Analisis Penjadwalan Produksi Berdasarkan Pesanan Menggunakan Metode Asas Prioritas pada CV Davero Cemerlang Indonesia Surabaya (original) (raw)

Penerapan Metode Earliest Due Date Pada Penjadwalan Produksi Paving Pada CV. Eko Joyo

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 2010

Sebagai home industry yang berkesempatan untuk meningkatkan layanan perusahaan, kinerja dan efisiensi sumber daya CV. Eko Joyo yang merupakan suatu perusahaan bergerak di bidang industri paving block selama ini melakukan penjadwalan produksi secara konvensional, sehingga sering terjadi keterlambatan dalam memenuhi target jatuh tempo penyelesaian produksi paving. Berdasarkan permasalahan tersebut perusahaan menginginkan perubahan yang signifikan terutama pada penjadwalan produksi agar keterlambatan dalam memenuhi target jatuh tempo yang sering terjadi dapat diminimalkan. Metode Earliest Due Date (EDD) merupakan metode penjadwalan produksi yang menghasilkan maximum tardiness yang paling minimum. Metode ini mengurutkan pekerjaan-pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo (due date) yang terdekat. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan metode earliest due date terhadap penjadwalan produksi paving pada CV. Eko Joyo, dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis paired comparation (t-test). Pengujian t-test membuktikan bahwa menggunakan metode konvensional maksimum tardiness yang di dapat lebih besar dibandingkan menggunakan metode EDD. Jadi sistem informasi penjadwalan produksi dengan metode EDD dapat meminimalkan keterlambatan maksimum dan lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional. Kata Kunci: home industry, earliest due date, maximum tardiness, comparisons paired test.

Analisis Penjadwalan Produksi Dengan E-Issn 2503 - 1430 Issn 2541 - 3090 Menggunakan Metode Campbell Dudeck Smith Dan Palmer Pada Pt. Bobi Agung Indonesia

Journal of Industrial Engineering Management, 2018

Production scheduling in the industrial world, both manufacturing and agro-industry industries has an important role as a form of decision making. The company strives to have the most effective and efficient scheduling so that it can increase the productivity produced with a minimum cost and time. Production systems in manufacturing that involve many processes, machines and also varying processing times will encounter many obstacles if scheduling is not done with the right method, resulting in a less effective and efficient production process. The high demand and rapid development in the industrial sector along with the advancement of science and technology resulted in the emergence of competition between one company and another. Companies that can survive in the competition must try to maintain or increase the number of consumers. One of its efforts is to provide the best service to its customers by completing orders according to the agreed time. PT. Bobi Agung Indonesia is a company engaged in manufacturing which produces liquid fertilizer and solid fertilizer. In the operational process. This is caused by production scheduling that is less effective, so it is likely to reduce satisfaction to its customers. In this research, Campbell Dudeck Smith (CDS) and Palmer methods were used, which of the two methods can find out the minimum job completion time. From the results obtained, it can be seen that the total makespan using the CDS method is 5918.71 minutes and Palmer is 6771.554 minutes with a difference of 852.844 minutes, where the CDS method has a shorter settlement time.

Perancangan Penjadwalan Produksi DI Perusahaan Bordir Hokkiman Surabaya

CALYPTRA, 2017

Hokkiman is a company which is excel at embroidery based production. Current issues faced by company are unknown standard time for the whole production processes, including machining time for various embroidery's motives, which result in difficulties of calculating final completion time for an order, and necessity to improve current production scheduling system. The purposes of the research are to determine standard time for every production process, improving production scheduling performance by designing an appropriate production scheduling system that allow the company to accept order with due date requirement. Standard time are obtained by collecting primary datas on the production floor using continuous timing method, followed by the calculation for every production process. Standard time calculation for machining are achieved by using simple linear regression analysis. The new production scheduling system is designed by analyzing current system's weaknesses. Proposed production scheduling system are made based on the Shortest Processing Time (SPT) method. Results of the research are as following, the improvement of production scheduling performances which are shortened response time (21,61%), makespan can be reduced by 19,17%, faster mean flowtime (21,47%), within the condition of 14 days due date is applied, the amount of job tardiness and lateness are decreased by 5,88% and 21,32% sequentially.

Penjadwalan Produksi Dengan Algoritma Heuristik Pour (Studi Kasus: Konveksi One Way – Malang)

Jurnal Teknik Industri

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMAHEURISTIK POUR (STUDI KASUS: KONVEKSI ONE WAY –MALANG)ANDRI SULAKSMI, ANNISA KESY GARSIDE*, DAN FITHRIANY HADZIQAHJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah MalangJl. Raya Tlogomas 246, Malang, Jawa Timur 65144Email: sulaksmiandri@gmail.com, anisa_garside@yahoo.com, fitriany17@yahoo.comABSTRAKKonveksi One Way memproduksi berbagai jenis kaos berdasarkan order yang datang dari konsumen.Dalam memenuhi order tersebut, perusahaan menggunakan aturan First Come First Serve dalammenjadwalkan urutan pengerjaan ordernya. Aturan ini sering tidak menguntungkan bagi order yangmembutuhkan waktu proses yang pendek karena apabila order tersebut berada di belakang antrian makaharus menunggu yang lama sebelum diproses dan menyebabkan waktu penyelesaian seluruh order menjadilebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menjadwalkan urutan pengerjaan kaos di konveksi OneWay dengan menggunakan algoritma heuristik Pour sehingga waktu penyelesai...

