Resiliensi dan Kesejahteraan Subjektif Anak Didik Lembaga Pembinaaan Khusus Anak (LPKA) (original) (raw)
Related papers
Kerentanan, Strategi Koping, Dan Penyesuaian Anak DI Lembaga Pembinaan Khusus Anak (Lpka)
2017
Social isolation and stress could be affected child adjustment in prison. This study aimed to analyze the influence of prison duration, family visits, vulnerability, and coping strategies on an adjustment of children in child correction institution. This study conducted in child correction institution at Tangerang City, Banten Province and used cross-sectional study design. This research involved 95 boys prisoners who had a length of prison was less than one year. Data were analyzed by multiple linear regression. The results showed that the more stress and control in prison, the more difficult for child prisoner to adjust in prison. The research also revealed that more than half of child prisoner had the vulnerability in low categories. Beside that, more than half of child prisoner also had coping strategies in high category and had coping strategies that were focused on emotions. The highest mean scores of child prisoner’s adjustment were restraint dimension. Adjustment of child pr...
Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Subyektif Anak Didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak
2017
The purpose of this study is to explore the factors of Subjective Well-Being of students of LPKA. The research used two approach with participants from LPKA Tangerang and LPKA Bandung. In the first research, 90 students filled the questionnaire and the second was qualitative method by Focus Group Discussion (FGD) technique. FDG was performed to 40 juvenille offenders (ABH) that had high subjective well-being. The result were that the factors that affect subjective well-being were the ability of children to cope stressfull situation, ability to adjust in difficult situations, spirituality and social support from family, peers and officers. Based on the results, the researchers concluded the factors that affect subjective well-being of LPKA students includes internal and external factors. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menggali faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subyektif anak didik LPKA. Penelitian dilakukan dua tahap dengan partisipan dari LPKA Pria Tangerang dan LP...
Kontribusi Muhasabah dalam Mengembangkan Resiliensi Pada Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus
Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 2021
The phenomenon of the poor quality of parental care for children with disabilities makes resilience one of the psychological capital that contributes to improving the quality of care. This study describes how through a muhasabah intervention in Blimbingrejo Village, Nalumsari District, Jepara Regency. The purpose of this study was to provide information for parents of children with special needs about muhasabah interventions in developing the resilience abilities of parents when carrying out their care. The urgency of this research is to reduce parenting stress experienced by parents because of the developmental barriers of their children. This research is qualitative with a case study approach through in-depth interviews and observation techniques. The study results explain that the condition of children with special needs is often a stressor for their parents. However, parents can live with complete steadfastness as a form of their resilience. The pattern of resilience formed is s...
Kesejahteran Subjektif Pada Lansia PWRI
2020
Lansia adalah tahapan perkembangan terakhir yang dialami oleh manusia, dimana manusia sudah berada pada titik dewasa akhir. Seperti yang diutarakan oleh Suardiman (2011) bahwa proses menjadi tua adalah proses alami yang di rasakan semua makhluk hidup. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Nugroho (dalam Sari & Yuslia, 2013) menua merupakan proses alamiah, yang artinya seseorang telah melewati tiga tahap kehidupan yang telah dilalui yaitu anak, dewasa, tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Selain itu untuk menunjang kehidupannya seorang lansia juga membutuhkan kesejahteraan subjektif dalam menjalani hidupnya. Di Indonesia sendiri saat ini telah masuk ke dalam negara berstruktur penduduk tua (ageing population) karena memiliki proporsi lanjut usia sekitar 60 tahun keatas yang besar yaitu kurang lebih 9%. Hal tersebut ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistik tahun 2018, bahwa di Indonesi terdapat lansia sebanyak 24,49 juta jiwa yang merupakan 9,27% dari keseluruh penduduk Indonesia. Jumlah tersebut meningkat disbanding tahun sebelumnya yang hanya terdapat 8,97% atau sekitar 23,4 jiwa dan diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. Populasi lansia yang mengalami peningkatan pada dasarnya merupakan dampak positif pada pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
Resiliensi di LKSA: Perceived Social Support dan Problem Focused Coping pada Remaja
Psyche 165 Journal
Adolescence who live in orphanages faced adversity in their life who are different from adolescence in general. They are required to be able to overcome the problems on their own without parents. The inability to overcome these problems can increase the risk of stress and prone to emotional problems. This study aims to determine the relationship between perceived social support and problem-focused coping on the level of resilience of adolescence in Bandung orphanages. The population of this study was adolescence who lives in Bandung orphanages. Respondents in this study were 70 adolescents aged 15-17 using purposive sampling technique. Two-stage clusters method used for determining the sample of the orphanage. The scales used in this study are Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Brief-COPE), and 14-item Resilience Scale (RS-14). Respondents filled out the questionnaires with a paper and pencil test in their orphanages. The data analysis using descriptive anal...
