EMOSI DAN HUBUNGAN ANTAR SEBAYA PADA ANAK TUNALARAS USIA SEKOLAH ANTARA TERAPI MUSIK KLASIK (MOZART) DAN MURROTAL (SURAH AR-RAHMAN (original) (raw)

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

Kosala : Jurnal Ilmu Kesehatan, 2015

Background. Hospitalization is a process that for some reason or emergency plans, so the children had to be hospitalized can cause children to experience anxiety. To overcome anxiety management can be given psychotherapy, one of which is with music therapy. Based on the data obtained through patient registration book entry of data obtained that the number of pediatric patients aged 3-6 years who were admitted to Teratai Ward. Dr. Oen Surakarta in September amounted to 43 children, with the number 5 top disease was observed febrile illness (14 children), abdominal pain (5 children), vomiting (5 children), DHF (5 children) and bronchopneumonia (4 children). The research objective of this study was to determine the effect of music therapy to decrease the level of anxiety in children who were treated at the Dr. Oen Surakarta Hospital before and after the given music therapy. Research method The research used in this study is the approach Quasy Experiment with one group pre-test and post-test. Using purposive sampling with a sample size of 30 children. Collecting data using the observation sheet in the form of a checklist. Results: The results of the analysis using dependent test paired samples Ttest SPSS version 18.0 with α = 5% (0.05), obtained results show 21 312 t with p value of 0:00. so p value of <0.05., which means that there is an influence of music therapy to decrease the level of anxiety in children who were treated at the Hospital Dr. Oen Surakarta. Conclusion: There is a decrease in the effect of music therapy on anxiety levels in children who were treated at the Dr. Oen Surakarta Hospital.

UNGKAPKAN RASAMU: PEMBERIAN MUSIK PERKUSI DALAM MENINGKATKAN EKSPRESI EMOSI ANAK AUTIS

Abstrak: Anak autis mengalami kesulitan berkomunikasi non verbal. Hal itu membuat mereka sulit berinteraksi secara sosial dengan orang lain. Percussion music therapy bertujuan untuk membantu anak-anak yang memiliki sindrom autisme untuk mengungkapkan emosi, baik emosi positif maupun negatif. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan kasus tunggal, dengan 5 sesi pada tahap awal (sebelum pemberian pengobatan) dan 7 sesi pada tahap intervensi. Penelitian ini melibatkan dua anak autis. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan skala penilaian data. Hasilnya menunjukkan bahwa, terapi musik perkusi bisa meningkatkan ekspresi emosi pada anak autis. Kata kunci: Autisme, terapi musik perkusi, ekspresi emosional Abstract: Children with autism has difficulties in non-verbal communication experienced. It made them hard to interact socially with others. Percussion music therapy aims to help children who have autism syndrome to reveal they emotions, both positive and negative emotions. The study uses a single case experimental design, with 5 sessions at baseline phase (prior to administration of treatment) and 7 sessions in the intervention phase. The study involved two children with autism. Data collected through observation, interview and rating scale of data. The result shown that, percussion music therapy can increase the expression of emotion in children with autism

ART THERAPY SEBAGAI SARANA DALAM PELEPASAN EMOSI (KATARSIS) ANAK di SEKOLAH SUNGAI SURABAYA

Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR)

Tujuan dari pemberian visual art therapy pada anak di Sekolah adalah upaya untuk mengontrol emosi anak dan memberikan edukasi tentang cara meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Seperti diketahui anak memerlukan perhatian lebih dalam pengontrolan emosinya agar emosi tetap stabil dan menghindari perilaku emosi-emosi yang tidak diinginkan. Masalah akan timbul jika anak kehilangan kontrol terhadap emosi nya, dalam pengkategorian emosi ada empat gangguan emosi seperti ketidak mampuan anak dalam menunjukan tingkah laku yang sesuai situasi yang dihadapinya, ketidakmampuan anak dalam membangun hubungan pertemanan dengan teman-temannya, merasa depresi atau cemas yang berlebihan dengan faktor yang sangat kecil, merasa sakit perut ketika disuruh maju kedepan kelas, dan lain sebagainya.Anak sebagian besar memiliki perkembangan yang baik namun tidak memiliki keterampilan secara verbal untuk menyatakan apa yang dirasakan nya secara akurat. Untuk itu anak perlu tempat penyaluran emosi nya agar...

