Statistical Quality Control (SQC (original) (raw)

Statistical Quality Control … (Dicky Handes; dkk) STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) PADA PROSES PRODUKSI PRODUK " E " DI PT DYN, TBK

This study discussed about the quality control of product ' E ' produced by PT DYN, Tbk., a plastic packaging manufacturer in Jatake, Banten. P map was used to map whether the product has been in the control limits or not. Pareto diagram was used in determining the biggest types of defects that occured in the product mapped. Causal diagram was used in determining the cause of defects in the product. For the purposes of the study, we collected data about the amount of production and the amount of defects of product ' E' for three months as much as 45992. Based on the p map, there were seven data outside the control limits which were 9, 27, 30, 42, 43, 48 and 63. There were three biggest flaws obtained from Pareto diagram, i.e. black spots, rough body, and bram. The data was then analyzed using causal diagram. The results showed that the causes of the defects were: (1) human – less conscientious and less skilled ; (2) material – dirty raw materials, (3) methods – the work process did not follow the work standards, (4) machine – inappropriate settings, and (5) environment – dirty. Therefore, the company must make improvements to machinery, materials, methods, human and the environment to reduce products defects. ABSTRAK Penelitian ini membahas pengendalian kualitas produk " E " yang dihasilkan oleh PT DYN Tbk sebagai salah satu produsen kemasan plastik yang berada di Jatake, Banten. Peta p digunakan untuk memetakan apakah produk telah berada dalam batas kontrol atau tidak. Penentuan jenis cacat terbesar yang terjadi pada produk dipetakan menggunakan diagram pareto. Diagram sebab akibat dipakai dalam penentuan penyebab cacat yang timbul pada produk. Untuk keperluan penelitian, dikumpulkan data jumlah produksi dan jumlah defect produk " E " selama tiga bulan sebesar 45992. Berdasarkan peta p, terdapat tujuh data di luar batas kendali yaitu data 9, 27, 30, 42, 43,48 dan 63. Ada tiga cacat terbesar yang diperoleh dari diagram pareto, yaitu black spot, body tidak halus, dan bram. Data kemudian dianalisis menggunakan diagram sebab akibat. Hasilnya menunjukkan faktor penyebab terjadinya produk cacat adalah: (1) manusia – kurang teliti dan terampil; (2) material – bahan baku kotor; (3) metode – proses kerja tidak mengikuti standar kerja; (4) mesin – pengaturan setting tidak sesuai, dan (5) lingkungan – keadaan yang kurang bersih. Maka dari itu, perusahaan harus melakukan perbaikan terhadap mesin, material, metode, manusia dan lingkungan agar jumlah produk cacat dapat berkurang. Kata kunci: pengendalian kualitas, peta kontrol, diagram pareto, diagram sebab-akibat

Analisis Pengendalian Qualitas Produk Dengan Metode SQC (Statistical Quality Control)

2021

Didalam perusahaan diperlukan penerapan system pengendalian kualitas yang tepat untuk memperbaiki kualitas produk, mengurangi jumlah cacat produk (defect) serta dapat meningkatkan kepuasaan terhadap pelanggan. Pada PT. Sentral Bra Makmur ditemukan beberapa defect tertinggi yang menjadi permasalahan kualitas produk tidak sesuai standar. PT. Sentral Bra Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dibidang textile yang memproduksi spesialis pakaian dalam wanita. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganilisis proses pengendalian kualitas pada PT. Sentral Bra Makmur dan mengetahui seberapa besar produk cacat yang terjadi pada proses produksi, serta menganalisis faktor penyebab cacat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SCQ (Statistical Quality Control), yang dilakukan dalam 4 (empat) tahapan yaitu, tahapan pemeriksaan dengan menggunakan lembar pemeriksaan atau (check sheet), menghitung dengan peta kendali, identifikasi defect dengan menggunakan diagram pareto (pa...

Analisis Statistical Quality Control (SQC) Sebagai Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Produk Tortilla di UD. Noor Dina Group

Jurnal Teknologi Agro-Industri, 2018

UD. Noor Dina Group merupakan home industry mengolah produk tortilla yang beroperasi di desa Batu Mulya, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Proses pembuatan produk harus mengikuti standar mutu pasar atau konsumen tetapi dalam pelaksanaan pembuatan masih banyak terdapat produk cacat. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka pada penelitian ini akan dilakukan analisis Statistical Quality Control (SQC). Metode pengumpulan data analisis Statistical Quality Control (SQC) adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari observasi, dan wawancara didapatkan 3 kategori produk cacat yaitu cacat patah, cacat bentuk, dan cacat kotoran. Metode Statistical Quality Control (SQC) menggunakan 5 alat pengendalian kualitas untuk menganalisis produk tortilla, yaitu lembar pemeriksaan, diagram arus, diagram Kendali, diagram pareto, dan diagram sebab-akibat. Hasil Analisis diagram kendali didapatkan produk cacat melebihi batas kontrol, dengan perse...

