Investigasi Perbandingan Posisi Rectangular Flat Plate Vortex Generator dengan Posisi Straight pada Wing Airfoil NACA 43018 (original) (raw)
Related papers
Studi Eksperimen dan Numerik Pengaruh Penambahan Vortex Generator pada Airfoil NASA LS-0417
Jurnal Teknik ITS
B-102 Abstrak-Separasi boundary layer merupakan fenomena penting yang mempengaruhi performansi airfoil. Salah satu upaya untuk menunda atau menghilangkan separasi aliran adalah meningkatkan momentum fluida untuk melawan adverse pressure dan tegangan geser permukaan. Hal ini mengakibatkan separasi aliran akan tertunda lebih ke belakang. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan penambahan turbulent generator pada upper surface airfoil. Vortex generator (VG) merupakan salah satu jenis turbulent generator yang dapat mempercepat transisi dari laminar boundary layer menjadi turbulent boundary layer. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak penempatan dan ketinggian VG terhadap perkembangan turbulent boundary layer sehingga dapat meningkatkan performansi airfoil. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen dan numerik pada Re = 1.41x10 5 dengan angle of attack 16°. Benda uji yang digunakan adalah airfoil NASA LS-0417 dengan dan tanpa VG. Variasi jarak penempatan dan ketinggian VG yaitu x/c = 0.1; 0.2; 0.3; 0.4 (h) = 1 mm; 3 mm; 5 mm. Hasil yang didapatkan adalah variasi vortex generator paling optimal adalah vortex generator dengan x/c = 0.3 dan h = 1 mm dimana Nilai CL/CD mengalami kenaikan sebesar 14.337%.
2016
Aliran fluida ketika melintasi suatu airfoil dekat end wall akan terjadi aliran sekunder. Beberapa modifikasi bertujuan untuk mereduksi aliran sekunder yang terjadi diantara airfoil dan endwall dengan penambahan vortex generator telah dilakukan. Pada penelitian ini akan dikaji tentang optimasi penempatan vortex generator pada airfoil. Penambahan dan variasi penempatan vortex generator yang dipasang pada airfoil di dekat endwall bertujuan untuk menentukan posisi yang paling optimal yang dapat mengarahkan aliran dekat endwall, sehingga aliran sekunder dapat tereduksi. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi numerik. Model benda uji berupa airfoil British 9C7/32.5C50 yang terpasang pada endwall yang berbentuk pelat datar. Penambahan vortex generator di dekat endwall dengan jarak YVG = 4%C dan sudut (β)=14. Variasi jarak vortex generator terhadap leading edge yaitu XVG = 40%C, 45%C dan 50%C. sedangkan angle of attack diatur tetap (α = 12°). Bilangan Reynolds yang digunakan adalah Rec ...
Analisa Pemilihan Bentuk Vortex Generator Untuk Sayap Pesawat LSU-05 Menggunakan Metode Numerik
Jurnal Teknologi Dirgantara, 2020
Telah dilakukan pengujian perdana dari pesawat LSU-05 buatan LAPAN dimana hasil evaluasi pengujian terdapat kekurangan yaitu pada saat pesawat melakukan manuver, hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor adalah kurangnya koefisien gaya angkat maksimum. Untuk mengatasi hal tersebut maka ada beberapa solusi yang dapat mengatasi hal tersebut. Salah satunya yaitu dengan penambahan komponen pada sayap yaitu vortex generator. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode numerik yaitu mensimulasikan penambahan vortex generator pada sayap dengan berbagai varian bentuk dan posisi pemasangan dari vortex generator menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamic). Model yang disimulasikan adalah model sayap saja dan sayap dengan vortex generator. Bentuk yang dipilih untuk vortex generator adalah rectangular, triangular, dan gothic (mod) serta posisi pasang mulai dari 15 %, 20 %, dan 25 % dari panjang chord. Dari hasil yang diperoleh bentuk triangular memiliki nil...
Riset Sains dan Teknologi Kelautan, 2019
Indonesia memiliki banyak sumber energi alternatif/terbarukan salah satunya adalah energi angin. Energi angin di Indonesia memiliki kecepatan yang rendah sehingga membutuhkan jenis turbin angin yang dapat beroperasi pada kecepatan angin rendah yakni turbin vertikal. Turbin vertikal yang digunakan adalah tipe Savonius dan Darrieus-Savonius dengan variasi 2 daun dan 4 daun pada kecepatan angin 4 m/s sampai 15 m/s. Hasil yang telah diperoleh menunjukkan bahwa model yang memiliki performa terbaik dari model lainnya yang telah diuji pada penelitian ini yaitu tipe model turbin angin tipe Savonius 2 daun dengan daya maksimum mencapai 6.71 watt dan efisiensi tertinggi mencapai 6.32% pada kecepatan angin 4 m/s dan tipe Darrieus-Savonius 4 daun dengan daya maksimum mencapai 7.79 watt dan efisiensi tertinggi mencapai 14.84% pada kecepatan angin 4 m/s..