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA PADA CERPEN BIDADARI ITU DIBAWA JIBRIL KARYA KH AHMAD MUSTOFA BISRI SEBAGAI ALTERNATIF PEMILIHAN BAHAN AJAR SMA KELAS XI

Mawangi Dewi Lestari Ningrum, 2022

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sosiologi sastra pada cerpen Bidadari Itu Dibawa Jibril karya KH Ahmad Mustofa Bisri serta memanfaatkan analisis tersebut menjadi alternatif bahan ajar peserta didik kelas XI SMA semester genap. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara rinci. Sumber data dalam penelitian ini ialah cerpen Bidadari Itu Dibawa Jibril karya KH Ahmad Mustofa Bisri dan beberapa buku pendukung lainnya. Adapun hasil analisis menggunakan langkah-langkah yang telah ditentukan, yaitu: (1) Analisis Sosial Struktur Karya Sastra, (2) Analisis Sosial Masyarakat yang Diacu Karya Sastra, (3) Relasi Sosial Karya Sastra dengan Kenyataan Sosial. Berdasarkan hasil analisis tersebut, terdapat beberapa aspek sosial mengenai permasalahan kehidupan sosial antara lain, perkumpulan berkedok pengajian yang membawa dampak negatif, kemudahan dalam penyebaran ajaran sesat, dan kepercayaan masyarakat yang tidak dilandasi iman serta logika. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, analisis sosiologi sastra dalam cerpen Bidadari Itu Dibawa Jibril karya KH Ahmad Mustofa Bisri dapat diterapman sebagai alternatif bahan ajar apresiasi sastra karena kisahnya sesuai dengan keadaan sosial masyarakat sehingga memudahkan peserta didik untuk menentukan dan mengembangkan cerita pada cerpen.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MENTAL EMOSIONAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN

ABSTRAK Pola asuh yang diterapkan kepada anak usia prasekolah (4-6 tahun) secara tidak langsung akan berdampak kepada perkembangan yang dialami anak. Kesalahan dalam pemilihan dan penerapan pola asuh pada anak dapat berakibat kepada kondisi mental emosional pada anak. Orangtua dan pola asuh memiliki peran yang besar dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut menentukan corak dan gambaran kepribadian seseorang setelah dewasa kelak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Dampak pemberian pola asuh berbeda-beda sesuai pola asuh yang diterapkan. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional dengan rancang bangun menggunakan pendekatan cross sectional. Pengolahan data dilakukan dengan tahap editing, coding, scoring dan tabulating. Uji analisa yang digunakan adalah korelasi rank spearman rho. Dari hasil uji korelasi rank spearman dengan tingkat signifikasi α = 0,05 didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000 dan korelasi sebesar 0,586. Karena nilai signifikasi yang didapatkan < (α = 0,05) maka hipotesis penelitian diterima yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan mental emosional pada anak usia prasekolah (4-6 tahun) dengan kekuatan korelasi dalam kategori korelasi kuat (0,50 – 0,75). Pola asuh yang baik adalah pola asuh demokratis, Penetapan pola asuh demokratis dicirikan pada kondisi dimana orang tua senantiasa mengontrol perilaku anak, namun kontrol tersebut dilakukan dengan fleksibel atau tidak kaku. Menurut Gustian dalam Andayani (2010), anak yang terbiasa dengan pola asuh orang tua yang demokratis akan membawa dampak yang menguntungkan, diantaranya anak memiliki kepribadian yang ceria, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya diri yang baik, anak bisa mengatasi stress, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi baik dengan teman-teman dan orang dewasa. Orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak, karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya, serta menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga, sehingga keluarga merupakan awal dari pengasahan mental emosional anak. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi positif dalam perkembangan ilmu pengetahuan diantaranya sebagai : (1) bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan di bidang kesehatan dan acuan dalam promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif dalam peningkatan derajat kesehatan, serta (2) dapat dijadikan pedoman dalam penerapan pola asuh pada anak usia prasekolah (4-6 tahun). Kata Kunci : Pola Asuh, Mental Emosional, Anak Usia Prasekolah

PENGARUH JENIS MUSIK TERHADAP PERFORMA KOGNITIF YANG MENUNTUT INGATAN JANGKA PENDEK PADA ANAK-ANAK USIA 7-11 TAHUN

—There are so many human information received through the senses such as music. There are numbers of research that examines the influence of music, especially classical music on human cognitive abilities. But it is difficult to find study that examine the influence of other types of music other than classical music, such as pop music. The aim of this research was to examine the influence of types of music on cognitive performance that requires short-term memory. This study was a quasi-experimental study using a quantitative approach that uses short-term memory tests in the form of a series of meaningless letters while listening to classical music (Experiment Group 1), pop music (Experiment Group 2), and no music (Controlled Group). Samples of this study were 150 childrens aged 7-11 years who have good reading skills. To compare the effect of music to the children's short memory, statistical technique used was ANOVA. The result indicated that there existed a significant relationship between the pop music on cognitive performance that requires short-term memory in children aged 7-11 years. Abstrak—Begitu banyak informasi yang manusia terima melalui panca indera, salah satunya dengan mendengarkan musik. Banyak penelitian yang meneliti tentang pengaruh musik khususnya musik klasik terhadap kemampuan kognitif seseorang. Namun masih jarang penelitian yang dilakukan untuk meneliti tentang pengaruh musik lain selain musik klasik, misalnya musik pop. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jenis musik terhadap performa kognitif yang menuntut ingatan jangka pendek. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan tes ingatan jangka pendek berupa serangkaian huruf yang tak bermakna dan diperdengarkan musik klasik

