Peranan Radar (Remaja Aktif Duta Anti Rokok) DI SMP Negeri 10 Denpasar (original) (raw)

Penyuluhan Bahaya Rokok Untuk Meningkatkan Kesadaran Remaja Mengenai Dampak Buruk Rokok Bagi Kesehatan DI SMP Tawwakal Denpasar

Jurnal Pengabdian Kesehatan

Rokok merupakan salah satu faktor resiko utama dari beberapa penyakit kronis yang dapat mengakibatkan kematian. Hal ini menunjukkan bahwa rokok merupakan masalah besar bagi kesehatan masyarakat. Selain dari segi kesehatan, rokok juga mempengaruhi kepribadian perokok itu sendiri. Biasanya remaja usia SMP sudah mengenalrokok. Menurut mereka, kalau tidak merokok maka mereka dianggap tidak gaul. Semua hal tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh remaja yang aktifitas merokok bahkan menjadi salah satu budaya dalam sosial mereka. Kegiatan pengadian masyarakat di SMP Tawakkal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai dampak buruk rokok bagi kesehatan. Peserta pengabdian masyarakat merupakan siswa sekolah menengah pertama kelas 8 yang berjumlah 64 anak. Berdasarkan jenis kelamin, peserta pengabdian terdiri atas 34 siswa laki-laki (53,13%) dan 30 siswa perempuan (46,87%). Kegiatan ini diawali dengan pengisian kuisioner pre-test pengetahuan tentang bahaya rokok yang kemudian di...

Program RIAS (Remaja Siaga Asap Rokok): Mencegah dan Mengatasi Adiksi Rokok pada Remaja di Cisaranten Kulon

Media Karya Kesehatan, 2018

Global Youth Tubacco Survey (GYTS) menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi tahun 2014, sebagian besar merupakan laki-laki dengan usia 12-13 tahun saat pertama kali merokok dan perempuan pada usia 14-15 tahun. Berdasarkan data yang ditujukkan oleh Kemenkes bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun meningkat 3 kali lipat dari tahun 1995 dari 7,1% menjadi 20,5% di tahun 2014. Melihat dari hasil data tersebut. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi adiksi merokok pada remaja dengan menggunakan sebuah program yang menitikberatkan pada preventif dan kuratif yaitu dengan menggunakan progran inovasi RIAS (Remaja Siaga Asap Rokok). Jumlah partisipan dalam program ini adalah 35 siswa dan siswi. Program RIAS yang diberikan kepada peserta menggunakan metode forum group discusion, dimana peserta diberikan pretest dan post test untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai merokok, dan diajak berdiskusi melalui pemutaran video dan tanya jawab melalui kelompok kecil yang didampingi oleh dua orang fasilitator. Kegiatan akhir review materi dan pengucapan ikrar RIAS yang diucapkan bersamasama. Simpulan adalah setelah berlangsungnya program RIAS, peserta meningkat pentingnya bahaya merokok dan pentingnya meningkatkan gerakan anti merokok sejak dini. Saran: perlunya dilakukan pengulagan secara regular program pencegahan merokok untuk menambah keyakinan diri remaja untuk berperilaku tidak merokok.

Masalah Vape di Sekolah Dalam Kalangan Awal Remaja

Journal of Humanities and Social Sciences, 2020

Masalah tingkah laku vape dalam kalangan awal remaja iaitu remaja yang berumur 12 tahun ke bawah dan 12 tahun keatas adalah satu perkara yang membimbangkan di dalam kalangan pelajar sekolah di Malaysia. Objektif kajian ini iaitu untuk menghuraikan punca berlakunya masalah vape, mengenal pasti strategi, pendekatan atau cadangan untuk mengurangkan masalah vape di sekolah, mengenal pasti keberkesanan sesi kaunseling terhadap pelajar yang terlibat dalam gejala vape, mengenal pasti kesan vape ke atas pelajar peringkat awal remaja, dan untuk mengkaji tahap perkembangan masalah vape di sekolah. Kaedah kajian ini meliputi reka bentuk kajian, instrument kajian dan prosedur atau proses menganalisis data bagi menjawab persoalan-persoalan kajian yang telah dikemukakan lebih awal. Dapatan kajian yang boleh disimpulkan menurut Ustaz Tengku perkembangan vape disekolah adalah semakin meningkat dan ia sukar dikawal. Hal ini demikian kerana wujudnya vape yang sukar untuk dikenal. Fenomena penggunaan ...

