Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara (original) (raw)

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP

Informasi keberadaan hasil tangkapan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung belum banyak diketahui, terutama posisi daerah penangkapannya. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa hasil tangkapan tuna yang didaratkan tersebut adalah hasil tangkapan dari Laut Sulawesi dan Maluku yang kaya akan sumberdaya tuna dan cakalang. Untuk memastikan keberadaannya perlu dilakukan suatu kajian tentang daerah penangkapan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji posisi daerah penangkapan dan hasil tangkapan tuna pada alat tangkap hand line dan memetakan posisi penangkapan tuna berdasarkan alat tangkap hand line yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penangkapan tuna yang didaratkan pada Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung terdiri dari Laut Maluku, Laut Halmahera dan Laut Papua. Bobot rata-rata terbesar per ekor tertangkap di Laut Halmahera (46 kg) dan terkeci...

Modifikasi pemberat hand line dengan inovasi menggunakan pemberat batu beton pada penangkapan tuna di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung

JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP

Penangkapan hand line tuna dapat dikategorikan sebagai perikanan skala kecil. Namun demikian secara kuantitatif jumlah alat tangkap hand line tuna di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung (PPS Bitung), sangat dominan dibandingkan purse seine, long line, dan pole and line. Di lokasi penelitian terdapat masalah untuk keberlangsungan alat tangkap hand line tuna di masa yang akan datang yaitu bahan atau material dari komponen alat tangkap hand line yang terbatas persediannya di alam, oleh karena itu penelitian ini bertujuan membuat modifikasi pemberat yang praktis tersedia bahannya di alam yaitu dengan inovasi pemberat pancing hand line dari batu alam menjadi batu dari beton dan untuk mengetahui penggunaan batu beton mempunyai dampak terhadap hasil tangkapan di daerah penangkapan ikan (fishing ground). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengujian batu beton memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan. Keberlangsungan usaha penangkapan untuk hand line tuna di Kota Bitung dik...

Musim penangkapan tuna hand line di Laut Maluku

JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP

Bitung City is one oftunafisheries production centers hand line the very strategicin Indonesia, which is located between two fisheries management areas WPP 715 (Maluku Sea) and WPP 716 (Sulawesi Sea). In the Minister of Fisheries and Fisheries Decree No.50/Kepmen-KP /2017 it is explained that in WPP-NRI 715 it can be estimated to have a large pelagic fish potential of 555,982 tons, the amount of catch allowed (JTB) 444,786 tons, and the level of utilization of fish resources is 0,88. Tuna fishing, which is a large pelagic fish species in the Maluku sea, is generally dominated by hand line tuna ships based in the City of Bitung, but the problem is that they cannot regulate fishing activities more effectively and efficiently to increase catch production. So there needs to be research to find out how the fluctuation of tuna fishing every year and when the tuna fishing season period gives the best catch in the waters of the Maluku Sea. This study aims to determine the fluctuations in tu...

Komposisi Hasil Tangkapan Sampingan dan Ikan Target Perikanan Rawai Tuna di Bagian Timur Samudera Hindia

Marine Fisheries, 2014

Pengoperasian rawai tuna juga menangkap ikan jenis lainnya selain tuna yang dikenal dengan sebutan hasil tangkapan sampingan (HTS atau by-catch) yang tertangkap secara tidak sengaja dikarenakan adanya keterkaitan secara ekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi jenis hasil tangkapan sampingan dan mencoba menganalisis hubungan interaksi ikan hasil tangkapan sampingan dengan ikan tuna sebagai tangkapan utama (target species) pada perikanan rawai tuna di bagian Timur Samudera Hindia. Pengamatan dilakukan pada bulan Februari 2013-Januari 2014 dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan 7 kapal rawai tuna komersial selama 226 hari operasi penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 35 jenis ikan dan 1 jenis penyu, dengan target utama terdiri dari 4 jenis ikan (26,11%) serta hasil tangkapan sampingan yang terdiri dari 31 jenis ikan dan 1 jenis penyu. Dari hasil tangkapan sampingan yang diperoleh, sekitar 24,08 % yang dimanfaatkan (by-product) dan 49,74% y...

Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku

JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP

Pancing ulur tuna telah digunakan secara luas oleh nelayan di Laut Sulawesi dan sekitarnya untuk menangkap ikan pelagis besar dengan kapal-kapal ukuran kecil. Walaupun konstruksinya telah berkembang sejak lama, tetapi masih memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi penangkapan dan selektivitasnya. Keberhasilan penangkapan tuna hand line, di samping dipengaruhi oleh umpan, juga dipengaruhi oleh teknik pengoperasian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di perairan Maluku. Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2014 dengan menggunakan KM. Coelacanth dan KM. Melati 27, masing-masing sebanyak 6 trim. Dua teknik pengoperasian tuna hand line yang berbeda adalah 1. umpan alami pemberat batu dan tinta cumi (KM. Coelacanth), 2. umpan alami dengan kantong hambur (KM Melati 27). Hasil tangkapan KM. Coelacanth sebanyak 111 ekor madidihang (Thunnus albacares), 28 ekor tuna mata besa...

Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Alat Tangkap Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing

2017

Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang memiliki hasil tangkapan terbesar yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lempasing. Spesies hasil tangkapan purse seine pada bulan maret sampai bulan april 2016 dengan berat total 14.768 kg. Komposisi dan tingkat produktivitas ikan pelagis kecil di PPP Lempasing merupakan aspek menarik untuk diteliti, sehingga dapat dijadikan pedoman bagi nelayan, pelaku usaha perikanan dan pemerintah dalam upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan pelagis besar di PPP Lempasing. Komposisi spesies berfungsi untuk mengetahui spesies domin an dan nilai ekonomis tinggi dari ikan hasil tangkapan tersebut serta kapal yang mendapatkan hasil tangkapan tertinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hasil tangkapan pada alat tangkap purse seine, mengetahui komposisi (%) jenis, mengetahui variasi jumlah spesies hasil tangkapan antar kapal, variasi berat total hasil tangkapan antar kapal serta mengetahui berat (kg) a...

Komposisi Jenis dan Distribusi Hasil Tangkapan Nelayan Purse Seine di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Panarukan Kabupaten Situbondo Dr. Ir. Daduk Setyohadi., MP, dan Arief Setyanto, S. Pi, M. App, Sc

2021

Purse seine merupakan alat yang paling banyak beroperasi di wilayah Jawa khususnya di perairan selat Madura. Hasil tangkapan tiap hasil tangkapan ikan adalah Ikan Kurisi, Cucut, Pari, Bawal, Layang, Selar, Belanak, Teri, Lemuru, Kembung, Tongkol, Rajungan, Kepiting, Cumi-cumi, Mayung, Layur, Udang, Angla dan Ikan Lain. Dibandingkan alat tangkap jenis payang dan lampara, purse seine memiliki tingkat efektifitas penangkapan lebih tinggi. Untuk mengetahui perbedaan jumlah tangkapan ikan di setiap kapal purse seine dapat diketahui dengan cara mengetahui komposisi hasil tangkapan purse seine. Komposisi ini diketahui dari spesies ikan target tangkapan dan ukuran spesies hasil tangkapan yang diperoleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies hasil tangkapan purse seine, mengetahui komposisi hasil tangkapan purse seine, dan mengetahui hubungan panjang berat hasil tangkapan purse seine Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif survei. Metode ini dilaku...

Laju tangkap dan musim penangkapan madidihang (Thunnus albacares) dengan tuna hand line yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung (Fishing rate and season at hand line caught-Tuna (Thunnus albacares) landed in Bitung Oceanic Fisheries Port)

JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP, 2016

Tuna (Thunnus albacares) is a big pelagic fish with an extensive distribution from tropics to subtropics. It is categorized as highly economic fish and takes important role in promoting fisheries trades at the national and international level. This study was aimed at knowing the handline fishing rate and appropriate fishing season. The method used in this study was descriptive through case study approach. The study employed secondary data of Bitung oceanic fisheries port based on 5 year-fisheries log data, from 2011 to 2015. Results showed that the lowest fishing rate occurred in November 2013, 2.24 kg/hr/fisher and the highest was found in November 2011, 93.14 kg/hr/fisher. Based on fishing season, it was found that fishing season occurred in January, July, August, September, October and November. Keywords : fishing rate, season, tuna ABSTRAK Madidihang (Thunnus albacares) merupakan ikan pelagis besar dengan distribusi geografis mulai dari daerah tropis sampai sub tropis. Madidi...

Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Jaring Insang DI Kawasan Suaka Perikanan Teluk Rasau, Sumatera Selatan

2016

Teluk Rasau merupakan salah satu kawasan suaka perikanan rawa banjiran yang berfungsi untuk menjaga atau meningkatkan produksi perikanan di daerah aliran Sungai Lempuing. Sampai saat ini informasi mengenai efektivitas suaka perikanan terhadap sumber daya ikan belum banyak diketahui. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi jenis ikan dengan menganalisis ikan hasil tangkapan jaring insang dari berbagai ukuran mata jaring di kawasan suaka perikanan Teluk Rasau. Analisis komposisi jenis ikan ini digunakan untuk menilai efektivitas suaka perikanan Teluk Rasau. Survei lapangan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu Agustus, Oktober dan November 2009. Sampel jenis-jenis ikan didapatkan dari koleksi enumerator dan hasil tangkapan nelayan serta hasil tangkapan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sekitar 31 spesies ikan yang tergolong dalam 15 familia. Cyprinidae merupakan familia yang paling dominan, dengan komposisi hasil tangkapan terbesar diperoleh pa...

Komposisi hasil tangkapan dan laju pancing rawai tuna yang berbasis di Pelabuhan Benoa

Prosiding Simposium Nasional Perikanan Tuna Berkelanjutan, 2015

Rawai tuna (tuna longline) merupakan salah satu alat tangkap yang efektif untuk menangkap tuna, karena konstruksinya yang mampu menjangkau kedalaman renang (swimming layer) tuna. Hasil tangkapan rawai tuna terdiri atas hasil tangkapan utama (target species) dan hasil tangkapan sampingan (by-catch). Hasil tangkapan sampingan terdiri atas hasil tangkapan yang memiliki nilai ekonomis (by-product) dan yang tidak memiliki nilai ekonomis atau dibuang kembali ke laut (discard). Pengumpulan data dibantu oleh observer dengan mengikuti langsung operasional penangkapan kapal rawai tuna KM. Bina Sejati yang berbasis di Pelabuhan Benoa mulai tanggal18 Februari sampai 16 April 2013 di perairan Samudera Hindia. Data yang dikumpulkan meliputi data operasional penangkapan seperti komposisi hasil tangkapan, jumlah pancing dan daerah penangkapan. Berdasarkan hasil penelitian diperolehbahwa hasil tangkapan kapal rawai tuna KM. Bina Sejati sebanyak 21 spesies terdiri atas hasil tangkapan utama sebanyak 4 spesies, hasil tangkapan sampingan yang memiliki nilai ekonomis sebanyak 13 spesies dan yang tidak memiliki nilai ekonomis sebanyak 4 spesies. Hasil tangkapan utama didominasi oleh tuna mata besar dengan nilai laju pancing sebesar 0,06 dan hasil tangkapan sampingan yang memiliki nilai ekonomis didominasi oleh ikan gindara dan bawal lonjong dengan nilai laju pancing sebesar 0,05, sementara hasil tangkapan sampingan yang tidak memiliki nilai ekonomis didominasi oleh ikan naga dengan nilai laju pancing 1,01. Nilai laju pancing yang diperoleh pada penelitian ini sangat kecil. Menurunnya laju pancing tersebut merupakan salah satu indikasi berkurangnya ketersediaan tuna. Dengan semakin rendahnya nilai laju pancing hasil tangkapan tuna di perairan Samudera Hindia, perlu adanya kebijakan dari pemerintah baik itu pembatasan kapal penangkap atau jumlah alat tangkap, kuota penangkapan maupun penutupan daerah penangkapan untuk sementara. Kebijakan yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat memulihkan sumberdaya tuna yang sudah menunjukkan kecenderungan menurun.