Analisis Kecacatan Ban Vulkanisir Dengan Pengendalian Kualitas Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada CV.ARM

Journal of Industrial Engineering and Operation Management

Kualitas merupakan karakteristik, sifat atau nilai yang melekat pada suatu produk. CV.ARM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang proses vulkanisir ban, produk yang populer dalam industri otomotif karena keunggulannya dalam hal biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan ban baru. CV.ARM memiliki kegagalan produk untuk dipasarkan karena kualitas ban yang dihasilkan di bawah standar optimal yang dapat mengurangi kualitas pemakaian. Ban vulkanisir yang dihasilkan memiliki cacat reparasi lapisan, ban kembung, keretakan dan kebocoran. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab cacat pada produk, dengan objek penilitian selama satu tahun berupa jumlah produk cacat dan jumlah produksi. Analisis pengendalian kualitas memanfaatkan teknik statistik seperti checksheet, histogram, diagram pareto, analisis diagram kontrol (p-chart), dan diagram tulang ikan. Dari 16730 total produksi, terdapat 497 produk cacat, hasil analisis p-chart menunjukkan bahwa proporsi tersebut masih d...

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Solar dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) (Studi Kasus : di Unit Kilang Pusdiklat Migas Cepu)

2014

Kualitas produk yang baik merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk memperoleh daya saing produknya di pasaran. Kemampuan bersaing yang tinggi merupakan kunci yang menentukan perusahaan dapat bertahan dan memenangkan persaingan dalam perdagangan bebas. PUSDIKLAT Migas Cepu merupakan pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi, serta menangani kegiatan operasional pengolahan minyak mentah menjadi produkproduk bahan bakar maupun non bahan bakar seperti pertasol, solar dan residu. Fokus penelitian analisis pengendalian kualitas pada produk solar dengan menggunakan metode Statistical Quality Control, untuk mengetahui apakah produk solar yang diproduksi di unit kilang sudah terkendali atau belum, dan melakukan perbaikan apabila sampel belum terkendali. Hasil penelitian menunjukkan kualitas produk solar pada Distilasi 90% Vol. Rec.°C (T90) untuk X-Chart tidak ditemukan masalah karena tidak ada sampel yang keluar dari batas kendali spesifikasi, dan R-Chart stabil dalam operasi. Sedangkan pengujian kualitas produk solar pada Density 15°C,kg/m 3 masih ditemukan masalah sehingga harus dilakukan perbaikan.

Analisis Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor Untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada Pt. Prima Jaya A.M. Sumedang

Prosiding Manajemen, 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pengendalian kualitas Kue astor pada PT. Prima Jaya A.M. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dan sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data primer. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis study kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi yang langsung ke perusahaan PT. Prima Jaya A.M. Dengan menggunakan metode Statistical Quality Control yang terdiri dari diagram pareto, peta kendali, serta diagram sebab akibat (fishbond chart). Hasil penelitian menunjukan bahwa Pelaksanaan pengendalian kualitas di PT. Prima Jaya A.M dalam upaya menekan tingkat produk cacat telah dilakukan dengan cukup baik. Berdasarkan data produksi yang diperoleh diketahui bahwa rata-rata misdruk dalam setiap produksi adalah sebesar 1,34 %. Nilai ini apabila dibandingkan dengan target misdruk perusahaan dalam setiap kali kegiatan produksi sebesar10% untuk memenuhi target. Jenis-jenis kerusakan atau misdruk yang paling dominan terjadi karena bagian kemasan yang tidak rapi, namun kesalahan tersebut masih terkendali, karena kesalahan atau jumlah kemasan yang tidak rapi masih berada dalam batas kendali atas dan batas kendali bawah. Hal ini berarti bahwa kesalahan-kesalahan dalam bentuk terjadinya kemasan yang tidak rapi masih dapat ditolerir oleh manajemen perusahaan, karena kesalahan yang terjadi tidak mengganggu kuantitas maupun kualitas produk yang akan dijual ke konsumen.

Pengendalian Mutu Produk Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada Perusahaan Aneka Tenun Plastik PT Xyz

2020

Mutu atau kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. PT. XYZ (Nama perusahaan disamarkan atas permintaan perusahaan) merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur. Pada perusahaan ini permasalahan yang sering terjadi adalah terdapat produk cacat yang menyebabkan proses produksi tidak efisien. Adanya produk cacat dalam setiap produksi menyebabkan tambahan biaya untuk memperbaiki produk cacat yang masih bisa diperbaiki, hal ini juga berdampak pada profit perusahaan. Pada bulan oktober 2019 produksi bale cover tipe SWL 250Kg sebanyak 29411 unit dan produk cacat sebanyak 1314 unit dengan persentase kecacatan 4,47%, sedangkan perusahaan menetapkan produk cacat tidak boleh melebihi dari 3%. Hasil yang diperoleh berdasarkan diagram sebab akibat (fishbone diagram) menyatakan bahwa ada empat faktor yang menyebabkan produk cacat yaitu manusia, mesin, material, dan metode. Faktor manusia menjadi penyebab paling dominan yang menyebabkan...

