‘’Transformasi Hidup yang Berdampak pada Transformasi Pelayanan’’ (original) (raw)

Kepemimpinan Yang Memotivasi DI Era Perubahan Paradigma Pelayanan Kesehatan

Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 2023

Pasien sebagai sentra utama dalam perubahan paradigma pelayanan kesehatan membutuhkan kepemimpinan yang memiliki visi dan menginspirasi sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja perawat ke tingkat yang lebih tinggi, Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lainnya di bidang keperawatan menunjukkan bahwa tinggi rendahnya motivasi kerja perawat dipengaruhi oleh faktor interpersonal dan faktor dukungan organisasi dalam hal pemberdayaan dan kesiapan sarana yang dibutuhkan. Tujuan: Memperoleh gambaran peran kepemimpinan yang dapat meningkatkan motivasi kerja perawat. Dilakukan di dua rumah sakit yang berbeda dalam hal karakteristiknya, yaitu pada RS. Bhayangkara Tingkat II Mappaodang dan RSUD Kota Makassar. Metode: Menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 141 orang perawat pelaksana yang dipilih secara proportional stratified sampling serta memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Gaya kepemimpinan di RS Bhayangkara Tingkat II Mappaodang memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai p <0,05 terhadap motivasi kerja perawat pelaksana sedangkan di RSUD Kota Makassar tidak berhubungan secara signifikan dengan motivasi kerja perawat di ruang rawat inap dengan nilai p 0,060. Kesimpulan: Peran kepemimpinan perawat dapat lebih direalisasikan melalui transformasi visi organisasi sehingga visi tersebut menjadi visi bersama, memberikan dukungan dan pendampingan dalam setiap penyelesaian masalah melalui peningkatan kompetensi perawat sehingga dapat meningkatkan kepercayaan perawat terhadap seorang pemimpin dan organisasi.

Semangat Mengabdi Bergerak Bersinergi Dimasa Pandemi COVID-19

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bangka Belitung

KKN Tematik Covid-19 merupakan program KKN yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kondisi pandemi saat ini dimana mahasiswa dapat membantu masyarakat di daerah bersangkutan dengan upaya mencegah serta memutuskan penyebaran Covid-19 ini. Kelurahan kacang pedang, satu dari kelurahan yang berada di kecamatan Gerunggang Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Secara umum kelurahan Kacang Pedang memiliki luas wilayah yaitu 188,42 ha yang terdiri atas 3 Rukun Warga (RW) dam 10 Rukun Tetangga (RT). Total jumlah penduduk sebanyak 7.832 dengan jumlah penduduk laki-laki yaitu 3.968 dan penduduk perempuan yaitu 3.864. Desa Rias berjarak ± 10 Km dari Ibukota Kabupaten Bangka Selatan dengan potensi unggulan terbesar dari persawahan dengan luas 3.071 Ha dari luas total Desa Rias yaitu 5.000 Ha. Desa Rias dengan masyarakat yang berasal dari berbagai suku seperi Jawa, Sunda, Bugis, dan asli Melayu menjadikan Desa Rias hidup berdampingan dengan berbagai suku dan Budaya. Desa...

Spiritualitas dan Transformasi

MELINTAS

Spirituality is a virtue of being men and women. It is a significant sign to distinguish human from nonhuman. In this sense, spirituality is a particular drive to motivate people to enter their true self and to explore their inner talents. A person needs spirituality in order to be considered as an authentic person, because spirituality is basically an integral part of his or her existence. Spirituality enables people to explore, develop, and transform their talents to be an excellent contribution for humanity. It is not only associated with humans’ internal desires, but also something that leads them to use, develop, and optimize various other materials and cultures that could be treasured around them. Spirituality is a power to create a better life. Although spirituality is varied and at the same time unique because it is fundamentally and intrinsically local and localized, one must understand that spirituality is always an identity in action. It shapes and transforms human’s life...

Transformasi Dakwah di Masa Pandemi Covid-19

Artikel, 2020

ABSTRAK Saat ini dunia dilanda krisis akibat muncunya covid-19 dan berdampak pada kehidupan sosial di masyarakat. Dakwah pada dasarnya adalah suatu kebutuhan bagi umat Islam. Dakwah merupakan salah satu cara untuk menyapaikan pesan-pesan kebaikan kepada masyarakat. Terjadi transformasi dalam kegiatan dakwah sejak masa pandemi. Perubahan tersebut yang biasanya dilakukan secara klasik atau tatap muka antara dai dan mad'u sekarang bertransformasi berubah melalui platform media sosial daring yang tersedia. Jika dikaitkan dengan perubahan era informasi yang semakin kompleks, maka banyak masalah yang harus dihadapi dan perlu penyelesain melalui pesan-pesan dakwah. Oleh karena itu, sebagai dai penting untuk mengetahui dan mengoperasikan platform media daring berbasis virtual untuk menyampaikan pesa-pesan dakwah kepada masyarakat khalayak. Materi-materi yang disampaikan berkaitan dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Kata Kunci: Transformasi. Dakwah. Pandemi Covid-19

