Manusia Versus Dosa (original) (raw)

Manusia, Dosa & Keselamatan

$alam Hati Gembira ... - Alkitab - Teologi - Bibliologi - Antropologi - Hamartiologi - Soteriologi

Tuhan Allah telah menciptakan 4 jenis makhluk hidup, yaitu: malaikat, tumbuhan, binatang dan manusia. Tuhan Allah tidak menciptakan Setan dan sejenisnya. Adalah tidak mungkin bahwa Allah yang Kudus itu menciptakan sesuatu yang tidak kudus. Malaikat yang memberontak itulah dibuang dari takhta-Nya dan menjadi Setan. Dari antara semua makhluk ciptaan-Nya, manusialah yang mendapat perhatian khusus. Mulai dari sebelum jatuh dalam dosa, saat jatuh dalam dosa, dalam cengkeraman dosa, berjumpa jalan keselamatan, hingga hidup yang kekal adalah pokok pembicaraan dari Alkitab. Oleh: Juanda

Manusia, Dosa dan Ketiadaan

Pendahuluan Paul Ricoeur merupakan pemikir yang mempunyai cakupan pemikiran begitu luas khususnya mengenai antropologi filosofis. Salah satu karya pentingnya mengenai antropologi filosofis yaitu The Symbolism of Evil. Karyanya ini merupakan bagian kedua dari proyek filsafat kehendaknya (Philosophy of The Will) yang terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu Fallible Man dan The Symbolism of Evil. Permasalahan yang mendasari karyanya ini tidak lain adalah dorongan dari penjelasan mengenai perihal kejahatan di dunia: Mengapa ada kejahatan di dunia? Mengapa orang-orang melakukan perbuatan jahat? 1 Yang kemudian membawa Ricoeur menelusuri mengenai eksistensi manusia melalui tanda, simbol, metafor dan narasi. Ricoeur berpandangan bahwa tanda, simbol, metaphor dan narasi itu mengungkapkan eksistensi manusia dan realitas dunia yang manusia alami. 2 Karya tulis ini akan berfokus pada "Simbolisme dosa: dosa sebagai ketiadaan" yang terdapat dalam The Symbolism of Evil. Karena keterkaitan antara simbolisme dosa dan eksistensi manusia maka tulisan ini diberi judul: Manusia, dosa dan ketiadaan. Dalam Fallible Man, Ricoeur menyatakan mengenai posibilitas manusia melakukan kejahatan bahwa manusia dapat berbuat salah. Dalam The Symbolism of Evil, Ricoeur menyatakan mengenai aktualitas kejahatan manusia bahwa manusia sendiri mengakui (confession) akan kejahatannya melalui simbol-simbol dalam kepercayan (agama) dan kebudayaan. 3 Simbol-simbol "pengakuan" manusia akan kejahatannya seperti: pencemaran (defilement), dosa (sin), dan Kebersalahan (guilt). Dalam bagian "Simbolisme dosa: dosa sebagai ketiadaan" Ricoeur menyatakan mengenai simbol negatif dosa. 4 Apa yang dimaksud dengan negativitas dari simbol dosa? Apa antropologi filosofis dari pemikiran Ricoeur ini? Dosa sebagai ketiadaan dan Eksistensi Manusia

Manusia dan Konflik

MANUSIA DAN KONFLIK, 2015

Penafsiran terhadap teks suci (al-Qur`an dan hadits) yang berorientasi teologis dengan mengabaikan realitas penafsir dan pembaca akan menghasilkan pemahaman keagamaan yang tertutup dengan melegitimasi hasil penafsiran dan pemahamannya terhadap teks suci sebagai teks suci itu sendiri yang mutlak. Penafsiran seperti ini akan melahirkan otoritarianisme keagamaan yang menafikan perbedaan pendapat dan pemikiran. Sebaliknya penafsiran yang mengakui kreatifitas sekaligus kenisbian sang penafsir sebagai manusia akan membuka cakrawala makna yang kaya dan fungsi al-Qur`an sebagai petunjuk umat manusia tanpa membedakan asal-usulnya akan teroptimalkan. Al-Qur`an bisa menjadi sumber pencerahan bagi sistem ekonomi, hukum, pendidikan dan berbagai persoalan sosial budaya bagi semua manusia tanpa manusia tersebut dipaksa untuk mengakui kebenaran al-Qur`an dan masuk Islam. Pemahaman keagamaan yang mengakui akan keragaman telah dipraktekkan oleh Nabi ketika membangun negara Madinah dengan membuat perjanjian yang disebut Piagam Madinah antar umat Islam, Yahudi dan suku-suku yang ada di Madinah. Perjanjian ini mengakui adanya perbedaan agama, suku dan adat istiadatnya, namun tidak membeda-bedakan di antara mereka soal perlindungan dari kejahatan dan ancaman dari luar termasuk dalam hal tolong menolong dalam soal kebaikan.