Analisis Statistical Quality Control (SQC) Pada Industri Rumah Tangga Masyitah Bakery

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia

This research aims to identify the type of damage that often occurs in the product of pastry and bread household industry Masyitah Bakery, as well as analyzing the application of the SQC method in controlling product quality. Data is the primary data obtained from the observation on the site of the pastry and bread business Masyitah Bakery. The sample of data is taken per day within 14 days. Further data is analyzed using the Statistical Quality Control (SQC) method. The first thing to do is to create a Check Sheet, then analyze the types of errors that often occur using Pareto diagrams. After that to see if the production process is still under control, then analysis is done by using the control map. After that the data is analyzed by using a causal diagram to find out the cause of product damage that often occurs. Based on the results of the analysis, then get the result that the most common damage to the production process Masyitah Bakery is burnt defects with a percentage of 44...

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI ROTI MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN ROTI PERUSAHAAN ROTI RIZKI KENDARI

The aim of this research is to analyze the quality control of bread by using statistic quality control with p-charts method. the object of this research conducted at RIZKI Kendari by using primary and secondary data. Analysis method that is used is statistic quality control (SQC). The result of this research shows that final investigation toward five types of bread, still founded that some products got damage in out of quality control or there were deviation in the quality. The final quality of production control for each bread type are as follow : chocolate bread, proportion of damage/defect about 1,90 or 7,90 % each day, pineapple jam bread about 1,76 or 7,31 % each day, peanut bread 1,29 or 5,36 % each day, butter bread about 1,83 or 7,60 % each day and green jam bread about 1,95 or 8,13 each day. Thus quality of bread production control which is handled by company so far has not really success and effective because of average proportion of damage /defect bread for the five bread types which is used as the sample about ≥ 5% or 0,05.each day PENDAHULUAN Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain. Perusahaan yang fleksibel dalam memenuhi tuntutan konsumen, senantiasa berubah serta menghasilkan produk berkualitas yang kemungkinan besar akan berhasil. Tuntutan konsumen yang senantiasa berubah inilah yang perlu direspon perusahaan. Prawirosentono (2004), mengemukakan International Standar Organization (ISO) adalah badan standar yang meliputi 100 negara untuk mencapai standar mutu produk secara internasional, yang meliputi keperluan teknik (technical requirement) dan berbagai peraturan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi industri. Dan untuk meraih sertifikat tersebut, sebuah perusahaan menerapkan paradigma baru dalam manajemen, yaitu manajemen pengendalian mutu. Menghasilkan mutu yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan (continous improvement) terhadap kemampuan produk, manusia, proses, dan lingkungan. Kotler (2004), menyatakan konsumen yang sangat puas atau senang dengan sebuah produk akan memiliki ikatan emosional bukan sekedar preferensi rasional, namun juga loyalitas yang tinggi. Dengan mengetahui tingkat kepuasan konsumen, perusahaan bisa menjaga loyalitas konsumen serta mempertahankan keuntungan yang stabil (Warta Bogasari, 2002). Manajemen mutu terpadu merupakan konsep perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus yang melibatkan semua karyawan di setiap jenjang organisasi untuk mencapai kualitas yang prima dalam semua proses organisasi melalui process management. Thomas Y. Choi dan Karen Eboch, (1997), menjelaskan penerapan manajemen mutu terpadu akan mengurangi jumlah kerusakan produk akhir serta down-time produksi. Implementasi spesifikasi kualitas melalui berbagai sistem manajemen mutu yang berkesinambungan merupakan langkah yang baik yang harus dikerjakan oleh bagian produksi sebelum melepas produknya ke pasar. Tantangan untuk meningkatkan mutu produk hingga sesuai dengan standar mutu juga dihadapi oleh Perusahaan Roti Rizki yang meurpakan salah satu yang bergerak di bidang industri makanan (roti). Jenis roti yang diproduksi adalah coklat, kacang, kacang ijo, susu ekstra, kelapa, keju, meses, sley cream, sley nenas dan roti tawar. Jumlah produksi roti yang dihasilkan dalam setiap hari sebesar 8000 bungkus atau 800 bungkus perjenis roti. Dengan demikian jumlah produksi untuk 10 jenis roti yang dihasilkan pada PERUSAHAAN ROTI RIZKI Kendari setiap bulannya sebanyak 192.000 bungkus atau rata-rata 19.200 bungkus perjenis. Produk roti merupakan produk yang dihasilkan untuk