Optimasi Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Radial Untuk Meminimalkan Rugi Jaringan Menggunakan Metode Simple Branch Exchange (original) (raw)
Related papers
Perbaikan Rugi Energi Dengan Rekonfigurasi Jaringan Pada Sistem Distribusi Radial
Jurnal Teknologi Elekterika
Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam sistem tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama pemakai energi listrik tegangan menengah dan tegangan rendah. Seringkali terjadi beban yang tidak seimbang pada fasa-fasanya atau terjadi kelebihan beban karena pemakaian alat-alat elektrik dari konsumen energi listrik. Semakin meningkatnya kebutuhan energi listrik harus diimbangi dengan kualitas yang baik. Untuk mengatasinya diperlukan suatu rekonfigurasi di jaringan distribusi. Rekonfigurasi di jaringan distribusi tenaga listrik dilakukan untuk memperbaiki kualitas sistem jaringan. Masalah yang ada di jaringan distribusi radial yakni rugi-rugi energi yang besar. Dalam penelitian ini membahas rekonfigurasi jaringan menggunakan metode simple branch exchange. Metode simple branch exchange merupakan jenis dari metode heuristik. Cara kerja dengan menyeleksi urutan loop dilakukan untuk rekonfigurasi jaringan distrib...
Energi & Kelistrikan
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang rekonfigurasi jaringan untuk meminimalkan rugi jaringan pada sistem distribusi. Nilai rekonfigurasi jaringan dibatasi oleh jumlah tie switch yang ada pada jaringan distribusi. Rekonfigurasi jaringan Distribusi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas daya, kualitas daya dalam hal ini adalah perbaikan jatuh tegangan dan rugi – rugi daya. Binary firefly algorithm digunakan untuk optimasi rekonfigurasi jaringan Distribusi IEEE 33 bus. Skema ini diujikan pada sistem 12,66 kV. Hasil simulasi dengan menggunakan binary firefly algorithm pada saat belum dilakuakn optimasi pada sistem distribusi IEEE 33 bus memiliki rugi jaringan sebesar 202,69 kW dengan tegangan minimum 0,91 pu. Setelah rekonfigurasi jaringan rugi jaringan yang optimal sebesar 139,53 kW dengan tegangan minimum 0,95 pu. Kata kunci: Rekonfigurasi, Rugi-rugi Daya, Fire Fly Algorithm
Rugi Rugi Daya Jaringan Distribusi
Abstrak -Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem jaringan distribusi tenaga listrik selalu terjadi, dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada pengaturan bebanbeban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncul arus pada netral trafo. Arus yang mengalir pada netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo penyaluran energi listrik pada sistem distribusi dimana susut tegangan akan mempengaruhi penyaluran energi listrik kepada konsumen dimana jika terjadi susut tegangan pada sistem distribusi maka energi listrik yang akan disalurkan kepada konsumen akan menjadi tidak standar lagi sesuai dengan SPLN no. 72 tahun 1987, dimana jatuh tegangan yang diperbolehkan dalam penyaluran distribusi hanya boleh sebesar 5% untuk jaringan udara SKTM sebesar 2%, maka itu perlu adanya perhitungan dan penelitian untuk permasalahan jatuh tegangan dalam bentuk persen (%), sehingga dalam penyampaian aliran listrik terhadap konsumen menjadi terpenuhi sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
2015
Perkembangan beban yang terus meningkat namun tidak diimbangi dengan pembangkitan energi listrik yang memadai dapat mengganggu ketersediaan energi listrik bagi pelanggan. Salah satu cara untuk menjaga ketersediaan energi listrik yang mampu mengakomodasi perkembangan beban tanpa menambah kapasitas pembangkit utama adalah dengan menempatkan Distributed Generation (DG). DG mampu memasok daya aktif tambahan pada jaringan distribusi energi listrik namun penempatan yang kurang tepat dapat mengakibatkan keluaran daya aktif DG yang tidak maksimal. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini diusulkan rekonfigurasi jaringan dan penentuan lokasi DG yang sesuai dengan menggunakan metode Genetic Algorithm untuk diuji pada sistem distribusi radial tiga fasa. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penempatan 1 DG 1 MW pada bus 23 sistem IEEE 33 bus menghasilkan keluaran daya aktif sebesar 1 MW. Penempatan 2 DG 1MW pada bus 15 dan 31 sistem ieee 33 bus, menghasilkan keluaran daya aktif maksi...
