Kajian Karakteristik Sedimen Dasar Untuk Mendukung Rencana Pembangunan Pelabuhan Patimban (original) (raw)
Related papers
Daya Dukung Sedimen Dasar Laut DI Perairan Pelabuhan Cirebon Dan Sekitarnya
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN, 2016
Bottom sediments bearing capacity on Cirebon harbor development planning are focused on Geotechnique, geophysical and oceanographically aspects. During tidal spring, current tend to the south and southwest wards and during the neap tide tend to the north and northeast with mean maximum velocity was 0.11 m/sec and minimum velocity was 0.08 m/sec. The sea floor morphology in the Cirebon harbor waters is slightly gentle and the water depth varies from-6.5 to 8.5 m (LWS), while the depth of the pond itself are between 0.00 to-2.00 meters. The bearing capacity from SPT (Standard Penetration Test) at depth between 18.00-27.00 m are composed of loose sand to sandy clay, soft, with (N) SPT values about 22 to 32 blows. Sondir data obtained at depth 2.00-11.50 and Qc value about 2-4 kg/cm2 while at depth 14.00 m to 15.50 m Qc value data about more > 150 kg/cm2 was found at depth more than 20.00 meters. The lower part layers in Astanajapura are composed of sand, dense, hard, with SPT value data obtained are 35 to more than 50 blows. Clay mineral analysis showed montmorilonite is dominant in this survey area. So that very easy to swell and will influenced the foundation structure construction. Sari Daya dukung sedimen dasar laut dan aspek keteknikan pada perencanaan pengembangan pelabuhan Cirebon lebih ditekankan pada faktor geoteknik, geofisika dan oseanografi. Pada saat pasang arah arus cenderung ke arah selatan dan baratdaya, sedangkan pada saat surut cenderung ke arah utara dan timurlaut dengan kecepatan rata-rata maksimum 0.11 m/detik dan minimum 0.08 m/detik. Morfologi dasar laut di perairan pelabuhan Cirebon sangat landai bervariasi antara-6,5 m (LWS) dan-8.00 m, sedangkan kolamnya sendiri antara 0.00-2.00 m, Daya dukung tanah pada kedalaman 18.00-27.00 m dari LWS di bagian atas diselingi oleh pasir lepas hingga lempung pasiran merupakan tanah bersifat lunak (soft) dengan N SPT = 22 hingga 32 tumbukan (blows). Data sondir di sekitar lokasi dermaga menunjukan nilai harga Qc = 2-4 kg/cm 2 pada kedalaman 2.00-11.50 m dan nilai Qc > 150 kg/cm 2 dijumpai pada kedalaman 14.00-15.50 m. Sedangkan lapisan bawah di daerah Astanajapura pada kedalaman lebih dari 20.00 meter tertumpu pada pasir, padat, keras, nilai SPT antara 35 hingga lebih dari 50 tumbukan. Analisis mineral lempung yang ada di daerah selidikan memperlihatkan bahwa lempung monmorilonite sangat dominan dan diketahui bahwa tanah yang mengandung monmorilonite sangat mudah mengembang oleh tambahan kadar air sehingga tekanan pengembangannya dapat merusak struktur bangunan pondasi.
Studi Pola Transport Sedimen Akibat Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya
2004
Tugas Akhir ini membahas pola sedimentasi akibat pengembangan pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dengan mereklamasi daerah sekitar wilayah teluk Kali-Lamong, Berdasarkan pemodelan dengan SMS versi 6. 0. Beberapa alternatif reklamasi yang diajukan, yaitu model rencana awal dengan membuat 2 reklamasi yang terdapat jarak atau kana/, alternatif pertama dengan menutup jarak atau kana/ tersebut, alternatif kedua dengan memindah pintu pelabuhan penumpang menghadap ke arah barat, alternatif ketiga dengan membuat reklamasi memanjang dimana reklamasi satu disebelah timur dan reklamasi dua disebelah barat. Pada lokasi di sekitar wilayah Hasil pemodelan tersebut diambil 8 titik (node) pada lokasi yang di asumsikan mewakili daerah sekitarnya. Dari lokasi analisa tersebut didapatkan pola arus dan sedimentasi dalam 3 kondisi pasang surut MSL, LWL, dan HWL. Dari hasil running diketahui, konsentrasi penyebaran rata-rata sedimen yang terjadi untuk rencana awal pada kondisi HWL sebesar 0.11093184 kglm...
