Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kasepuhan Adat Banten Kidul-Kabupaten Sukabumi (original) (raw)

Lembaga Adat DI Kasepuhan Cipta Mulya Desa Sinar Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat

Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 2011

AbstrakPenelitian tentang Lembaga Adat di Kasepuhan Cipta Mulya, Kampung Cipta Mulya, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat bertujuan untuk mengetahui hal yang mendasari lembaga adat itu terbentuk,termasukjuga struktur lembaga adat Kasepuhan Cipta Mulya. Penelitian tersebut bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik pengamatan; dan wawancara mendalam kepada sejumlah informan, yang ditentukan melalui metode snowballing. Data sekunder didapat melalui studi literatur yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga adat di Kasepuhan Cipta Mulya mengacu pada aturan-aturan warisan leluhurnya yang terkristalkan dalam lembaga adat yang disebut kasepuhan. Struktur organisasi lembaga adat kasepuhan tergambarkan dalam hierarki yang didasarkan pada penguasaan tentang adat isitiadat sete...

Peran Budaya dalam Perubahan Penggunaan Lahan di Permukiman Adat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi

Jurnal Lanskap Indonesia

Kasepuhan Ciptagelar has unique customs and culture that are still maintained today and does not close itself from the development of the times, but accepts it consciously. Over time, traditional settlements are faced with challenges to be able to meet their needs. This can change land use in this traditional settlement. This study aims to determine changes in land use and its relation to cultural factors. This research uses qualitative methods. The research was conducted in Kasepuhan Ciptagelar traditional settlement area between of 2001 to 2022. The research was carried out by reconstructing land use maps in Kasepuhan Ciptagelar which then identified changes from year to year. Furthermore, an analysis of the cultural factor in influencing land use changes in these settlements is carried out. The results of the analysis shows that during the research period there has been a continuous land use change. Cultural factors also influence the land use changes. The ngalalakon tradition be...

Perubahan Sosial Pada Masyarakat Suku Baduy

Pola kehidupan masyarakat merupakan suatu pola yang dinamis, dimana dalam perjalannya selalu mengalami penyesuaian dengan lingkungannya, senantiasa berubah dari waktu ke waktu, untuk itulah kehidupan masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang dinamis dan bukan sesuatu yang statis. Dari segi bahasa, perubahan sosial diartikan sebagai perbedaan antara kondisi sekarang dengan kondisi sebelumnya dalam bidang sosial. Perubahan sosial pada hahikatnya dapat bersifat sebagai suatu perubahan yang direncanakan ataupun tdak direncanakan ; dapat juga menjadi perubahan yang cepat ataupun lambat; atau perubahan berupa kemajuan ataupun kemunduran; dan juga perubahan yang besar ataupun perubahan yang kecil. Perubahan sosial yang terjadi antara suatu kelompok dan kelompok lainnya tentulah berbeda karena ketika suatu kelompok mengalami suatu perubahan, belum tentu kelompok masyarakat yang lain juga mengalami perubahan yang sama. Menarik untuk dibahas salah satunya adalah perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Baduy, mengingat suku Baduy merupakan salah satu suku yang keberadaannya masih terisolasi hingga saat ini

Perubahan Sosial Masyarakat Desa Sundutan Tigo

El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat

In a society that experiences symptoms of changes in social and cultural conditions, it is called socio-cultural change. Symptoms of changing social conditions always occur in a society. This research was conducted to: 1) Describe the environmental conditions in the village of Sundutan Tigo. 2) describes community activities such as community social activities caused by the advancement of science and technology. 3) describe what causes the social culture of society to change within the scope of science and technology progress. 4) describe what has arisen from socio-cultural changes for the Sundutan Tigo community. The data we collect through data complementary documents such as books, journals, articles and other literature related to this research. The results of this study are: 1) In Sundutan Tigo Village there is local wisdom, namely a community tradition in which there are values, which have been carried out from generation to generation and have changed. Advances in science and...

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TEMBUNG

In fulfilling necessary of life, the human developing a cultural. Develop it as a cultural influence one another, or rather the renewal that comes from the society itself.

