PSIKOLOGI SHALAT (Kajian Tematik Ayat-Ayat Shalat dengan Pendekatan Psikologi Perspektif Muhammad Bahnasi) (original) (raw)
Related papers
Jurnal Spiritualita, 2019
Artikel ini merupakan kajian tematik ayat-ayat shalat yang digali melalui paradigma integrasi-interkoneksi dengan pendekatan ilmu psikologi perspektif Muhammad Bahnasi. Dari hasil penelitian diperoleh sebuah kesimpulan bahwa Shalat merupakan sebuah portofolio kehidupan. Dalam kehidupan tersebut ada proses penghambaan kepada Tuhan Sang Pencipta (al-An'am ayat 102) sebagai jalan menuju kesempurnaan. Didalamnya ada kedisiplinan (an-Nisa 103), pemusatan pikiran, kecerdasan akal, kestabilan emosi, kesehatan fisik (al-Maidah ayat 6) dan jiwa (al-Baqarah ayat 45). Shalat juga memuat pesan kesalehan sosial untuk membangun integritas kehidupan sosial dalam bermasyarakat dan bernegara. Di dalamnya ada pesan kesatuan, kerukunan masyarakat (an-Nisa ayat 102), tanggung jawab kolektif (al-asyr ayat 3), kekuatan masyarakat, serta perubahan sosial (al-'Ankabut ayat 45) menuju kondisi yang lebih baik. Pesan-pesan yang dimuat dalam shalat tersebut selanjutnya dapat diformulasikan menjadi sebuah konsep untuk membentuk pribadi yang berkarakter positif, saleh secara spiritual dan saleh secara sosial. Kata Kunci: kajian tematik, ayat shalat, pendekatan psikologi, Bahnasi PENDAHULUAN Manusia diciptakan oleh Allah dengan pelbagai permasa lahan yang dihadapi. Tidak jarang permasalahan tersebut menim bulkan gangguang pada ketenangan jiwa, sehingga berdampak juga pada kesehatan jasmaninya, dan lebih jauh akan mempengaruhi hubungan sosialnya. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk melakukan terapi jiwa (psikoterapi) agar pengembangan, pemberdayaan potensi, dan kecerdasan fitrah manusia dapat dikondisikan kestabilannya. 1
Tugas terakhir sebagai mahasiswa adalah ketika menyusun skripsi, saat menyusun skripsi mahasiswa akan dihadapi berbagai tekanan dan hambatan dalam menyusun skripsi maka dari itu sebagai mahasiswa yang menyusun skripsi dibutuhkan kesejahtraan psikologis. Kemungkinan yang pertama adalah kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat menyebabkan individu mengevaluasi dirinya sendiri secara positif dan mengurangi distres psikologis yang dirasakan oleh individu tersebut. Dalam hal ini kesejahtraan psikologis melalui pendekatan konseling islami dimana menggunakan metode shalat tahajud. Keadaan tingkat pelaksanaan shalat tahajud shalat tahajud, baik dari segi frekuensi pelaksanaan, jumlah rakaat, maupun motivasi dalam pelaksanaan shalat tahajud. Ketenangan dan kesejahteraan jiwa yaitu kondisi psikologis matang yang dicapai oleh Orang-orang beriman setelah mereka mencapai tingkat keyakinan yang tinggi.
Shalat Sebagai Sarana Pemecah Masalah Kesehatan Mental (Psikologis)
Spiritualita
Of the various religions in the world, Islam is the most special religion from other religions and is the religion most loved by Allah SWT. In Islam, there are many acts of worship that have the value of reward, whether it is worship that is obligatory or sunnah to be performed. Prayer is one of the many prayers in Islam that must be performed by Muslims who are shown to Allah SWT. By praying our hearts will always feel at ease and peaceful. Prayer means prayer or mercy. Prayer is said to be a prayer because the movements of the prayer all contain the meaning of prayer shown to Allah SWT. All the recitation of the prayer is a form of glorification of a servant to his Lord. The series of sayings and movements are not just words and movements without meaning or meaning, but each contains a lot of history, philosophy, ibrah, goals, and wisdom for those who practice it. Apart from compulsory worship, prayer also has many benefits, one of which is psychological or mental health. The psyc...
PEMBELAJARAN IBADAH SHALAT DALAM PERPEKTIF PSIKIS DAN MEDIS
Sebagaimana diketahui bahwa shalat adalah merupakan pokok ajaran agama. Untuk mewajibkan ibadah shalat, Allah SWT langsung memanggil Rosulullah SAW ke langit melalui peristiwa Isra Mi'raj. Tentang shalat, dalam Al-Qur'an Allah SWT menyebut 100 kali, sementara penelusuran Kutubut Tis'ah (Kitab Hadist yang 9) kata shalat disebut 11.910 kali. Mengenai esensi ibadah shalat, bukan hanya sekedar pelaksanaan shalatnya tetapi dilihat dari mulai prosesnya seperti dari mulai berwudhu sampai bagaimana pengaruh dari pelaksanaannya. Shalat adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam yang telah memenuhi syarat (mukallaf). Dan shalat juga sebagai garis demarkasi antara muslim dan non muslim. Hal ini dapat dilihat dari sabda Nabi saw. yang artinya :"Perbedaan antara orang kafir (non muslim) dengan orang Islam adalah shalat". Adapun makna shalat adalah :"Suatu perbuatan yang diawali dengan takbirotul ihrom (takbir pertama yang mengharamkan hal-hal yang halal sebelum dilakukan takbir) dan diakhiri dengan salam yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku".Ada juga yang mengatakan bahwa shalat itu sebagai media olah raga yang bersifat jasmani dan rohani. Pendapat ini bisa diterima karena semua gerakan shalat itu mengandung unsur kesehatan. Dan jika seseorang mengalami gangguan penyakit atau kondisinya kurang sehat, maka tidak dapat melakukan shalat dengan baik dan benar. Apabila shalat itu dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan yang telah digariskan, maka akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan secara menyeluruh baik pisik maupun psikis. Hal ini telah dilakukan penelitian oleh dokter A. Saboe. Dia adalah seorang dokter muslim yang taat yang ingin membuktikan kebenaran ajaran Islam, khususnya masalah gerakan shalat dari awal hingga akhir.
Dimensi Psikologi Dalam Alquran (Analisis Tekstual Tentang Ayat-Ayat Alquran)
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies
Alquran, as the Holy Book of Moslems, contents all of the guidance for humans in their life. Those guidances are written in global, not in detail. On the other hand, humanity consists of physics and psychics, and all need guidance from Allah in the Holy Qur’an. One of the directions is about psychology that is defined as a science of mental activities of a living organism. According to the Holy Qur’an, there are five terms of psychological aspects, and they are al-nafs, al-aql, al-qalb, al-ruh, and al-fithrah. All of these we call them the inner dimensions of human or psychology. Each of these aspects has a similarity to understand psychology. But in other case has different meaning and function.
KAJIAN PSIKOLOGIS BERPIKIR DALAM AL-QURAN DAN HADIST (PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM)
2017
Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT, manusia secara hakiki sangatlah berbeda dengan hewan. Manusia dianugerahi akal, dan hawa nafsu. Al-Qur'an dipercaya sebagai kalam Allah yang menjadi sumber pokok ajaran agama Islam di samping sumber-sumber lainnya seperti Hadist. Kepercayaan kepada kitab suci ini dan pengaruhnya dalam sejarah umat Islam sudah terbentuk sedemikian rupa sehingga percaya terhdap kitab suci menjadi salah satu dari rukun iman. Di kalangan umat-umat beragama, muncul berbagai upaya untuk memahami Al-Qur'an dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 1 Untuk mengkaji makna berpikir dalam Al-quran yang pertama adalah kita harus melihat secara global makna "akal" yang disebutkan dalam beberapa literatur yang ada di dalam Islam, kemudian meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat Al-Qur'an terkait dengan berpikir. Akal dan pikiran adalah karunia paling mulia yang diberikan Allah SWT kepada manusia, orang-orang yang tidak berpikir dipandang sebgai mahluk yang lebih buruk daripada binatang. Ibn Khaldun salah satu pemikir Islam mengemukakan bahwa salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah dengan berfikir (tafakur). 2 Sedangkan dalam kajian ilmu barat berpikir menurut Bochenski dalam pengertian terbatas adalah sebuah perkembangan ide-ide, konsep, dan sebagainya dapat disebut Berdasarkan penjabaran singkat diatas maka penulis memfokuskan pada aspek berpikir dalam kajian psikologi akan tetapi mengikutsertakan konsep Al-Qur'an dan Hadist atau yang disebut dengan pendektan agama yang juga akan dijabarkan di dalam penulisan makalah ini beserta dengan aspek-aspek berpikir lainnya.
Menelaah Safar Dalam Psikologi Islam
An-Nufus
This article discusses the concept of safar in the perspective of Islamic psychology which has not been widely studied scientifically. Safar is usually more interpreted as a mere physical journey, without any attempt to cultivate psychological values cum spiritual. For this reason, the author explores safar based on the sufi point of view of Imam Al-Ghazali. The method in this research uses two approaches: literature study written by Imam al-Ghazali and empirical data mining by interviewing doctoral students of Islamic psychology study program at Muhammadiyah University of Yogyakarta. Some of the findings in this research include: safar is very beneficial for the psyche of a person who is a traveler, even when the traveler is experiencing obstacles in his safar.
PEMIKIRAN PSIKOLOGIS AL-FARABI (Renungan Awal Menuju Psikologi Islam)
Jurnal Psikologi, 2011
Potency of human being soul, according to al-Farabi, consisted of the grow energy (vegetative), momentum (animal), illusive energy (imagine), natural existence energy (ratio) and feel energy. We obtain our knowledge by externals senses related to momentum, and internal senses existing in illusive energy, also the intellect existing in natural existence energy. However, this intellect is unlike ratio. It resides above ratio, because ratio works and thinks only pursuant to data of senses, whereas intellect works pursuant to radiation from "above" (divine being), so that there's no mistaking. Intellect consists of 4 levels: potential intellect, actual intellect, acquirement intellect, and active intellect. In the process of knowledge, active intellect is source of human being knowledge obtained after we powered potential and actual intellect.
Shalat dan Kesehatan Mental dalam Perspektif Buya Hamka
Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya, 2021
Besarnya pengaruh Shalat bagi jiwa manusia dapat dilihat dari berbagai aspek, namun terkadang banyak orang yang tidak menyadarinya. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir tematik atau maudhi’i. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan shalat dalam al-Quran menurut Buya Hamka. Hasil penelitian ini adalah secara umum ada tiga pengaruh shalat terhadap kesehatan mental menurut Buya Hakma, yaitu pengaruh shalat terhadap pikiran menurut ulama tafsir ada 2 pertama, pengaruh besar yang dikandung oleh shalat terhadap pikiran (QS. Hud [11]:56), (QS. Ar-Ra`d [13]:22, QS. Al-Isra’ [17]:78) dan kedua, shalat dapat menambah kekuatan jiwa dan meringankan beban yang dipikul (QS. Ar-Ra`d [13]:28 dan QS. An-Nisa` [4]:103). Kemudian pengaruh shalat terhadap emosi tafsir ada 2 pertama, membina serta membiasakan jiwa agar terhindar dari sifat tercela ...