Perubahan Nilai Daya Dukung Tanah Lempung Lunak Akibat Stabilisasi Tanah menggunkaan Metode Deep Soil Mixing Pola Panels dengan Kapur 8 (original) (raw)
Related papers
2016
Tanah lempung ekspansif, memiliki potensi kembang susut yang tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Selain itu tanah lempung ekspansif memiliki permasalahan terhadap daya dukungnya yang sangat rendah ketika sebagian besar ruang porinya terisi oleh air. Hal ini, dapat menimbulkan kerusakan bangunan yang berada di atas tanah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak dan panjang kolom stabilisasi terhadap nilai daya dukung dan persentase swelling tanah lempung ekspansif. Proses stabilisasi tanah lempung ekspansif tersebut menggunakan kadar kapur 10% dengan metode deep soil mixing (DSM). Adapun hasil stabilisasi tanah ekspansif dengan kolom DSM 10% kapur terbukti dapat meningkatkan nilai daya dukung tanah. Jarak dan panjang kolom yang memberi peningkatan nilai daya dukung (q u ) paling maksimum yaitu jarak antar kolom terkecil (L) 4,5 cm dan kedalaman kolom terbesar (D f ) 20 cm dengan persentase stabilisasi sebesar 82,6%....
Perubahan Nilai Kuat Tekan Lempung Lunak Distabilisasi Dengan Kapur dan Limbah Pembakaran Batubara
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand), 2021
Suatu bangunan infrastruktur yang akan dibangun terkait langsung dengan aspek yang paling penting yaitu tanah pendukung, karena berfungsi sebagai menerima dan menahan beban struktural diatasnya. Dalam kenyataannya, tidak semua tanah mempunyai perilaku fisik dan mekanis yang baik, salah satu contohnya ditandai dengan kadar air yang tinggi serta kuat tekan maupun daya dukung tanah yang rendah. Untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya kondisi tersebut maka dilakukan stabilisasi terhadap tanah agar memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan. Stabilisasi tanah yang akan ditelaah yaitu perbaikan tanah lempung dengan dicampur zat aditive yaitu kapur, abu terbang serta abu dasar. Kapur dan geopolimer abu batubara, yaitu abu terbang abu dasar, sudah banyak digunakan untuk meningkatkan kuat geser dan daya dukung tanah. Tujuan penelitian adalah mengamati perilaku tanah lempung dengan kembang susut tinggi yang distabilisasi dengan kapur, abu terbang dan abu dasar. Perilaku yang diamati adalah...
G-SMART
The Mutiara Arterial Housing Project which is located on Jalan Gajah Raya, Gayam Sari District, Semarang City is the research location. The location selection was based on the consideration that the land was formerly rice fields and swamps with soil conditions that were not suitable for development. This is due to the condition of the soil being loosened and saturated with water so that it has an impact on changing the condition of the soil into soft soil. The purpose of the study was to determine the characteristics of the soil at the study site, the duration and magnitude of primary consolidation settlement, the bearing capacity of the foundation at the study site before and after consolidation based on the results of the CPTu test using the PLAXIS program. In this study, soil testing was divided into 2 conditions, namely with a water level at a depth of 2 meters (original water level) and a depth of 1.5 meters (during rainy conditions). The results of this study indicate that the soil characteristics at the research site at a depth of 0-2 meters are embankment soil, 5-9 meters are sandy soil, while at a depth of > 9 meters it is silty clay with soft to medium consistency. With the groundwater level at a depth of 2 meters, the time required for 50% consolidation (U50) is 1856 days with a local settlement of 64.07 cm, and a foundation settlement of 4.65 cm. When it is 90% consolidated (U90), the time required is 3919 days with local settlement of 70.96 cm, and foundation settlement of 6.3 cm. When it is 100% consolidated (U100), then the time required is 6333 days with local settlement of 72.21 cm, and foundation settlement of 6.74 cm. Prior to consolidation, the permit bearing capacity was 73 kN/m2, the ultimate bearing capacity was 270 kN/m2 and the safety factor was 3.6; while after consolidation, the maximum allowable bearing capacity is 88 kN/m2, the ultimate bearing capacity is 300 kN/m2 and the safety factor is 3.4. In groundwater conditions at a depth of 1.5 meters, the time required to experience 50% consolidation (U50) is 1877 days with a local settlement of 63.35 cm, and a foundation settlement of 5 cm. When it is 90% consolidated (U90), the time required is 4009 days with a local settlement of 71.57 cm, and a foundation settlement of 6.97 cm. When it is 100% consolidated (U100), the time required is 6385 days with a local settlement of 73.02 cm, and a foundation settlement of 6.74 cm. Prior to consolidation, the permit bearing capacity was 50 kN/m2, the ultimate bearing capacity was 248 kN/m2 and the safety factor was 4.96; while after consolidation, the allowable bearing capacity is 75 kN/m2, the ultimate bearing capacity is 290 kN/m2 and the safety factor is 3.8. The higher the groundwater level, the permit load will decrease, and the consolidation period will be longer.
