Kepemimpinan Modern Berbasis Karakter Pesantren (original) (raw)
Related papers
Kepemimpinan Modern Berbasis Pesantren
Risalatuna: Journal of Pesantren Studies, 2022
Artikel ini mengkaji tentang kepemimpinan modern dengan pendidikan karakter. Dengan tujuan bahwa bagaimana pesantren merespon perubahan ini menggunakan sistem kepemimpinannya. Riset ini menggunakan library research (kajian pustaka) dengan referesni yang fokus tema nya terkait. Hasil dari riset ini bahwa kepemimpinan berbasis pesantren memerlukan sosok yang memiliki kriteria kepemimpinan ala pesantren, seperti sikap adaptif, selektif, mandiri, kokoh dan berpegang teguh pada ajaran Islam demi menciptakan sistem pendidikan yang ideal. Akan tetapi, artikel ini juga memberikan catatan yang tebal bahwa pendidikan karakter pesantren tidak menjamin sesuai dengan yang diajarakan kiai dan diamalkan oleh alumni, karena semua hal itu masih menjadi pertimbangan tersendiri di sosial masyarakat. Hal ini terjadi karena tidak ada bentuk yang linier, verbatim dan aksiomatik yang dilakukan oleh alumni pesantren. Karena artikel ini juga memberikan jawaban bahwa pendidikan karakter yang ada di pesantren...
Prototipe Kepemimpinan Kiai di Pesantren Modern
Jurnal Dirosah Islamiyah
This study aims to determine the implementation of the management and leadership of kiai Pondok Modern Darussalam Gontor in order to continue to exist and even become a prototype of leadership and management of modern Islamic boarding schools in Indonesia. The study used descriptive qualitative methods which were carried out by collecting data obtained from documentation, observation and interviews, and supported by literature studies, both from books and journals. The results of the study show that the modernity of Pondok Gontor is seen in the implementation of management which is different from Islamic boarding schools in general. Gontor's management is carried out based on the principles of transparency and accountability as well as togetherness. Pondok Gontor adheres to a collective, democratic, and transformational leadership model. This leadership model is proven to be able to bring about change in every student and teacher to achieve high performance. Through its vision a...
Kepempimpinan Pesantren ; Tradisi dan Modernisasi
AT-TAQWA, 2015
The tradition of leadership that develops in islamic boarding school is considered something of a legacy. In addition, the famous islamic boarding school with charismatic leadership model or even militaristic. It will certainly have negative implications on the development of boarding schools in the face of the regulation of the times. Leadership model needs to be developed so critically and mutualist, in order to realize boarding in accordance with the expectations of society, and be able to compete in the contestation of education in the modern era. Because lead is essentially determine what is good and true to be implemented, making a grand program in accordance with the interests of consumers "students and the community", creating the desired dynamics of the boarding school so that stakeholders boarding berkomintmen and have responsibilities, obligations with vigor and enthusiasm to realize the things that have been set. Leadership models offered are boarding schools need to apply the foundation of leadership models (multileader), transformative leadership and educational leadership. This leadership model does not mean eliminating the spirit or pesantren leadership tradition, but tradition is the development of leadership and strategy combines traditional leadership model boarding school with modern leadership theories.
