HUBUNGAN INDEKS BRINKMAN DENGAN KEJADIAN RINOSINUSITIS PADA PASIEN RINITIS ALERGI - Studi Observasi Analitik di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang (original) (raw)

Hubungan Karakteristik (Usia Dan Jenis Kelamin) Dan Kadar Trigliserida Serum Dengan Kejadian Karsinoma Kolorektal DI Rsup Dr. Kariadi Semarang

Media Medika Muda, 2012

Latar Belakang: Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian karena kanker terbanyak keempat di dunia dan kelima di Indonesia. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa karakteristik usia dan jenis kelamin serta kadar trigliserida serum berhubungan dengan kejadian karsinoma kolorektal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik (umur dan jenis kelamin) dan kadar trigliserida serum dengan angka kejadian karsinoma kolorektal di RSUP Dr.Kariadi Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kasus yang terdiri dari pasien karsinoma kolorektal antara tahun 2009-2011 dan kelompok kontrol terdiri dari pasien dengan diagniosis penyakit digestif lain antara tahun 2009-2011. Setelah dipilih dengan simple random sampling diperoleh 30 sampel kelompok kasus dan 78 sampel kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Kemudian data diolah dengan uji Chi-Square dan regresi logistik. Hasil: Hasil uji Chi-Square data kadar trigliserida serum p=0,312 (p>0,05), OR: 1,643 (95% CI=0,642-4,326). Data usia, hasil significancy regresi 4ogistic untuk kelompok umur 40-49, 50-59, dan ≥60 tahun secara berurutan adalah: p=0,095, p=0,267, p=0,287. Untuk data jenis kelamin, hasil chi-square: p=0,006 (p<0,05), OR: 3,641 (95% CI=1,4-9,468). Simpulan: Kadar trigliserida serum dan usia tidak berhubungan dengan karsinoma kolorektal, sedangkan perbedaan jenis kelamin berhubungan signifikan dengan karsinoma kolorektal.

Hubungan Jenis Kelamin, Usia Gestasi, dan Berat Badan Lahir dengan Sindrom Rubela Kongenital

Sari Pediatri, 2016

Latar belakang. Sindrom rubela kongenital (SRK) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan penelitian terdahulu. faktor usia gestasi, berat badan lahir, dan jenis kelamin berhubungan dengan kasus confirmed sindrom rubela kongenital. Tujuan. Menentukan hubungan jenis kelamin, usia gestasi, dan berat badan lahir dengan kasus probable SRK. Metode. Penelitian observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Data retrospektif diperoleh dari rekam medis pasien rawat inap dan rawat jalan usia <1 tahun periode 1 Januari 2008-31 Desember 2014, dengan kode diagnosis (ICD-10) meliputi congenital rubella syndrome, congenital heart disease, congenital cataract, sensorineural hearing loss, cerebral palsy, dan neonatal jaundice. Klasifikasi kasus SRK berdasarkan CDC 2009, yaitu suspected, probable, confirmed, dan infection only. Pemilihan subjek secara purposive sampling. Analisis statistik dilakukan dengan analisis bivariat dan regresi logistik untuk faktor dengan p<0,25 dengan Rasio Odds (RO) dan Interval Kepercayaan (IK) 95%. Hasil. Didapat 133 subjek klasifikasi SRK suspected (96), terdiri atas probable (29) dan confirmed (8). Mayoritas subjek laki-laki (58,6%), usia ibu 25-29 (48,9%) tahun, multipara (54,1%), dan tanpa riwayat vaksinasi rubela (100%). Hubungan bermakna didapatkan dalam analisis regresi logistik pada faktor jenis kelamin (p=0

Evaluasi Penggunaan Antibiotik Untuk Terapi Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Sindrom Nefrotik Pediatri

2014

Infeksi merupakan komplikasi yang paling umum dari anak dengan sindrom nefrotik (SN) dan infeksi yang paling sering terjadi ialah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik dari segi pemilihan jenis, rute, kombinasi danalih terapi antibiotik, mengetahui rasionalitas terapi ISK rawat inap berdasarkan kriteria tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis (4T), serta perbedaan luaran terapi dari penggunaan antibiotik untuk terapi ISK rawat inap pasien SN pediatri di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian dilakukan secara retrospektif selama bulan Juli 2013 pada sebanyak 16 pasien dengan 22 kasus ISK. Pengambilan data berdasarkan rekam medik pasien SN pediatri dengan komplikasi ISK yang rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2012. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan adanya pemeriksaan ulang urinalisis dan mikroskopis sampel urin, hanya 16 dari 22 kas...

