Teori Konstruktivisme dan kognitif (original) (raw)

Teori Belajar Konstruktivisme

Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada,sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya. Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung kepada benda-benda konkret. Seorang guru perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum pembelajaran. Jika tidak demikian, maka seorang pendidik tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar, bahkan dapat memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan hanya untuk meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada siswa, melainkan sebagai proses mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan di mana mungkin konsepsi itu salah, dan jika ternyata benar maka pendidik harus membantu siswa dalam mengkonstruk konsepsi tersebut biar lebih matang. Maka dari permasalahan tersebut, pemakalah tertarik melakukan penelitian konsep untuk mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat teori belajar konstruktivisme ini bisa mengembangkan keaktifan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran karena dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan pengalaman yang siswa peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari.

Teori Filsafat Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang menentang paradigma positivistik dan post positivistik. konstruktivisme sebenarnya bukanlah barang baru dalam filsafat, aliran ini sebenarnya sudah ada sejak lama tetapi baru mencapai kematangan teorinya diabad 19. Selain itu teori filsafat konstruktivisme kini banyak digunakan dalam pendidikan.

Teori Konstruktivistik

Pada hakikatnya, tujuan lembaga pendidikan bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi harus menciptakan lingkungan dan pengalaman siswa untuk dapat menemukan dan mengkonstruksi pengetahuan. Lembaga pendidikan harus memfasilitasi siswa menjadi anggota komunitas belajar yang mampu menemukan, merumuskan, dan menyelesaikan masalah. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang membiarkan siswa menemukan pengetahuan, sedangkan peran pendidik sebagai pengarah dan penuntun siswa. Siswa menemukan pengetahuan berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan atau dapat disebut dengan pengetahuan sebelumnya.

Teori Belajar Konstruktivistik

Menurut Suparno, paham konstruktivistik pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari gutu kepada orang lain karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif tempat terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema (jamak: skemata) yang baru. Seseorang yang belajar berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Konstruksi berarti membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Thobroni & Mustofa, 2017).

KB3 Teori Konstruktivistik

Upaya membangun sumber daya manusia ditentukan oleh karakteristik manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki. Karakteristik manusia masa depan yang dikehendaki tersebut adalah menusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerus untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri yaitu suatu proses … (to) learn to be. Mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya (Raka Joni, 1990). Kepekaan, berarti ketajaman baik dalam arti kemampuan berpikirnya, maupun kemudah tersentuhan hati nurani di dalam melihat dan merasakan segala sesuatu, mulai dari kepentingan orang lain sampai dengan kelestarian lingkungan yang merupakan gubahan Sang Pencipta. Kemandirian, berarti kemampuan menilai proses dan hasil berpikir sendiri di samping proses dan hasil berpikir orang lain, serta keberanian bertindak sesuai dengan apa yang dianggapnya benar dan perlu. Tanggungjawab, berarti kesediaan untuk menerima segala konsekuensi keputusan serta tindakan sendiri. Kolaborasi, berarti di samping mampu berbuat yang terbaik bagi dirinya sendiri, individu dengan ciri-ciri di atas juga mampu bekerja sama dengan individu lainnya dalam meningkatkan mutu kehidupan bersama. Langkah strategis bagi perwujudan tujuan di atas adalah adanya layanan ahli Sebelum kita mempelajari materi pada bagian ini, cobalah bapak/ibu renungkan sejenak, " manusia-manusia masa depan seperti apa yang ingin kita hasilkan dari proses pembelajaran yang terjadi saat ini?

Konstruktivisme dalam Belajar

Salah satu prinsip Psikologi Pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.

Teori Konstruktivistivisme dalam Pembelajaran

2020

Human characteristics expented in the context of building human recources are human beings who have sensitivity, idependence, responsibility for risk in decision making, developing all aspects of the potential through a continuous learning process to find oneself that is the process to learn to be. To achieve this goal constructivistic theory was chosen, because compared to other learning theories, this theory can anticipate a shift from education that emphasizes cognitive aspects to the human aspect as a whole. Learning theory is an attempt to describe how a person learns, thus helping us understand the inherently complex processes of learning. Learning theory can also be said as a set of general statements that are used to explain things that occur in learning activities. Learning theory must be able to connect between things that are now with how to produce it

Teori Belajar Konstruktivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan

Di dalam proses pembelajaran, munculnya kesulitan untuk memahami suatu konsep merupakan hal yang wajar. Ini menggambarkan bahwa anak sedang melakukan proses berpikir. Mereka berusaha untuk mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya. Skemata atau pengetahuan awal setiap siswa tidaklah sama sehingga kesulitan yang dihadapi setiap anak pun tidaklah selalu sama. Sebagai seorang guru atau orang yang membimbing mereka belajar, sebaiknya kita dapat mengenali dan memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak. Karena jika dibiarkan kesulitan tersebut tidak lagi menjadi sebuah kewajaran, melainkan suatu masalah yang dapat menghambat perkembangan intelektual anak.