Memahami pesantren dalam ruang lingkup manajemen pendidikan, hal ini dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang mengarah pada perspektif seremonial, substansial dan religiusitas. Dalam perspektif seremonial, pesantren dipandang sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berkenan menyelenggarakan sistem pendidikan, seperti layaknya lembaga pendidikan formal lainnya yang berperan dalam mewujudkan sebagian cita-cita dan tujuan pendidikan yang telah digariskan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Aspek yang dikembangkan dalam perspektif seremonial, pesantren tidak terlepas dari bidang lain sebagai pendukung kegiatan, yakni aspek material sebagai standar dan ukuran atas besarnya jumlah dana yang disediakan dalam mengembangkan program pesantren dan aspek material yang berhubungan dengan kelengkapan fisik yang dimiliki oleh pesantren dalam menyelenggarakan program kegiatan belajar-mengajar pada pesantren terkait yang selaras dengan tujuan pendidikan guna mengarah pada pencapaian substansial pesantren. Tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh pesantren, secara substansial mengarah pada pembentukan kualitas hasilpendidikan yang dapat dijadikan sandaran bagi kebutuhan umat (islam) dalam melibatkan diri secara lebih mendalam akan partisipasinya sebagai stakeholder, sehingga pada gilirannya pesantren akan muncul sebagai mercusuar yang berkenan menyinari kebutuhan umat manusia bukan saja pada makna keberagamaan, tetapi pada sisi lain dari kehidupan serta peradaban manusia. Mengakar pada substansial pesantren, maka sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren berkenan dalam meningkatkan mutu, baik kuantitas maupun kualitas kelembagaannya, terutama dilihat dari sisi penyelenggaraannya maupun dari sisi manajemennya, sehingga proses kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang terjadi di pesantren tersebut dapat senantiasa mengarah pada orientasi dan kualitas pendidikan yang benar-benar diharapkan oleh masyarakat. Aspek yang dikembangkan dalam menjawab tantangan pesantren secara substansial dibutuhkan beberapa perhatian antara lain: (1) aspek human resources (sumber daya manusia) sebagai perencana, pelaksana, penilai dan memberikan arah bagi tindak lanjut program yang dikembangkan oleh pesantren, (2) aspek budaya organisasi yaitu munculnya nilai dan norma yang yang sekaligus menjadi kontrol atas perkembangan dan kemajuan pesantren agar senantiasa selaras dengan norma keagamaan yang selama ini berkembang. Oleh sebab itu, tidak heran ketika muncul ke permukaan tentang salah satu pernyataan yang menjelaskan bahwa pesantren akan hidup dan mati oleh tingkat kepedulian masyarakatnya. 1 Dengan kata lain bagi pesantren yang baru tumbuh akan sangat membutuhkan masyarakat sebagai perpanjangan dari kebijakan pendidikan yang ditetapkan oleh pesantren, sehingga pesantren ini akan berkembang pesat sesuai dengan tingkat dan kepedulian masyarakatnya. Bagi pesantren berkembang, masyarakat akan menjadi tumpuan atas peningkatan dan pelayanan mutu yang diselenggarakan oleh pesanten tersebut, sehingga hubungan yang harmonis akan memberikan dampak yang sangat berarti bagi pemenuhan sarana dan fasilitas belajar santri dan pada gilirannya santri sebagai peserta didik mampu menyerap model pengajaran yang disampaikan oleh para ustadznya sebagai pendidik dan pengajar yang mengacu kepada isu dasar profesionalimenya. Prinsip ini pun dapat berlaku bagi ustadznya yang telah dibekali dengan kemampuan mendidik dan mengajar dengan di lengkapi oleh fasilitas mengajar yang permanen, sehingga masukan, proses dan hasil yang dicapai oleh kedua komponen tersebut akan lebih bermakna bagi keberhasilan dalam kegiatan proses belajar-mengajar. Pesantren dikenal sebagai lembaga dan sistem pendidikan Islam tertua di Indonesia yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat. Dalam operasionalnya pesantren memiliki nilai-nilai pokok yang tidak dimiliki oleh lembaga lain pertama cara pandang kehidupan yang utuh (Kaffah) adalah sebagai ibadah Kedua, menuntut ilmu tidak berkesudahan (Long life edcucation yang kemudian diamalkan. Ilmu dan ibadah adalah menjadi identik baginya yang dengan sendirinya akan muncul kecintaan yang mendalam pada ilmu pengetahuan sebagai nilai utama. Ketiga keihlasan bekerja untuk tujuan bersama.
