Corak penulisan tafsir di Malaysia abad ke-21 (original) (raw)
Related papers
Corak Penulisan Tafsir di Indonesia Abad Ke-21 (2001-2019)
AL-TURATH JOURNAL OF AL-QURAN AND AL-SUNNAH, 2020
Kesungguhan para ilmuwan Indonesia mentafsirkan al-Quran merupakan suatu keperluan untuk mendekatkan umat Islam di Indonesia untuk memahami isi kandungan al-Quran. Fokus kajian ini adalah untuk mengenal pasti penulisan karya-karya tafsir di Indonesia pada abad ke-21 (2001-2019). Kajian ini menggunakan reka bentuk kualitatif yang mana proses pengumpulan data dilakukan melalui kaedah analisis dokumen. Manakala proses penganalisisan data pula dilakukan dengan menggunakan kaedah analisis deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahawa tafsiran secara maudu'i mendominasi penghasilan karya-karya tafsir di Indonesia pada masa kini. Dalam masa yang sama, tumpuan pentafsiran al-Quran kebanyakannya berdasarkan ayat-ayat yang terpilih. Hal ini berlaku kerana, kebanyakkan ayat-ayat tersebut merupakan ayat-ayat yang sering dipelajari, dihafal dan dibaca oleh umat Islam.
Kajian tafsir tematik di Malaysia: Sorotan literatur tahun 2019 sehingga 2023
2023
2023. Data yang dikumpulkan disaring mengikut tahun terbitan, jenis bahan iaitu artikel dan kajian khusus di Malaysia. Dapatan kajian mendapati empat tema kajian tafsir tematik di Malaysia iaitu definisi tafsir tematik, sejarah dan perkembangannya, jenis dan metode serta aplikasi metodenya dalam kajian al-Quran.
Analisis Perkembangan Penulisan Tafsir Maudu’i di Malaysia
2019
Kajian mengenai penulisan tafsir di Malaysia dan perkembangannya telah dilakukan oleh pengkaji tafsir di Malaysia. Namun kajian mengenai penulisan tafsir mawdu'i secara khusus kurang dijalankan. Kajian ini bertujuan untuk mengemukakan perkembangan tafsir mawdu'i di Malaysia bermula pada tahun 1940an sehingga awal abad ke-20. Metode yang digunakan untuk mengkaji penulisan karya-karya tafsir mawdu'i di Malaysia adalah kualitatif dengan menggunakan kaedah analisis kandungan sebagai reka bentuk penyelidikan. Sorotan literatur dilakukan bagi mengumpulkan data berkenaan karya-karya tafsir mawdu'i. Hasil kajian mendapati corak pertafsiran al-Quran di Malaysia bermula dengan terjemahan karya-karya asli tafsir. Kemudian penulisan tafsir dibuat secara menyeluruh dan corak tafsir yang dominan ialah tafsir tahlili dan mawdu'i. Penulisan tafsir mawdu'i menunjukkan perkembangan yang besar pada abad ke-20 dan penulisan berdasarkan topik menjadi pilihan utama penulis tafsir mawdu'i di Malaysia selain lafaz dan surah. Di antara topik-topik yang dikaji ialah kisah Nabi, akidah, ekonomi, kekeluargaan dan ibadah. Justeru, kajian ini menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam penulisan tafsir mawdu'i di Malaysia seterusnya menggambarkan keperluan masyarakat terhadap jenis tafsir ini. Kajian ini memberikan input baru kepada pengkaji tafsir di Malaysia secara umum dan tafsir mawdu'i secara khusus.
