Uji Selektifitas dan Sensitifitas Pereaksi untuk Deteksi Formalin pada Bahan Pangan (original) (raw)
Related papers
Peningkatan Pemahanan Siswa Dalam Mendeteksi Kandungan Formalin Pada Makanan
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 2022
Pesatnya perkembangan usaha kuliner mendorong persaingan antar pedagang yang kurang sehat antara lain penggunaan bahan pengawet berbahaya guna meningkatkan keuntungan. Fenomena tersebut menuntut masyarakat agar cukup jeli dalam memilih produk makanan. Anak sekolah SMP sebagai sasaran penyuluhan, dengan pertimbangan, mereka diharapkan semakin jeli memilih produk makanan. SMP Kristen Kalam Kudus terletak di pusat kota yang dikeliling oleh penjual makanan dan minuman, menjadi sasaran khusus pada program pengabdian. Kegiatan bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa kelas 8 SMP Kalam Kudus Surakarta (67 orang) tentang deteksi dini kandungan formalin pada produk pangan. Semua siswa mengetahui formalin berbahaya bagi tubuh, namun 100% belum mengetahui cara deteksi dini formalin pada produk yang dikonsumsinya. Kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan (daring) serta visualisasi deteksi dini kandungan formalin dengan menggunakan ekstrak bunga ruellia. Pada akhir kegiatan, dilakukan pemantauan melalui kuisener, tentang deteksi dini formalin pada makanan yang sering dikonsumsi siswa. Hasil kuisener menunjukkan bahwa 80% siswa telah melakukan deteksi dini dan 50% produk yang diuji menunjukkan kandungan formalin.
Uji Kuantitatif Kandungan Formalin Pada Bahan Pangan Mentah DI Pasar Tradisional Kota Yogyakart
2019
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat dan atau bentuk pangan. Formaldehid merupakan salah satu substansi yang sering digunakan sebagai BTP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar formaldehid dalam bahan pangan mentah yang dijual di pasar tradisional Kota Yogyakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahu putih, mie basah, ikan pindang, dan ikan asin. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan di Laboratorium Biologi UAD menggunakan formalin test-kit dan spektrofotometer. Sampel positif formaldehid dengan pengujian test-kit dianalisis lebih lanjut dengan SPSS. Persamaan regresi linier yang digunakan adalah linier y = 5E-06x – 0,0028 dengan R2 sebesar 0,9977. Data menunjukkan bahwa terdapat 10 sampel dari total 92 sampel yang positif mengandung formaldehid dengan konsentrasi 4358, 8441, 30310, 11436, 9348, 16154, 7624, dan 9348 ppm....
Pengembangan Strip Tes Berbasis Pararosanilina untuk Deteksi Formalin pada Sampel Tahu
Pustaka Kesehatan, 2018
Test strip based on pararosaniline has been developed for formaldehyde detection in tofu samples. The test strip as a formaldehyde sensors has been fabricated by immobilizing pararosaniline on whatman filter paper. The test strip was characterized for liniearity, detection limit, quantitation limit, selectivity, accuracy and precision. It has response time at 4 minutes and good liniearity was achieved in the concentration range of 2-80 ppm with correlation coefficient of (r) 0.999. The detection limit and quantitation limit were 0.048 ppm and 0.161 ppm, respectively. The RSD of reproducibility was found 8.04%, where recovery was 80-110%. The life time of the test strip was 14 days when it was stored at 40C. The test strip has been successfully applied to detect formaldehyde in tofu samples. The result also shown in agreement with spectrophotometry uv-vis method. Keywords: formalin, pararosaniline, tofu, immobilization, strip test
Kelompok I ABSTRAK Yang dimaksud pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Formalin merupakan nama dagang untuk formaldehid yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 37%. Formalin berperan dalam bidang kesehatan, industri kimia, dan fotografi. Formalin kadang digunakan sebagai pengawet makanan misalnya pada mie basah, tahu, bakso, ikan segar, ikan asin, dan lain-lain. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan karena beracun, karsinogenik, mutagenic, korosif dan iritatif. Formalin berpengaruh negatif terhadap saluran pernapasan, mata, saluran pencernaan, saraf, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai pengawet.
MATRIK : Jurnal Manajemen, Teknik Informatika dan Rekayasa Komputer
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi kandungan zat pengawet berbahaya boraks dan formalin pada makanan. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kandungan zat berbahaya pada makanan dengan menggunakan Certainty Factor dengan teknik pemberian bobot pada setiap premis (gejala) hingga memperoleh persentase keyakinan untuk mengidentifikasi makanan yang mengandung formalin dan boraks. Hasil penelitian ini adalah Kandungan boraks pada makanan, dari 4 sampel makanan (100%) yaitu 4 sampel atau seluruh sampel tidak mengandung boraks dengan persentase sebesar 100%. Kandungan formalin pada makanan, dari 4 sampel makanan (100%) yaitu ada 2 sampel makanan positif mengandung formalin dengan persentase sebesar 50% dan ada 2 makanan negative mengandung formalin dengan persentase sebesar 50%. Dari hasil pemeriksaan menggunakan spektrofoto meter UV-VIS kadar formalin yang terendah terdapat pada sampel (Ikan Segar) dengan nilai 0,6631 mg/l. Kadar formalin yang tertinggi ...