Eksistensialisme Tuhan Analisis Terhadap Pandangan Dan Kritik Jean-Paul Sartre (original) (raw)

Eksistensialisme Jean Paul Sartre

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019

Aliran-aliran filsafat barat berkembang seiring keterbukaan kebebasan berpikir dengan adanya zaman pencerahan. Hegemoni Gereja yang menekan masyarakat dengan dogma-dogmanya sehingga membatasi gerak mereka dalam berpikir kritis. Pada zaman modern muncul filsuf-filsuf yang terkenal seperti Rene Descartes sebagai Bapak filsafat modern. Setelahnya, muncul lagi tokoh-tokoh berikutnya dengan aliran-aliran yang khas dan saling mengkrtisi satu sama lain. salah satu aliran filsafat berkembang sekitar abad 19 akhir adalah eksistensialisme yang diinisiasi oleh Soren Kierkegard. Aliran eksistensialisme atas rekasi terhadap perang dunia satu yang memakan korban tidak sedikit dan maraknya kolonialisasi. Eksistensialisme mengajak kepada manusia untuk bisa bereksistensi di dunia luar dengan kebebasan yang dimilikinya. Jean Paul Sartre merupakan tokoh eksistensialis yang paling berpengaruh dalam perkembangannya di dunia.

Eksistensialisme Sartre

Pergerakan filsafat sangat progresif, dinamis dan mencerahkan. Beberapa aliran-aliaran atau gagasan besar dari filsafat semisal, Rasionalisme, Empirisme, Kristisme, Positivisme, Pragmatis, Eksistensialisme dan salah satu yang paling berpengaruh terutama dalam Filsafat Barat hingga saat ini ialah Filsafat Eksistensialisme. Filsafat Eksistensialisme sangat erat hubungannya dengan eksistensi manusia. Bila kita runut sejarah perkembangan filsafat. Filsafat eksistensialisme diawali akhir abad ke-19 saat terjadinya Perang Dunia II yang kemudian berkembang pada abad modern/periode modern (akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-20).

Gender dan Eksistensialisme Sartre

This paper discusses gender and it's relation beside on Jean Paul Sartre's theory of existentialist philosophy. The method uses in this peaper is analytical and comparative descriptions of the thoughts and ideas of both the flow of feminism with regard to gender, as well as with human existence and its existence according to Sartre. The conclusions and findings that the authors present in this study is the suitability of the idea of feminism on women's gender with the notion of existentialism, especially those initiated by Sartre. Where a woman feels her existence exists and feels her own, then she has the potential to sue what the tradition has already modified to her. Abstrak Penelitian ini membahas gender dan kaitannya dengan teori filsafat eksistensialisme berdasarkan teori Jean Paul Sartre. Metode menggunakan adalah kualitatif deksripsi analitis dan komparatif mengenai pemikiran dan gagasan baik dari aliran feminism berkaitan dengan gender, maupun dengan keberadaan manusia dan eksistensinya menurut Sartre. Dalam tulisDi antara kesimpulan dan temuan yang penulis hadirkan dalam penelitian ini adalah kesesuaian gagasan feminisme mengenai gender wanita dengan paham eksistensialisme, terutama yang digagas Sartre dengan sampel penelitian masyarakat Mbojo NTB. Di mana wanita ketika merasa eksistensinya ada dan dirasakannya sendiri, maka dia memiliki potensi untuk menggugat apa yang sudah dikodratkan oleh tradisi kepadanya.

Kebebasan Manusia Dalam Filsafat Eksistensialisme (Studi Komparasi Pemikiran Muhammad Iqbal Dan Jean Paul Sartre)

2017

Talking about freedom, freedom can have many meanings, depending on which perspective it sees. If wrong in looking, then the freedom can be legitimacy to do something that is not good. For this reason understanding freedom with proper understanding becomes very important. Freedom in the philosophical view of existentialism is interesting to be examined since this philosophy examines human beings in terms of their subjectivity so that it will provide an understanding of freedom not only philosophically which is theoretical but also in the ethical realm that really touches human life in real. The two figures whose thoughts are discussed in this study are representative of two different schools of existentialism, atheist / non-religious existence and theistic / religious existentialism. So this study will also present not only an understanding of freedom from an existentialist perspective but also to see how a concept is viewed by two contradictory beliefs. ...

Budak Cinta dalam Pandangan Eksistensialisme Jean-Paul Sartre

Sultani, Z.I.M., Fauzan, W.H., Anastasia, M.S. & Faradita, S. 2021. Budak Cinta dalam Pandangan Eksistensialisme Jean-Paul Sartre., https://heuristik.id/budak-cinta-dalam-pandangan-eksistensialisme-jean-paul-sartre/

Tulisan ini adalah kerja sama kemitraan strategis sesama ilmuwan sosial dan budaya [sejarah dan psikologi] yang berusaha melihat fenomena sosial anak muda di media sosial (facebook, twitter, instagram, dan WhatsApp) mengenai percintaan anak muda menjadi bucin (budak cinta). Ketika melihat fenomena tersebut, penulis menuliskan problematika sosial tersebut menggunakan viewpoint psikologi eksistensialisme Jean-Paul Sartre mengenai cinta, jiwa, dan kemanusiaan. Penggunaan viewpoint eksistensialisme Jean-Paul Sartre terhadap fenomena budak cinta di kalangan anak muda secara psikologis didasari bahwa manusia adalah makhluk yang eksis untuk saling dicintai dan mencintai serta pengalaman cinta Jean-Paul Sartre yang dideskripsikan oleh Webber (2009) dan Kulka (2007). Itulah sebabnya, kami menggunakan eksistensialisme Jean-Paul Sartre tanpa bermaksud menyinggung atau menyindir pihak-pihak tertentu di dalam tulisan ini.