Cabaran Bahasa Melayu pada Era 21
Sekiranya kurun ke 16 boleh diibaratkan sebagai era orang Eropah 'menemui" Alam Melayu dengan semakin banyaknya kerajaan Melayu jatuh ke tangan orang Eropah setelah kejatuhan Melaka pada 1511, maka kurun ke 17 pula adalah era bahasa Melayu terus berkembang ke suatu kemuncak dengan banyaknya karya sastera dan surat dalam bahasa Melayu (Jawi) dihasilkan. Tetapi, mulai kurun ke 18 berikutan bahasa Inggeris digunakan dalam urusan pentadbiran di Tanah Melayu dan Belanda di "East Indies", bahasa Melayu mula terpinggir di Alam Melayu, tempat kelahirannya. Kini, walaupun Malaysia telah meloncat sebagai negara perdagangan ke 17 yang terbesar di persada ekonomi dunia, tetapi bahasa Melayu tidak berkembang selaras dengan perkembangan sains dan teknologi daripada segi leksikograf terutamanya. Setelah dikaji, kita dapati cendakiawan tempatan belum memberi sumbangan besar kepada korpus bahasa Melayu, terutamanya di bidang sains dan teknologi, berbanding dengan perkembangan bahasa Inggeris yang sudah menjadi bahasa ilmu, sains, teknologi, perubatan dan perdagangan sejak Revolusi Perindustrian dan zaman penjajahan yang bermula di Eropah pada pinggir abad ke 19. Dengan kata lain, bahasa Melayu belum lagi diterima sebagai bahasa ilmu. Kini, pentingnya bahasa Melayu dan Inggeris diperdebatkan sekali lagi di akhbar, seminar,
Penulisan Kitab Tafsir DI Indonesia Pada Abad KE-21 M (2001 – 2015)
QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies
Penulisan dan penghasilan kitab-kitab tafsir di Indonesia pada awal abad ke-21 dilihat terus berkembang dengan kelahiran tokoh dan penghasilan karya-karya tafsir lokal yang modern. Oleh karena itu, objek utama kajian ini adalah untuk mengenal pasti corak penulisan kitab tafsir modern yang terdapat di Indonesia pada abad ke-21 ini. Hasil kajian menyebutkan bahwa terdapat tiga corak penulisan tafsir di Indonesia di antara tahun 2001 hingga tahun 2015. Corak penafsiran yang pertama ialah penafsiran yang berfokus pada ayat-ayat atau surah-surah tertentu. Kedua ialah penafsiran yang berfokus pada permasalahan tertentu (tematik) dan yang terakhir ialah karya yang menafsirkan lengkap 30 juz. Temuan kajian ini selanjutnya menunjukkan bahwa kitab tafsir yang banyak dihasilkan adalah tafsir berdasarkan surah dan tematik. Metode penafsiran yang banyak digunakan ialah metode penafsiran Maudu?i dan Ijmali.
Menelisik Tafsir Modern-Kontemporer di Indonesia Abad 20 M
Jurnal Dirosah Islamiyah
The aim of this research is to explore contemporary contemporary modernist commentators in Indonesia. The method used in this research is qualitative through literature study using a historical approach. The results and discussion of this study include interpretation methodology, contemporary modern interpretation figures including; A. Hasan with his commentary work Al Furqan, Hasbi Ash Shiddieqy with his work Tafsir An-Nur, and Hamka with his work Tafsir Al-Azhar. This study concludes that there are A. Hasan, Hasbi Ash Shiddieqy and Hamka including contemporary modern commentators in Indonesia, whose style of interpretation is quite different from the interpretation in classical times. The presence of contemporary modern commentators in Indonesia adds to the scientific treasures of the Qur'an and Tafsir, especially in knowledge about contemporary modern interpreters. The weakness of this research is that it only describes three Indonesian mufassir figures in the contemporary mo...
Pengaruh Tafsir al-Maraghi Terhadap Penulisan Tafsir Melayu di Malaysia
Journal of Contemporary Islamic Studies, 2020
Kajian ini bertujuan mengenalpasti pengaruh Tafsir al-Maraghi terhadap penulisan tafsir Melayu di Malaysia. Tafsir al-Maraghi karya Ahmad Mustafa al-Maraghi merupakan kitab tafsir aliran islah daripada Mesir. Metod penulisannya menggunakan pendekatan al-Adab wa al-Ijtima’i sebagaimana dipelopori oleh Tafsir al-Manar. Iaitu menghubungkan tafsiran ayat-ayat al-Qur’an dengan sosio-budaya masyarakat meliputi aspek akidah, politik dan kemasyarakatan. Corak pemikiran al-Maraghi banyak dipengaruhi oleh gurunya Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Rida. Metod pengumpulan data menggunakan kajian perpustakaan dan kaedah temubual. Manakala metod analisis data menggunakan kaedah deduktif dan analisis dokumen melalui karya-karya tafsir. Hasil dapatan menunjukkan berlaku penyerapan idea-idea pembaharuan al-Maraghi dan aplikasi pendekatan al-Adab wa al-Ijtima’i dalam penulisan tafsir Melayu. This study aimed to identify the influence of Tafsir al-Maraghi in the Malay writing Quranic Exegesis in Mala...
