terhadap sikap sakralitas berlebihan terhadap teks-teks keagamaan, dan yang ketiga terkait "sejarah efektif" yang menimbulkan pemikiran seputar relatifitas penafsiran al-Qur'an.

Telaah Hermeneutika Hans-Goerg Gadamer; Menuju Pendekatan Integratif Dalam Studi Islam

Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat

The hermeneutic approach was rejected by some Muslim scholars because it came from the West, but some other scholars actually tried to lend the theory in understanding the Qur'an and hadith. Not only because of the contribution to Islamic studies, but this approach has very strong roots in Islam itself. This paper shows the possibility of applying hermeneutic methods, especially Hans-Georg Gadamer's circle hermeneutics in understanding religious texts. This paper also explores the contemporary Muslim perspective and the classical position of hermeneutic approach. This data shows that circular hermeneutics is a new term in Islamic thought but has existed since early times such as the time of the prophets, companions and successors known as ta`wil. This shows that there are several hermeneutic theories that can be applied in understanding the Qur'an and hadith. Classical sciences, such as ulumul Qur'an, ulumul hadith and ushul fiqh can be strengthened by a hermeneutic ...