Analisis Lendutan Struktur Perkerasan Kaku Akibat Pengaruh Kadar Air Tanah Dasar (original) (raw)
Related papers
Analisis Lendutan Perkerasan Kaku Pada Tanah Lempung Menggunakan Metode Elemen Hingga
TERAS JURNAL
Perkerasan kaku menjadi struktur perkerasan yang banyak digunakan di atas tanah dasar dengan daya dukung rendah dikarenakan konstruksi dari perkerasan kaku memiliki sifat kekakuan yang mampu menahan beban roda kendaraan dan meneruskan secara lebih luas ke tanah dasar. Analisis lendutan yang terjadi akibat beban yang bekerja perlu dilakukan agar tidak melampaui persyaratan lendutan izin. Hal tersebut dikarenakan lendutan yang terjadi dapat mempengaruhi stabilitas struktur, kinerja dari perkerasan kaku, dan umur rencana jalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lendutan pada perkerasan kaku dengan variasi tebal pelat dan variasi posisi pembebanan. Metode penelitian ini menggunakan analisis metode elemen hingga. Variasi tebal pelat yang digunakan adalah 150 mm; 200 mm; 250 mm; 300 mm; dan 350 mm dengan posisi pembebanan tengah, ujung, dan tepi. Lendutan perkerasan untuk pembebanan tengah dan pembebanan tepi memenuhi persyaratan lendutan izin, sedangkan untuk pembebanan ujung hanya tebal pelat 150 mm saja yang memenuhi persyaratan lendutan izin. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh daya dukung tanah yang rendah. Tebal pelat berpengaruh pada nilai lendutan; semakin tebal pelat, kekakuan pelat semakin tinggi maka nilai lendutan akan semakin kecil.
Pengaruh Variasi Tebal Dan Mutu Beton Terhadap Respons Struktural Perkerasan Kaku
Jurnal Transportasi
Flexible pavement in the approaching legs of intersection carrying heavy vehicle traffic is often damaged more quickly than what happens in other parts of the pavement. This happens because of the increasing loading time which weakens the pavement stiffness modulus. To overcome this, the flexible pavement on the intersection approaching legs can be replaced by a rigid pavement. This study discusses the design of Jointed Plain Concrete Pavement rigid pavement in the Eastern Approach of North Ringroad-Seturan Highway intersection, in Sleman, Yogyakarta. The Guideline for Design of Cement Concrete Road Pavement, Pd T-14-2003, was used to calculatepaveent thickness and design of joints. The analysis was carried out using a mechanistic-empirical approach using KENSLABS software. The results show that the K400 concrete quality with a thickness of 24 cm is capable of meeting the of fatigue and erosion requirements for a 20-year design life. Keywords: flexible pavement, design life, paveme...
2017
Abstrak Ruas jalan Cakung-Cilincing Jakarta merupakan salah satu Jalan Nasional yang mempunyai volume lalu lintas yang sangat tinggi dengan tipe perkerasan kaku. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tebal lapis tambah dan Metoda mana yang baik digunakan untuk penanganan di lapangan. Metoda yang digunakan adalah Metoda AASHTO 1993 dan Metoda AUSTROADS 2011 dengan berdasarkan data lendutan alat Falling Weight Deflectometer (FWD). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai Modulus Elastisitas Beton mempunyai nilai dibawah 3 juta psi maka perkerasan beton tersebut telah mengalami kerusakan yang cukup parah. Berdasarkan hasil analisis Metoda AASHTO 1993 dibutuhkan 11 cm dan untuk beton rata-rata dibutuhkan 12 cm dengan umur sisa 59% pada lajur 1 dan 53% untuk lajur 2 pada ruas jalan tersebut. Kemudian, pada Metoda AUSTROADS 2011 hanya menggunakan data lendutan dari alat FWD saja, sedangkan untuk perhitungan tebal lapisan tambah pada beton sama seperti perhitungan desain baru perkerasan...
