Analisis Penjadwalan Produksi Produk Oxygen Sensor Dengan Metode Heuristic Gupta Dan Campbell, Dudek, and Smith DI Pt. Denso Indonesia (original) (raw)
Related papers
Journal of Industrial Engineering Management, 2018
Production scheduling in the industrial world, both manufacturing and agro-industry industries has an important role as a form of decision making. The company strives to have the most effective and efficient scheduling so that it can increase the productivity produced with a minimum cost and time. Production systems in manufacturing that involve many processes, machines and also varying processing times will encounter many obstacles if scheduling is not done with the right method, resulting in a less effective and efficient production process. The high demand and rapid development in the industrial sector along with the advancement of science and technology resulted in the emergence of competition between one company and another. Companies that can survive in the competition must try to maintain or increase the number of consumers. One of its efforts is to provide the best service to its customers by completing orders according to the agreed time. PT. Bobi Agung Indonesia is a company engaged in manufacturing which produces liquid fertilizer and solid fertilizer. In the operational process. This is caused by production scheduling that is less effective, so it is likely to reduce satisfaction to its customers. In this research, Campbell Dudeck Smith (CDS) and Palmer methods were used, which of the two methods can find out the minimum job completion time. From the results obtained, it can be seen that the total makespan using the CDS method is 5918.71 minutes and Palmer is 6771.554 minutes with a difference of 852.844 minutes, where the CDS method has a shorter settlement time.
Penjadwalan Produksi Dengan Algoritma Heuristik Pour (Studi Kasus: Konveksi One Way – Malang)
Jurnal Teknik Industri
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN ALGORITMAHEURISTIK POUR (STUDI KASUS: KONVEKSI ONE WAY –MALANG)ANDRI SULAKSMI, ANNISA KESY GARSIDE*, DAN FITHRIANY HADZIQAHJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah MalangJl. Raya Tlogomas 246, Malang, Jawa Timur 65144Email: sulaksmiandri@gmail.com, anisa_garside@yahoo.com, fitriany17@yahoo.comABSTRAKKonveksi One Way memproduksi berbagai jenis kaos berdasarkan order yang datang dari konsumen.Dalam memenuhi order tersebut, perusahaan menggunakan aturan First Come First Serve dalammenjadwalkan urutan pengerjaan ordernya. Aturan ini sering tidak menguntungkan bagi order yangmembutuhkan waktu proses yang pendek karena apabila order tersebut berada di belakang antrian makaharus menunggu yang lama sebelum diproses dan menyebabkan waktu penyelesaian seluruh order menjadilebih panjang. Penelitian ini bertujuan untuk menjadwalkan urutan pengerjaan kaos di konveksi OneWay dengan menggunakan algoritma heuristik Pour sehingga waktu penyelesai...
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu proses minimum yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu produk serta mengetahui metode penjadwalan produksi yang lebih efisien antara metode usulan dengan metode yang diterapkan di rumah Industri Wahyu, karena kondisi penjadwalan saat ini berdasarkan First Come First Serve (FCFS) yang menyebabkan adanya keterlambatan penyelesaian produk. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan pendekatan deskriptif-kuantitatif serta menggunakan metode CDS (Campbell, Dudeck and Smith) dan metode Heuristic Palmer. Nilai makespan metode CDS yaitu 3.53 jam dengan urutan job J1-J2-J3. Metode Heuristik Palmer dengan urutan job J2-J1-J3 serta nilai makespan 3.44 jam. Makespan dari penjadwalan di Rumah Industri Wahyu yaitu sebesar 9,39 jam dengan urutan job J1-J2-J3. Dengan adanya metode usulan yang nilai makespannya 2 kali lebih kecil daripada metode yang telah diterapkan yang dapat mengatasi adanya keterlambatan penyelesaian produk sehingga permintaan konsume...
Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, 2015
PR. Adi Bungsu (PR. AB) adalah perusahaan rokok yang memproduksi rokok Filter 16 yang telah tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Pentingnya kepuasan konsumen bagi perusahaan mengharuskan PR. AB menyelesaikan order konsumen tepat waktu. Selama ini, PR. Adi Bungsu menerapkan aturan jadwal produksi First Come First Served (FCFS), dimana PR. AB beberapa kali mengalami keterlambatan penyelesaian order Filter 16 hingga melewati batas due date seperti yang terjadi pada bulan April hingga Juni 2014.. Oleh karena itu, perlu dilakukan penjadwalan produksi dengan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan masalah keterlambatan penyelesain order. Dalam penelitian ini, metode pendekatan yang digunakan dalam penjadwalan produksi rokok adalah algoritma Simulated Annealing (SA) yang menggunakan hasil penjadwalan aturan Earliest Due Date (EDD) sebagai jadwal inisiasi dalam meminimasi nilai Max. Tardiness. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dapat diketahui efisiensi hasil jadwal algoritma SA terhadap jadwal aktual pada bulan April sebesar 79%, pada bulan Mei sebesar 52% dan pada bulan Juni sebesar 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa jadwal yang dihasilkan dari algoritma SA lebih baik dari jadwal aktual PR. AB yang menggunakan aturan FCFS dalam fungsinya untuk meminimalkan Max. Tardiness.
PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAr
AbSTrAK PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri mebel. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah adanya ketidakseimbangan di lintasan produksi akibat ketidakmerataan pembagian beban kerja di setiap stasiun kerja. Hal ini menyebabkan performansi keseimbangan lintasan (line performance) menjadi kurang baik. Untuk menyelesaikan permasalahan ini perlu dilakukan penyeimbangan lintasan produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan metode line balancing yaitu metode penugasan sejumlah pekerjaan yang saling berkaitan dalam satu lintasan produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut. Metode line balancing yang digunakan adalah metode heuristik yang terdiri dari: metode bobot posisi (Ranked Positional Weight), metode pembebanan berurut (Large Candidate Rule), dan metode pendekatan wilayah (Region Approach). Dari ketiga metode Heuristik yang digunakan sebagai solusi penyeimbangan lintasan, terjadi perbaikan performansi dengan nilai yang sama pada lintasan produksi. Nilai efisiensi lintasan (line efficiency) meningkat menjadi 94,07 % dari 62,71 % pada kondisi awal. Nilai keseimbangan waktu senggang (balance delay) turun menjadi 5,92 % dari 37,28 % pada kondisi awal. Waktu menganggur (idle time) turun menjadi 12,39 menit dari 116,87 menit pada kondisi awal. Nilai smoothness index juga turun menjadi 7,44 dari 64,67 pada kondisi awal. Kata Kunci: keseimbangan lintasan, performasi lintasan, metode heuristik AbSTrACT PT XYZ is one of the company which refers to furniture industries sector. The problem which faced by this company is unbalance of the production line which is caused by the unequal of work responsibility distribution in each work station. This problem caused the performance of line balance doesn't work properly. To solve this problem we need to do the line balancing of production line. It can be done by line balancing methode that assigns a number of work which is related in one production line until each work station has efficient time which is not more than the cycle time of the work station. Line balancing methode that used is heuristic methode which is devided into ranked positional weight methode, large candidate rule methode, and region approach methode. From those three heuristic methode that used as solution of line balancing, there was improvement happenned with the same value in doors of production line. Line efficiency increased into 94,07% from 62,71% at the beginning condition. Balance delay increased into 5,92% from 37,28% at the beginning condition. The idle time descreased into 12,39 minutes from 116,87 minutes at the beginning condition. The smoothness index descreased into 7,44 from 64,67 at the beginning condition.
SKETSA BISNIS
Penelitian ini dilakukan pada CV. XYZ yang memproduksi dompet. Permasalahan yang terjadi adalah turunnya produktifitas perusahan yang disebabkan oleh pembuangan waktu yang sia-sia dalam melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu dilakukan sebuah evaluasi metode kerja dengan pendekatan peta tangan kiri dan tangan kanan yang diharapkan dapat mengurangi pemborosan waktu dan menentukan waktu baku dalam melakukan aktifitas kerja proses produksi di perusahaan. Dari hasil analisa yang dilakukan, diketahui bahwa proses kerja diperusahaan saat ini untuk membuat 1 unit dompet membutuhkan waktu sebesar 69.35 menit. Sedangkan dengan proses kerja usulan dengan pendekatan peta tangan kiri dan tangan kanan untuk menghasilkan 1 unit dompet membutuhkan waktu sebesar 59.17 menit. Hasil perhitungan selisih waktu antara proses kerja diperusahaan saat ini dengan proses kerja usulan dengan pendekatan peta tangan kiri dan tangan kanan diperoleh penghematan waktu sebesar 10.18 menit, dengan prosentase penghematan...
Implementasi Metode Cut and Fit Pada Penentuan Jadwal Induk Produksi Produk NSH
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa, 2020
Perusahaan dalam memenuhi permintaan produk NSH menjadwalkan produksi berdasarkan hanya pada jumlah permintaan yang ada bulan lalu, sehingga jika ada kekurangan permintaan pada bulan itu perusahaan hanya menambah jam kerja yang tidak menentu untuk para pekerjanya dan jika ada kelebihan produksi di bulan itu perusahaan menyimpannya untuk memenuhi permintaan untuk bulan berikutnya Berdasarkan masalah ini, PT. ABC memerlukan sistem jadwal induk produksi (JIP) menggunakan metode Cut and Fit yang dapat menjadwalkan kebutuhan produksi yang tepat sehingga jumlah produksi sesuai dengan jumlah permintaan konsumen. Perkiraan permintaan untuk produk A menggunakan metode Single Exponential Smoothing (SES). Total permintaan untuk masing-masing, yaitu 299.966 unit A dan 377.941 unit B. Perencanaan produksi agregat yang digunakan adalah metode tenaga kerja yang berubah (Chase Strategy). Tenaga kerja yang diubah adalah jumlah tenaga kerja yang tidak tetap, di mana metode tenaga kerja berubah untuk ...