Service Encounter di Yayasan Nurul Hayat Surabaya

Journal of Islamic Management, 2021

This study aims to describe the implementation of service encounters at the Nurul Hayat Foundation and the supporting and inhibiting factors in its application. To describe these two problems, the researcher used a qualitative approach with descriptive research type. The data collection techniques used were interviews, observation, and documentation. The results of this study indicate that the application of service encounters takes place in three stages, namely: pre-purchase, service encounter and post-purchase. In its implementation, service encounter support factors include: the use of SOPs as a basis for employees, a special team in monitoring employees on their SOPs, providing call centers, trying to solve any problems quickly, providing training for employees, providing product knowledge books to memorize, requiring customer service always friendly, strives to always be trustworthy in managing the money that has been given by consumers, guarantees consumer data, employees are ...

Transformasi Ajaran Agama Melawan Krisis Iklim

Buku, 2023

Perubahan iklim telah menjadi isu dan agenda masyarakat global. Pada tataran praksis perubahan iklim telah dirasakan dan berdampak pada kehidupan umat manusia di seluruh planet bumi. Setiap tahun Organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nation) melakukan pertemuan para pihak (the Conference of the Parties/COP) dalam Konferensi Perubahan Iklim (the United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCC). Pertemuan terakhir COP ke-27 berlangsung tanggal 6 sampai 20 November 2022 di Mesir. Hasil pertemuan COP 27 menegaskan kembali target utama untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C. Untuk mencapai target pembatasan kenaikan suhu global tersebut membutuhkan kontribusi dan keterlibatan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah kontribusi agama sebagai institusi sosial dan keterlibatan penganutnya pada tataran praksis. Hasil penelitian menyebutkan bahwa jumlah orang yang percaya kepada Tuhan di planet bumi mencapai 85.06 persen. Sejumlah 73.11 persen mereka menganggap Tuhan penting dalam kehidupannya. Mereka menganggap kehadiran agama menjadi penting dalam kehidupan sebanyak 72.40 persen orang. Artinya, agama bisa menjadi institusi sosial yang digerakkan dalam mencegah dan mengatasi dampak perubahan iklim global. Ajaran agama apa pun baik itu agama samawi maupun agama tradisional memiliki ajaran dan nilai-nilai yang melarang umat manusia merusak lingkungan dan ekologi. Perubahan iklim adalah bagian dari masalah yang dihadapi umat manusia akibat tindakan manusia mengeksploitasi alam, maupun ekologi yang telah berlangsung ratusan tahun. Problemnya adalah dari berbagai riset dan literatur yang ditemukan ternyata agama belum berkontribusi dan memiliki keterlibatan yang optimal dalam mencegah dan mengatasi dampak perubahan iklim. Pandangan keagamaan terhadap perubahan iklim masih bersifat dualisme. Di satu sisi kaum agamawan menganggap bahwa perubahan iklim adalah hukum alam yang bersumber dari Tuhan sehingga manusia tak perlu melawan hukum Tuhan tersebut yang dikenal sebagai teosentris. Di sisi lain kaum agamawan menganggap bahwa perubahan iklim akibat tindakan dan perilaku manusia yang merusak dan mengeksploitasi alam yang dikenal sebagai antroposentris. Pandangan yang bersifat antroposentrisme ini dominan dalam komunitas global tanpa memandang agama apa pun, sehingga Upaya mencegah dan mengatasi dampak perubahan iklim baik melalui adaptasi dan mitigasi telah menjadi agenda dan kesepakatan bersama komunitas global. Dari penelitian penulis ditemukan bahwa sejumlah 70.60 persen umat manusia merasa dirinya sebagai seseorang yang religius terlepas apakah ia menghadiri kegiatan keagamaan atau tidak sama sekali. Ditemukan juga bahwa 34.03 persen orang yang mengikuti kegiatan keagamaan paling tidak sekali dalam seminggu. Dari seluruh negara yang diteliti ternyata Qatar menjadi negara yang paling religius di dunia. Sebaliknya, China menjadi negara yang paling tidak religius. Dari 95 negara yang diteliti, ternyata sepuluh negara penghasil emisi CO2 terbesar tahun 2020 adalah China, Amerika Serikat, India, Rusia, Jepang, Iran, Jerman, Korea Selatan, Indonesia, dan Arab Saudi. Mereka menyumbang sekitar 74.98 persen emisi CO2 dunia. China menduduki peringkat pertama menyumbang emisi CO2 dunia sebesar 30.63 persen. Sumber emisi China adalah pesatnya industrialisasi, jumlah penduduk yang banyak dan menjadi pengguna batu bara terbesar di dunia, yakni 53 persen dari total konsumsi batu bara global. Penelitian ini juga menemukan sepuluh negara penyumbang jejak ekologis terbesar yaitu China, Amerika Serikat, India, Federasi Rusia, Brasil, Jepang, Indonesia, Jerman, Meksiko, dan Turki. Sepuluh negara tersebut menyumbang sekitar 74.98 persen jejak ekologis dunia. Negara China kembali menjadi penyumbang jejak ekologis terbesar dunia sebesar 29.34 persen. Jika dikaitkan dengan tingkat religiositas umat manusia dalam suatu negara ternyata religiositas mempengaruhi perilaku dan tindakannya terhadap alam (pengelolaan dan eksploitasi sumber daya alam) dan keberlanjutan ekologi maupun ekosistem. Negara dengan penduduknya yang memiliki tingkat religiositas tinggi memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dalam mengurangi emisi CO2 per kapita dan jejak ekologis per orangnya. Sebaliknya, negara dengan tingkat religiositas yang rendah justru menjadi penyumbang emisi CO2 per kapita dan jejak ekologis per orang terbesar di dunia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa religiositas memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi emisi CO2 per kapita dan jejak ekologis per orang dalam suatu negara. Hal ini membuktikan bahwa ajaran agama dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat ditransformasikan menjadi institusi sosial yang mampu mencegah dan mengatasi persoalan perubahan iklim secara global. Dengan demikian akan menjamin keberlanjutan sumber daya alam dan ekosistemnya serta umat manusia dapat menjalankan kehidupan yang nyaman dan aman di planet bumi.

