PENGARUH LEVEL PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN GALUR SORGUM MUTAN BROWN MIDRIB PATIR 3.7 (Sorghum bicolor L. Moench) SEBAGAI HIJAUAN PAKAN (original) (raw)
Related papers
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 2018
Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki banyak manfaat mulai dari bijinya hingga batang dan daunnya. Di Indonesia budidaya tanaman sorgum dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah unsur hara. Unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sorgum berupa unsur nitrogen (N) dan kalium (K). Salah satu senyawa yang mengandung unsur N dan K adalah KNO3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa KNO3 dan konsentrasi senyawa KNO3 yang tepat untuk pertumbuhan kecambah sorgum. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 taraf konsentrasi KNO3 0 % (kontrol), 5 %, 10%, 15%, dan 20%. Variabel yang di amati yaitu tinggi tanaman, rasio tunas akar, berat kering tanaman, klorofil a, b dan total. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam pada α 5% jika terdapat perbedaan akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) pada α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian senyawa KNO3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, berat kering, ratio tunas akar, klorofil a, b dan total. Konsentrasi KNO3 20% adalah yang efektif untuk pertumbuhan kecambah sorgum.
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, 2018
Sorgum merupakan tanaman serealia yang dibudidayakan di Indonesia karena memiliki kemampuan adaptasi yang baik serta relatif tahan terhadap hama dan penyakit. Dalam budidaya tanaman sorgum memerlukan tambahan unsur N dari luar karena unsur N mudah tercuci atau menguap, unsur N dapat ditambahkan dalam bentuk senyawa NH4NO3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senyawa NH4NO3 dan konsentrasi yang efektif dari senyawa NH4NO3 pada pertumbuhan kecambah sorgum. Peneitian ini dilaksanakan bulan November-Desember 2017 di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 taraf konsentrasi sebagai perlakuan yakni : 0 % (kontrol), 5 %, 10%, 15%, dan 20%. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, berat kering, rasio tunas akar, klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam pada α 5% jika terdapat perbedaan akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) pada α 5%. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian senyawa NH4NO3 memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, berat kering, klorofil a, dan klorofil total tanaman sorgum. Akan tetapi tidak memberi pengaruh nyata terhadap rasio tunas akar dan klorofil b. Dengan demikian pemberian senyawa NH4NO3 pada konsentrasi 15% memberikan pengaruh yang efektif pada variabel tinggi tanaman, berat kering, klorofil a,dan klorofil total tanaman sorgum.
2020
Corn is one of the most cultivated cereals that plays an important role in meeting food needs so that the production of corn plants is increasing every year. To increase the production of corn, farmers usually use inorganic fertilizer, but in the long run, the use of inorganic fertilizer is not effective, especially in soil fertility. This study aims to determine the effect of different compost and dosages on growth and N uptake of corn plants and to obtain the optimum dosage of each compost to increase N uptake of corn plants. This research was placed in a plastic house in Losari village, Singosari, Malang with a factorial RAK experimental design with Control, where there were two factors, each factor there were four levels, namely the first factor: P1 = straw compost, P2 = soybean compost, P3 = bean compost soil, and P4 = sugarcane compost, whereas the second factor is D1 = 5 tons / ha, D2 = 10 tons / ha, D3 = 15 tons/ha, and D1 = 20 tons / ha. There are 16 combinations plus contr...
2014
Jagung manis memiliki kandungan gula dan kelembaban biji yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan infeksi pathogen dan mengurangi vigor benih. Semai pada media semai dilakukan untuk mengurangi dampak negatif lingkungan terhadap perkecambah-an benih. Salah satu sumber daya dalam tanah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah keter-sediaan unsur hara nitrogen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pindah tanam benih dan pengaruh pemberi-an berbagai macam pupuk nitrogen ter-hadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanan bulan Maret sampai Juni 2013 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Malang. Peneliti-an ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Umur pindah tanam sebagai perlakuan pertama terdiri dari umur pindah tanam 0, 10, 13 dan 16 hari, sedangkan perbedaan pemupukan nitrogen sebagai perlakuan kedua yaitu urea, amonium sulfat dan kali...