Penguatan Karakter Pada Remaja Berhadapan Dengan Hukum DI Lembaga Pembinaan Khusus Anak (Lpka)
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 2020
Setiap individu pasti melewati masa remaja sebagai salah satu periode perkembangan menuju masa dewasa. Masa remaja disebut sebagai masa usia bermasalah. Tidak jarang seorang remaja terjebak dalam permasalahan yang menyebabkan mereka melakukan tindak pidana sehingga harus menjalani proses pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) sebagai bentuk masa penahanan. Salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah tidak diberikannya pemahaman tentang perilaku asertif pada diri remaja. Asertif sendiri dapat diartikan sebagai ekspresi dari perasaan dan belajar untuk bertindak atas dasar perasaan, keinginan dan kebutuhan namun tetap menghormati hak-hak orang lain. Penguatan karakter dapat menjadi solusi untuk mengurangi tindak kenakalan pada diri remaja. Teknik Assertiveness Training menjadi metode intervensi yang dipilih sebagai upaya penguatan karakter dalam usaha pembinaan kepada anak didik LPKA yang sulit untuk mengekspresikan perasaannya seperti sulit mengatakan "tidak" kepada orang lain. Penggunaan model intervensi ini dirasa tepat dengan harapan ketika proses intervensi selesai maka para anak didik dapat menentukan tindakan yang tepat dan mampu mengekspresikan diri namun tetap menghargai perasaan dan hak orang lain.
Resiliensi Pada Anak Berkonflik Dengan Hukum (Abh) DI Indonesia Ditinjau Dari Efikasi Diri
2020
The recidivism rate in Indonesia in the case of ABH reached 42,8% (Marliana, 2017). Then, an effective interpolation is needed to achieve personal qualities through resilience. The purpose of this paper was to determine the effect of self-efficacy on increasing resilience on ABH in Indonesia.This paper is using a quantitative method that had 102 subjects of ABH which consist of representatives of some regions in Indonesia. The data collection used in this research is a cluster sampling technique. The data collection was used two-scale, named Resiliency Scales for Children and Adolescents (Saklofske et al, 2016) which consist of 51 items and the “General Self-Efficacy Scale” (Schwar & Jerussalem, 1995) which consist of 10 items. The result of the analysis shows that the range of resiliency on ABH is intermediate level with 52,9% of the presentation. Simultaneous results obtained by the regression analysis show that there is no significant effect between self-efficacy on law conflict...
2022
Penelitian ini dilakukan pada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, yang memiliki permasalahan yang cukup kompleks. Pada masa berduka dan menolak, kesejahteraan psikologis orangtua akan menurun atau rendah bila dibandingkan ketika mereka sudah sampai tahap menerima kenyataan. Pada kondisi orangtua sudah sampai pada tahapan menerima kenyataan bahwa ia memiliki anak berkebutuhan khusus, maka dapat dikatakan orangtua tersebut memiliki resiliensi yang baik. Resiliensi sering kali dipandang sebagai sesuatu yang adaptif, atau sebagai tingkat kualitas ketahanan stress yang masih memungkinkan seseorang untuk berkembang meskipun masih berada dalam kesulitan tersebut. Selain proses resiliensi yang terjadi, orangtua anak berkebutuhan khusus itu juga akan mengalami rasa syukur bahwa mereka sudah memiliki anak, meskipun kondisinya berbeda dengan anak normal. Rasa syukur (kebersyukuran) dan Resiliensi ini akan membantu seseorang untuk mencapai kesejahteraan psikologis, tidak terkecuali...
Pemberian Kegiatan “Motivasi Untuk Lebih Baik” DI Lembaga Pembinaan Khusus Anak (Lpka) Pekanbaru
2020
Abstrak: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan memberikan motivasi pada warga binaan anak di LPKA Pekanbaru. Kegiatan dilakukan di LPKA jalan Pemasyarakatan nomor 4, Rumbai, Pekanbaru-Riau. Metode pelaksanaan menggunakan cara ceramah, Tanya jawab dan games. Peserta yang menjadi audiens adalah warga binaan anak sejumlah 40 orang yang dipilih oleh petugas. Usia peserta ditetapkan antara 16–19 tahun. Target luaran yang diharapkan dari pengabdian masyarakat ini adalah agar napi anak memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik, agar napi anak memiliki kepercayaan diri yang baik, agar napi anak memiliki fikiran positif, kreativitas positif dan mampu bekerjasama dalam tim. Melalui pemberian kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan anak-anak yang telah menyelesaikan hukuman dapat kembali ke masyarakat dan menjalani kehidupan secara normal. Bagi pelaksana kegiatan diharapkan dapat memberikan pengembangan keilmuan yang dapat menjadi referensi bagi kegiatan pengabdian ...
Resiliensi Sebagai Pendukung Kesiapan Anak Masuk Sekolah Dasar
Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2021
Children's readiness to enter elementary school is a condition that parents and teachers should consider in early childhood education. The children's school readiness has an impact on their social adjustment, interaction, and academic achievement. One of the essential aspects that children need to enter elementary school is resilience, or the ability to survive when they face problems and difficulties. This article provides a view on the readiness of children in entering formal education from the aspect of resilience. The review of resilience as the children's readiness to enter formal education is interesting because nowadays, resilience is increasingly needed to fulfill children's readiness to enter formal education, considering the competition and pressures that children face in school. This article uses a literature review by collecting various references related to resilience and children's school readiness to be discussed further. It is found that compassion, communication, empathy, and appropriate support provided by adults and schools with a conducive climate and fairness will foster and increase resilience in children. With good resilience, the child becomes tougher in facing the challenges they encountered in the school environment.