Ragam Hias Arsitektur Tradisional Bali (original) (raw)
Related papers
Nilai Teologis Arsitektur Tradisional Masyarakat Hindu di Bali
Sphatika: Jurnal Teologi, 2020
The traditional architecture of Hindu society in Bali is a blend of material and spiritual dimensions. The combination of these two dimensions form the energy and strength in the building that is created, so, it can give a sense of comfort and quiet in the person who occupy it. In the belief of Balinese, the people of Bali, the process of building construction is not just to build, but it is done by stages and careful planning, from the selection of good days, the selection of building materials, up tothe means of ceremony. The stage is implemented because the building is not only used as a residence, but also used as a place to carry out various ceremonial activities. This is what causes the traditional Balinese architecture has a spiritual value that makes the building has magical power that can make people who occupy it to be comfortable and quiet.
Humaniora, 2010
Considering subsided natural resources, creative economic is a choice and proclaimed by Indonesian government on 2008. Design is one of creative economic components that has critical part in showing Indonesia’s identity in worldwide. So, Indonesian motifs as national culture richness played as a determined part in comparison between Indonesia and other nation’s masterpiece. This article is the first part from four parts. This part focuses more in describing basic visual art that becomes the strength of Indonesian motif design: dot and line, shape, texture, and colour.
Desain Ragam Hias Pelaminan Melayu Riau Sebagai Inspirasi Inovasi Kriya Batik
Gorga Jurnal Seni Rupa
AbstrakPelaminan Melayu adalah bagian dari tradisi budaya masyarakat Melayu yang berfungsi sebagai tempat duduk ketika pengantin wanita memiliki upacara pernikahan. Pelaminan Melayu dihiasi dengan sulaman tekat dengan menggunakan berbagai desain ragam hias Melayu. Pelaminan Melayu sebagai simbol perkawinan di Riau telah digunakan sebagai sumber inspirasi dalam pengembangan batik di Pekanbaru Riau, yang disebut batik tabir. Namun, tidak banyak orang yang tahu bahwa ide batik tabir terinspirasi dari pelaminan Melayu Riau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagian pelaminan Melayu yang menjadi inspirasi batik, desain ragam hias yang terdapat pada pelaminan Melayu Riau dan inovasi pada kerajinan batik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan ditetapkan dengan teknik snow ball sampling. Selanjutnya, data ditinjau da...
2017
Ragam hias sebagai identitas budaya telah melalui proses lahir, tumbuh dan berkembang dengan tidak meninggalkan corak khas atau corak aslinya. Dalam sisi yang positif, perkembangan ini dapat menjadi indikator dinamisnya suatu kebudayaan. Pada sisi yang lain, perkembangan corak identitas dalam kurun waktu yang panjang, telah melahirkan gaya corak atau langgam-langgam baru. Perkembangan ragam hias identitas sebagai proses kreativitas dan persentuhan budaya, menuntut usaha untuk tetap menjaga dan melestarikan ragam hias dalam bentuknya yang asli. Penelitian ini bermaksud untuk menelusuri kembali ragam hias identitas pada Masyarakat Aceh khususnya masyarakat nelayan dan masyarakat peladang dengan local genius-nya masing-masing. Hasil penelitian menunjukan bahwa ragam hias identitas masyarakat nelayan dan Peladang dapat diamati melalui motif dasar yang berkembang pada wilayah geografis tersebut. Di wilayah pantai dengan pengaruh budaya islam yang lebih kuat maka untuk menghindari ikonoklasme, seni hias muncul dalam bentuk kaligrafi dan arabesk. Aarabesk merupakan pengembangan rasa keindahan yang bebas dari mitos alam dan dilakukan dengan mengembangkan pola-pola abstrak yang diambil dari pengolahan motif bunga-bungaan, daun-daunan dan poligon-poligon. Pada masayarakat peladang motif dasar yang ada selain menunjukan kekayaan geografis yang bersifat setempatan juga menunjukan motif alam yang didominasi dengan bentuk dasar awan dan bintang. Pemaknaan ragam hias banyak dihubungkan dengan tata nilai dan sistem adat yang berlaku dalam masyarakat peladang. Temuan di lapangan menunjukan pemanfaatan ragam hias pada produk ekonomi kreatif tidak menunjukan kekayaan ragam hias identitas pada masing-masing wilayah. Pengembangan motif diwilayah pesisir justru banyak mengambil motif dasar milik masyarakat peladang. Sehingga disarankan agar motif dasar pada masing-masing wilayah dapat dikonservasi melalui berbagai kegiatan. Kata kunci: Ragam Hias identitas, masyarakat nelayan, masyarakat peladang A. PENDAHULUAN Salah satu kompleks hasil kebudayaan yang secara massif banyak digunakan oleh masyarakat pendukung kebudayaan adalah ragam hias. Ragam hias merupakan sistem simbol yang menampilkan ide, gagasan, aspirasi dan menunjukan identitas suatu kelompok pendukung kebudayaan. Penggunaan ragam hias sebagai suatu simbol identitas kebudayaan dalam masyarakat selaras dengan hakikat manusia sebagai mahluk simbolik atau homo symbolicus.
