Penerapan Teori Konstruktivisme pada Pembelajaran Daring Interaktif (original) (raw)
Related papers
Salah satu prinsip Psikologi Pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.
Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada,sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya. Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung kepada benda-benda konkret. Seorang guru perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum pembelajaran. Jika tidak demikian, maka seorang pendidik tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar, bahkan dapat memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan hanya untuk meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada siswa, melainkan sebagai proses mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan di mana mungkin konsepsi itu salah, dan jika ternyata benar maka pendidik harus membantu siswa dalam mengkonstruk konsepsi tersebut biar lebih matang. Maka dari permasalahan tersebut, pemakalah tertarik melakukan penelitian konsep untuk mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat teori belajar konstruktivisme ini bisa mengembangkan keaktifan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran karena dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan pengalaman yang siswa peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari.
Teori Konstruktivistivisme dalam Pembelajaran
2020
Human characteristics expented in the context of building human recources are human beings who have sensitivity, idependence, responsibility for risk in decision making, developing all aspects of the potential through a continuous learning process to find oneself that is the process to learn to be. To achieve this goal constructivistic theory was chosen, because compared to other learning theories, this theory can anticipate a shift from education that emphasizes cognitive aspects to the human aspect as a whole. Learning theory is an attempt to describe how a person learns, thus helping us understand the inherently complex processes of learning. Learning theory can also be said as a set of general statements that are used to explain things that occur in learning activities. Learning theory must be able to connect between things that are now with how to produce it
Teori Belajar Konstruktivistik
Menurut Suparno, paham konstruktivistik pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa ditransfer dari gutu kepada orang lain karena setiap orang mempunyai skema sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pembentukan pengetahuan merupakan proses kognitif tempat terjadi proses asimilasi dan akomodasi untuk mencapai suatu keseimbangan sehingga terbentuk suatu skema (jamak: skemata) yang baru. Seseorang yang belajar berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus. Konstruksi berarti membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Thobroni & Mustofa, 2017).
Teori Belajar Konstruktivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan
Di dalam proses pembelajaran, munculnya kesulitan untuk memahami suatu konsep merupakan hal yang wajar. Ini menggambarkan bahwa anak sedang melakukan proses berpikir. Mereka berusaha untuk mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimilikinya. Skemata atau pengetahuan awal setiap siswa tidaklah sama sehingga kesulitan yang dihadapi setiap anak pun tidaklah selalu sama. Sebagai seorang guru atau orang yang membimbing mereka belajar, sebaiknya kita dapat mengenali dan memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak. Karena jika dibiarkan kesulitan tersebut tidak lagi menjadi sebuah kewajaran, melainkan suatu masalah yang dapat menghambat perkembangan intelektual anak.
Pemikiran Konstruktivisme Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT
Aliran filsafat dapat digunakan dalam pendidikan, sebagai pendidik tentu harus dapat memilih suatu aliran yang cocok digunakan dalam pendidikan terutama dalam proses pembelajaran. Artikel ini bertujuan menjelaskan konsep konstruktivisme dan implementasinya dalam pembelajaran. Metode yang digunakan studi literatur dengan cara pengumpulan Informasi yang didapatkan dari berbagai buku, jurnal dan literatur lainnya. Dari informasi yang didapatkan bahwa konstruktivisme didasarkan pada perspektif psikologis dan filosofis bahwa individu membentuk atau mengkonstruksi banyak hal yang dipelajari dan dipahami. Dasar pemikiran konstruktivisme adalah pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia satu prinsip psikologi pendidikan menyatakan guru tidak memberikan pengetahuan kepada siswa. proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Belajar merupakan proses penciptaan makna sebagai hasil dari pemikiran i...
Teori Konstruktivistik dan Implikasinya dalam Pembelajaran
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Melihat praktik pendidikan di negara Indonesia, konsep kontruktivistik ini belum sepenuhnya terwujud, padahal konsep tersebut telah tertuang di dalam kurikulum KTSP. Fakta lainnya tentang pendidikan di Indonesia adalah di tahun 2006, Program for International Student Assessment (PISA) mengungkapkan seberapa baik kesiapan seorang peserta didik yang berusia 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, Indonesia menempati peringkat ke-50 dari 57 negara dalam bidang sains, membaca, dan matematika. Untuk itu penulis menganggap penting untuk membahas mengenai teori kontruktivistik dan mengimplikasinya dalam pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Teori konstruktivistik berbeda dengan teori belajar lainnya, implikasi teori konstruktivistik teori konstruktivistik dalam pembelajaran yaitu: peran siswa sebagai konsumen ide telah bergeser ke arah peran produser ide. Sementara itu, peran guru tergeser dari peran penghambat proses pembelajaran yang sering terjadi secara tidak sengaja menjadi peran fas...
Teori Belajar Konstruktivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan dan Pembelajaran
2021
Sistem pendidikan secara dinamis berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman sehingga diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu yang menjadi tren akhir ini adalah teori belajar konstruktivisme. Tujuan dari artikel ini adalah mengkaji pembelajaran konstuktivisme dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Penelitian ini adalah studi pustaka, yang mengumpulkan sumber referensi untuk dianalisis kemudian ditarik kesimpulan. Hasil sumber yang ditemukan yaitu pembelajaran konstruktivisme adalah model pendekatan alternatif yang mampu menjawab kekurangan paham behavioristik yang beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang menganalisis dan simpulkan. Ciri khas dari karakteristik konstruktivisme yaitu; (1) belajar aktif, (2) bersifat otentik dan situasional, (3) menarik dan menantang, (4) pengaitan pengetahuan lama dengan informasi baru, (5) merefleksikan pengetahuan, (6) guru sebagai; (7) guru dapat memberi bantuan dalam menempuh proses belajar.
Peranan Konstruktivisme dalam Belajar-Mengajar
Secara praktis, studi ini berimplikasi bahwa model belajar konstruktivisme dibutuhkan untuk mengembangkan kecakapan pribadi-sosial siswa dalam mengembangkan potensi kreatifnya melalui pembelajaran di sekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses mengkonstruksi pengetahuan adalah konstruksi pengetahuan seseorang yang telah ada, domain pengalaman, dan jaringan struktur kognitif yang dimilikinya. Proses dan hasil konstruksi pengetahuan yang telah dimiliki seseorang akan menjadi pembatas konstruksi pengetahuan yang akan datang. Pengalaman akan fenomena yang baru menjadi unsur penting dalam membentuk dan mengembangkan pengetahuan. Keterbatasan pengalaman seseorang pada suatu hal juga akan membatasi pengetahuannya akan hal tersebut. Pengetahuan yang telah dimiliki orang tersebut akan membentuk suatu jaringan struktur kognitif dalam dirinya. Maka dalam wawasan ini, sebenarnya siswalah yang mempunyai peranan penting dalam belajar, sedangkan guru secara fleksibel menempatkan diri apabila diperlukan siswa dalam proses memahami dunianya.
Pendekatan Konstruktivis Dalam Kegiatan Pembelajaran
2010
Constructivism is an approach which focuses on 1 the student's inquiry. This approach ensures that the students have to gain their knowledge through interaction with other students. In addition, they must use various learning resources to fulfill the inquiry. By inquiring, students have ability to use a questioning technique as reflecting in and on their actions. The main purpose of this article is to discuss the implementation of constructivism approach to create an effective learning environment so that the students will gain meaningful knowledge in learning