Penyuluhan Dan Pembentukan Kader Cilik Anti Rokok Pada Siswa TK Dan SD DI Desa Kamal

Jurnal Pengabdian Masyarakat Medika, 2022

Salah satu permasalahan kesehatan yang ada di Desa Kamal Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo adalah kebiasaan merokok warga yang masih tergolong tinggi. Hasil survei menunjukkan warga yang mempunyai kebiasaan merokok pada orang dewasa sebanyak 121 warga dari jumlah total 263 yang disurvei, atau sebanyak 46%. Hal ini akan mempengaruhi persepsi dan pemahaman anak terhadap perilaku merokok. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman dini terhadap siswa TK dan SD, serta warga tentang bahaya merokok dan sekaligus membentuk kader cilik anti rokok dari siswa TK dan SD dengan harapan agar dapat mengetahui bahaya rokok sejak dini sehingga mereka tidak mengkonsumsi rokok dan dapat mengingatkan keluarganya atau orang lain agar tidak merokok. Hasil dari kegiatan penyuluhan diperoleh peningkatan pengetahuan rata-rata sebesar 78% sedangkan untuk pembentukan kader terbentuk 92 kader cilik anti rokok yang turut serta aktif dalam proses pembagian dan penempelan stiker bahaya rokok. Kader cilik ini berasal dari TK Pertiwi,

Apoteker Remaja, Edukator Kesehatan Sebaya di SMAN I Rantau Pulung dan SMPN I Samarinda

Jurnal Abdimas Mahakam, 2017

Masa remaja adalah merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan secara fisik, fisologis, dan sosial. Seringkali remaja tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi masalah sosial dan emosional yang timbul pada masa remaja sehingga remaja melakukan hal-hal yang berbahaya seperti tawuran, merokok, minum minuman keras, penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif, hubungan seksual pra-nikah, kehamilan tidak diinginkan, penyakit dan infeksi menular seksual, dan lain-lain.Pelatihan Apoteker Remaja yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2016 di SMPN 1 Samarinda menghasilkan edukator sebaya sebanyak 112 orang dan pada tanggal 16-17 Juli 2016 di SMAN 1 Rantau Pulung menghasilkan 44 orang edukator sebaya. Tindak lanjut dari pelatihan adalah pembentukan wadah komunikasi Apoteker Remaja sebagai tempat konseling dan edukasi kesehatan.

Edukasi dan Kampanye Anti Rokok pada Remaja di Pantai Purus Kota Padang

Abdimas Galuh, 2024

ABSTRAK Perokok remaja di Indonesia merupakan masalah yang cukup serius. Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sekitar 8,8 juta remaja di Indonesia merokok. Hal ini mengkhawatirkan karena remaja yang merokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit terkait merokok seperti kanker, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan. Prevalensi perokok remaja masih tinggi di Kota Padang, yaitu sebesar 24,09%. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya merokok dan menurunkan prevalensi perokok remaja di Kota Padang. Metode kegiatan terdiri atas edukasi, sosialisasi, dan kampanye anti rokok yang dilaksanakan di Pantai Purus Kota Padang pada bulan Juni-Agustus 2023. Sasarannya adalah remaja dan masyarakat yang berkunjung ke Pantai Purus. Hasilnya menunjukan partisipasi aktif dari peserta terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 80%, perubahan sikap dan perilaku dengan dibuktikan dengan ikut long march di sepanjang Pantai Purus, kampanye anti-rokok, dan memungut puntung rokok yang ditemukan. Kepada dinas kesehatan, pariwisata, dan terkait lainnya agar bisa membuar program rutin untuk mengedukasi masyarakat yang berkunjung ke Pantai Purus terkait isu kesehatan, lingkungan, dan lainnya. Pada masyarakat diharapkan peduli dan berani menyuarakan informasi dan ajakan kepada teman, keluarga, dan lingkungan sekitar terkait dampak negatif dari mengonsumsi rokok.