Analisis Penjadwalan Tenaga Kerja Dengan Menggunakan Metode Tibrewala, Philippe Dan Browne Pada Pt. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Makassar

Journal of Industrial Engineering Management

Labor scheduling is the allocation of human resources to the work stations according to the needs. To increase productivity the company must schedule the labor optimally. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Makassar Unit is one of company that produces the animal feed with a capacity of 4 tons in a day that located on Jalan Ir. Sutami KM 17 PO BOX Makassar. In workers allocating, the company implements labor scheduling with 3 work shifts and 1 day off in 1 week in the production section. Human resources are very important to notice. Therefore, to increase the productivity of the company so it's need for additional day off for each part of the labor production. To accommodate 3 work shifts in a day and 2 days off in 1 week, this research used a modified of tibrewala, philippe and browne algorithm method. Modification of this algorithm changes and adds from 3 steps to 5 steps and changes the tabular table format for scheduling workers for three shifts. Labor Scheduling with 5 working...

Penjadwalan Produksi Menggunakan Algoritma Jadwal Non Delay Untuk Meminimalkan Makespan Studi Kasus DI CV. Bima Mebel

SPEKTRUM INDUSTRI, 2016

CV. Mebel Bima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengerjaan kayu khususnya pembuatan berbagai model daun pintu dan kusen. Tipe aliran produksi di perusaaan adalah job shop dikarenakan pengerjaan setiap job memiliki aliran yang berbeda di setiap mesinnya. Penjadwalan produksi di perusahaan adalah diurutkan berdasarkan total waktu penyelesaian job terlama sampai yang terkecil. Permasalahan di perusahaan selama ini adalah besarnya makespan yang dihasilkan oleh penjadwalan dengan metode perusahaan sehingga perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian job dari waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk menentukan urutan pengerjaan job dengan makespan yang lebih kecil menggunakan algoritma jadwal non delay dengan prioritas SPT. Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah dimulai dari observasi langsung di perusahaan, studi literatur, perumusan masalah, pengambilan data, pengolahan data, dan terakhir adalah pembandingan hasil penjadwalan. Metode penjadwalan produksi yang digunakan di perusahaan menghasilkan makespan sebesar 194,4 jam atau 25 hari kerja (1 hari terdapat 8 jam kerja), sedangkan usulan penjadwalan dengan menggunakan algoritma jadwal non delay menghasilkan makespan sebesar 168,79 jam atau 22 hari kerja, dengan demikian Penjadwalan dengan menggunakan algoritma jadwal non delay dapat menghemat total waktu pengerjaan sebesar 24,85 jam atau 3 hari kerja lebih 0,85 jam.

Evaluasi Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Campbell Dudeks And Smith (CDS) Untuk Mengoptimalkan Waktu Makespan Time Pada UD. Adi Utama

Journal of Industrial Engineering Innovation, 2024

Industri manufaktur sangat penting memperhatikan penjadwalan secara efektif untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. Industri manufaktur memiliki tuntutan untuk menciptakan produk yang kompetitif di pasar. Perusahaan UD. Adi Utama memiliki peran penting dalam proses manufaktur berbasis somel. Salah satu masalah yang sering terjadi adalah kurangnya optimalitas dalam penjadwalan pekerjaan pada mesin khusus modern sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan antara permintaan dan kapasitas perusahaan. Dampak dari masalah ini adalah keterlambatan dalam pengiriman produk kepada konsumen dan dapat merusak reputasi perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan total waktu produksi dan merancang penjadwalan produksi menggunakan metode Campbell Dudek And Smith (CDS). Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup permintaan produk, permintaan jam kerja, jumlah hari kerja, jumlah mesin, dan waktu operasi mesin selama periode 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode CDS dimulai dengan melakukan perhitungan iterasi pekerjaan untuk mendapatkan urutan pekerjaan dengan waktu terpendek. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa urutan pekerjaan yang paling efisien adalah iterasi keempat: job 3 - job 2 - job 4 - job 5 - job 1, dengan total waktu produksi selama 30 hari untuk menyelesaikan seluruh pesanan (job).

Optimasi Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode Nawaz Enscore Ham Pada PT XYZ

Jumantara Jurnal Manajemen dan Teknologi Rekayasa

Pada PT XYZ terdapat 19 jenis produksi dalam seminggu yang diselesaikan dengan 3 shift dalam 7 hari kerja. Perencanaan produksi yang kurang tepat membuat produksi PT XYZ tidak mampu memenuhi target produksi sehingga mengakibatkan kurangnya produk yang diminta vendor, tidak ada upaya revisi penjadwalan yang dilakukan oleh PPIC dengan MPP mingguan menunjukkan bahwa proses produksi tetap berjalan walaupun dengan jumlah pada bulan minggu pertama terdapat kekurangan produksi yang sangat banyak sehingga mengakibatkan jadwal produksi yang tidak memenuhi target akan bergeser pada jadwal yang lain. sehingga menyebabkan keterlambatan produksi. Urutan penjadwalan perusahaan yang di jadwalkan yaitu Container