Ungkapan Estetis Sistem Konstruksi Pada Interior Bangunan Tradisional Bali
Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni
Keindahan bangunan tradisional Bali bisa dijumpai pada berbagai elemen, termasuk pada bagian yang berperan sebagai konstruksi, walaupun konstuksi sering dikonotasikan pada sesuatu yang kaku dan kokoh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencermati lebih jauh sistem konstruksi pada interior bangunan tradisional Bali, dan bagaimana konstruksi tersebut dikemas dalam suatu ungkapan estetis yang bisa memperindah interiornya. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif tentang ragam hias dan filosofi penempatannya dengan penelahaan literatur, wawancara dengan para arsitek bangunan tradisional Bali, serta pengamatan langsung terhadap beberapa bangunan tradisional Bali, yang tersebar dibeberapa daerah kabupaten dan kota di Bali. Analisis yang dilakukan berupa analisis kualitatif yang berupa penilaian terhadap unsur-unsur keindahan yang tidak bisa disampaikan berupa angka-angka yang terukur. Penelitian akan difokuskan dengan penelusuran lebih mendetail pada...
Langse Makam Pujangga Ronggo Warsito di desa Palar Klaten, diambil juga gubahan daun bakung dan kangkung. Motif Ragam hias Surakarta mengambil gubahan patrari dan ukel pakis yang sedang menjalar dengan bebas, berbentuk cembung dan cekung, yang dilengkapi dengan buah dan bunga. Hasil seni merupakan gaya pembawaan dan watak penciptaan pengaruh alam sekitarnya. Pada umumnya penduduk Surakarta gemar akan gerak irama yang bebas namun tetap memenuhi syarat komposisi Seolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakarta dengan aliran Bengawan Solo. Ragam hias ini masih banyak terdapat di sekitar keraton Solo, di Museum Radya Pustaka, dan di tebeng Pokok dan dasar motif Surakarta: Pokok : dasar motif Surakarta mirip motif campuran antara ragam hias Jepara dan Pekalongan yang berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat. Angkup : digubah dari daun pakis yang berbentuk sesuai dengan angkup ragam hias Bali.
Makna dan Konsep Arsitektur Tradisional Bali dan Aplikasinya dalam Arsitektur Masa Kini
DOAJ: Directory of Open Access Journals - DOAJ, 2017
This is a study of principles and meanings encompassing the traditional Balinese Architecture. Its conduct is underlined by a deep concern that Balinese practices in the built form will not survive, as many determining circumstaces have inevitably changed overtime. This article aims at providing an understanding in regard to non-physical aspects which would be crucial when changes and transformations of the Balinese architectural tradition are seen necessary. It proposes continuous modification and repetition related practice as a strategy to uphold meanings, concepts, and values contained within this tropical architecture. This research was carried out using qualitative research approach. Data collection was done by conducting a field survey and literature study. Discussions and analyses presented within have been enriched by author's practical experiences in the field.