Pengaruh Kebijakan Treatment Karyawan Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Dan Kualitas Laporan Keuangan Sektor Publik

Jurnal Ilmiah Akuntansi Manajemen, 2019

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bukti empiris terkait pengaruh kebijakan treatment karyawanterhadap kualitas laporan keuangan yang dimediasi oleh efektivitas pengendalian internal.Populasi adalah pejabat penatausahaan keuangan dan aset serta bendahara yang terdapat pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se-Pemkot Baubau. Penentuan besarnya sampel menggunakan formula Slovin dengan jumlah sebesar 102 responden. Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner.Teknik analisis data menggunakan path analysis dengan bantuan software SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan treatment karyawan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal Pemerintah Kota Baubau.Namun, kebijakan treatment karyawan tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota Baubau.Penelitian ini membuktikan adanya efek mediasi penuh oleh efektivitas pengendalian internal pada pengaruh kebijakan treatment karyawan terhadap kualitas laporan ...

Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan diagnosis dan pengajaran remedial : studi kasus siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

2015

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) letak kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek, (2) penyebab kesulitan belajar matematika tersebut, dan (3) dampak pengajaran remedial yang telah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialamai oleh subjek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dari penelitian ini adalah dua orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika tersebut hanya dibatasi pada topik persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel dan teorema Pythagoras. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh kedua subjek penelitian menggunakan prosedur diagnosis dan pengajaran remedial menurut Entang (1984). Prosedur tesebut terdiri dari empat tahap utama yaitu penentuan subjek penelitian, penentuan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan pengajaran remedial, dan evaluasi untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan letak kesulitan belajar yang dialami oleh S1 dan S2 pada topik persamaan garis lurus terletak pada: bentuk persamaan garis lurus, menggambar grafik garis lurus, pengertian gradien, menentukan nilai gradien dan menentukan persamaan garis lurus. Lalu pada topik sistem persamaan linear dua variabel, kesulitan belajar S1 dan S2 terletak pada pengertian persamaan dan sistem persamaan linear dua variabel, serta menentukan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel menggunakan beberapa metode. Khusus untuk S2, dia juga masih belum menguasai persamaan linear satu variabel. Pada topik teorema Pythagoras, letak kesulitan belajar S1 terletak pada rumus Pythagoras, menentukan panjang salah satu sisi pada segitiga siku-siku, perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut khusus, dan menggunakan teorema Pythagoras pada bangun datar. Sedangkan untuk S2, terletak pada menentukan rumus Pythagoras dan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku dengan sudut khusus. Faktor yang menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada subjek S1 disebabkan oleh kebiasaan hanya menghafal rumus-rumus matematika yang ada tanpa melakukan latihan soal. Selain itu, subjek S1 juga mudah terpengaruh dengan teman ketika pembelajaran, sehingga konsentrasinya terganggu. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dipahami. Subjek S2 memiliki faktor penyebab yang hampir sama dengan subjek S1, dia memiliki kebiasaan belajar matematika hanya dengan membaca, dan kecenderungan malas melakukan hitungan, sehingga belajar matematika yang dilaksanakan tidak efektif. Faktor teman sepermainan membuatnya tidak dapat fokus dalam pembelajaran. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dikuasai oleh subjek S2. Pelaksaaan pengajaran remedial yang disesuaikan dengan karakteristik setiap subjek penelitian, memiliki dampak positif terhadap hasil belajar mereka. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes evaluasi tahap pertama dan kedua. Pada tes evaluasi tahap pertama S1 dan S2 secara berturut-turut mampu menjawab 15 dan 13 nomor dari 16 nomor soal yang diberikan. Sedangkan pada tes evaluasi tahap 2, kedua subjek dapat menjawab semua soal dengan tepat. Instrumen