Telaah Perkembangan Tafsir Periode Modern
Tanzil: Jurnal Studi Al-Qur'an
The Qur'an is the Kalamullah which was revealed by Jibril to the Prophet Muhammad SAW as a guide for those who are pious, in understanding it is not enough just to translate. So, in need of special knowledge, namely the science of interpretation. The interpretation of the Qur'an always develops every era, this is proven by the many works of interpretation that have emerged from the classical to the modern period. In addition, the scholars of the Qur'an have different opinions in dividing the periodization of the development of the interpretation of the Qur'an, either in three, four, or six periodizations. Like Husein al-Zahabi, Fahd al-Rumi, Salah al-Khalidy, and Abdul Mustaqim. For this reason, in this simple paper, it will be specifically explained about the development of the interpretation of the modern period which includes, socio-political and religious conditions, the background of the emergence of renewal, the characteristics of interpretation, sources, metho...
Perkembangan Tafsir DI Indonesia ( Pra Kemerdekaan 1900-1945)
Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al- Qur'an dan Tafsir, 2017
Pada paruh pertama abad ke-20 karya-karya tafsir mulai bermunculan dan berkembang pesat di Nusantara. Hal ini merupakan fenomena baru, karena pada abad-abad sebelumnya, karya-karya tafsir Nusantara sangat jarang ditemukan.Ditambah kondisi Indonesia pada masa sebelum masa kemerdekaan berada dalam keadaan yang cukup sulit dan rumit. Kitab tafsir yang ditulis oleh para mufasir Indonesia saat itu, berupaya membangkitkan semangat bangsa untuk lepas dari penderitaan walaupun hanya dengan pernyataan yang samar-samar. Penelitian ini memfokuskan diri pada masalah perkembangan tafsir di Indonesia dari tahun 1900-1945, dilihat dari karakteristiknya yang meliputi aspek metode, sumber dan corak penafsiran, sebagaimana terlihat pada karya-karya tafsir yang lahir pada masa itu. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan atas empat karya tafsir dari tahun 1900-1945 sebagai sumber data primer yaitu; Tafsir Al-Qura> n Kari> m, Tafsir Al-Furqan, Tafsir Malja Al-Thalibin, dan Tamsiyah Al-Muslimin. Penelitian ini lebih bersifat deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan historis. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan data-data sebagai berikut: untuk metode penafsiran yang terdapat pada ketiga tafsir ini yaitu, tafsir Al-Qura> n Kari> m, tafsir Al-Furqan, dan tafsir Malja Al-Thalibinmenggunakan metode Ijma> li. Sedangkan untuk tafsir Tamsyiah Al-Muslimin ialah Tahli> li. Sumber penafsiran pada keempat tafsir tersebut masing-masing dari karya tersebut semua sumbernya ialah bil ra"yi.Untuk corak tafsir yang terdapat pada kedua tafsir ini yaitu tafsir Al-Qura> n Kari> m, dan Tamsyiah Al-Muslimin adalah corak adab al-ijtim"i.Pada tafsir Al-Furqa> n adalah corak lughawi.Adapun pada tafsir Malja Al-Thalibin tidak ada corak yang dominan, adakalanya Sanusi menafsirkan ayat yang berhubungan dengan masalah fiqih, kalam, atau sufi,ini menunjukan bahwa sifat coraknya adalah umum. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pada keempat tafsir ini karena berada pada masa pra kemerdekaan, tentu saja di dalam penafsirannya ada sedikitnya ayat-ayat yang menyentuh mengenai motivasi pada semangat perjuangan seperti misal contoh yang ada pada ayat 85 surah Al-Baqarah dan ayat 71 surah Al-Taubah, yang membuktikan bahwa penulisan karya tafsir pada masa ini ada kaitannya dengan persoalan sosio-politik yang terjadi dan bahkan dapat menjurus kepada jawaban-jawaban dari masalah yang terjadi, yang merupakan suatu ciri khas dari karya-karya tafsir masa itu.