Edukasi Remaja Bebas Asap Rokok Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 di Bantul

AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

Penggunaan tembakau masih menjadi permasalahan kesehatan pelik di dunia. Perokok dewasa menyampaikan mereka memulai kebiasaannya semenjak remaja. Situasi pandemi COVID-19 menuntut kewaspadaan lebih termasuk meningkatkan imunitasnya agar tidak terinfeksi. Kebiasaan merokok meningkatkan risiko seseorang terpapar COVID-19 dan meningkatkan risiko keparahan penyakit akibat COVID-19. Tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan pemahaman remaja tas risiko merokok dalam memperparah penyakit COVID-19 dan pemahaman dalam menyiapkan diri dan keluarga bebas asap rokok. Metode yang digunakan adalah blended learning untuk meningkatkan accessibility sasaran dalam menerima informasi di masa pandemi ini. Metode ceramah dan diskusi dilakukan melalui pertemuan langsung, zoom meeting, dan whatsapp. Pelaksana kegiatan bersama tim dari mahasiswa melaksanakan kegiatan kepada sasaran, yaitu remaja di Desa Turtomulyo, Kretek, Bantul.Hasil kegiatan menunjukkan adanya perubahan pemahaman remaja tentang bah...

Peran Remaja Masjid Kodama Sebagai Penangkal Radikalisme

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan mulai timbulnya pandangan negatif warga dunia mengenai Islam setelah kasus runtuhnya gedung kembar WTC (World Trade Center) di Amerika serikat yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 dan dikenal dengan tragedi 9/11. Pandangan negatif tersebut berupa pandangan bahwa Islam meruapakan agama yang kasar dan identik dengan teroisme. Hal ini berakar dari pemahaman Islam yang radikal khususnya di kalangan remaja. Melalui penelitian ini, peneliti diharapkan dapat menemukan peran-peran remaja Yayasan Kodama dalam menangkal radikalisme dan dapat diterapkan oleh lembaga lain. Penelitian ini dirasa penting untuk menghilangkan mind set warga dunia mengenai Islam yang identik dengan terorisme, agar Islam tidak dianggap sebelah mata oleh warga dunia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Data didapatkan dari hasil wawancara dengan dewan Pembina Yayasan Kodama, pengurus yayasan, da’i, dan tokoh masyarakat sekitar Yayasan Kodama Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian mengenai peran remaja Yayasan Kodama, peneliti menemukan bahwa kegiatan yang dilakukan Yayasan Kodama merupakan kegiatan positif bagi masyarakat. Selain itu Yayasan Kodama memiliki desa binaan yang menjadi pusat dari setiap kegiatan yang dilaksanakan. Desa-desa tersebut mereka sebut sebagai KSU (Kelompok Swadaya Umat) yang hingga saat ini berjumlah 37 desa. Dalam dakwahnya, Yayasan Kodama menggunakan 3 metode, yaitu dakwah dengan ucapan atau dengan lisan, dakwah dengan kegiatan sosial, dan dakwah dengan pendidikan. Ketiga metode ini membuktikan bahwa peran kaum muda Yayasan Kodama bergerak di bidang sosial dan ekonomi masyarakat. Gerakan positif tersebut mampu menangkal gerakan radikalisme dikalangan anak muda khususnya dan di kalangan masyarakat umumnya. Kata Kunci: Remaja, Masjid, Radikalisme

Dampak Media Iklan (Billboard Rokok) Terhadap Perilaku Merokok Siswa DI SMK Negeri 3 Palu

Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 2017

Perilaku merokok pada siswa tidak terlepas dari peran media iklan rokok salah satunya billboard yang digunakan oleh industri rokok untuk memasarkan produk rokok. Data RISKESDAS dilaporkan perilaku merokok remaja usia 15 tahun keatas meningkat tahun 2013 sebanyak 36,3%. Kasus merokok di SMK Negeri 3 Palu 49 kasus tahun 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak media iklan billboard rokok terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan pada remaja di SMK Negeri 3 Palu. Jenis penelitian kualitatif menggunakan triangulasi sumber dengan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini yaitu 2 informan kunci, 1 informan tambahan dan 10 informan biasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa SMK Negeri 3 Palu memiliki pengetahuan tentang rokok dari iklan yang terdapat di billboard rokok, sikap ingin merokok setelah melihat iklan pada billboard rokok, dan tindakan membeli serta mengkonsumsi rokok yang diiklankan di billboard. Dampak dari media iklan billboard memiliki pengaruh terhadap tindakan merokok siswa SMK Negeri 3 Palu. Hasil penelitian disarankan kepada pihak sekolah untuk memberikan pendidikan yang efektif mengenai dampak buruk yang diakibatkan karena merokok. Bagi pihak dinas terkait untuk meniadakan atau memperketat aturan periklanan terhadap rokok, salah satunya iklan billboard rokok yang dapat berdampak bagi perilaku remaja serta pembatasan iklan, promosi, dan sponsor rokok secara komprehensif.