PENGARUH TOTAL FENOLTERIPANG PASIR (Holothuria scabra) TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK IKAN MAS (Cyprinus carpio) (original) (raw)

PEMBERIAN TOTAL FENOL TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) UNTUK MENINGKATKAN LEUKOSIT DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas Hydrophila

Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 2011

Freshwater fishery commodities are most likely to be increased production of carp (Cyprinus carpio). Intensification of cultivation which raises new problems with fish disease outbreaks caused by Aeromonas hydrophila. Providing of immunostimulatory bioactive compounds of sea cucumbers (Holothuria scabra) can enhance non-specific immune responses in the goldfish as a mechanism of defense against disease. The purpose of this study is to determine the role and optimal dose of total phenols sea cucumber in enhancing non-specific immune response seen from the hematology parameters Extraction of bioactive components from sea cucumber prepared by using methanol and fractionated with ethyl acetate solvent (v/v). Identification of total phenols in ethyl acetate fraction performed using UV-Vis spectrophotometer and infrared. Total phenol produced was tested on carp with intraperitonial injection, the concentration of 0.09, 0.18 and 0.27 mg phenol/kg fish. Challenge test was done by using the ...

UJI TOKSISITAS AKUT CAMPURAN ZAT ORGANOFOSFAT DAN KARBAMAT TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)

ABSTRAK Penggunaan pestisida dalam bidang pertanian dan peternakan saat ini semakin banyak dan masif karena dapat membasmi organisme pengganggu dengan cepat dan murah. Pestisida yang masuk ke perairan dapat menjadi bahan toksik bagi organisme perairan apabila jumlahnya melebihi ambang batas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi campuran zat organofosfat dan karbamat yang dibutuhkan untuk membunuh 50% populasi uji (benih ikan mas) dalam waktu 24 jam atau biasa disebut sebagai nilai Lethal Concentration 50%-24 jam (LC 50-24 jam). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 November 2015 di Laboratorium FHA, MSP, dan Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dengan metode eksperimen, menggunakan akuarium yang diisi air lalu ditambahkan campuran organofosfat dan karbamat dengan konsentrasi 5, 10, dan 15 ppm, kemudian ditempatkan benih ikan mas di dalamnya. Dilakukan pengamatan jumlah ikan yang mati setelah 15 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 16 jam, dan 24 jam. Data yang ada kemudian diolah menggunakan aplikasi EPA Probit. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai LC 50-24 jam dari campuran zat organofosfat dan karbamat adalah 3,881 ppm. Pada konsentrasi 5, 10, dan 15 ppm dari campuran bahan toksik karbamat dan organofosfat mampu mematikan hampir seluruh hewan uji. ABSTRACT The use of pesticides in agriculture and farming are currently getting a lot and more massive, because it can eradicate the pest organism quickly and cheaply. However, pesticides that enter the waters can be toxic to aquatic organisms if the amount has exceeded the threshold. This research goal is to know the concentration of the mixture of organophosphate and carbamate that are required to kill 50% of a test population (carp juvenile) within 24 hours, or commonly referred as the Lethal Concentration 50%-24 hours (LC50-24 hours). This research was conducted in November 2015 in FHA, MSP and Aquacultur laboratory of Fisheries and Marine Science Faculty, Padjadjaran University with experimental method, using aquarium that filled by water and then added organophosphate and carbamate with concentrations of 5, 10, and 15 ppm, then placed the carp juvenile in it. The number of dead fish is observated after 15 minutes, 30 minutes, 1 hour, 2 hours, 4 hours, 8 hours, 16 hours, and 24 hours. The data is processed using EPA Probit applications. The results show that the LC 50-24 hours of the mixture of organofosfat and carbamate is 3.881 ppm. At concentrations of 5, 10, and 15 ppm of carbamate and organophosphate mixture capable to turning out nearly all of the animals tested.

