‘Uzlah Practice to Enhance Santri’s Mentality and Spirituality (original) (raw)

SUFI APPROACHES TO EDUCATION: THE EPISTEMOLOGY OF IMAM AL-GHAZALI

The goal of this paper is to explore the sufi pedagogy that aims to inculcate devout worship and happiness amongst students. Methodologically, this research is qualitative in nature and focuses on the literature of Imam Al-Ghazali. After the data has been collected, the material results are presented systematically with an epistemological analysis. The conclusions of this paper are as follows: ontologically speaking, science is not an abstraction of the object being observed, but the essence of knowledge is a divine light that radiates to the soul (al-ruh ilahiyah) that exists in all humans. Epistemologically, knowledge can be obtained through the optimization of reason. Hence, the mujahadah and the riyadhah are tasks that must be undertaken by students in order to secure the knowledge of mukasyafah. In terms of axiology, knowledge is a means to get closer to Allah, to gain happiness in the world and the hereafter. That is why the profile of the learning outcome of sufi education is ulama' akhirat; namely scholars who have the following characteristics; "abid, zahid, "alim, faqih and mukhlish. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan konsep pendidikan sufistik bagi murid; sebuah konsep pendidikan yang bertujuan agar murid menjadi hamba Allah yang taat beribadah untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Secara metodologis, penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang terfokus pada literatur atau karya yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali. Setelah data terkumpul, kemudian data disajikan secara sistematis dan selanjutnya dianalisis dengan perspektif filasat ilmu (analisis epistemologis). Temuan dari pembahasan ini adalah secara ontologis, ilmu bukan abtraksi objek yang diamati, akan tetapi hakekat ilmu adalah cahaya ilahiyah yang memancar kedalam hati yang suci. Ilmu adalah sifat Allah sehingga semua ilmu adalah terpuji. Karena ilmu pula, ilmu harus menjadi energi bagi murid untuk berbuat baik dan terpuji. Secara epistemologis, ilmu dapat diperoleh melalui optimalisasi akal. Bagi beliau, optimalisasi akal merupakan proses persiapan untuk memperoleh ilmu, sebab hakekat ilmu manusia adalah hasil illuminasi cahaya Allah. Melalui jalan mujahadah dan riyadhah murid akan dianugrahi ilmu mukasyafah. Dari segi aksiologinya, ilmu merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Karena itulah profil learning outcome pendidikan sufistik adalah ulama" akhirat; yaitu ulama" yang bersifat "abid, zahid,"alim, faqih, dan mukhlish. Kata Kunci: Pendidikan sufistik, Epistemologi, Ontology, "ilm al-Mukasyafah.