ANALISA SEBARAN SPASIAL IKAN CUCUT (Ordo Rajiformes) BERDASARKAN VARIASI KEDALAMAN DI PERAIRAN LAUT JAWA (original) (raw)
Related papers
2020
Produk olahan ikan asin sekarang ini bertujuan untuk meningkatkan masa simpan dan belum mempertimbangkan karakteristik mutu mikrobiologis seperti keberadaan kapang pencemar dan perusak produk, sehingga produk akhir dari produksi ikan asin masih sangat beragam. Penggunaan pengawet kimia yang banyak menimbulkan efek samping dan merugikan konsumen telah mendorong industri pangan untuk mencari alternatif lain. Atung telah terbukti sebagai pengawet pangan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan kapang secara kualititatif pada ikan komu asin yang diaplikasi dengan serbuk biji atung selama penyimpanan pada suhu kamar. Berdasarkan uji organoleptik kapang secara visual pada ikan komu asin kering dengan konsentrasi garam 25% dan atung 0% ternyata hanya dapat disimpan pada suhu kamar paling lambat 1 bulan karena tidak berjamur, sedangkan ikan komu asin dengan konsentrasi atung 10% dan garam 5% yang disimpan selama 2 bulan pada suhu kamar masih aman untuk dikonsumsi karena t...
2016
This study aimed to determine the potential fishing ground for tuna by remote sensing based on sea surface temperature in the waters of Idi Rayeuk, East Aceh regency. The Collection of field data in such as the number of catches and the coordinates of the fishing conducted from March to April 2016. Sea surface temperature downloadable on the site h ttp://oceancolorgsfc.nasa.gov . Then processed using the device Seadas 7.3. The result showed that the distribution of sea surface temperatures in the waters of Idi Rayeuk from March to April 2016 ranges from 28°C to 30°C with the average of sea surface temperature was 29°C. There were two potential fishing ground identified during the study in East Aceh regency District of Idi Rayeuk, e.i 1) at the coordinates 5°04'88"N-98°23'51"E by the number of catches amounting to 13.293 kg and the sea surface temperature of 29°C 2) potential fishing ground at coordinates 5°29'46"N-98°28'09"E by the number of catch...
PRODUKTIVITAS DAN KERENTANAN IKAN KURISI (Nemipterus spp.) HASIL TANGKAPAN CANTRANG DI LAUT JAWA
2016
Ikan kurisi (Nemipteridae) termasuk kelompok ikan demersal yang memiliki salah satu sifat melakukan ruaya yang tidak terlalu jauh dan aktivitas gerak yang relatif rendah. Sifat ini mengakibatkan daya tahan ikan kurisi ini menjadi rendah terhadap tekanan penangkapan. Ukuran ikan yang tertangkappun cenderung semakin kecil. Analisis produktivitas dan kerentanan (PSA) merupakan sebuah cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kerentanan stok dengan dasar produktivitas biologi dan kerentanan perikanan yang mengeksploitasinya. Dengan menggunakan analisis PSA ini maka dapat digambarkan tingkat resiko ikan kurisi akibat penangkapannya. Hasil penilaian PSA menghasilkan jenis N. japonicus dan N. gracilis memiliki resiko tinggi terhadap penangkapan dan N. hexodon beresiko sedang dan N. mesoprion memiliki resiko yang rendah terhadap penangkapan. Ini ditunjukkan dengan penilaian terhadap atribut produktivitas yang memberikan nilai yang relatif sama terhadap keempat jenis ikan kurisi (1,71-2,1...
