Kasongan: Tantangan Pada Status Desa Wisata (2012) (original) (raw)

Model Pengembangan Pariwisata Kreatif untuk Mencapai Keberlanjutan di Desa Wisata Kasongan

Jurnal Kawistara

Seiring dengan perkembangan pariwisata khususnya pariwisata budaya yang tidak hanya menempatkan wisatawan sebagai “penonton” atau penikmat saja, maka pengembangan Desa Wisata Kasongan sebagai tujuan wisata pariwisata kreatif diharapkan dapat memaksimalkan potensi wisata budaya melalui kekhasan kerajinan dimiliki. Sayangnya, Desa Wisata Kasongan saat ini dominan pada upaya memenuhi pasokan industri gerabah sebagai komoditas perdagangan daripada tujuan pengembangan pariwisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study research). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi pustaka, dengan model analisis data kualitatif Spradley. Hasil penelitian menunjukan, tahap perkembangan pariwisata di Kasongan saat ini menurut konsep Tourism Area Life Cycle berada pada tahap kedua yaitu involvement (fase pelibatan). Untuk meningkatkan perkembangan pariwisata di Desa Wisata Kasongan pada tahap ketiga (development phase), ma...

Dampak Modernisasi Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Wisata Kasongan Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten Bantul Tahun 2015

2015

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: Dampak modernisasi terhadap kehidupan sosial masyarakat Desa wisata Kasongan Kelurahan Bangunjiwo Kabupaten Bantul tahun 2015. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui dua tehnik wawancara, dan studi dokumentasi dengan melibatkan aparatur desa setempat, pelaku usaha dan warga masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan dari dua sisi, sisi positif dan negatif. Dampak positifnya semangat kerja yang tinggi, masyarakat semakin maju dan terbuka, kesadaran pendidikan yang semakin tinggi danpembangunan dan penciptaan lapangan kerja, adapun, dampak negatifnya masyarakat yang semakin individualistis, memudarnya budaya gotong royong, terjadi ketimpangan sosial di masyarakat dan perubahan gaya hidup

Laporan Tugas Mata Kuliah Ekonomi Pariwisata Dampak Pengembangan Desa Wisata Kasongan Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mendeskripsikan dampak pengembangan Desa Wisata Kasongan terhadap ekonomi masyarakat lokal. Data primer diperoleh dari masyarakat pemilik usaha pengrajin tanah liat di Desa Wisata Kasongan, sedangkan data sekunder berupa dokumentasi foto. Subjek penelitian adalah warga desa wisata Kasongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Kasongan telah mengalami kemajuan pesat dalam bidang kerajinan gerabah, yang mempengaruhi ekonomi lokal. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa pengembangan Desa Wisata Kasongan memiliki dampak positif pada ekonomi masyarakat lokal. Desa Kasongan, yang terkenal dengan tanahnya yang kaya akan kapur, terkenal dengan kerajinan tangannya yang terbuat dari gerabah, mulai dari piring, panci, kendi, guci, pot, pigura, mainan anak, dan lain-lain, yang semuanya memiliki nilai artistik. Terletak di pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kashian, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Kasongan mudah dijangkau oleh wisatawan, hanya berjarak 7 km dari pusat Yogyakarta. Perjalanan Kasongan sebagai desa kerajinan dimulai dengan insiden tidak menguntungkan yang melibatkan seekor kuda mati selama masa kolonial Belanda. Namun, ketersediaan bahan baku di Kasongan semakin berkurang, memaksa pembelian tanah liat dari luar daerah, menyebabkan bahaya kesehatan saat pembakaran gerabah. Di tengah pandemi COVID-19 pada tahun 2020, pengrajin Kasongan berinovasi dengan memproduksi wastafel dan tempat cuci tangan kreatif, menyaksikan lonjakan penjualan. Wisatawan yang mengunjungi Kasongan disambut dengan hangat, diberi kesempatan melihat proses pembuatan kerajinan, dan bahkan diundang untuk mengikuti lokakarya gerabah, yang berlangsung 2-4 hari, mencakup tahap penggilingan, pembentukan, pengeringan, pembakaran, dan penyelesaian. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat sangat penting dalam pengelolaan dan pengembangan Kasongan. Pengembangan Kasongan sebagai tujuan wisata tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan merangsang sektor ekonomi lainnya. Sebagai kesimpulan, evolusi Kasongan menjadi desa kerajinan telah memberikan dampak signifikan pada ekonomi lokal, menawarkan peluang kerja dan mempromosikan warisan budaya.

Identifikasi Pengembangan Desa Wisata Sambangan Ditinjau Dari Unsur Attraction

Jurnal BOSAPARIS: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 2020

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan aktivitas masyarakat Desa Sambangan untuk menunjang pengembangan Desa Wisata dari unsur attraction ditinjau dari daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik minat khusus, (2) mendeskripsikan pengembangan Desa Wisata Sambangan dari unsur attraction ditinjau dari daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik minat khusus, (3)medeskripsikan kendala dalam pengembangan Desa Wisata Sambangan dari unsur attraction ditinjau dari daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik minat khusus. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini, antara lain (1) aktivitas masyarakat Desa Sambangan yang sudah berkembang antara lain : adanya pemandu wisata (guide), penyediaan fasilitas untuk sliding jumping, swimming dan camping¸ upacara pitra yadnya...