Buletin Oseanografi Marina
Tingkat sedimentasi di muara S. Jelitik sangat tinggi sehingga ketika air laut surut, kapal-kapal tidak dapat keluar masuk ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat. Untuk menangani masalah tersebut, pemerintah secara periodik melakukan pengerukan yang berbiaya tinggi. Oleh karena itu, Pemprov Bangka Belitung merencanakan membangun infrastruktur pengendali sedimen. Dalam perencanaan infrastruktur pengendali sedimen diperlukan data-data karakteristik sedimen dasar. Saat ini kajian khusus karateristik sedimen dasar di kawasan ini masih belum ada. [A1] Oleh karena itu dilakukan kajian ini dengan tujuan mengetahui pola sebaran karakteristik sedimen dasar seperti berat jenis, tekstur sedimen, ukuran d50 butir sedimen dan analisis stastik sedimen dasar. Karakteristik ini sangat penting untuk kajian sedimentasi selanjutnya terutama sebagai data masukan perhitungan kecepatan sedimentasi baik secara analitik maupun dengan pemodelan numerik. Metode yang digunakan dalam kajian ini adal...
Studi Karakteristik Sedimen Dasar Perairan Tanjung Pasir Banten menggunakan Metode Gradistat
Buletin Oseanografi Marina
Program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) merupakan program strategis nasional untuk menangani permasalahan di Teluk Jakarta. Salah satu rencananya adalah dengan membangun waduk lepas pantai (WLP) di Perairan Tanjung Pasir, Banten. WLP selain berfungsi sebagai tanggul laut juga sebagai penyedia air baku. Dalam perencanaan WLP salah satu pertimbangan utama adalah permasalahan sedimentasi. Proses sedimentasi di perairan sangat terkait dengan karakteristik sedimen. Tujuannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran karakteristik sedimen dasar seperti kadar air, berat jenis, gradasi, tekstur sedimen, ukuran d50 butir sedimen dan analisis statistik sedimen dasar sehingga dapat mendukung rencana pembangunan WLP NCICD. Metode yang dipakai adalah pengambilan sampel sedimen di lapangan, pengujian sampel sedimen di laboratorium, analisis sedimen secara statistik dan analisis deskriptif karakteristik sedimen dasar menggunakan metode Gradistat. Berdasarkan hasil...
Studi Batimetri Dan Sedimen Dasar Laut Untuk Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Bonang Rembang
Journal of Oceanography, 2015
Pelabuhan Tanjung Bonang merupakan pelabuhan niaga yang ada di Kabupaten Rembang. Pada saat ini Pelabuhan Tanjung Bonang masih dalam proses pembangunan Tahap Pertama. Informasi mengenai batimetri dan sedimen dasar laut perairan sangat dibutuhkan guna menunjang alur pelayaran pasca pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai gambaran batimetri dan menentukan kedalaman alur pelayaran sesuai dengan rencana peruntukanya. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12-16 April 2014 di Perairan Tanjung Bendo kawasan Pelabuhan Tanjung Bonang. Data yang digunakan untuk penelitian adalah data pemeruman dengan Echosounder SinglebeamGarmin 585, data pasang surut, dan data sedimen dasar laut perairan Tanjung Bendo. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan data diolah menggunakan software Surfer 12, Global Mapper 15, dan ArcGIS 10.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perairan Tanjung Bendo kawasan Pelabuhan Tanjung Bonang termasuk dalam kategori perairan dangkal dengan kedalaman pada lokasi survei berkisar antara 0,73 m-11,31 m. Morfologi dasar perairan rata dengan rata-rata kemiringan dasar perairan 0,45% dan termasuk dalam kategori hampir datar (flat to almost flat). Sedimen dasar perairan didominasi oleh jenis sedimen lanau (silt). Alur pelayaran saat ini hanya digunakan untuk kapal tongkang (Barge) dan kapal tunda (Tugboat) dengan kedalaman minimum 5,4 m danlebar alur 130 m. Alur Pelayaran Rencana untuk jenis kapal kargo umum (General Cargo) dengan nilai DWT(Dead Weight Tonnage)maksimum 5000 membutuhkan kedalaman minimal 8,16 m. Untuk optimalisasi alur pelayaran rencana tersebut diperlukan adanya pengerukan awal (capital dredging) terhadap area alur yang memiliki kedalaman kurang dari 8,16 m.
