Kajian Karakteristik Proses Pengomposan Limbah Tanaman Jagung Yang Diberi Tambahan Kipahit Dan Pupuk Kandang Kambing (original) (raw)
Related papers
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering)
Corn waste, tithonia and cattle manure are three materials that have different characteristics. These charactersitics differences if used together in the composting process will complement each other and potentially produce good compost. This research was conducted to find out how the composting process characteristics by utilizing the three raw materials with different characteristics in a composting process. The composting process was carried out using a berkeley method which was stacked with a layered bioreactor. The decomposition process that occurs involving decompisted bacteria, so the composting process runs aerobically. Aerobic composting corn waste with the addition of tithonia and cattle manure finished in about 4-5 weeks to become a mature compost. The quality of the compost produced is quite good because the content contained in compost fulfills most of the quality standards regulated in SNI 7763: 2018. The addition of tithonia and cattle manure has a positive impact i...
Pendampingan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos Dan Pupuk Kandang
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 2024
Sampah organik rumah tangga dan kotoran hewan ternak berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan karena menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sumber penyakit. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada warga Kampung Satwa mengenai cara pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos Takakura dan kotoran hewan ternak menjadi pupuk kandang. Selain memberikan solusi permasalahan mengenai sampah organik, kegiatan ini sekaligus untuk membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam pengelolaan sumber daya hayati yang berkesinambungan, sesuai dengan program sebagai desa tujuan wisata berbasis ekologi. Target kegiatan adalah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) dan bapak-bapak yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) di Kampung Satwa Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung selama bulan September-November 2022. Pupuk hasil karya warga kemudian diuji di LPPT-UGM untuk dibandingkan kualitasnya dengan pupuk komersil dan standar nasional Indonesia (SNI). Hasil menunjukkan bahwa pupuk Takakura lebih baik dibandingkan pupuk kompos komersil. Sementara itu kualitas pupuk kandang buatan warga setara dengan pupuk kandang komersil. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk kompos dan pupuk kandang di Kampung Satwa berhasil dengan baik.
Pemanfaatan Bungkil Jagung Dalam Pengomposan Pelepah Kelapa Sawit
2020
Tanaman kelapa sawit memiliki limbah seperti pelepah kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai nutrisi tanaman dalam bentuk kompos. Untuk mempercepat proses pengomposan pelepah kelapa sawit dapat diberikan penambahan tepung jagung sebagai nutrisi mikroorganisme yang berperan dalam mendegradasi daun kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kompos C/N, kompos C-Organik, kandungan nitrogen kompos, dan lama pengomposan daun kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 5 perlakuan: kontrol P0 (pelepah 2kg), P1 (pelepah 2 kg dan tepung jagung 0,2 kg), P3 (pelepah 2 kg dan tepung jagung 0,4 kg), P4 (pelepah 2 kg dan 0, 6 kg tepung jagung), P5 (2 kg pelepah dan 0,8 kg makanan inti). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan pH kompos dari daun kelapa sawit sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Hasil peengomposan kadar C-Organik tertinggi terdapat pada komposisi 0,6 kg tepung jagung dengan 2 kg pelepah daun sawit dengan nilai 40,11% d...
Pengelolaan Limbah Tanaman Jagung Sebagai Pakan
Oleh : KHAERUN NUR KARIMUDDIN I111 11 018 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 PENDAHULUAN Latar Belakang Sulawesi Selatan sebagai salah satu sentra produksi jagung memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang ketahanan pangan nasional. Luas panen jagung pada tahun 2011 mencapai 296.421 ha dengan produksi 1.416.182 t atau produktivitas rata-rata sekitar 4,78 t/ha. Produktivitas tersebut masih tergolong rendah karena potensi produksi jagung bisa mencapai 10 t/ha, tergantung pada potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan (Subandi, et al. 2006). Terkait dengan pengembangan pakan, diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku pakan lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku pakan. Secara umum untuk pengembangan pakan memiliki permasalahan, antara lain: (a) kebutuhan bahan baku pakan tidak seluruhnya dipenuhi dari lokal sehingga masih mengandalkan impor, (b) bahan baku pakan lokal belum dimanfaatkan secara optimal, (c) ketersediaan pakan lokal tidak kontinu dan kurang berkualitas, (d) penggunaan tanaman legum sebagai sumber pakan belum optimal, (e) pemanfaatan lahan tidur dan lahan integrasi masih rendah, (f) penerapan teknologi hijauan pakan masih rendah, (g) produksi pakan nasional tidak pasti akibat akurasi data yang kurang tepat, serta (h) penelitian dan aplikasinya tidak sejalan (Syamsu dan Abdullah 2009). Limbah pertanian tidak semuanya dimanfaatkan oleh petani, penyebabnya adalah : a) umumnya petani membakar limbah tanaman pangan karena secepatnya akan dilakukan pengolahan tanah, b) limbah tanaman pangan bersifat kamba sehingga menyulitkan peternak untuk mengangkut dalam jumlah banyak untuk diberikan kepada ternak, dan umumnya lahan pertanian jauh dari pemukiman peternak sehingga
Jurnal Graha Pengabdian
Abstrak: Limbah peternakan dan pertanian akan berdampak negatif pada lingkungan seperti pencemaran udara, air dan tanah, menjadi sumber penyakit, dan kenyamanan bila tidak diberikan pengolahan yang baik. Pupuk merupakan satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang ditambahkan pada media tanam untuk mencukupi kebutuhan unsur hara sehingga tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu upaya untuk menanggulangi imbas jangka panjang dari penggunaan pupuk kimia/anorganik adalah dengan mengoptimalkan potensi penggunaan pupuk organik. Tahapan yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan kotoran ternak dan limbah pertanian yang sudah dibakar untuk diolah menjadi pupuk kompos dengan bantuan bakteri pengurai. Peranan pupuk organik dalam menjaga kesuburan tanah adalah dapat memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologis pada tanah sehingga memiliki peranan penting pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan dan praktek p...