Perubahan Sosial Budaya

Terdapat perbedaan yang mendasar antara perubahan sosial dengan perubahanbudaya. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi. Perubahan kebudayaan jauh lebih luas dari perubahan sosial. Perubahanbudaya menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian , ilmu pengetahuan , teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Perubahan social dan perubahan budaya yang terjadi dimasyarakat salingberkaitan. Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat. 2. Sifat Perubahan Sosial a. Perubahan social terjadi dimana saja dan setiap lapisan masyarakat b. Perubahan social yang direncanakan dan tidak direncanakan. c. Perubahan social sering menghasilkan kontroversi, atau perubahan yang terjadi dalam suatu bidang akan selalu memunculkan bantahan dann konflik dengan paihak lain. d. Beberapa perubahan memiliki nilai kepentingan lainnya. 3. Faktor yang Mendorong Terjadinya Perubahan Sosial a. Ketidakpuasan terhadap sesuatu yang ada, sehingga timbul keinginan untuk mencari atau menciptakan situasi baru yang lebih baik. b. Timbuknya ketimpangan antara hal-hal yang sekarang ada dan yang seharusnya ada dimasyarakat. c. Timbul tekanan dari luar yang mengharuskan individu atau masyarakat untu menyesuaikan diri dengan masyarakat. 4. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya a. Perubahan secara lambat dan perubahan secara cepat (dilihat dari waktu) Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktulama. Ciri-cirinya: • Memerlukan waktu lama • Perubahannya kecil • Perubahan tidak disadari oleh masyarakat • Tidak diikuti oleh konflik atau menimbulkan kekerasan. Contoh: perubahan mata pencaharian masyarakat. Perubahan Secara Cepat = Revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu sangat cepat. Ciri-cirinya: • Membutuhkan waktu singkat • Perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan • Perubahan disadari/direncanakan • Seringkali diikuti oleh kekerasan dan menimbulkan konflik. Contoh: revolusiIndonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revulusi Prancis dan Inggris. b. Perubahan yang Pengaruhnya Kecil dan Pengaruhnya Besar Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Contoh: Perubahan modepakaian, gaya potongan rambut, dan sebagainya. Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial budaya masyarakat. Contoh: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja , lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dan lain-lain. c. Perubahan yang Dikehendaki/Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Direncanakan Perubahan yang dikehendaki/direncanakan = pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan

Analisis Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Desa Cihideung Sebagai Desa Wisata

SOSIETAS, 2015

Penelitian ini dilakukan di Desa Cihideung yang mengalami perubahan sosial budaya dari desa yang didominasi oleh pertanian sawah dan sayuran menjadi desa wisata yang didominasi oleh berbagai macam pembangunan objek pariwisata beserta sarana pendukung lainnya yang dimiliki oleh para investor. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Perubahan sosial budaya yang terjadi antara lain: 1) Berkurangnya interaksi sosial; 2) Berkurangnya solidaritas sosial; 3) Proses sosialisasi dipengaruhi oleh unsur dari luar masyarakat Desa Cihideung; 4) Berkurangnya pengawasan sosial serta kepedulian; 4) Menghilangnya adat istiadat; 5) Meningkatnya eksistensi kesenian tradisional; 6) Mata pencaharian yang menjadi heterogen; 7) Terjadinya mobilitas sosial.Kata kunci : Perubahan Sosial Budaya, Masyarakat, Desa Wisata.

Dampak Pawai Ogoh-Ogoh Terhadap Sosial Budaya Masyarakat DI Desa Adat Kuta

2021

Parade of ogoh-ogoh is one of the cultural art activities of the Bali community which can be used as a tourist attraction. The parade of ogoh-ogoh is a parade which is performed on Pengerupukan Day , a day before Hari Raya Nyepi (Silent Day). One of the villages which perform such a parade every time Silent Day comes is Kuta Customary Village. This study aims at identifying the potentials, the obstructions, the social cultural effects, the perception and attitude of tourists towards the parade of ogoh-ogoh as a tourist attraction. Qualitative method was employed in this study and the data needed were collected by observation, deep interview, and documentation. The informants used in this study were purposively determined. The study is that it positively affects the interpersonal relationship among the community members, it can minimize social deviations, it contributes to the development af arts and tradition, and it can increase the number of tourist visit. The last finding is that...

Kearifan Lokal Masyarakat Baduy Menghadapi Perubahan Sosial

Masyarakat Baduy saat ini masih hidup sederhana di daerah Pegunungan Kendeng, Banten Selatan. Masyarakat Baduy juga pada umumnya masih terikat pada pikukuh (aturan adat). Pikukuh tersebut antara lain menyatakan lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambungan (panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung). Implikasi dari pikukuh itu adalah masyarakat Baduy menerima apa adanya atau tidak mengubah ketentuan yang sudah ada dari karuhun (luluhur/nenek moyang), termasuk didalamnya adalah tidak menerima barang moderen atau buatan pabrik. Insan Baduy yang melanggar pikukuh akan memperoleh ganjaran adat dari puun (pimpinan adat tertinggi).