UJI TOKSISITAS SUB-LETHAL KARBAMAT TERHADAP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) PERLAKUAN KONTROL

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala fisiologis dan klinis yang terjadi pada benih ikan mas akibat pemaparan pestisida jenis karbamat dengan perlakuan kontrol sebagai pembanding. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 11-17 November 2015 di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dengan metode eksperimen. Benih ikan mas sebanyak lima ekor diaklimatisasi selama 3 hari di dalam bak fiber, lalu dimasukkan ke dalam akuarium yang telah diisi air sebanyak 7 liter dan diberi aerasi yang cukup. Pakan diberikan sebanyak 3% dari biomassa per hari. Gejala fisiologis yang diamati adalah gerak operkulum dan aktivitas gerak, sedangkan gejala klinis yang diamati adalah produksi lendir. Pengamatan dilakukan setelah 1 jam, 1 hari, 2 hari, 3 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari, dan 7 hari dari saat pemasukkan ikan ke akuarium. pH, oksigen terlarut, dan suhu air diukur pada hari pertama dan ketujuh selama pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata gerakan rata-rata operkulum adalah 114 kali/menit, aktivitas gerak normal, dan terdapat ikan yang berbintik putih pada kulitnya. Survival rate hingga akhir pengamatan sebesar 60%. ABSTRACT This research goal is to know the physiological and clinical symptoms that occurred to carp juveniles due to carbamate exposure with the control treatment as a comparison. The research was carried out from November 11 th-17 th 2015 in Laboratory of Water Resources Management, Fisheries and Marine Sciences Faculty of Padjadjaran University with experimental methode. Five carp juveniles were acclimatized for 3 days in a tub of fiber, and then put into an aquarium that has filled by 7 liters of water and given sufficient aeration. Feed provided by as much as 3% of the biomass for a day. Physiological symptoms that observed are the operculum motion and motion activity, whereas the observed clinical symptoms is the production of mucus. Observations made after 1 hour, 1 day, 2 days, 3 days, 4 days, 5 days, 6 days, and 7 days from the time juveniles transfered into the aquarium. pH, dissolved oxygen, and water temperature measured in the first and seventh days of observation. The results showed that the average movement of the operculum is 114 times/ minutes, motion activity is normal, and there is a fish that is spotted white on its skin. Survival rate until the end of the observation by 60%.

PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio LINN)

This research was done in order to determine the effect of endosulfan biaccumulation on the growth of carp (Cyprinus carpio). This research was conducted in 40 l of glass aquaria, the initial weight of carp was 0.81 0.098 g/fish, and the pesticide endosulfan with active ingredient of 350 g/l was used as test solution. Preliminary research was conducted with bioassay test to assess LC 50 -96h of endosulfan for carp, and then the fish were exposed to some series of exposure concentration, those are 10; 30; and 50% of LC 50 -96h value or 0.24; 0.72; and 1.2 g/l for 12 weeks. Endosulfan residue analysis in the water and the body of the fish was conducted after: 0, 4, 12, 24, 48, 96, 144, 192, 264 of exposure hours by using liquid gas chromatography (LGC). Body weight of fish was measured weekly. This study resulted that endosulfan was very toxic to the carp with LC 50 -96h value was 2.42 (2.206-2.652) g/l. Endosulfan bioaccumulation of exposure concentration of 0.24; 0.72; and 1.20 g/l were 67.93; 119.21; and 141.19 g/kg respectively. Bioaccumulation of 119,21 g/kg significantly inhibit the growth of carp.

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

ZIRAA'AH JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN, 2016

The aim of this study was to determine the growth response Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) fed vegetable waste based artificial maintained with different densities. The analysis shows that different stocking solid significantly affect the growth of the test fish .Results of further tests with the Last Significant Diferent (LSD) showed treatment A is not significantly different from treatment with B, but treatmen A significantly different with C. Treatment B did not differ significantly with treatment C. The survival rate in the test fish treatment A (88.67 %) , B (89.67 %) C (91.56 %). Results of the analysis showed that different stocking Solid did not significantly affect the survival rate of the test fish. The value of the test fish feed convention ranged from 1.53 to 1.67. the range of temperature and pH on-site maintenance is in the range appropriate for the test fish .

SELEKSI KARAKTER PERTUMBUHAN POPULASI IKAN MAS (Cyprinus carpio) RELATIF TAHAN KOI HERPES VIRUS

Jurnal Riset Akuakultur, 2013

Strain Rajadanu merupakan populasi ikan mas yang mempunyai daya tahan terhadap serangan koi herpes virus (KHV) relatif lebih baik dibandingkan strain lainnya. Namun demikian, populasi ikan dengan daya tahan yang tinggi diduga mempunyai laju pertumbuhan yang lebih lambat. Hal ini karena adanya fenomena sharing energi untuk berbagai karakter yang berbeda. Dalam kegiatan seleksi, salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi fenomena tersebut adalah dengan melakukan seleksi secara bersamaan (tandem selection) terhadap karakter-karakter tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan populasi ikan mas strain Rajadanu dengan laju pertumbuhan cepat, sebagai bagian dari program perakitan strain unggul ikan mas tahan KHV. Sebagai hewan uji adalah populasi dasar (F0) sintetik yang dibentuk tahun 2010, terdiri atas 2 cohort ikan mas strain Rajadanu dengan masing-masing populasi terdiri atas 10 famili yang bersifat full-sib. Seleksi dilakukan menggunakan metode seleksi indi...