Karakteristik Endapan Sedimen: Studi Kasus Pantai Parangkusumo Daerah Istimewa Yogyakarta
Newton-Maxwell Journal of Physics, 2020
Keragaman karakteristik endapan sedimen berdasarkan perbedaan proses geomorfologinya memiliki tantangan dalam dunia eksplorasi yang berkaitan dengan batuan sedimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik tekstur endapan sedimen berdasarkan perbedaan proses geomorfologi yang bekerja untuk menjadi sebuah analog. Metode yang digunakan dengan pengumpulan data lapangan, serta tahap pengolahan data berupa analisis granulometri di laboratorium. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel endapan pasir yang diambil pada daerah gumuk pasir memiliki rata-rata bentuk butir yang lebih menyerupai bentuk bola, kebundaran yang lebih membundar, ukuran butir yang lebih halus, sortasi yang lebih baik dan kedewasaan yang tingkatannya lebih dewasa dibandingkan dengan sampel endapan pasir pada daerah pasang surut
Geoid, 2019
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan salah satu pelabuhan di Indonesia yang menjadi pusat distributor barang ke kawasan timur Indonesia. Keberadaan sedimen di dalam perairan akan mempengaruhi kondisi fisik perairan pelabuhan tersebut dikarenakan pengendapan sedimen di suatu perairan akan mempengaruhi bentuk topografi di dasar perairan. Pengerukan secara rutin diperlukan untuk memelihara kedalaman suatu kolam dan alur pelayaran dari pendangkalan akibat pergerakan dan pengendapan material sedimen. Salah satu penyebab dari proses sedimentasi adalah arus dan pasang surut air laut. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik bendabenda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Dalam hal ini dilakukan analisis pola sebaran sedimen menggunakan pemodelan hidrodinamika 3D menggunakan perangkat lunak Delft3D. Pemodelan arus dan sebaran sedimen dilakukan menggunakan metode simulasi numerik dengan parameter data batimetri, pasang surut air laut, river discharge, densitas, dry density dan konsentrasi sedimen. Dari penelitian ini didapatkan hasil nilai sebaran sedimen paling besar terjadi pada saat spring tide mencapai 2x10-3 m2/s. Berdasarkan data kumulatif erosi dan sedimentasi, daerah perairan Pelabuhan Tanjung Perak yang mengalami sedimentasi paling besar adalah kolam pelabuhan, Terminal Teluk Lamong dan daerah sekitar bangunan jetti, sehingga diperlukan monitoring secara rutin di daerah tersebut.
