Studi Penggunaan Antipsikotik dan Efek Samping pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalimantan Selatan (original) (raw)
Related papers
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research
Terapi kombinasi antispikotik digunakan pada pasien skizofrenia untuk meningkatkan efikasi namun berpotensi untuk terjadinya masalah terkait terapi obat akibat dari interaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi terjadinya interaksi obat antipsikotik dan hubungannya dengan karakteristik pasien skizofrenia Penelitian potong lintang dan deskriptif analitik ini menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien rawat inap tahun 2021 di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukan potensi interaksi terjadi pada 92% pasien dengan tingkat interaksi mayor 54%, moderate 30% dan minor 16%. Potensi interaksi secara farmakodinamik mendominasi dengan 84% dibanding interaksi secara farmakokinetik hanya 16 %. Sebagian besar antipsikotik yang digunakan adalah risperidon 33,5%, lalu klorpromazin 23,7% dan haloperidol 20,4%. Kombinasi antispikotik yang terbesar adalah dua kombinasi yaitu risperidon dan klozapin (34,09%) lalu tiga kombinasi yaitu haloperidol, ...
Potensi Interaksi Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian
Skizofrenia merupakan salah satu dari penyakit gangguan jiwa serius yang dapatmempengaruhi pikiran, perilaku dan perasaan dari penderitanya. Peresepan obat pada pasienskizofrenia biasanya tidak hanya satu jenis obat antipsikotik saja melainkan diberikanbersamaan dengan obat-obatan lain. Pemberian bermacam obat dalam waktu yangbersamaan dapat meningkatkan terjadinya Drug Related Problems (DRPs) salah satunyaadalah interaksi obat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi interaksiobat pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau tahun 2021. Datadiperoleh dari rekam medik secara retrospektif dan dianalisis dengan metode observasionalsecara deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 data rekam medikpasien skizofreia pada tahun 2021. Penelitian potensi interaksi obat pada pasien skizofreniaberdasarkan jenis interaksi obat secara farmakokinetik, farmakodinamik dan unknown sertaberdasarkan severity (tingkat keparahan) terdiri dari...
Basic Health Research Data of 2013 shows the schizophrenia prevalence in South Kalimantan 1.4 per thousand residents. Schizophrenia is treated by antipsychotics. The use of antipsychotics can cause extrapyramidal syndrome (EPS) side effects to schizophrenic patients. The study aimed to know the difference of extrapyramidal syndrome incidence between haloperidol-chlorpromazine-clozapine and haloperidol-chlorpromazine combined in hospitalized schizophrenic patients in Sambang Lihum Psychiatric Hospital. This study was nonexperimental design with observational analytic and prospective cohort approach. The study population was all inpatients in February-March 2017 who met the inclusion criteria. The sample size was 33 patients. The study result was obtained 18 patients (55%) with haloperidol-chlorpromazine combined and 15 patients (45%) with haloperidol-chlorpromazine-clozapine combined. The use of haloperidol-chlorpromazine and haloperidol-chlorpromazine-clozapin combined caused 13 pat...
Natural Science: Journal of Science and Technology, 2014
Schizophrenia is a severe mental disorder, that antipsychotics was effective therapy to treat it. There are 50 million sufferers in the world, 50% did not receive appropriate treatment and 90% of patients who did not receive the proper treatment in developing country. This research is aimed to find out rationality of antipsychotic usage includes right indication, drug, patient, dosage, and frequency in Schizophrenia Patient Department of Mental health in Madani Hospital of Central Sulawesi, in the period of January-April 2014. This research is a descriptive study, prospectively done by collecting primary data which was observation and interview, and secondary data was from the schizophrenia patient medical record. Data analysis was done by descriptive quantitative to provide an overview of the characteristic of each study variables including patient characteristic, clinical characteristic, and rational use of drug. The obtained results in rationality treatment was as follows : 10...
Studi Penggunaan Kombinasi Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Yogyakarta
Majalah Farmasetika., 2020
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang memengaruhi pemikiran dan persepsi seseorang. Pemberian antipsikotik saat ini masih menjadi pengobatan primer untuk pasien skizofrenia. 10-30% pasien skizoprenia mendapatkan kombinasi antipsikotik karena respon yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan profil efek samping dari penggunaan kombinasi antipsikotik pada pasien skizoprenia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-observasional dengan rancangan crosssectional (potong lintang). Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medik. Pola penggunaan kombinasi antipsikotik pada pasien skizofrenia yaitu kombinasi antipsikotik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi risperidon-klozapin sebanyak 43,4%. Efek samping yang terjadi pada penggunaan kombinasi antipsikotik yaitu efek ekstrapiramidal yang berupa tremor, hipersalivasi, dan rigiditas sebanyak 15,2% pada penggunaan risperidon-klozapin. Kombinasi terbanyak yang sering digunakan pada pasien skizofrenia adalah kombinasi risperidon-klozapin, dan profil efek samping yang sering muncul dari penggunaan antipsikotik adalah efek ekstrapiramidal.