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA DI SEKOLAH

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum MUHAMMAD DWI PANJI BASKORO G2A004105 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2010 ABSTRAK Latar Belakang: Depresi adalah suatu gejala yang telah diobservasi sejak dahulu dan merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Remaja rentan terkena depresi karena banyaknya proses adaptasi terhadap berbagai stressor kehidupan yang ada, apabila tidak diawasi dapat menimbulkan gangguan perilaku antisosial yang dapat menetap menjadi gangguan kepribadian antisosial pada saat mereka dewasa. Gangguan perilaku ini berdampak sangat merugikan, tidak hanya bagi remaja yang mengalaminya tetapi juga bagi masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara depresi dengan perilaku antisosial pada remaja di sekolah. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Depresi dan perilaku antisosial diukur dengan skor pada kuesioner. Sampel penelitian ini adalah 37 responden yaitu siswa-siswi SMA Mardisiswa yang bertempat di kecamatan banyumanik, kotaSemarang, yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan responden dengan menggunakan simple random sampling. Dari data penelitian dilakukan analisis uji Chi-Square. Hasil: Dari hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara depresi dengan gangguan perilaku antisosial pada remaja dengan nilai p = 0,042. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara depresi dengan perilaku antisosial pada remaja di sekolah. Kata kunci: depresi, perilaku antisosial, remaja. 1 Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip. 2 Staf pengajar bagian Psikiatri FK Undip. A SSOCIATION BETWEEN DEPRESSION DISORDER WITH ANTISOCIAL BEHAVIOR IN ADOLLESCENT SCHOOL ABSTRACT Background: Depression is a symptom that has been observed since long time ago and is the main mental health problems today. Adolescent vulnerable to depression, because of the process of adaptation to various stressors of life. if it doesn't get controlled can lead to antisocial behavior disorders that can settle into antisocial personality disorder when they became adults. This behavior disorders have very adverse consequences, not only for adolescents who experienced it but also for the community. Objective: This study aimed to prove whether there is a relationship between depression with antisocial behavior at school among adolescents. Method: The study was a correlational research with cross sectional approach. Depression and antisocial behavior was measured by scores on the questionnaire. The sample was 37 respondents which are Mardisiswa high school's students in Banyumanik, Semarang, that met the inclusion criteria. The selection of respondents using simple random sampling. Research data were analyzed using Chi-Square test. Results: The results of analysis showed a significant correlation between depression with antisocial behavior disorders in adolescents with p = 0.042. Conclusion: There is a relationship between depression with antisocial behavior in adolescents at school.

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI SUSU KEMASAN DENGAN INDEKS PUFA/pufa ANAK USIA 10-11 TAHUN DI SDN TUNJUNGSEKAR 1 KOTA MALANG

E-Prodenta Journal of Dentistry

Anak-anak pada usia 10-11 tahun rentan terhadap pertumbuhan dan perkembangan karies gigi karena memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman manis, salah satunya adalah susu kemasan. Pada tahun 2013, dari 25,2% penduduk Indonesia berumur 10-14 tahun yang mengalami masalah gigi dan mulut hanya 28,3% yang mendapatkan perawatan medis. Indeks PUFA/pufa adalah indeks yang dipergunakan untuk menilai kondisi rongga mulut akibat karies gigi yang tidak dirawat. Tujuan: untuk mengetahui hubungan frekuensi konsumsi susu kemasan dengan indeks PUFA/pufa anak usia 10-11 tahun di SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang. Metode: Data didapat dengan mewawancarai anak kelas IV-V yang berusia 10-11 tahun SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan rongga mulut. Sampel terdiri dari 55 anak yang diperoleh dengan menggunakan metode total sampling. Indeks PUFA/pufa populasi pada anak usia 10-11 tahun di SDN Tunjungsekar satu adalah 37.8%, sedangkan rata-rata Indeks PUFA/pufa adalah 32.7%. Hasil: frekuensi konsumsi susu kemasan didominasi oleh siswa dengan kategori sedikit 41.8%. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.786 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p<0.05). Kesimpulan: semakin rendah frekuensi konsumsi susu kemasan, maka akan diikuti oleh rendahnya indeks PUFA/pufa. Kata kunci: karies gigi, anak sekolah dasar, susu kemasan, indeks PUFA/pufa.