Transport Sedimen di Lokasi Perencanaan Pembangunan Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara
Salah satu faktor permasalah yang sering terjadi dalam pemilihan lokasi pengembangan pelabuhan yakni proses sedimentasi yang terjadi terus menerus sehingga berpotensi mengakibatkan pendangkalan. Pergerakan material sedimen dalam proses sedimentasi dipengaruhi oleh pergerakan aliran air seperti pasang surut, angin, arus dan gelombang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis sedimen dasar di sekitar lokasi perencanaan pembangunan, mengetahui perbandingan konsentrasi sedimen tersuspensi pada saat pasang dan surut serta membuat simulasi transport sedimen sehingga diharapkan memberikan informasi dan gambaran mengenai sedimentasi di perairan Perencanaan Pembangunan Pelabuhan Marunda. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pengambilan data lapangan, analisa sampel sedimen, dan pengolahan data serta penyusunan laporan. Pengambilan data lapangan dilakukan pada bulan Juni 2014. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus, sedangkan untuk penentuan titik koordinat lokasi penelitian berlangsung adalah dengan menggunakan metode pertimbangan atau metode sampling. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data lapangan, diperoleh jenis sedimen yang terdapat di sekitar perairan pelabuhan yaitu sedimen pasir. Sedangkan konsentrasi sedimen tersuspensi disetiap stasiun pengamatan pada saat surut lebih besar dibandingkan pada saat pasang. Dengan bantuan perangkat lunak MIKE 21 diperoleh volume sedimen dari pergerakan transport sedimen selama 15 hari adalah sebesar 5,083 x 10-3 m3. Kata Kunci: Sedimen, Transport Sedimen, Perairan Pelabuhan Marunda, MIKE 21
Artikel Analisis Ekonomi dan Politik Pelabuhan Patimban
Berawal dari permasalahan ketidak selarasan timeline pembangunan wilayah di Kabupaten Subang, ketidak sesuaian target rencana pembangunan yang tertuang dalam dokumen RPJPD dan RPJMD Kabupaten Subang, serta kemungkinan ketidaksiapan terhadap dampak sosial masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah pembangunan pelabuhan Patimban, dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif telah diperoleh beberapa temuan analisis pada 3 (tiga) permasalahan tersebut melalui pendekatan ekonomi dan politik. Pada akhirnya dirumuskan rekomendasi yang meliputi: 1) Identifikasi mayarakat terdampak pembangunan pelabuhan patimban melalui data terpadu kecamatan dan UPT; 2) Menyediakan pelatihan kerja di bidang perikanan dan Kelautan; 3) Membangun sistem Planning and Outcome Based Controlling (PObC); 4) Membangun upaya collaborative governance antar pemangku kepentingan; 5) Rehabilitasi lingkungan sekitar (bakau, sawah, tambak, dan ladang garam); 6) Membangun inovasi RKPD Non APBD untuk sebesarbesarnya pemanfaatan pada aspek sosial masyarakat dan lingkungan; 7) Penyelesaian revisi peraturan vertical dan horizontal terkait (Perda RTRW), RPJPD dan RPJMD, serta peraturan devirasinya; 8) Penyesuaian APBD; 9) Peningkatan partisipasi stakeholder non Musrengbangda melalui forum stakeholder meeting, public hearing, optimalisasi website pemerintah daerah berikut kemudahan aksesibilitasnya; 10) Pembinaan pelatihan kerja bagi masyarakat terdampak pelabuhan patimban yang disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi pengembangan wilayah pelabuhan Patimban dan sekitarnya.
Analisa Pola Sebaran Sedimen Dasar Muara Sungai Batang Arau Padang
Journal of Oceanography, 2017
Muara sungai berfungsi sebangai penghubung antara sungai dan laut, pada daerah ini terjadi pertemuan antara arus sungai dan juga arus laut. Pertemuan arus ini nantinya akan menyebabkan terjadi proses sedimentasi pada muara sungai. Sedimen yang tersedimenasi nantinya akan mengalami proses transpor yang disebabkan oleh pengaruh arus diperairan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran ukuran butir sedimen pada muara sungai Batang Arau Padang serta pengaruh arus terhadap pesebaran sedimen di muara sungai Batang Arau. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di muara sungai Batang Arau, Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penentuan lokasi pengambilan titik lokasi dengan menggunakan metode purposive sampling dan pengambilan sampel sedimen dasar pada 25 Mei 2016. Analisis jenis sampel sedimen dasar di laboratorium menggunakan metode granulometri . Peta sebaran sedimen dasar diinterpolasi menggunakan software ArcGIS 10.0 dan pemodelan ar...