2016
Konsep kapal dengan turbin angin dapat mengurangi pemakaian bahan bakar. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisa efektifitas energi yang dihasilkan dari turbin angin yang akan diinstalasi pada deck Fisheries Inspection Vessel 594 GT dengan variasi jumlah dan ketebalan blade. Turbin angin yang akan dianalisa merupakan tipe turbin angin sumbu vertikal. Variasi foil yang digunakan adalah NACA 0011, NACA 0015, NACA 0019 dengan variasi jumlah sudu 2, 3 dan 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa turbin berupa torsi, daya, dan koefisien power turbin pada setiap variasi. Menggunakan software Ansys CFX 14 untuk melakukan analisa gaya yang mempengaruhi gerak sudu turbin dan software Qblade v.0.91b untuk mencari koefisien power turbin angin. Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa nilai torsi tertinggi adalah pada turbin angin dengan jenis foil NACA 0015 dan jumlah sudu 3 sebesar 759,13 Nm. Nilai daya dimiliki turbin NACA 0015 dengan jumlah sudu 3 sebesar 7614,09 Watt. Ni...
2018
Energi merupakan salah satu tantangan yang kita hadapi pada abad 21 ini. Kebutuhan terhadap energi fosil seperti minyak bumi dan gas tercatat sebesar 55% dan batu bara sebesar 25% dari total persediaan energi yang ada. Sementara pemanfaatan energi terbarukan seperti geothermal, angin, energi matahari, dan biomass hanya 3% (Yam, 2010). Dengan keadaan seperti ini maka terjadi pergeseran dari penggunaan sumber energi tak terbaharui menuju sumber energi yang terbarui. Salah satu pemanfaatan sumber energi yang yang diperbaharui adalah pemanfaatan aliran air sebagai pembangkit listrik mikrohidro. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemiringan sudut sudu terhadap daya dan efisiensi yang dihasilkan Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan cara membuat turbin vortex berpenampang plat datar yang memvariasikan kemiringan sudut sudu, yakni 0°; 7,5°; 15° dan 22,5°. Pengujian akan dilaksanakan bedasarkan kapasitas aliran 7,9987 L/s; 9,3092 L/s; 11,0429 L/s; 1...
2021
Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri dan masyarakat dunia. Energi terbarukan menjadi salah satu alternatif untuk menanggulangi peningkatan penggunaan energi listrik tersebut. Belakangan ini perkembangan generator dalam memproduksi energi listrik sudah sangat beragam salah satunya menggunakan generator Axial Flux Permanent Magnet (AFPM) yang biasanya dirancang untuk memanfaatkan energi terbarukan dengan kecepatan rendah seperti air dan angin. Generator AFPM pada umumnya menggunakan stator tanpa inti dengan konfigurasi belitan concentrated. Pada pembahasan skripsi ini dibandingkan dua buah stator dengan menggunakan inti besi yaitu konfigurasi Concentrated Winding dan konfigurasi Toroidal Winding. Generator yang digunakan memiliki spesifikasi rotor dan stator yang sama. Generator yang dirancang dengan tegangan 110 volt frekuensi 50 Hz, dan daya perhitungan sekitar 100 watt. Dari hasil pengujian generator AFPM tiga phasa dengan menjaga konstan fr...
Jurnal Teknik ITS, 2023
Akses terhadap energi listrik masih menjadi kebutuhan primer manusia dan memberikan dampak yang signifikan pada kualitas hidup dan akses ke layanan dasar. Suplai tenaga listrik dihasilkan dari proses transformasi energi lain, contohnya air yang dimanfaatkan oleh fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Salah satu bentuk pengembangan PLTA skala laboratorium dapat berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Sistem tersebut umumnya menggunakan turbin air, sedangkan turbin air yang digunakan penelitian ini adalah water vortex turbine atau bisa juga disebut Gravitational Water Vortex Turbine (GWVT) dengan head 0,7 m. Water vortex turbine tergolong jenis selain turbin impuls dan turbin reaksi, namun memiliki kecenderungan seperti turbin reaksi. GWVT pada penelitian ini memiliki bentuk basin conical concave diameter 500 mm dengan inlet notch 20° serta diameter runner (350 mm & 450 mm) dengan bentuk curved dan variasi sudut stagger (0° & 20°). Beberapa penelitian GWVT menunjukkan parameter desain runner merupakan salah satu hal yang dapat membedakan hasil performa GWVT. Performa GWVT dapat diilustrasikan dalam bentuk grafik nilai torsi, nilai daya turbin, dan nilai efisiensi turbin terhadap debit. Kesimpulan dari eksperimen ini runner 20° ; 350 mm menghasilkan nilai efisiensi tertinggi yakni 22,02%. Peringkat kedua dihasilkan oleh runner 0° ; 350 mm dengan nilai efisiensi tertinggi 19,05%, peringkat ketiga oleh runner 20° ; 450 mm dengan nilai efisiensi tertinggi 16,22%, dan peringkat keempat oleh runner 0° ; 450 dengan nilai efisiensi tertinggi 15,92%. Hasil dari eksperimen ini menunjukkan bahwa runner dengan kombinasi diameter lebih pendek (350 mm) dan sudut stagger 20° menghasilkan nilai efisiensi yang lebih tinggi.