Pengolahan Limbah Pertanian Tanaman Jagung Pada Kelompok Tani Kobatunan Dan Sukamaju Desa Mundung
Pastura, 2019
Sistem pemeliharaan ternak sapi potong secara ekstensif yang dipelihara oleh Kelompok Tani Kobatunan dan Sukamaju Desa Mundung antara lain menyebabkan rendahnya produktivitas ternak. Selain itu juga kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh anggota Kelompok tentang sistem pemeliharaan ternak sapi potong, tidak tersedia kandang, hijauan pakan berkualitas, sistem pengelolahan limbah pertanian dan peternakan menyebabkan pengembangan usaha peternakan dikelompok ini berjalan sangat lamban. Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Tani Kobatunan dan Sukamaju antara lain bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pakan berkualitas melalui ketersediaan kebun percontohan hijauan pakan unggul, pengelolaan limbah pertanian dan peternakan melalui pengenalan, penyebarluasan, alih teknologi pakan dalam upaya optimalisasi pemenuhan kebutuhan pakan sapi potong. Metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan tersebut dengan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan aplikasi pembuatan kandang percon...
Efektivitas Kompos Limbah Jagung Menggunakan Dekomposer Bakteri dan Cendawan pada Tanaman Jagung
JURNAL PANGAN, 2018
Utilization of maize waste as the organic matter sources in agricultural land couldn’t be directly applied, caused by late decomposition prosess. An effort to accelerate of maize waste decomposting needed bioactivator. The research was conducted in green house and Bajeng Research Intallation from March to August 2015. The research was arranged in randomized block design using isolate bacteria and fungus just one or theier combining ie: three bacteria (B7.1,E7.7and E7.11), three fungus (M7, O5, P7), and four bacteria-fungus combining(B7.1+O5, B7.1+M7, E7.7+P7, B7.1+E7.7+O5), EM4 and N,P,K fertilizer(200,45,60) ha-1as the check treatment. Just one isolate fertilized by 75 percent N,P,K while combine isolate fertilized by 50 percent N,P,K recommended. The results indicated that just one decomposer E7.7 produced high enouugh grain yield not siqnificantly different by N,P,K (200,45,60) and five other just one treatment (E7.11,B7.1,M7 and O5), however siqnificantly different with combini...
Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 2017
Kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang karena kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah. Salah satu kotoran ternak yang dapat digunakan untuk pupuk kandang adalah kotoran kambing. Kotoran kambing digunakan sebagai pupuk kandang didasari oleh alasan bahwa kotoran kambing memiliki kandungan unsur hara relatif lebih seimbang dibanding pupuk alam lainnya dan kotoran kambing bercampur dengan air seninya (urine) yang juga mengandung unsur hara. Penambahan debu sabut kelapa ke dalam pupuk kandang karena kandungan kalium yang tinggi pada debu sabut dapat meningkatkan kandungan unsur hara K pada pupuk kandang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu optimal pengomposan dan kualitas dari pupuk kandang.
Teknologi Pengolahan Limbah Pertanian Tongkol Jagung Untuk Mengatasi Masa Paceklik Pakan Ternak
2014
Usaha peternakan banyak digeluti oleh masyarakat baik sebagai mata pencaharian utama maupun sebagai usaha sampingan yang bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan. Faktor yang mendorong usaha peternakan masyarakat desa adalah melimpahnya pakan ternak baik yang dikembangbiakan sendiri seperti tanaman pagar maupun berbagai rerumputan. Pakan ternak dari limbah pasca panen pun cukup melimpah misalnya jerami padi, kedela, kacang hijau serta tongkol jagung. Ketersediaan pakan ternak yang melimpah disaat panen ini kurang diantisipasi oleh para peternak dipedesaan untuk dapat diolah menjadi pakan ternak awetan/konsentrat yang dapat membantu mengatasi pakan ternak di saat musim paceklik. Dari permasalahan tersebut di atas, upaya yang dapat dilakukan adalah mengolah limbah pertanian khususnya tongkol jagung kering untuk dapat digiling menjadi serbuk tongkol jagung. Selanjutnya serbuk tongkol jagung tersebut akan diolah lebih lanjut untuk meningkatkan kadar protein dan lainnya, sehingga sesuai...
Pengolahan Limbah Ampas Ekstrasi Jamu Menjadi Pupuk Kompos
2019
Perusahan produsen pembuatan produk jamu tradisional menghasilkan salah satu produk berupa teh celup yang diproses melalui proses ekstraksi dengan menggunakan material rempah-rempah jamu. Sementara Proses ekstraksi menghasilkan ampas ekstrak. Jumlah ampas yang dihasilkan dari proses ekstraksi industri jamu tersebut 300 kg/hari. Selama ini limbah belum termanfaatkan secara maksimal sehingga akan mengalami permasalahan yang serius. Perusahaan memiliki kapasitas penyimpanan 20 ton. Dan kapasitas saat ini mulai tidak mencukupi dengan laju penumpukan limbah jamu. Selain masalah biaya untuk membuang limbah ke pihak ketiga, hal ini juga menimbulkan bau yang tidak sedap yang mengganggu pemukiman disekitar industri. Penulis melaksanakan abdimas dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos dimulai dengan proses pencucian ampas jamu, lalu ditambahkan mikrobacter EM 4 dan gula untuk proses pembusukan. Hasil pupuk yang sudah jadi di uji coba ke tanaman hias dan tanaman buah, hasil secara ...