PENENTUAN TAKARAN PUPUK NITROGEN PADA JAGUNG BERDASARKAN BAGAN WARNA DAUN PADA MUSIM HUJAN
Seminar Nasional Serealia. Meningkatkan Peranan Peneliti Serealia Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan. Mros, 27-28 Juli 2010
Penelitian bertujuan untuk menentukan takaran kebutuhan hara nitrogen (N) pada jagung hibrida berdasarkan nilai skala Bagan Warna Daun (BWD) pada pertumbuhan fase V9 atau pada pemupukan kedua untuk mencapai hasil ≥ 8 t/ha. Penelitian dilaksanakan pada lahan kering di KP Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dengan percobaan dua musim tanam yaitu musim tanam pertama (MT I) pada bulan April – Agustus 2010 dan MT II pada bulan Agustus–November 2010. Persiapan lahan pada MT I dengan pengolahan tanah sempurna dan pada MT II tanpa olah tanah (TOT). Penelitian disusun dengan rancangan split plot, sebagai petak utama adalah pemberian N tahap pertama pada saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam (HST) dengan takaran 50, 75, dan 100 kg N/ha dan sebagai anak petak adalah pemberian N tahap ke dua pada fase V9 (umur 40 – 45 HST), yaitu 0, 50, 100, 150 kg N/ha, kombinasi perlakuan tersebut diulang tiga kali. Varietas yang ditanam adalah Bima 4 dengan jarak tanam legowo (100 cm – 50 cm) x 20 cm dengan satu tanaman per lubang. Semua plot dipupuk dasar dengan 70 kg P205 dan 90 kg K20 per ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai hasil jagung hibrida ≥ 8 t/ha dan menekan kehilangan hasil relatif maksimal 20% maka batas nilai minimal skala BWD pada saat fase pembungaan (VT) adalah 4,2 – 4,5. Untuk mempertahankan nilai skala BWD 4,2 – 4,5 pada jagung hibrida pada saat fase VT, maka perkiraan penambahan pupuk N pada saat umur 40 hari setelah tanam atau saat fase V9 maka penambahan pupuk N adalah dengan dosis 67,5 kg/ha atau urea 150 kg/ha bila nilai BWD berkisar 4 - 4,4 dan penambahan pupuk N 22,5 kg/ha atau urea 50 kg/ha bila nilai BWD ≥ 4,5.
2016
Research on efforts to increase the quantity of leaves of mulberry (Morus alba) with a wide high-nitrogen fertilizer and pruning was conducted in August and October 2015. The research location PPUS Candiroto KBM Agroforestry Perum Perhutani Unit I Central Java, in the district of Temanggung. Altitude of 600 m above the surface laut.Jenis latosol soil with a pH of 6. The research was conducted using a split plot experiment (3x3) are arranged in a complete randomized block design, repeated three times. The first factor is kind of Phonska nitrogen fertilizer, Urea and ZA. The second factor is high trimming 40, 60 and 80 cm from the ground. The results showed that fertilization using nitrogen fertilizers can promote the growth of ZA shoot length, shoot number, leaf number, stem diameter shoots, shoots fresh weight and dry weight of shoots on mulberry plants. High-trimming 60 cm of the soil surface increases the best results in the long shoots, shoot number, leaf number, stem diameter sh...
2018
Masalah pemupukan dan gulma merupakan faktor yang dapat menyebabkan hasil jagung di Indonesia tidak maksimal. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu pengendalian gulma dan dosis pupuk N terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan 21 Oktober 2014 sampai 6 Februari 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan 3 ulangan yaitu pemupukan N sebagai petak utama yang terdiri dari tiga level yang terdiri dari : N 1 : 100 kg N ha -1 , N 2 : 150 kg N ha -1 dan N 3 : 200 kg N ha -1 . Sedangkan anak petaknya ialah penyiangan gulma yang terdiri dari empat level yaitu : P 0 : Tanpa penyiangan, P 1 : Penyiangan umur 21 hst, P 2 : Penyiangan umur 21 dan 49 hst dan P 3 : Penyiangan umur 21 hst, 35 hst dan 49 hst. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan dengan dosis 150 kg N ha -1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan 200 kg N...
Penggunaan Rhizobium di petani lokal masih harus terus dilakukan untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati Rhizobium terhadap serapan N dan pertumbuhan tanaman kedelai varietas Mitani dan varietas Anjasmara. Percobaan dilaksanakan dari bulan Januari 2011 sampai dengan Mei 2011 di kebun percobaan PATIR BATAN, Jakarta Selatan. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok tunggal dengan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan 6 perlakuan (K0=tanpa pupuk hayati tanpa urea, K100=tanpa pupuk hayati dengan 100% urea setara 75 kg/ha, SS=inokulasi pupuk hayati single strain tanpa urea, MS=pupuk hayati multistrain tanpa urea, SS+50 = inokulasi pupuk hayati ditambah 50% Urea, 6 =inokulasi pupuk hayati multi strain ditambah 50% urea) untuk varietas Mitani (M) dan varietas Anjasmara (A). Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif pupuk hayati Rhizobium dalam meningkatkan serapan N dan pertumbuhan tanaman kedelai baik varietas Mitani maupun varietas Anjasmara. Peningkatan tertinggi terhadap N tanaman varietas Mitani terjadi pada perlakuan MS+50 sedangkan untuk varietas Anjasmara terjadi pada SS+50. Perlakuan SS+50 pada varietas Mitani mampu memberikan nilai tertinggi pada berat kering tanaman. Pada varietas Anjasmara nilai tertinggi untuk berat kering tanaman diperoleh pada perlakuan K100, namun nilainya sama dengan SS+50.