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 2017
Ikan coklatan (Scolopsis taeniopterus) yang secara taksonomis termasuk famili Nemipteridae adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting di Laut Jawa. Data yang dianalisis merupakan sebagian hasil riset dengan K. M. Bawal Putih I pada tahun 2005 dan 2006, serta hasil pengambilan contoh di pangkalan pendaratan ikan Blanakan. Dugaan kepadatan stok pada ke-2 cruise tersebut adalah sekitar 7,0 dan 9,0 kg km-2. Dari sebaran frekuensi panjang teridentifikasi bahwa contoh ikan coklatan terdiri atas 1 kelompok umur yang kuat (strong cohort) dengan modus ukuran panjang 16,5 cm. Setelah dipisahkan antara jantan dan betina tampak bahwa, ikan jantan didominasi oleh kelompok ukuran 17,5 cm, sedangkan ikan betina oleh ukuran 16,0 cm. Data tersebut menyiratkan bahwa ukuran ikan coklatan jantan lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina. Dari sebaran persen frekuensi kumulatif di mana 50% dari sebaran tersebut yang mencerminkan Lc (panjang pertama kali tertangkap) tampak bahwa ukuran ik...
KONDfSI TREND BIOMASSA IKAN LAYANG (Decapterus spp.) DI LAUT JAWA DAN SEKITARNYA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
fkan layang (Decapterus spp.) adalah salah saiu komoditas perikanan pelagis kecil penting di lndonesia. lkan layang (Decapterus macrctsoma dan D. russe/o merupakan komponen utama ikan pelagis kecil di Laut Jawa. Ke-2 jenis ikan tersebut mendominasi hasil tangkapan pukat cincin lebih dari 5O%. Perubahan eksploitasi terjadi melalui kapasilas penangkapan (ukuran kapal dan termasuk kekuatan mesin, serla perluasan daerah penangkapan) dan taktik penangkapan (penggunaan cahaya sebagai alat bantu mengumpulkan ikan menggantikan peranan rumpon), telah merubah elisiensi alat tangkip pukat cincin. Hasil penelitian menunjukkan st\ok (biomassa) ikan layang telah pulih kembali dalam tahun-iahun belakangan ini. Tetapi situasi sebaliknya ditunjukkan oleh hasil tangkapan yang menurun dan peningkatan upaya penangkapan. Berdasarkan pada morlalilas penangkapan dan upaya penangkapan yang disesuaikan kembali melalui F=q'E membuktikan bahwa pulih slok bersifat palsu Kenaikan lsju mortalitas penangkapan...
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap
Tongkol abu-abu atau longtail tuna (Thunnus tonggol) salah satu jenis ikan tuna neritik sebagai target penangkapan armada pukat cincin, jaring isang, dan pancing di Laut Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter pertumbuhan, umur dan mortalitas ikan tongkol abu-abu untuk penyusunan strategi pengelolaannya. Pengumpulan data frekuensi panjang dan bobot ikan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan pada Januari – Nopember 2014. Hasil penelitian menunjukkan hubungan panjang-bobot ikan tongkol abu-abu bersifat isometrik dan indek kecepatan pertumbuhan 3,46/tahun. Ikan dapat tumbuh hingga mencapai panjang asimtotik (L) = 85 cm dengan laju pertumbuhan (K) sebesar 0,4/tahun. Umur teoritis pada saat panjang ikan sama dengan nol (t0) adalah 0,046 tahun. Umur maksimal diduga 15 tahun. Mortalitas alami (M) sebesar 0,61/tahun, mortalitas karena penangkapan (F) 1,01/tahun, mortalitas total (Z) 1,62/tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,59 berarti bahwa pemanf...