Jurnal Penelitian, 2019
Pada pembuatan suatu pesawat terbang, suatu analisis sebelum terbang terhadap kinerja aerodinamika dari pesawat tersebut sangat diperlukan, terutama untuk daerah dimana metoda analitik/empirik tidak dapat menjangkaunya seperti perkiraan CLmax, karakteristik stall dan lain-lainnya. Satu hal penting yang harus diperhatikan dalam pendesainan suatu pesawat yaitu pemilihan airfoil dan modifikasinya. Modifikasi airfoil dilakukan untuk menunda separasi aliran dan meningkatkan performa airfoil, salah satunya dengan vortex generator. Hal ini dapat diindikasikan dengan tertundanya separasi aliran yang melintasi permukaan atas dari airfoil. Topik yang dikaji dalam penelitian ini adalah aliran melintasi airfoil NACA 0012 dengan penambahan vortex generator. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan karakteristik aliran fluida dengan dan tanpa penambahan vortex generator. Profil vortex generator yang digunakan adalah trapezoidal vortex generator dengan konfigurasi straight dan ditempatkan ...
Mesin mobil pasti menghasilkan panas akibat pembakaran dari bahan bakar. Disatu sisi panas ini menguntungkan jika dikendalikan dengan baik yaitu antara 70 0 C-90 0 C namun sebaliknya jika panas ini tidak terkendali maka akan menimbulkan masalah. Apabila temperatur ini dibiarkan maka akan menyebabkan mesin menjadi overheating sehingga bisa membuat kerusakan pada komponen-komponen mesin. Dalam hal ini perlu solusi untuk menjaga mesin tetap dalam tempertur kerja dengan cara melengkapi mesin dengan sistem pendingin. Disamping itu perkembangan dalam teknologi desain radiator saat ini sudah menciptakan radiator memiliki banya varian dan bentuk, dan yang paling umum berkembang adalah model straight fin dengan flat tube dan circular cylinder tube. Kondisi ini membuat peneliti tertarik desain yang mana yang paling bagus dalam pelepasan panas untuk mendinginkan air pendingin. Untuk itu perlu upaya untuk mengetahui kemampuan radiator secara jelas agar ini dapat membantu dalam pemilihan komponen pada sebuah mobil sehingga mesin tidak mengalami overheating atau mesin tetap menjaga temperatur kerjanya. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental yaitu dengan menvariasikan tipe radiator dan putaran mesin serta memberikan perlakuan yang sama terhadap benda uji. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari semua variasi kecepatan jenis radiator yang memiliki kemampuan pelepasan panas yang baik adalah tipe flat tube dengan nilai efektifitas 0.593 dengan variasi kecepatan aliran 3.52 m/s dan 120 s. Dapat disimpulkan dari penelitian adalah radiator tipe flat tube memiliki pelepasan panas lebih baik dari tipe circular cylinder tube. Kata Kunci : Over heating, radiator straight fin, flat tube, circular cylinder tube. Abstract-the car engine definitely produces heat due to combustion from fuel. On the one hand, this heat is beneficial if it is controlled properly, which is between 70 0 C-90 0 C but on the other hand if this heat is not controlled it will cause problems. If this temperature is allowed it will cause the engine to become overheating so that it can make damage to the engine components. In this case, a solution is needed to keep the engine in the working temperature by completing the engine with a cooling system. Besides that, developments in radiator design technology have now created radiators with many variants and shapes, and the most common is the straight fin model with a flat tube and circular cylinder tube. This condition makes researchers interested in the design which is the best in the release of heat to cool the cooling water. For this reason, efforts need to be made to find out the radiator's capabilities clearly so that this can help in the selection of components in a car so that the engine does not experience overheating or the engine keeps its working temperature. This research was carried out experimentally by varying the radiator type and engine speed and giving the same treatment to the test object. The results showed that of all variations in the type of radiator speed that have good heat release ability are flat tube types with an effectiveness value of 0.593 with variations in flow velocity of 3.52 m / s and time of 120 s. It can be concluded from the study that the flat tube type radiator has a heat release better than the circular cylinder tube type.