PENGARUH PERENDAMAN LARUTAN DAUN KERSEN (Muntingia calabura) TERHADAP DAYA TETAS DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Deleted Journal, 2023

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman larutan daun kersen terhadap daya tetas dan kelangsungan hidup larva ikan mas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2022. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak lengkap (RAL). Dengan konsentrasi larutan daun kersen 1,50 ml/L di rendam selama 5 menit, 10 menit, 15 menit dan tanpa perendaman (kontrol). Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa daya tetas telur ikan mas pada perendaman telur dengan larutan daun kersen berpengaruh sangat nyata (P>0,01), pada perlakuan D (81,67%), perlakuan C (66,67%), perlakuan B (63,00%) dan perlakuan A (61,67%). Sedangkan untuk hasil kelangsungan hidup berpengaruh sangat nyata (P>0,01) pada perlakuan D (58,06%), perlakuan C (44,02%), perlakuan B (41,23%) dan perlakuan A (30,06%). Kualitas air selama media pemeliharaan berada pada kisaran optimal untuk penetasan telur dan kelangsungan hidup ikan mas.

KERAGAMAN GENETIK IKAN MAS (Cyprinus carpio) VARIETAS RAJADANU TAHAN KOI HERPESVIRUS GENERASI F0 DAN F1 MENGGUNAKAN TIGA LOKUS MIKROSATELIT

Jurnal Riset Akuakultur, 2016

Informasi tentang keragaman genetik sangat dibutuhkan pada program pemuliaan melalui kegiatan seleksi untuk menghasilkan induk unggul, seperti pada pembentukan ikan mas Rajadanu tahan infeksi koi herpesvirus (KHV). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi variasi genetik ikan mas varietas Rajadanu tahan infeksi KHV generasi F 0 dan F 1 dengan menggunakan marka molekuler mikrosatelit. Populasi F 0 dan F 1 dihasilkan dari kegiatan seleksi bersamaan (independent culling) pada karakter pertumbuhan dan ketahanan terhadap KHV. Seleksi karakter pertumbuhan dilakukan dengan metode seleksi individu (mass selection), sedangkan seleksi karakter ketahanan terhadap KHV dilakukan dengan mengidentifikasi individu yang membawa marka MHC II spesifik pada alel Cyca-DAB1*05. Sebanyak sepuluh individu ikan mas dari setiap populasi digunakan untuk analisis variabilitas mikrosatelit menggunakan tiga lokus mikrosatelit (MFW6, MFW7, dan MFW9). Data alel mikrosatelit diolah menggunakan program Microsoft excel dan dianalisis menggunakan program Fstat dan Arlequin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah alel dari tiap lokus pada masingmasing populasi bervariasi, yaitu berkisar antara 2-5 alel. Rata-rata jumlah alel dan rata-rata heterozigositas teramati pada populasi F 0 tidak berbeda dengan populasi F 1. Rata-rata jumlah alel pada kedua populasi sebesar 3,33 alel dengan rata-rata nilai heterozigositas teramati sebesar 0,47. Inbreeding teridentifikasi pada populasi F 0 dan F 1 , kedua populasi mempunyai tingkat inbreeding yang relatif sama. Populasi ikan mas tahan KHV pada penelitian ini memiliki keragaman genetik yang relatif rendah sehingga diperlukan monitoring variasi genetik dan skema pemijahan yang baik pada kegiatan seleksi selanjutnya untuk menghasilkan ikan mas tahan KHV yang unggul. KATA KUNCI: ikan mas; KHV; mikrosatelit; keragaman genetik; heterozigositas ABSTRACT: Genetic diversity in F 0 and F 1 populations of Rajadanu strain of common carp (Cyprinus carpio) resistant to koi herpesvirus using three microsatellite loci.

PERFORMA PEMBESARAN IKAN MAS RAJADANU (Cyprinus carpio) GENERASI KETIGA HASIL SELEKSI “WALKBACK”

Jurnal Riset Akuakultur, 2017

Timbulnya wabah penyakit KHV (Koi herpesvirus) pada budidaya ikan mas telah menurunkan produksi ikan mas nasional secara signifikan. Beberapa langkah dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut, salah satunya pembentukan ikan mas Rajadanu tahan KHV melalui seleksi. Dalam rangka memperoleh varietas unggul ikan mas tahan KHV pada tahun 2014 telah dilakukan pembentukan populasi F-3 melalui program selective breeding dengan metode walkback selection. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis performa pertumbuhan ikan mas Rajadanu generasi ketiga hasil seleksi melalui uji skala lapang pada fase pembesaran, serta kegiatan uji tantang pada skala laboratorium. Benih F-3 merupakan hasil pemijahan F-1 betina dan F-2 jantan hasil seleksi positif MHC (Major Histocompatibility Complex), sedangkan kontrol berupa benih ikan mas Majalaya dari pembudidaya, masing-masing tiga ulangan. Uji tantang KHV dilakukan di akuarium berukuran 60 cm x 40 cm x 40 cm di hatchery ikan mas dengan suhu permissive 21°...