Perilaku Kepemimpinan Tradisional Pesantren
Jurnal Pemikiran Keislaman, 2013
Abstrak Kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari kata 'kekuasaan', karena kekuasaan merupakan modal untuk menjadi pemimpin. Arti kepemimpinan itu sendiri adalah proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuai dengan kehendak pemimpin. Sementara perilaku kepemimpinan dapat dikategorikan pada 2 (dua) kategori, yaitu perilaku yang perhatiannya pada hasil produksi, dan perilaku yang perhatiannya cenderung pada sumber daya manusia. Perilaku kepemimpinan tradisional atau yang sering disebut sebagai gaya kepemimpinan otoriter adalah perilaku kepemimpinan yang seringkali memberi lingkup yang sangat sempit terhadap kebebasan, kreatifitas dan inisiatif bawahan. Pihak bawahan selalu melakukan apa yang difatwakan oleh atasannya, pendapat dan inisiatif bawahan hampir tidak ada. Dan sekiranya bawahan mempunyai inisiatif dan potensi tinggi ia hanya cukup untuk menjalankan fatwa kiai. Sistem organisasi yang dicantumkan dalam bentuk formal tidak seluruhnya berpengaruh terhadap mekanisme kerja sehari-hari. Pemetaan sistem administrasi didominasi oleh fatwa kiai dan sangat jarang bersumber dari tugas dan fungsi jabatan yang ditetapkan dalam organisasi. Sifat hubungan kiai dan kariawan bawah dalam gaya kepemimpinan jenis ini menunjukkan tanda-tanda kekerabatan.
Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Madrasah Berbasis Pesantren
ATTARBIYAH, 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan model kepemimpinan kepala sekolah di M.A. Roudlotul Mubtadiin Jepara, yang berupa strategi-strategi yang dijalankan dalam upaya merealisasikan visi (tujuan) sekolah. Untuk mewujudkan tujuan madrasah maka diperlukan sosok pemimpin (kepala sekolah) dengan model kepemimpinan yang transformasional yang mampu menjawab berbagai tantangan, berintegritas, serta unggul dalam kompetensi-kompetensi kepemimpinan lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif naturalistik. Penelitian didasarkan pada sisi alamiah suatu kasus model kepemimpinan kepala sekolah di M.A. Roudlotul Mubtadiin Jepara yang menghasilkan data deskriptif dari responden atau perilaku dan situasi yang diamati. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi, panduan wawancara, dan panduan dokumentasi. Keabsahan data diukur menggunakan triangulasi sumber. Th...
Gaya Kepemimpinan Kharismatik Kyai Dalam Pengembangan Pondok Pesantren
Jurnal Isema : Islamic Educational Management, 2021
Kepemimpinan kyai di beberapa pondok pesantren mengalami perubahan, dari beberapa kasus, perkembangan dimulai dari perubahan gaya kepemimpinan, dari kharismatik ke rasionalistik, dari otoriter-paternalistik ke diplomatik-partisipatif atau dari laissez faire ke demokratif. Kepemimpinan seorang kyai di pondok pesantren bertumpu pada kharisma, perubahan penyesuaian yang terjadi di pondok pesantren menunjukkan bahwa kyai mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat khususnya sistem pendidikan nasional. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi: wawancara, observasi partisipasi, dan studi dokumentasi. Pelaksanaan kepemimpinan kyai di pondok pesantren mengalami kesuksesan, ditandai dengan bertambah jumlah santri dalam setiap tahunnya, mengembangkan lembaga, baik lembaga formal maupun non formal, santri yang telah lulus dan pulang ke rumahnya masing-masing dipercaya oleh masyarakat untuk m...
Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan Islam Berbasis Masjid
Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2018
Leadership is the ideal of quality, both in terms of physical, mental, and intellectual.Maturity in terms ofthis aspect will help a leader in carrying out the task. Knowledgeand a wide perspective is the key in solving many problems that block or makesome breakthroughs for the success of the important task of a leader. Islamencourage every Muslim to have these three types of power. The strong and goodbelievers are well loved by Allah more than the weak believers, each has a virtue.For that, the vision and values of leadership comes from the ideal practices ofRasulullah peace be upon him (Shalallahu 'alaihi wa sallam) and the Companions, itis necessary and must continue to be extracted, distributed and socialized tobecome a strong issue in the stage of leadership in society. Therefore, a goodleadership is absolutely needed by the community, and of course the leaders areexpected to appear is a leader that has a nature or character laudable. That is, onthe side of truth, justice, h...