Center For Public Health Research And Development 2 Center For Health Resources And Services Research And Development National Institute of Health Research and Development,Ministry of Health

ABSTRAK Meningkatnya insiden DBD di semua kelompok usia dan jenis kelamin memiliki dampak besar bagi pembangunan karena secara langsung menurunkan produktivitas. Tingginya insiden DBD ini dimungkinkan karena pencegahan kontak yang rendah dan kurangnya kontrol terhadap Aedes sp. Situasi ini berkontribusi terhadap keberlangsungan hidup vektor. Penelitian bertujuan untuk menemukan lokasi potensial yang menjadi tempat penularan dan menggambarkan upaya masyarakat dalam pengendalian vektor DBD di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang yang diawali dengan penemuan kasus DBD dengan penapisan menggunakan uji cepat Non Structural Protein One (NS1) yang mampu mengidentifikasi keberadaan virus dengue pada hari pertama demam. Selanjutnya dari penderita dikumpulkan informasi dugaan lokasi transmisi, dilanjutkan pemeriksaan keberadaan vektor dan upaya pengendalian vektor. Hasil penelitian menunjukkan, kontak langsung dengan fasilitas ke...

Analisis Perbedaan Koding Diagnosis antara Dokter Penyakit dalam dan Asuransi Kesehatan BPJS Berdasarkan ICD 10 di RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur

2020

Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) mengalami kendala pada banyaknya pasien yang harus ditangani, pemahaman tentang INA CBG’s dan penulisan kode diagnosis sesuai ICD-10. Verifikator melakukan verifikasi kode diagnosis sesuai dengan sistem INA CBG’s. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana terjadinya perbedaan koding diagnosis antara DPJP dan verifikator BPJS. Metode pengumpulan data kualitatif menggunakan informan utama sebanyak 3 orang yaitu 1 orang DPJP dan 2 orang verifikator. Untuk informan triangulasi sebanyak 3 orang yaitu 1 orang Kabid. Pelayanan Medis dan 2 orang koder rumah sakit. Data yang diambil meliputi data dokter tentang pengetahuan, sikap dan praktek yang dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Analisis data digunakan dengan analisis isi. Hasil penelitian ini adalah manajemen rumah sakit tidak menyiapkan fasilitas dalam penulisan kode diagnosa untuk Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman DPJP tentang sistem INA CBG...

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi keberhasilan Terapi Antibiotik Empirik pada Pasien Sepsis Berat dan Syok Sepsis di Bangsal Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia

Pendahuluan. Salah satu faktor utama yang berperan pada keberhasilan terapi pada pasien sepsis berat dan syok sepsis adalah penggunaan antibiotika empirik yang adekuat. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor utama apa yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan antibiotika empirik pada pasien sepsis berat dan syok sepsis.Metode. Studi kohort retrospektif dengan subyek dari data rekam medik (RM) pasien yang telah di rawat inap di ruang ICU dan perawatan Penyakit dalam RSCM Jakarta antara bulan Januari 2011 - Juni 2012. Kriteria inklusi adalah semua data RM pasien dewasa dengan sepsis, sepsis berat dan syok sepsis yang di rawat di ruang rawat inap penyakit dalam/HCU/ICU RSCM. Kriteria eksklusi adalah data tidak lengkap dan SOFA skor >14. Analisis multivariat dilakukan untuk menilai kuat hubungan relative risk (RR) di antara masing-masing variabel determinan yang memiliki kemaknaan statistik sebagai prediktor kesesuaian dosis, jenis, kombinasi dan waktu pemb...

Hubungan Pemberian Terapi Antipsikotik terhadap Kejadian Efek Samping Sindrom Ekstrapiramidal pada Pasien Rawat Jalan di Salah Satu Rumah Sakit di Bantul, Yogyakarta

Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa terbanyak yang memiliki prognosis yang buruk, dengan remisi total hanya dialami oleh sekitar 20% penderitanya, sedangkan sisanya akan mengalami berbagai tingkat kesulitan dan kemunduran secara klinis dan sosial. Antipsikotik merupakan terapi utama pada skizofrenia, namun pemberian terapi ini terkadang dapat menimbulkan efek samping, salah satunya adalah sindrom ekstrapiramidal yang dapat menyebabkan pasien enggan untuk minum obat secara rutin, akibatnya frekuensi kekambuhan menjadi meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan terapi antipsikotik terhadap kejadian sindrom ekstrapiramidal pada pasien skizofrenia rawat jalan di salah satu rumah sakit di wilayah Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross-sectional dengan pengambilan data secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien skizofrenia yang menjalani rawat jalan di salah satu rumah sakit di wilayah Bantul, Yogyakarta pada periode Januari-Desember 2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang pasien dengan kriteria inklusi yaitu pasien skizofrenia dengan usia >15 tahun dan mendapatkan terapi antipsikotik selama minimal 4 minggu, sedangkan kriteria ekslusi yaitu pasien yang mendapatkan terapi metoklopramid dan mempunyao riwayat sindrom ekstrapiramidal sebelumnya. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Diperoleh bahwa sebagian besar pasien mendapat risperidon sebesar 27%, risperidon+klozapin 17%, dan haloperidol+klozapin 10%. Pada pasien yang memperoleh terapi antipsikotik tunggal, sebanyak 5 orang mengalami efek samping sindrom ekstrapiramidal, sedangkan pada pasien yang memperoleh terapi antipsikotik kombinasi, 7 orang mengalami efek samping sindrom ekstrapiramidal. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan baik itu antara penggunaan terapi antipsikotik (tunggal maupun kombinasi) (p=1,000), antara terapi antipsikotik tunggal (tipikal maupun atipikal) (p=0,467), dan antara terapi antipsikotik kombinasi (atipikal-atipikal, tipikal-tipikal, dan tipikal-atipikal) (p=0,269), dengan kejadian efek samping sindrom ekstrapiramidal.

Kirim Kongo Kanamali Ateşi̇ Tanisiyla İzlenen Hastalarin Epi̇demi̇yoloji̇k Ve Bi̇yoki̇myasal Olarak Değerlendi̇ri̇lmesi̇

2020

Özet Amaç Kırım Kongo Kanamalı Ateşi (KKKA), ilk kez 1944 yılında Kırım' da tanımlanmış bir viral hemorajik ateştir. Ülkemizde ilk 2002 yılında Tokat ve çevresindeki salgınla dikkati çekmiştir. Bu çalışmada KKKA hastalarının klinik, epidemiyolojik ve laboratuvar özelliklerinin değerlendirilmesi amaçlanmıştır. Yöntem Bu çalışma, Atatürk Ün vers tes Tıp Fakültes , Enfeks yon Hastalıkları Kl n ğ 'nde N san 2012-Ağustos 2013 tar hler arasında KKKA tanısıyla tak p ed len er şk n yaştak hastalar arasında yapılmıştır. Ver ler prospekt f olarak toplanıp, IBM-SPSS 20 paket programına kayded ld. İstat st k anal zler nde Mann-Wh tney U, K-kare ve F sher exact test kullanıldı. Bulgular Kırım Kongo Kanamalı Ateş tanısı Ref k Saydam Hıfzısıhha Merkez nde hasta serumlarında Enzyme-l nked mmunosorbent assay (ELISA) le ant-CCFV IgM ve/ veya v rüs ant jen real t me Pol meraz z nc r reaks yonu (RT-PCR) yöntem le konuldu. Toplam 121 olgu alındı. Hastaların 59 (%48,7)' erkek, 62 (%51,2)'s kadın olup, yaş ortalaması 50.04 ± 18.22 (16-86) yıl d. Hastaların %62,8's nde kene teması saptanmıştır. İnkübasyon süres 3.9±2,7 gün d. Hastalardan 5 (%4,1)' ölmüştür. Sonuç KKKA keneler tarafından taşınan ölümcül b r v ral nfeks yondur. Korunmada en öneml faktör kene temasını önlemekt r. Endem k bölgede yaşayanlar eğ t lmel , günlük kene kontrolü yapılması anlatılmalıdır. Hastalara yüksek ateş, kas ağrısı, baş ağrısı ş kâyetler ve kene teması mutlaka sorulmalıdır. KKKA olgularının erken tanı ve tedav le mortal te ve morb d teler n n azaltılab leceğ ne nanmaktayız.