Gambaran Penggunaan Obat Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia di Puskesmas Kota Gorontalo
Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 2024
Skizofrenia merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa psikotik terbanyak di dunia dengan gejala utama tidak adanya pemahaman diri (insight) dan ketidakmampuan menilai realitas atau reality testing ability terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antipsikotik yang meliputi golongan obat, jenis obat, dosis obat dan aturan pakai obat pada pasien skizofrenia di Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian observasional secara retrospektif dengan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik pasien skizofrenia sebanyak 25 pasien. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skizofrenia lebih banyak dialami oleh laki-laki (60%) dan lebih banyak terjadi pada rentang usia 36-45 tahun (52%), serta banyak pasien skizofrenia yang belum menikah (48%). Obat antipikotik yang paling banyak digunakan yaitu golongan atipikal sebanyak (72%). Pada jenis obat risperidon 2 mg dengan aturan pakai 2 x 1 sebanyak (39%) dan 1 x 1 sebanyak (9%), pada obat klozapin 25 mg dengan aturan pakai 2 x 1 sebanyak (14%) dan 1 x 1 sebanyak (9%). Selanjutnya pada golongan tipikal sebanyak (28%). Pada obat klorpromazin 25 mg dengan aturan pakai 1 x 1 sebanyak (12%), pada obat haloperidol dengan dosis 1,5 mg dengan aturan pakai 2 x 1 sebanyak (7%) dan 1 x 1 sebanyak (5%), terakhir pada obat skizonoat inj 25 mg/mL dengan aturan pakai 1 x 1 sebanyak (5%).
Pola Penggunaan Obat Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia DI Seluruh Puskesmas Kota Yogyakarta
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal)
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang menyebabkan seseorang mengalami disfungsional secara fisiologis untuk dirinya sendiri maupun interaksi sosial. Prevalensi skizofrenia di Indonesia tahun 2018 yaitu sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi kedua yaitu 10,4 per 1.000 rumah tangga. Pasien skizofrenia dapat ditangani dengan terapi pengobatan antipsikotik. Obat antipsikotik merupakan golongan obat-obat tertentu yang diawasi penggunaannya karena rawan disalahgunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola penggunaan obat antipsikotik pada pasien skizofrenia di puskesmas wilayah Kota Yogyakarta bulan Oktober-Desember 2020. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Populasi penelitian adalah data resep obat pasien dengan diagnosis skizofrenia yang mendapatkan obat antipsikotik di seluruh puskesmas wilayah Kota Yogyakarta bulan Oktober-Desember 2020. Teknik sampling secara total sampling. Sampel penelitian sebanyak 574 data resep. Data yang diteliti yaitu karakteristik pasien, jenis skizofrenia, dan golongan obat antipsikotik yang diresepkan. Data dianalisis secara univariat, ditampilkan dalam bentuk tabel persentase dan diuraikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik pasien skizofrenia di puskesmas wilayah Kota Yogyakarta dominan berjenis kelamin laki-laki (60,94%) dan berumur pada masa dewasa (26-45 tahun) sebesar 48,44%. Jenis skizofrenia yang paling banyak yaitu F20.9 Schizophrenia unspecified (19,79%). Golongan obat antipsikotik yang sering digunakan adalah golongan antipsikotik tipikal (82,06%) dan kombinasi obat yang paling banyak digunakan adalah klorpromazin-haloperidol (56,27%).
2020
Skizofrenia merupakan penyakit kejiwaan berat dan kronis yang terjadi dalam jangka wangku yang signifikan. Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018) bahwa penderita skizofrenia di Indonesia sebesar 7,1% dan di Kalimantan Barat 7,5% dari total jumlah penduduk. Upaya penatalaksanaan skizofrenia denggan menggunakan pengobatan antipsikotik dalam jangka panjang yang dapat memicu terjadinya efek samping yang tidak diinginkan yang mempengaruhi kondisi fisiologis pasien. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan, jenis efek samping dan besar persentase kejadian efek samping dari pengobatan pada pasien skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat. Metode : Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional menggunakan rancangan studi potong lintang (cross sectional) yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif menggunakan kuisioner algoritma Naranjo. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah acciden...
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 2016
Penggunaan triheksifenidil (THP) pada pasien skizoprenia bertujuan untuk mencegah atau mengobati salah satu efek samping dari penggunaan obat antipsikotik konvensional jangka pendek dan panjang berupa sindrom ekstra piramidal atau extra pyramidal syndrome (EPS). Efek samping EPS meliputi reaksi distonia akut, akatisia dan parkinsonisme merupakan penyebab ketidakpatuhan pasien meminum obat antipsikotik sehingga memicu munculnya kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa persentase penggunaan THP dan menganalisa pola pemberian THP pada pasien skizoprenia di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan mengeksplorasi data sekunder dari data rekam medis. Penelitian dilakukan terhadap 264 sampel rekam medik pasien skizoprenia rawat inap periode tahun 2013. Data dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan pasien skizoprenia mendapatkan obat THP sebesar 94.32% (249 pasien). Berdasarkan jumlah pasien skizoprenia yang mendapatkan THP tersebut diperoleh data sebanyak 96.79% mendapatkan pemeriksaan EPS sebelum pemberian obat THP dan sebanyak 15.66% mendapatkan evaluasi pengobatan setelah 14 hari pemberian obat THP.