JEEE-U (Journal of Electrical and Electronic Engineering-UMSIDA)
Reconfiguring a distribution network is necessary to reduce power loss and increase system reliability.Different distribution forms will affect the large power losses so that it is necessary to reset the network configuration.Reconfiguration is done by opening and closing switches on the best distribution network.The amount of feeder and bus on the network will be difficult and require a very long time if calculated manually.The repeater of Tanjung Rayon Jombang consists of 41 Buses and 44 feeders.Therefore it is necessary to solve the problem by using artificial intelligence or Artificial Intelligent (AI).Firefly Algorithms (FA) widely used research in solving the optimization problem.Modified Firefly Algorithms (MFA) is an FA modification designed to solve discrete combination optimization problems.MFAs can search for the best network reconfiguration so that it can reduce 12,0866 kWatt or 12,6881% in Cape repeater.With the end voltage before reconfiguration 0.92959 pu to 0.94072 p...
2018
Serangan jaringan komputer semakin berkembang dan rentan dalam pembobolan sehingga merugikan pengguna jaringan. Keamanan jaringan merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan teknologi informasi dan dapat menimbulkan banyak masalah yang cukup serius terhadap keamanan suatu sistem jaringan komputer. Namun dengan banyaknya jenis serangan dapat dicegah secara dini. Pada penelitian ini dibuat sebuah aplikasi yang dapat membantu dalam mengklasifikasi jenis serangan pada jaringan komputer. Aplikasi ini menerapkan metode Radial Basis Function (RBF) yang telah dioptimasi menggunakan algoritma Tabu Search. Algoritma Tabu Search digunakan sebagai perbaikan bobot awal pada metode RBF. Data yang digunakan sebanyak 1000 data dari data KDD CUP 1999. Terdapat lima kelas jenis serangan yaitu normal, DoS, U2R, U2L dan probes. Pada pengujian data dibagi menjadi data latih 70%, 80%, 90% dan data uji 30%, 20%, 10%. Nilai spread yang digunakan bervariasi, diantaranya yaitu 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0....
JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO, 2016
Rekonfigurasi jaringan distribusi sangat diperlukan untuk mengurangi rugi-rugi khususnya pada daerah yang berpenduduk padat. Berbagai metode dan teknik rekonfigurasi telah diusulkan untuk tujuan meminimalkan rugi-rugi daya. Makalah ini menyajikan rekonfigurasi jaringan distribusi dengan menggunakan metode binary particle swarm optimization (BPSO) dengan studi kasus penyulang Kabut di gardu induk Teluk Betung. Rekonfigurasi dilakukan hanya dengan membuat saluran baru tanpa merubah jumlah saluran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan merencanakan empat saluran baru, metode BPSO dapat menemukan konfigurasi baru yang lebih meminimalkan rugi-rugi. Rugi-rugi daya aktif yang dihasilkan dari konfigurasi baru sebesar 47,1043 kW atau berkurang sebesar 1,81% dari rugi-rugi daya aktif sebelum rekonfigurasi, yakni 47,9477 kW. Profil tegangan pada setiap bus juga lebih baik dari tegangan sebelum rekonfigurasi, dimana tegangan minimum yang diperoleh adalah sebesar 0,98603 per unit dibandingkan dengan tegangan minimum 0,98597 per unit sebelum rekonfigurasi. Namun pemilihan posisi awal terbaik dari seluruh kumpulan partikel di luar lup konfigurasi yang dibentuk oleh saluran baru dapat menyebabkan kegagalan untuk menemukan konfigurasi terbaik.
Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Radial 65 Bus Berbasis Binary Particle Swarm Optimization (BPSO)
Jurnal JEETech
The configuration of a radial distribution network is difficult to simplify because it is very complex. This network reconfiguration is used to redesign the configuration of the radial distribution network by opening and closing switches on the distribution network. The feeder of Purwoasri, The feeder of Purwoasri, Rayon Kertosono has 65 buses which cause the Mojokerto area to have a very large loss so it needs to be reconfigured.. The resulting power flow will result in network power losses due to configuration. The reconfiguration process will be repeated until a configuration form that produces the smallest power losses is obtained. The number of feeders and buses on the network will be difficult if done manually and takes a very long time, so solving the problem must use a computer program. Network reconfiguration using the Matlab 2013a program will analyze its power flow using the Newton Raphson method and using the Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) artificial intellige...
Abstrak Untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik, PT. PLN Area Semarang banyak menggunakan penutup balik otomatis (recloser) pada jaringan listriknya. Salah satu tipe jaringan yang masih banyak digunakan pada sistem distribusi adalah jaringan radial yang memiliki keandalan rendah, untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara memasang recloser. Melalui metode pendekatan optimisasi ini dapat dilakukan perhitungan penempatan recloser yang optimal. Salah satu indeks keandalan di dunia kelistrikan adalah SAIFI dan SAIDI. Nilai yang semakin tinggi menunjukkan tingkat kegagalan yang semakin tinggi. Penulisan tugas akhir ini membahas penentuan tingkat kegagalan suatu sistem dengan memakai metode pendekatan Simulated Annealing pada penyulang SRL-06 untuk memperoleh nilai SAIFI dan SAIDI yang minimum dengan bantuan software MATLAB R2009a. Dari hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa nilai keandalan sebelum dan setelah penempatan recloser berubah.Nilai SAIFI & SAIDI sebelum penempatan recloser di penyulang SRL-06 adalah 0,9260 kali/tahun dan 2,2573 jam/tahun. Lokasi penempatan yang optimal pada kasus 1 yaitu untuk 1 recloser berada pada bus 3 dengan nilai SAIFI & SAIDI adalah 0,28104 kali/tahun & 0,90931 jam/tahun, sedangkan pada kasus 2 untuk 2 recloser berada pada bus 2 & 27 dengan nilai SAIFI & SAIDI adalah 0,6914 kali/tahun & 0,55621 jam/tahun. Abstract To improve the reliability of electric power systems, PT. PLN Area Semarang many uses automatic back cover (Recloser) on the electricity network. One type of network that is still widely used in distribution system is a radial network that has a low reliability, to overcome the radial network can be done by installing Recloser. Through this optimization approach can be calculated Recloser optimal placement. One of the world's electricity reliability index are SAIFI and SAIDI. The higher value indicates higher failure rate. This thesis discusses the determination of the failure rate of a system using Simulated Annealing approach to the feeders SRL-06 to obtain the value of SAIFI and SAIDI minimum with the help of MATLAB R2009a software. From the simulation results can be concluded that the reliability value before and after placement Recloser has changed.The value of SAIFI & SAIDI before placement Recloser in feeder SRL-06 are 0.9260 times / yr and 2.2573 hours / year. Optimal placement location in Case 1 is for 1 Recloser currently on bus 3 with the SAIFI & SAIDI are 0.28104 times / year and 0.90931 hours / year, whereas in the case of a 2 to 2 Recloser currently on bus 2 & 27, with a value SAIFI & SAIDI are 0.6914 times / year and 0.55621 hours / year.
Optimalisasi Jaringan Nirkabel Dengan Metode Rssi DI Aikom Ternate
2021
TThis study aims to optimize the wireless network from blind spots in the AIKOM Ternate environment. These blind spot areas make wireless network users (lecturers, staff, and students) uncomfortable because they have to get close to the nearest network source (access point (AP)) in order to access the internet or intranet network. With this wireless network optimization, the coverage area of the wireless network is adjusted according to the need so that there are no more blind spots. The use of the Wireless Monitoring (Wirelessmon) application to detect the coverage area of each installed AP, which is measured is the receive signal strength indicator (RSSI), including the determination of channel usage from each AP so as not to overlap in channel usage on each AP and the data rate that is experiencing increase and decrease according to the quality of the received signal. The results of this study indicate that after the optimization was carried out by installing the AP at five p...