Review Jurnal Leadership & Management (original) (raw)

Jurnal Review Leadership HRM

Studi kepemimpinan adalah bidang penelitian bisnis yang sudah establish, meski demikian berbagai usaha terus dilakukan untuk mendapatkan gambaran sifat dan karakteristik kepemimpinan dalam dunia bisnis tersebut (Antonakis et al, 2004; Weber, 1997). Untuk sebagian besar dari sejarah studi kepemimpinan, peneliti berfokus pada pertanyaan empiris tentang sifat kepemimpinan: pertanyaan mengenai karakteristik yang dimiliki oleh pemimpin yang sukses atau berbagai model gaya kepemimpinan yang digunakan (Antonakis, et.al, 2004). Tujuan dari penelitian ini sebagai upaya untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang kepemimpinan yang efektif. Namun, Joanne Ciulla (2003) menunjukkan bahwa dalam literatur masih sangat sedikit perhatian yang diberikan untuk etika bagaimana mereka memimpin atau seperti apa nilai moral prestasi mereka. Salah satu alasan studi etika kepemimpinan penting adalah karena pada tingkat praktis, kegagalan bisnis spektakuler pada kasus-kasus terkenal seperti Enron, WorldCom, Firestone, dan seperti yang terjadi di industri sub-prime mortgage banking, disebabkan lemahnya etika kepemimpinan. Mereka yang menyaksikan cerita kasus ini mengakui adanya peran yang kuat para pemimpin eksekutif yang bermain dalam peristiwa yang menyebabkan krisis bisnis ini (Sison , 2003). Selanjutnya, karena dampak serius peristiwa dalam kasus ini terkena pada karyawan, pelanggan, investor, dan masyarakat pada umumnya, maka kepemimpinan harus melibatkan komponen moral. Kegagalan kepemimpinan tersebut bukan hanya kegagalan pragmatis dalam mencapai tujuan bisnis, tetapi juga kegagalan etis (etika).

Jurnal Kepemimpinan

Di Jerman: Weber dan di Perancis: Durkheim adalah tokoh-tokoh yang mendasari berdirinya sekolah. Menurut mereka pendidikan adalah untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat kecil atau besar, pandangan mereka merupakan paham sturktural-fungsional. Salah satu bukunya On Moral Education menyatakan bahwa, masyarakat itu berkembang karena adanya differensiasi pekerjaan (devision of labor), perkembangannya dari mekanik ke organik. Secara bertahap kondisi ini menyebabkan melemahnya konsensus moral di dalam masyarakat, maka untuk dapat bertahan mereka harus terus membangun konsensus tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah: Siapakah yang harus membangun konsensus tersebut? Apakah tugas ini mampu diemban oleh gereja atau keluarga? Jawabannya adalah: Tidak ! Dengan demikian yang harus menjaga konsensus moral tidak lain adalah guru (atas nama negara) melalui sekolah. Ketika masyarakat berkembang, maka konsensus sukar untuk dipertahankan. Peranan guru menjadi sangat sentral dan sekolah merupakan wahana untuk itu. Ada 3 (tiga) hal penting yang merupakan core, yang diperlukan untuk membangun konsensus moral yaitu: 1. Disiplin (orang yang dapat membangun internal moral) 2. Freedom/kebebasan (diberikan ruang untuk bergerak) 3. Tanggungjawab (Suyata, 2010) Hal di atas banyak dikritik dengan argument, bahwa negara dikuasai oleh kelompok tertentu yang mengatasnamakan negara; sedang Guru bekerja atas nama pemerintah dan untuk kepentingan kelompok tertentu. Pada masa lalu di Perancis, terjadi tarik-menarik antara Gereja dan Negara dalam hal pengelolaan sekolah. Ketika persekolahan diserahkan kepada gereja banyak muncul persoalan,Oleh sebab itu, maka ada asumsi bahwa negara harus ambil bagian atau turut campur dalam masalah persekolahan. Pada saat ini ada kecenderungan otonomisasi, privatisasi, atau swastanisasi sekolah meskipun hal ini masih menjadi perdebatan. Di Kanada, hampir

Jurnal manajement

rev 2015.11.25.01 ---URL: http://rms46.vlsm.org/2/114.pdf © 2004-2015 Rahmat M. Samik-Ibrahim --GNU Free Document License --Silakan secara bebas menggandakan makalah ini. ABSTRAK Makalah ini mengasumsikan bahwa telah ada (exists) berbagai kegiatan penelitian Sistem Informasi Managemen (SIM) di Indonesia (DI). Namun, populasi komunitas SIMDI masih sedikit, serta tersebar pada berbagai disiplin ilmu yang lebih mapan seperti Ilmu Komputer, Bisnis dan Managemen, Psikologi, dan sebagainya. Tulisan ini mencoba untuk mempertanyakan arah dari SIMDI. Dengan mengkaji bagaimana SIM berkembang di belahan bumi yang lain, serta memahami kondisi nyata SIMDI, akan diusulkan beberapa kiat untuk ditindak-lanjuti. Kata kunci: SIM, Sistem Informasi Managemen, Indonesia.

Review-Jurnal

Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) implementasi sistem pengawasan dan pengendalian mutu produk pada PT. Bogatama Marinusa, (2) Penerapan standar mutu terhadap implementasi pengawasan dan pengendalian mutu produk pada PT. Bogatama Marinusa, (3) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya produk cacat pada PT. Bogatama Marinusa, (4) merumuskan startegi yang diperlukan untuk melakukan koreksi terhadap pengawasan dan pengendalian mutu produk PT. Bogatama Marinusa. Penelitian ini dilakukan di PT. Bogatama Marinusa. Metode penelitian dan analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu : (1) Pengamatan ditempat kerja dan melakukan wawancara mendalam dan pemberian kuisioner kepada para responden pakar yang memiliki pengetahuan tentang pengawasan dan pengendalian mutu produk, (2) penilaian penerapan HACCP dengan metode Self Assessment, (3) perumusan strategi dalam peningkatan sistem pengawasan dan pengendalian mutu melalui pendekatan Analitical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian diperoleh lima prioritas strategi pengawasan dan pengendalian mutu yaitu (1) penerapan aplikasi HACCP (GMP dan SSOP), (2) meningkatkan pengawasan mutu bahan baku, (3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, (4) pengujian dan pemeliharaan mesin dan peralatan produksi, dan (5) meningkatkan pengawasan dan pengendalian mutu kinerja produksi. Dari hasil kajian srategi disimpulkan PT. Bogatma Marinusa memiliki peluang untuk berkembang di tengah persaingan.