Ectoparasites is a type of parasite that lives on the surface of the host body,make an interaction and obtain food from its host. Catfish as one of the main host in the waters, often infected by ectoparasites, especially on the fins, scales, operculum and gills. This study aims to determine the diversity of the types and prevalence of ectoparasites on five types of commercial fish in Batang River, District of Martapura. Data were collected for 3 times the fish pond habitat conditions differ primarily between the pond beside the river with pool near the rice fields. Testing of species diversity and prevalence of parasites carried by identifying samples to the laboratory of catfish (Pangasius Sp.). Observations presence of parasites carried out in several parts of the body of the infected host, among others, gills, skin, fins and tail. Calculation of parasite species diversity using Simpson index while the prevalence and spread of parasites calculated using Morisita index. Water quality measurement using the parameters of temperature, pH, and dissolved oxygen. Methods of data processing is done subsequent descriptive data presentation is made in the form of a frequency distribution table. Its found three types of ectoparasites ie. Argulus Sp. Steinernema Sp., Dactylogyrus Sp., and Tricodina Sp. Argulus Sp. can be found on the fins of catfish, and nematodes from Steinernema Sp can be found in fin carp. Dactylogyrus Sp. Can be found on the gills of carp, while Tricodina Sp. can be found on the scales catfish. The condition of an aquatic environment inhabited by five species of fish (tilapia, catfish, pomfret, carp, and catfish) in Sungai Batang West Martapura Subdistrict is relatively normal with a pH value between 7.0 and 7.7 and a temperature value between 29 0 C-30 0 C.
ANATOMI SKELETON IKAN KEURELING
Prosiding Seminar Nasional Pertanian dan Perikanan, 2018
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan anatomi skeleton ikan keureling. Tahapan pembuatan preparat skeleton, dilakukan di Laboratorium Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al Muslim Kabupaten Bireuen. Identifikasi anatomiskeleton ikan dilakukan di Laboratorium Terpadu Biologi, Program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pembuatan preparat anatomi skeletondilakukan secara fisik dan kimiawi, sedangkan penamaan setiap bagian anatomi skeleton dilakukan dengan cara membandingkan kemiripan bentuk dan letak dari setiap bagian tulang belakang ikan yang telah diteliti sebelumnya, baik dari famili yang sama maupun dari famili yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan anatomi skeletonikan keureling terdiri dari skeleton axial dan skeleton appendicularis. Ossacranium, ossaverterbrae, ossacostae, urostylusvertebralis termasuk dalam skeleton axial, sedangkan ossa appendicularis terdiri dari sepasang pinna pectoralis, sepasang pinna pelvis, pinna dorsalis, pinna analis dan pinna caudalis. Kata Kunci: ikan keureling, anatomi skeleton, skeletonaxial, skeleton appendicularis. PENDAHULUAN Ikan keureling(Tor tambroides, Bleeker 1854) termasuk kedalam kelompok siprinid air tawar penting di wilayah perairan Indonesia dan Malaysia. Tingginya laju ekploitasi terhadap ikan keureling, membuat populasinya semakin menurun. Singh (2007) menyatakan bahwa populasi ikan dari genus Tor ini,sedang berada dalam kategori terancam akibat eksploitasi berlebihan, pencemaran perairan, dan gangguan ekologis. Saat ini, ikan keureling terdaftar sebagai biota yang terancam punah dan berada dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN, 1990). Kajian anatomiskeleton ikan bertujuan untuk memahami hubungan taksonomik dan filogenetikantarspesies ikan (Mafakherietal. 2015; Jalili etal. 2015). Disamping itu, kajian ini juga dibutuhkan sebagai langkah pencegahan dalam menganalisis keabnormalan sistem skeleton. Mayoritas penelitian terhadap ikan keureling masih berkaitan dengan bidang ekologi dan upaya domestikasi, sedangkan kajianan atomi skeleton terhadap ikan keureling masih belum ditemukan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendeskripsikan anatomi skeleton ikan keureling Tor tambroides (Bleeker, 1854). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan ikan yang diperoleh dari pedagang ikan di wilayah sungai Tangse Kabupaten Pidie dengan bobot 5 kg dan panjang 65 cm (Gambar 1). Tahapan pembuatan preparat anatomi skeletondilakukan secara fisikdiawali dengan sisik ikan dihilangkan dan otot pada tubuh ikan dibersihkan dengan pinset, pisau dan sikat halus, sedangkan pembuatan preparatanatomi skeletondilakukan secara kimia diawali perendaman preparat skeletonkedalam formalin 10% dan larutan etanol 100%, dijemur dibawah sinar matahari dan dilapisi dengan cat spraypiloxclear. Skeleton yang telah bersih