MANUSIA DAN AGAMA

Beberapa para ahli mendefinisikan pengertian Manusia sebagai berikut:  RENE DESCARTES Manusia adalah makhluk ganda yang mempunyai pikiran dan badan perluasan apa yang kita pikirkan dengan akal kita.  UPANISADS Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh, jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.  SOKRATES Manusia adalah makhluk berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.  KEES BERTENS Manusia adalah suatu makhluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuanya tidak dinyatakan.  I WAYAN WATRA Manusia adalah makhluk yang dinamis dengan trias dinamikanya yaitu, cipta, rasa, dan karsa.  NICOLAUS D. & A. SUDIARJA Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.  ABINENO J. I Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".  OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

Manusia dan tanggung jawab

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Hidup manusia di samping sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial yang hidup di dalam masyarakat. Di dalam

Hak Asasi Manusia Versus Pidana Mati

2021

Human Rights are the basic rights of every human being as God's creatures who are equal to one another. The application of the death penalty by the state through a court decision means that the state revokes the convict's right to life which is an unlimited human right. Therefore, its implementation must take into account the rights of the convict. The purpose of this paper is to find out whether the imposition of the death penalty for criminals is against human rights. What are the criteria for imposing the death penalty for perpetrators of crimes that do not conflict with human rights? The method used is a normative research method using secondary data. It can be concluded that the imposition of the death penalty is against human rights. However, in its application, it can be justified on the grounds of defending human rights and only for crimes that go beyond humanity and damage human civilization. The implementation of the criminal justice process must be transparent and fair.

Racun untuk Nyamuk bukan untuk Manusia

Awalnya, penulis meneliti terhadap 30 responden yang masih berada dalam lingkungan penulis dan tercatat 98% masyarakat adalah menggunakan obat nyamuk padahal lingkungan penulis termasuk lingkungan yang bersih dan belum banyak tercemar. Bahkan bisa jadi di daerah lain yang memiliki lingkungan yang kotor, penggunaan obat nyamuk bisa lebih banyak lagi. Penulis juga menemukan fakta bahwa 80% responden tidak mengetahui dampak buruk dari obat nyamuk. Hal ini juga menunjukan banyak sekali masyarakat yang menggunakan obat nyamuk sebagai alat pengusir nyamuk tanpa mereka ketahui dampak buruk yang dihasilkan oleh obat nyamuk. Berangkat dari hal itu penulis ingin menjelaskan kandungan zat-zat kimia yang berbahaya pada obat nyamuk dan solusi pengganti penggunaan obat nyamuk yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

MANUSIA & TUHAN

IlmuQalam ILMU KALAM (USHULUDIN) (ilmu tentang pokok/dasar itikad-akidah agama) I. Prolog Ibarat sebuah pohon, itikad (keyakinan) yang mendalam merupakan akar pondasi yang menjadi dasar, sedangkan akidah merupakan satu batang penopang yang tegak tidak boleh menyimpang. Salah dalam Itikad-akidah menyebabkan seseorang tersesat dan keluar dari Islam menjadi kafir. Sedangkan Fiqih merupakan dahan, ranting dan cabangnya. Dalam masalah Fiqih-amaliah yang ijtihadi sering terjadi perbedaan pendapat (khilafiah) diantara para imam mujtahid dan para ulama. Salah dalam ijtihad fiqih amaliah, tidak menyebabkan seorang muslim menjadi kafir, melainkan yang benar dapat dua pahala yang salah dapat satu pahala. Hadits Nabi yang menginformasikan akan adanya firqoh-firqoh Islam yang sesat dalam masalah Akidah (bukan masalah fiqih-amaliah Khilafiah) : Umatku akan terpecah-belah menjadi 73 golongan, diantara golongan-golongan itu yang selamat hanya satu golongan saja, sedangkan lainnya adalah binasa. Para sahabat bertanya : Siapakah golongan yang selamat itu ? Nabi menjawab : golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah, para sahabat bertanya lagi, Apakah golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah itu ? Nabi menjawab : Yaitu yang mengikuti apa-apa yang sekarang ini dipraktekkan (manhaj) saya dan para sahabatku Maka bahwasanya siapa yang hidup (lama) diantara kamu niscaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak.