Wanita dan Kepemimpinan (original) (raw)

Kepemimpinan dan Kinerja Pimpinan Perempuan

Journal Of Administration and Educational Management (ALIGNMENT)

This study aims to, a) determine the performance of female village heads and village heads in carrying out their duties; b) to find out the perceptions of leaders, village staff, and the community of three villages and one sub-district in East Lombok Regency regarding the performance of female village heads and village heads; c) to find out the challenges and obstacles faced in carrying out their leadership. The method used is a qualitative method with a case study approach located in four locations in East Lombok Regency. Methods of data collection using observation, interviews, and documentation. Data analysis is data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Test the validity of the data by deepening observations, in-depth interviews, and triangulation. The results of this study indicate that the performance of the female village head is good, responsible discipline, and never procrastinated on her duties. And the distribution of development is continuously carried ou...

Perempuan dan kepemimpinan

2019

Fenomena yang terjadi di dalam Satuan Resimen Mahasiswa 820 UIN Sunan ‎Ampel Surabaya justru sebaliknya Resimen mahasiswa ini ternyata banyak dihuni ‎oleh kaum perempuan bahkan pemimpin di organisasi saat ini adalah perempuan,permasalahannya yang akan diangkat yakni bagaimana proses komunikasi verbal ‎dan nonverbal dalam kepemimpinan perempuan Satuan Resimen Mahasiswa 820 ‎UIN Sunan Ampel Surabaya, dan bagaimana gaya komunikasi kepemimpinan ‎perempuan di Satuan Resimen Mahasiswa 820 UIN Sunan Ampel Surabaya.‎Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik ‎pengumpulan data observasi untuk memperoleh keyakinan tentang keabsahan ‎data, wawancara untuk mengadakan komunikasi dengan subyek penelitian, dan ‎dokumentasi mencari data mengenai catatan, transkip, arsip dll.. Teori yang ‎digunakan dalam melihat perempuan dan kepemimpinan di Satuan Resimen ‎Mahasiswa 820 UIN Sunan Ampel Surabaya ialah teori Genderlect styles, ‎Deborah Tannen Dari hasil penelitian ditemuk...

Gaya Kepemimpinan Perempuan

2015

Abstrak Penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan perempuan yang bertujuan menemukan model gaya kepemimpinan yang khas pada perempuan. Metode penelitian dilakukan berdasarkan kajian teoritis dari penulusuran jurnal-jurnal penelitian, buku dan makalah lainnya. Hasil penelitian-penelitian masalah gender umumnya menunjukkan tidak banyak perbedaan gender dalam hal organisasi. Namun jika gender dihubungkan dengan gaya kepemimpinan terlihat adanya gaya tertentu khas perempuan, tapi bukan karena perbedaan jenis kelamin, namun lebih pada factor karakteristik/tuntutan pekerjaan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh karakteristik pekerjaan dengan gaya kepemimpinan perempuan. Jika karakteristik pekerjaan dihubungkan dengan gaya kepemimpinan perempuan secara umum gaya kepemimpinan perempuan terbagi 2 (dua) yaitu gaya kepemimpinan feminism-maskulin dan gaya kepemimpinan transformasional-transaksional. . Kata Kunci : Kepemimpinan, Perempuan, Feminism-Maskulin

Kepemimpinan Wanita Dalam Islam

Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf, 2020

Kepemimpinan wanita dalam kancah politik menuai kontroversi di dalam Islam. Hal ini disebabkan oleh nas{ hadis sahih yang menyatakan bahwa suatu kaum tidak akan beruntung jika dipimpin oleh wanita. Bagi ulama konservatif, akan memahami hadis tersebut apa adanya (tekstual). Namun bagi ulama yang moderat akan memahaminya dari sisi kontekstual. Agama Islam berpedoman kepada al-Qur’an dan hadis, oleh sebab itu, tidak adil kiranya jika hanya memotret dari sisi hadis saja dan mengesampingkan al-Qur’an. Artikel ini akan membahas tentang kepemimpinan wanita dari sisi al-Qur’an, hadis, biologis wanita dan sosiologis bangsa Indonesia. Kesimpulan artikel ini adalah al-Qur’an melegitimasi kepemimpinan wanita lewat kisah ratu Saba’ (Bilqi>s). Hadis tentang kepemimpinan wanita dapat dipahami sebagai ‘komentar’ Nabi terhadap pergantian kepemimpinan di Persia dan memiliki muatan lokal-temporal. Wanita memiliki kelemahan biologis pada saat menstruasi dan hamil, kelemahan fisik dibandingkan laki-l...

Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam

Syariah Jurnal Hukum dan Pemikiran, 2018

Terjadinya kontroversi dalam masalah kepemimpinan perempuan dalam Islam berasal dari perbedaan ulama dalam menafsiri sejumlah ayat dan hadis Nabi. Secara umum jika dianalisa kualitas hadis riwayat al-Bukhârî, al-Turmuzî, dan al-Nasâ`î serta Imam Ahmad tentang kepemimpinan perempuan secara umum adalah shahîh li dzâtihi. Sanadnya memenuhi kaidah kesahihan sanad hadis, yaitu sanadnya bersambung, periwayatnya bersifat tsiqah, dan terhindar dari syudzûdz dan ‘illah. Matannya juga memenuhi kaidah kesahihan matan hadis, yakni terhindar dari syudzûdz dan ‘illah.Secara tekstual, hadis tersebut menunjukkan larangan bagi perempuan menjadi pemimpin dalam urusan umum. Oleh karena itu, mayoritas ulama secara tegas menyatakan kepemimpinan perempuan dalam urusan umum dilarang. Namun secara kontekstual hadis tersebut dapat dipahami bahwa Islam tidak melarang perempuan menduduki suatu jabatan atau menjadi pemimpin dalam urusan umum. Bahkan menjadi kepala negara, dengan syarat sesuai dengan kriteria ...

Kepemimpinan Wanita Pada Wilayah Publik

SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum, 2020

Pembahasan tentang kepemimpinan seorang wanita sampai saat ini menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan di berbagai kalangan. Betapa tidak, dibeberapa daerah kabupaten dan kota maupun pada tingkat propinsi ditemukan beberapa calon pasangan yang mengajukan diri untuk menjadi pemimpin. Bahkan Indonesia sendiri pernah dipimpin oleh presiden wanita, Megawati Sukarno Putri, putri dari Presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno. Dengan naiknya presiden wanita ini, desas desus pernyataan dan pertanyaan masyarakat terus berhembus, masyarakat dari yang berpendidikan bahkan sampai masyarakat awam pada saat itu banyak yang tiba-tiba menjadi mufti. Mengungkapkan pendapat dan pandangan terhadap kepemimpinan Megawati sebagai Presiden pertama wanita di Indonesia. lalu sebenarnya bagaimana hukumnya Islam memandang perihal kepemimpinan wanita, dan bagaimana pandangan ulama terhadap kepemimpinan wanita dalam wilayah publik. Inilah yang menjadi topik pembahasan yang penulis mencoba untuk m...

Kepimpinan Wanita Menurut Perspektif Hamka

Abstrak: Kepimpinan Wanita Menurut Perspektif Hamka. Riset ini membahas pendirian Hamka terkait soal kepimpinan wanita. Ia mengkaji pandangannya tentang urusan kepimpinan wanita dan perbandingannya dengan pandangan ulama yang lain berhubung keabsahan dan pendirian syariat terhadapnya. Metode kajian adalah bersifat deskriptif, analitis dan komparatif dengan meninjau ijtihad Hamka tentang soal kepimpinan ini dalam karya-karya falsafah, fiqh dan tafsirnya yang muktabar dan perbandingannya dengan pendapat ulama Islam yang lain. Ia merumuskan pemahaman Hamka yang kritis tentang batas-batas yang khusus yang digariskan syariat yang telah meletakkan kepimpinan wanita dalam konteks yang tepat dan praktikal dan sewajarnya, sesuai dengan sifat, pembawaan, keperibadian dan kedudukan mereka sebagai pemimpin, serta selaras dengan keupayaan dan naluri dan fitrah kewanitaan yang sebenar. Dapatan kajian menemukan fikrah Hamka yang luas yang menafsirkan nas-nas syarak terkait prinsip kepemimpinan wanita ini dari sudut yang positif yang mempertahankan keabsahannya yang didukung dengan hujah-hujah dan keterangan dalil yang kukuh dan sebagai yang dibuktikan dalam kenyataan sejarah dan tradisi Islam. Adapun masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana kajian kepemimpinan wanita berdasarkan sudut pandang Hamka. Sedangkan tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kajian kepemimpinan wanita berdasarkan sudut pandang Hamka. Untuk menjawab dan mendeskripsi atas rumusan masalah dalam tulisan ini penulis menggunakan teknik mengumpulkan teori yang didapat dari beberapa referensi baik berupa buku, majalah, internet, dan karya ilmiah lainnya lalu disesuaikan dengan kajian bahasan yang diangkat dalam tulisan ini. Dalam perbahasan tentang asas kepimpinan wanita Islam ini, Hamka telah menggariskan beberapa kriteria penting yang mengisbatkan hak dan status wanita sebagai pemimpin. Beliau mempertahankan kemerdekaan mereka sebagai pemimpin dan menekankan tentang tanggungjawab yang sama yang mesti dipikul dalam menegakkan kepimpinan ini. Ini dibahaskan dalam konteks dan skop yang luas daripada prinsip Islam yang memberi ruang kepada mereka untuk melibatkan diri dalam pemerintahan dan perencanaan undang-undang, dan menyumbang dalam meninggikan kedudukan dan martabat umat. Kata kunci: Hamka, kepimpinan wanita, keluarga, fitrah. Abstract: Women's Leadership According to Hamka's Perspective. Women's Leadership According to an Islamic Perspective. This paper discusses Hamka's stance regarding women's leadership. He examines his views on the affairs of women's leadership and its comparison with the views of other scholars regarding the validity and stance of the Shari'a against it. The study method is descriptive, analytical and comparative by reviewing Hamka's ijtihad on this leadership issue in his works of philosophy, fiqh and muktabar interpretation and comparison with the opinions of other Islamic scholars. He formulated Hamka's critical understanding of the specific boundaries outlined by the Shari'a which have placed women's leadership in an appropriate and practical and proper context, in accordance with their character, nature, personality and position as leaders, and in line with their desires and instincts and nature. true femininity. The study obtained a broad fikrah Hamka that interprets the syarak passages related to the principle of female leadership from a positive angle that maintains its validity which is supported by strong arguments and evidence and as proven in the reality of Islamic history and tradition. The problem in this paper is how to study women's leadership based on Hamka's point of view. Meanwhile, the purpose of this paper is to determine the study of women's leadership based on Hamka's point of view. To answer and describe the formulation of the problem in this paper, the writer uses the technique of collecting theory which is obtained from several references in the form of books, magazines, the internet, and other scientific works and then adjusted to the study of the discussion raised in this paper. In discussing the principles of leadership for Islamic women, Hamka has outlined several important criteria that describe the rights and status of women as leaders. He maintained their independence as leaders and emphasized the same responsibility that must be taken in upholding this leadership. This is discussed in a broad context and scope of Islamic principles which provide space for them to involve themselves in government and statutory planning, and contribute to elevating the position and dignity of the Ummah.

Kepemimpinan Wanita dalam Alquran

Artikel Tafsir Maudhu'i, 2023

Dewasa ini, agama sering dituduh sebagai sumber terjadinya ketidakadilan dalam masyarakat, termasuk ketidakadilan relasi antara laki-laki dan perempuan yang sering disebut ketidakadilan gender. Sementara, saat ini peran perempuan semakin dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Banyak perempuan yang mulai ikut berkiprah dalam kepemimpinan di masyarakat terutama di Indonesia, perempuan saat ini benar-benar muncul diberbagai peran dan posisi strategis dalam ranah biokrasi maupun pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa kaum perempuan dapat menunjukkan dirinya sebagai kaum yang kuat dan berproses.

Kepemimpinan Wanita dalam Gereja

Jurnal Teologi Pelayanan Kerusso, 2023

The debate about the role of women in church ministry and leadership has been going on between two views, Complementarian and Egalitarian. The Complementarian view holds that men and women are equal in essence, but that headship is given by God to men. Therefore, leadership positions according to this view are only reserved for men, so that women cannot occupy leadership positions in the church. Meanwhile, the Egalitarian view does not recognize the existence of male headship. Both men and women have equal opportunity for leadership positions, including leadership in the church. In this research, the author uses a theological analysis to answer the complementarian and egalitarian debates. The results of this study acknowledge the existence of male headship and find that male headship does not hinder women's leadership in the church.