Pengaruh Muka Air Tanah Terhadap Penurunan Fondasi Telapak Bujur Sangkar
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penurunan fondasi telapak bujur sangkar di beberapa kecamatan di Kota Gorontalo dengan memperhitungkan kondisi muka air tanah. Kota Gorontalo merupakan daerah yang saat ini semakin berkembang di Provinsi Gorontalo. Dampak dari hal tersebut yaitu terjadi penambahan gedung. Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Dungingi, Kecamatan Kota Barat, dan Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Data yang digunakan yaitu data primer berupa data tinggi muka air tanah dan sebagian data tanah di Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Sipatana, dan Kecamatan Dungingi. Data yang digunakan berupa data primer yaitu data tinggi muka air tanah dan data karakteristik tanah. Analisis penurunan perangkat lunak GEO5. Nilai penurunan terendah terletak di Kecamatan Kota Barat nilai penurunan pada perhitungan terendah terletak di Kecamatan Kota Barat pada kondisi asli z>B sebesar 49,60 mm < 65 mm dan kondisi muka air rencana (dw > Df) sebesar 50,60 mm < 65 mm sedangk...
Batasan Kekakuan Pondasi Pelat Kaku DI Atas Tanah Elastis
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 2006
Abstrak: Pondasi pelat umumnya dirancang dengan anggapan distribusi reaksi tanah dasar adalah linier sehingga analisis dapat dilakukan dengan metode konvensional (metode rigid). Anggapan ini benar bila kekakuan pondasi memadai. Untuk pondasi pelat yang kurang kaku dipilih metode lain yaitu metode fleksibel, yang memperhitungkan variasi dari distribusi reaksi tanah dasar akibat pengaruh fleksibelitas pondasi dan perilaku elastis tanah dasarnya. Penelitian ini bertujuan mencari batasan kekakuan pondasi pelat yang dianggap kaku di atas tanah elastis.
2013
Perkerasan kaku adalah solusi tepat dalam menangani tanah dasar yang bermasalah. Namun jika tebal dan mutu beton tidak diperhitungkan dengan tepat, akan menghasilkan lendutan yang sangat besar, sehingga menyebabkan cracking, serta pumping dan faulting pada sambungan. Plaxis 3D adalah salah satu alternatif dalam menganalisis besarnya lendutan dan tegangan total tanah akibatpembebanan pusat, ujung, dan tepi pelat. Model pelat berukuran 6x3 m dengan ketebalan 15, 25, dan 35 cm dan mutu beton yang digunakan dalam penelitian ini adalah f’c 20, 25 dan 30 MPa. Sampel tanahberasal dari Quarry Saradan.Posisi pembebanan ujung pelat menghasilkan nilai lendutan dan tegangan total tanah terbesar. Peningkatan mutu beton mengakibatkan penurunan nilai lendutan sebesar 4%-12% dan tegangan total sebesar 2%-11%. Penambahan ketebalan pelat menghasilkan penurunan yang signifikan, mencapai 47%-62% pada interior loading , 52%-70% pada edge loading , dan 57%-74% pada corner loading , serta mengalami penuru...
Karakteristik Perkerasan Kaku Dan Perkerasan Lentur DI Tinjau Dari Uji Kuat Lentur
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir, 2018
Road pavement damage within its service period has always been a problem of land transportation. The pavement failure to bear the load is one of the decreasing factors to the pavement durability. It is important to select the appropriate pavement to anticipate such problem. Commonly used pavement types (stiff and flexible pavement) have their strengths and weakness. Therefore, the researcher attempted to study the characteristics of stiff and flexible pavement using the viscocrete-10 additive in mortar and Gilsonite in asphalt reviewed by flexural strength test.
Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta analisis ekonominya
Abstrak—Jalan Raya Mojoagung sebagai pintu masuk Jombang dari Surabaya saat ini tidak mampu lagi menampung arus lalu lintas yang terus meningkat. Karena itu, muncul wacana pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung untuk membagi volume lalu lintas jalan lingkar dan jalan eksisting dan mempersingkat jarak tempuh. Tujuan Tugas Akhir ini adalah menghitung tebal perkerasan lentur dan kaku, perhitungan total biaya konstruksi dan pemeliharaan perkerasan lentur dan kaku, mencari user cost dengan menggunakan metode N.D. Lea, dan membandingkan kedua perkerasan secara ekonomi dengan perhitungan Benefit Cost Ratio. Dari hasil perhitungan untuk konstruksi perkerasan lentur, didapatkan tebal Surface Course (Laston) = 13 cm, Base Course (Batu Pecah Kelas A) = 20 cm, Sub Base Course (Sirtu Kelas B) = 31 cm. Untuk perkerasan kaku digunakan tebal Surface Course (pelat beton) = 28 cm, Sub Base Course (Sirtu Kelas A) = 20 cm. Dari hasil analisis dan evaluasi ekonomi diperoleh hasil / = − , , Alternatif / = , dan / = ,. Dengan demikian, dipilih Alternatif B atau perkerasan kaku untuk Jalan Lingkar Mojoagung dengan alasan lebih menguntungkan dari segi ekonomi jalan raya. Kata Kunci—perkerasan lentur, perkerasan kaku, Jalan Lingkar Mojoagung, analisis ekonomi.
Analisis Perbandingan Tebal Perkerasan Kaku Dan Perkerasan Lentur Metode MDPJ 2017
Jurnal Teknik Sipil
Hasil tebal perencanaan kaku yang didapat yaitu 300 mm untuk tebal pelat beton, 100 mm untuk lean concrete, 150 mm untuk lapis drainase, dan sambungan dowel Ø38-30, L = 45 cm dan Tie bars Ø16-60, L = 70 cm. Sementara hasil tebal perencanaan lentur yang didapat yaitu 40 mm untuk AC-WC, 60 mm untuk AC-BC, 125 mm untuk AC Base, 150 mm untuk Cement Treated Base, dan 150 mm untuk lapis drainase. Hasil anggaran biaya yang dibutuhkan untuk perencanaan perkerasan kaku yaitu sebesar Rp 31.658.413.000,00 sementara untuk perkerasan lentur yaitu sebesar Rp 23.164.262.000,00. Dari kedua hasil perencanaan tersebut, perkerasan kaku lebih cocok dikarenakan untuk distribusi beban lalu lintas berat akses kawasan industri. Kata kunci: Perkerasan kaku, perkerasan lentur, rencana anggaran biaya, MDPJ 2017.
Studi Kelayakan Jalan Perkerasan Kaku Dan Perkerasan Lentur
J-ENSITEC, 2015
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur jalan, khususnya dalam proses penentuan proyek jalan, umumnya disusun berdasarkan skala kebutuhan dan kemendesakan (need and urgency) sebagaimana tercantum dalam Daftar Usulan Rencana Proyek (DURP). hasil analisis konstruksi beton lebih layak diterapkan untuk konstruksi jalan K.H Abdul Halim Majalengka (Bunderan Munjul). Dari 8 faktor penilai, konstruksi beton unggul pada 4 faktor yaitu daya tahan terhadap cuaca, daya tahan terhadap pergerakan tanah, daya tahan terhadap lalu lintas dan jangka waktu perawatan dengan tingkat keunggulan rata-rata 6 kali dibanding konstruksi aspal. Sedangkan konstruksi aspal unggul pada faktor-faktor kenyamanan permukaan jalan, kemudahan pelaksanaan pembangunan, ketersediaan sumberdaya dan tekhnologi dan biaya dengan tingkat keunggulan rata-rata 4 kali dibaning konstruksi beton. Dari analisis perbandingan yang melibatkan seluruh faktor yng ditinjau diketahui bahwa jalan beton rata-rata lebih unggul dibanding dengan jalan aspal. Hal ini ditunjukan dari hasil pembobotan untuk konstruksi beton mencapai 2,62 sementara bobot unuk konstruksi aspal hanya sebesar 2,19.