Storynomics Tourism: Kualitas Wisata Desa Tenganan Pegringsingan

C U L T O U R E : Culture Tourism and Religion, 2021

Folklore is an oral tradition that lives in collective memory and is spread orally. Folklore that is spread in the community is a legacy of past empirical knowledge through a very long process including trial and error. The coexistence of oral traditions with the inheriting communities is still closely intertwined, as is the case in Tenganan Pegringsingan Village. Tenganan has a different cultural system from other areas in Bali. Tenganan is a living laboratory which in its use always gives new nuances in the midst of scientific developments. The existence of an oral tradition (storynomics) in Tenganan Pegringsingan is the main attraction as a supporter of sites and rites that are well known nationally and internationally. The strong oral tradition attached to the site and rites makes Tenganan Pegringsingan one of the tourist attractions based on local wisdom that is typical of Tenganan Pegringsingan. This paper will raise the romantic side between oral tradition and tourism which is currently being developed into a new study, namely the study of tourism literature. The results achieved in this study are that the Tenganan Pegringsingan oral tradition greatly contributes to tourist attractions and with the existence of tourism, the Tenganan Pegringsingan community is consciously obliged to preserve their oral tradition.

Manajemen Pengelolaan Desa Wisata Pada Desa Cimanggu, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Privinsi Jawa Barat (Studi Kasus pada Curug Paok dan Bukit Pasir Jaka)

2019

Pengabdian ini berjudul Manajemen Pengelolaan Desa Wisata Di Desa Cimanggu, Kec Cisalak Kabupaten Subang. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengetahui manajemen pengelolaan desa wisata, untuk mengetahui kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola desa wisata dan untuk mengetahui upaya pengelolaan sarana dan prasaran di lokasi wisata. Metode yang digunakan adalah metode survey dan penyampaian materi secara langsung serta simulasi dan diskusi mengenai manajemen pengelolaan desa wisata, Sumber daya manusia yang siap mengelola desa wisata dan sarana dan prasarana yang harus ada di desa wisata. Kesimpulan dari pengabdian kepada masyakat ini adalah perlunya mengadakan penyuluhan, pelatihan dan simulasi serta kunjungan langsung ke lokasi wisata untuk melihat hal-hal yang harus diperhatikan sebagai upaya mewujudkan desa wisata di Desa Cimanggu Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan informasi bagaimana caranya agar dapat mengelola desa wisata...

Pendampingan Komunitas Petani Jeruk dalam Memetakan Kebutuhan Menuju Desa Wisata Modongan Kabupaten Mojokerto

2021

This research and community service activity was carried out at the Siam orange farmer group in Modongan village, Sooko sub-district, Mojokerto regency. This activity is the initial activity carried out in mapping the needs of farmers. The approach taken is to conduct focus group discussions that place the facilitator not as an informant but as a moderator and motivator. With the role of the facilitator, the problems faced are the result of reflection from the village community. This problems mapping will be analyzed by conducting a component and SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) analysis. The results of this analysis will then be followed up into strategies for transforming the village of Modongan into an agriculture-based tourism village in various series of community service activities; such as strengthening village institutions and mentoring through learning resources from other villages that have successfully implemented the concept of a tourist village

Hambatan Desa Munggu Sebagai Desa Wisata Di Kabupaten Badung

JURNAL DESTINASI PARIWISATA

This research was conducted in Munggu village, Mengwi subdistrict, Badung Regency. This research aims toidentify the obstacles experienced by Munggu village as a tourism village in Badung regency. This research used qualitative method, which prefers the descriptive data or the data in the form of sentences instead of numbers. This data was obtained through observation, interviews, literature study and documentation. The data obtained were analyzed using the concept of obstacles. The results of this study indicate that obstacles experienced by Munggu village as a tourism village in Badung regency consists of twotypes of obstacles, internal obstacles and external obstacles. Internal obstacles are related about the tourism product that is not maximized yet, limited funds and lack of village facilities completeness, managerial organization that is not optimal, and community participation is still lacking. Meanwhile, external obstacles are related about to the absence of standardization ...

Literasi Pengelolaan Desa Wisata melalui Media Digital sebagai Komunikasi Pemasaran Era Pandemi Covid-19 di Desa Wisata Tanjung, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten

Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR)

Upaya pemulihan perekonomian di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terlebih pada pelaku usaha Desa Wisata akibat dari pandemi covid-19, menjadi salah satu perhatian dari Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) untuk meningkatkan revitalisasi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diharap dapat menghasilkan luaran yang akan bermanfaat bagi mitra berupa Teknologi Tepat Guna. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan dua metode yaitu pendampingan dan pelatihan untuk menganalisis dan memberikan solusi dalam komunikasi pemasaran digital sebagai strategi untuk membantu mengatasi dampak pandemi yang terjadi di Desa Wisata Tanjung sebagai rintisan destinasi wisata payung muto di kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.