Pembangunan Iman dan Pembangunan Fisik Jemaat Terpencil Sebagai Wujud Pelayanan Holistik

Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat

Based on the results of the interviews, information was found that the building of the congregation's faith and the physical construction of the church were issues faced by the GMIT Efata Oetfo congregation. The building of the faith of the congregation in question is related to the ministry, among others: 1). The absence of categorical worship of the fathers; 2). The absence of youth categorical worship; 3). Mothers are less active in categorical worship. The physical development in question is related to the completion of the construction of the church building, in this case the installation of ceramics that has not been carried out. Responding to these issues, the PKM implementation team conducted a needs analysis and found a solution to the problem, namely by conducting seminars and installing ceramics. The objectives to be achieved in this PKM activity are: 1). PKM participants can gain some knowledge as a form of education that can open their horizons of thinking about the...

Pengalaman Transformasi Diri pada Individu yang Berhijrah

2019

Hijrah tengah menjadi fenomena tertentu di Indonesia. Zaman kini, pengertian hijrah telah berkembang menjadi proses transformasi diri seseorang dari yang kurang baik mejadi lebih baik. Proses hijrah bukanlah hal yang mudah, berbagai perjuangan untuk tetap teguh dijalan Allah dilakukan dengan melewati berbagai hal. Penelitian ini dilakukan guna memahami pengalaman transformasi diri individu yang berhijrah. Pemilihan partisipan dilakukan menggunakan purposive sampling dengan kriteria yaitu, Individu dewasa antara 17-45 tahun atau secara Islam telah baligh dan telah melakukan hijrah dengan meninggalkan pekerjaan demi hijrahnya dan lebih mengabdikan diri pada Allah. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah fenomenologis, dengan teknik wawancara semi terstruktur sebagai metode pengumpulan data, dan teknik analisis Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukan, bahwa terdapat tiga tema induk, yaitu (1) motivasi berhijrah, (2) perjuangan ber...

LALU LINTAS KEHIDUPAN: Sebuah Bunga Rampai Transformasi Sosial

2018

Jangan Hidup Hanya untuk Makan! Boleh jadi banyak orang dibingung- kan dengan perbedaan istilah: ”Hidup untuk Makan atau Makan untuk Hidup”. Yang benar mana ya? Sudahlah, daripada kebingungan, mungkin lebih baik kita coba saja beruneg-uneg dari sudut pandang sosiologis di tengah lalu lintas kehidupan masyarakat kontemporer. Memang tak dapat dipungkiri bahwa titik fokus kehidupan anak manusia adalah terus berupaya memenuhi berbagai jenis kebutuhan dalam kerangka penyelenggaraan dan keberlangsungan kehidupan sosialnya. Mungkin karena demikian urgensinya sehingga aneka macam teori dan konsep-konsep yang ditelurkan oleh ilmuwan sosial dalam perspektif ekonomi, antropologi, sosiologi dan psikologi sebagai instrumen mendasar dalam kajian ontologis dimaksud. Namun yang mungkin terkesan, ”terrr...lalu...” adalah ketika insan- insan sosial dominan berpijak di atas prinsip ”hidup untuk makan” sehingga seluruh energi terkuras, bahkan idealisme dan martabatnya tergadaikan tanpa tedeng aling-aling. Apa yang terjadi kemudian? Maka status position sebagai pejabat negara, pejabat daerah, dan sebagai pejabat publik yang diamanahkan rakyat dan kelak harus dipertanggungjawabkan di belantara lalu lintas kehidupan dunia serta lalu lintas kehidupan di kemudian hari, tercampakkan hingga terpanggang api neraka. Nauzuminzalik.