Daya Dukung Pondasi Kacapuri Alternatif Pada Tanah Lempung
2018
Bentuk substrukur tradisional masyarakat Kalimantan antara lain yaitu pondasi tiang ulin, pondasi tiang galam, pondasi batang besar, dan pondasi kacapuri. Salah satu penelitian terdahulu tentang pondasi kacapuri alternatif yaitu dengan mengkombinasikan rakit cerucuk galam dengan tiang beton bertulang. Desain alternatif ini dibuat karena tiang kayu ulin sudah langka ditemui di pasaran sehingga digantikan dengan tiang beton. Penelitian tersebut awalnya diterapkan pada tanah gambut, namun pada kenyataan di lapangan, pondasi kacapuri lebih banyak diterapkan pada tanah lempung di sekitar bantaran sungai. Oleh karena itu penelitian kali ini melihat bagaimana daya dukung pondasi tersebut jika diterapkan di atas tanah lempung. Penelitian menggunakan data tanah aluvial lokal Kalimantan Tengah dan sebagai acuan aplikasi pada bangunan menggunakan model rumah sederhana tipe 42. Beban total rumah tersebut adalah sebesar 14,36 kN, dimana beban inilah yang nantinya akan diterima oleh pondasi kaca...
2019
DesaKedawungWetan, KecamatanGrati, KabupatenPasuruanadalah salah satulokasiproyekpembangunanjalantolruasGempol – Pasuruan pada lokasiinikondisitanahnyamerupakantanahlempunglunak yang pada umumnyamemilikidayadukung yang rendah. Kondisitanahdasar yang cukuplunakmenyebabkanterjadinyapenurunantanah.halinimengharuskandilakukannyaupayaperbaikantanahlunak agar bisadijadikanlahanbangunannantinya. Oleh sebabitu, studiinibertujuanuntukmengidentifikasipengaruhbesarpenurunandenganmetodepemasangan Prefabricated Vertical Drain (PVD) denganvariasijarak pemasangan pada PVD. Perbaikantanahlunakdilakukandengandesain PVD menggunakanpolasegitiga dan jarak antar PVD 12 cm, 14 cm, 16 cm dan 18 cm. Dari hasilperhitungantanpamenggunakan PVD dan menggunakan PVD memilikidampak yang sangatbesarterhadapnilaipenurunantanahsertakuatgesertanah (Su). Kata Kunci : Tanah Lunak, Penurunan, Prefabricated Vertical Drain ( PVD )
2008
Soft clay is kind of problem in building and highway foundation design. This type of soils, have low coefficient consolidation (Cv) parameter. This condition will cause that soils have very long duration in consolidation process. Limes column stabilization method can be applicable to solve this problem.This research be conducted to analyzed coefficient consolidation behavior in limes column stabilization method. The change variety of coefficient consolidation w ill be observe due to variation of limes column diameter. The limes column stabilization method be wished to increase the value of coefficient consolidation so settlement process of the soil get more rapidly. This research was conducted through experimentalin laboratory, with box that have 40 cm in diameters and this height is 40 cm. Five various of diameters applied in this research and this affect to value of Cv would be examined. Those are 3 cm, 5 cm, 8 cm, 10 cm and 12 cm diameters The result of this research show that li...
Dinamika Rekayasa, 2011
Numerousbuildingslocated in north area of Java Island encountersettlement problem. The settlementoccurs because most ofsoil in the areais soft clay soil. The behavior of this soilis characterized by the large value of coefficient compression (Cc) and small valueof bearing capacity. This condition causes potentially great consolidation settlement. In this research, limes column stabilization method will be applied to make soft clay soil better. Limes columns were expected to reduce Cc value therefore consolidation settlement decreases. This research was conducted throughlaboratory experiment, usingbox100 cm in lengths, 40 cm in wide, and 40 cmin height. Three variations of diameters (5 cm, 10 cm, 15 cm) and three variations of distance of sample taken from outside of the limes column mould (10 cm,20 cm, 30 cm) was applied in this research. Influence of limes column to the value of Ccwasexamined. The result of this research showsthat limescolumn couldsignificantlyreduceCcvalue. TheCc ...
2019
Fondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu struktur yang mempunyai fungsi sebagai mediator yang meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah fondasi. Tanah di bawah fondasi akan mengalami tekanan geser ( shear stresses ) jika tanah tesebut berada dalam kondisi menerima beban. Nilai tekanan geser ini sangat dipengaruhi oleh besarnya beban yang diterima oleh tanah tersebut, dan dimensi geometrik fondasi. Kuat geser ( shear strength ) adalah kemampuan tanah untuk menerima tekanan geser akibat pembebanan yang terjadi. Jika nilai tekanan geser yang dialami oleh tanah di bawah fondasi melebihi kuat geser tanah maka, tanah tersebut akan mengalami keruntuhan. Stabilisasi tanah adalah proses untuk memperbaiki bahkan mengubah sifat tanah dasar dengan tujuan untuk meningkatkan mutu dan kemampuan daya dukungnya sehingga aman terhadap konstruksi bangunan yang akan didirikan di atasnya. Abu sekam padi (ASP) sebagai limbah dari hasil pengolahan padi menjadi beras pada me...
Pengaruh Waktu terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bersirip pada Tanah Lunak
JURNAL TEKNIK, 2020
Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh waktu terhadap peningkatan daya dukung fondasi tiang sirip dan polos. Variasi waktu pengujian dalam penelitian ini adalah 0, 1, 2, 4, 8, 16, 32 dan 64 hari, semua variasi waktu akan di analisis dan membandingkan hasil daya dukung aksial dari fondasi tiang sirip dan polos. Hasil penelitian ini menampilkan hasil perbandingan terbesar antara tiang sirip dan tiang polos yaitu sebesar 538,75%. Pengujian tiang sirip berdasarkan fungsi waktu, daya dukung aksial mengalami penurunan pada waktu pengujian 1, 4, 16 hari. Sedangkan daya untuk tiang polos selalu mengalami peningkatan berdasarkan fungsi waktu. Faktor peningkatan daya dukung (∆10) adalah sebesar 0,054 untuk tiang polos dan 0,014 unuk tiang sirip. Faktor peningkatan hasil penelitian ini lebih kecil dari penelitian sebelumnya, hal ini karena tanah yang digunakan tanah lanau organik. Tanah organik memiliki kadar air yang tinggi dan daya dukung yang rendah terhadap beban.
Peningkatan Daya Dukung Pondasi pada Tanah Lempung dengan Perkuatan Kolom Tanah
Cantilever: Jurnal Penelitian dan Kajian Bidang Teknik Sipil
One of the problematic soils for construction if the soil is used as a foundation for a construction is clay soil which has relatively low shear strength and bearing capacity. Therefore, it needs an improvement effort to increase the strength of the clay soil. The reinforcement soil column is an alternative effort to improve the soil. This paper presents the results of laboratory-scale experimental on the reinforcement modelling of clay soil columns mixed with 6% rice husk ash (RHA). Modelling was carried out with 6 variations of column groups with constant column length of 67cm. The first three variations are the variation in the distance between columns (s/d) with a fixed diameter of 8 cm. The other three variations are column diameter variations with a fixed s/d ratio. The results showed that the larger the distance between the columns, the smaller the bearing capacity of the soil foundation. If the s/d ratio is constant, it is found that the larger the column diameter, the great...