Relasi Perempuan, Sumber Daya Alam, Pembangunan dan Konflik Sosial: Relationship of Women, Natural Resources, Development and Conflict Sosial (original) (raw)

Perempuan Dan Alam Dalam Wacana Pembangunan Berkelanjutan (Studi Ekofeminisme Proyek Mifee)

Public Policy and Management Inquiry, 2020

Cita-cita pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menimbulkan persoalan dilematis. Keberpihakan terhadap perlindungan ekosistem hutan dipertanyakan kembali ketika dihadapkan pada kepentingan manusia massal. Sebab, pada kenyataannya, pembangunan berkelanjutan tidak benar-benar mengupayakan keseimbangan alam. Praktik pembangunan berkelanjutan yang diwujudkan oleh MIFEE mengakibatkan marjinalisasi komunitas adat Orang Marind di Papua. Perlakuan alam yang diskriminatif turut mempengaruhi relasi perempuan dan alam. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan ‘proyek kekhawatiran bersama’ menimbulkan kerentanan produksi di tingkat lokal. Argumen tulisan ini bertujuan menempatkan kepentingan gender dalam analisis untuk menjelaskan keberceraian manusia dan alam dengan bertolak dari relasi perempuan terhadap alam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa studi literatur.

Jurnal Gender dalam Hubungan Internasional - RURAL WATER SUPPLY AND SANITATION PROGRAM (RWSSP) AUSAID: DINAMIKA PERUBAHAN GENDER RELATIONS DI TIMOR LESTE

Dalam kehidupan sosial Timor Leste khususnya di wilayah rural, masih banyak ditemui bagaimana perempuan harus berjuang untuk bertahan hidup dengan berbagai tanggung jawab yang membebani mereka. Hal ini bisa dilihat dalam contoh kecil dimana selama bertahun-tahun perempuan memiliki beban kerja yang lebih berat daripada laki-laki lantaran mereka harus mencari dan mengumpulkan sumber air untuk kebutuhan sehari-hari akibat keterbatasan akses terhadap air di wilayah rural Timor Leste. Menanggapi hal tersebut, pada tahun 2007 AusAID menyatakan komitmennya untuk menjalankan proyek yang bernama Rural Water Supply and Sanitation Program (RWSSP) atau BESIK dalam singkatan bahasa setempat yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi akses terhadap water, sanitation, and hygiene (WASH) masyarakat rural Timor Leste. Yang menarik dari program ini adalah adanya dimensi gender equality yang menekankan pada pentingnya peran perempuan sebagai “aktor utama” dalam kegiatan domestik terutamanya yang berkaitan dengan sektor WASH. Kata Kunci: BESIK, WASH, gender relations, perempuan, laki-laki, household, komunitas

Resiliensi Perempuan dalam Konflik Lingkungan di Indonesia

Journal of Political Issues

Konflik lingkungan menjadi persoalan yang sering dijumpai diberbagai wilayah di Indonesia, yang diantaranya terjadi di Kendeng dan Sangihe. Jika melihat dampak dari konflik lingkungan, tentunya hal tersebut mengancam seluruh masyarakat tanpa memandang suatu gender yang terdapat dalam objek sengketa tersebut. Meski begitu, konflik lingkungan kerap diidentikan sebagai sesuatu yang "maskulin". Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini berupaya mendeskripsikan bagaimana resiliensi perempuan dalam konflik lingkungan yang terjadi di Kendeng dan Sangihe. Disamping itu, penelitian ini juga berupaya melihat bagaimana kaitan antara narasi ekofeminisme yang beraneka ragam dengan praktik resiliensi yang dilakukan oleh perempuan dalam konteks konflik lingkungan. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan unit analisis dua film dokumenter milik Watchdoc dengan judul “Samin vs Semen” dan “Sangihe Melawan” yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis konten. Hasil penel...

Perempuan dalam Penyelamatan Alam

2008

Tulisan ini membahas tentang ekologi dan peran perempuan dalam menyelamatan alam dari krisis ekologi. Tulisan ini dilatarbelakangi dari lahirnya gerakan ekofeminisme dengan teori Vandana Shiva. Hasil penelitian ini adalah konservasi, perlindungan alam dan penyelamatan alam serta sumberdaya alam merupakan perintah Tuhan Yang Maha Memelihara alam. masalah konservasi, perlindungan alam dan penyelamatan alam merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia tanpa terkecuali baik itu perempuan maupun laki- laki., sebagai makhluk sekaligus bagian dari alam, baik untuk masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang. Kata kunci: Ekofeminsme, Penyelamatan Alam, Perempua

Kajian Konflik Komunitas Lokal Atas Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Taman Nasional Batang Gadis

2009 Kata Pengantar i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya laporan penelitian tentang konflik komunitas lokal atas pemanfatan sumberdaya alam di kawasan Taman Nasional Batang Gadis dapat diselesaikan. Penelitian ini berupaya memotret persoalan pendudukan kawasan hutan negara yang berada di ujung sebelah utara kawasan Taman Nasional Batang Gadis oleh penduduk migran Nias dan warga desa-desa sekitarnya yang terus berlangsung hingga sekarang dan mengancam kelestarian kawasan. Pendudukan tersebut telah terjadi selama puluhan tahun, terutama di kawasan hutan lindung dan akhir-akhir telah memasuki kawasan konservasi TNBG. Selain berpotensi mengancam kelestarian sumberdaya alam di dalam kawasan, kehadiran penduduk pendatang Nias dan warga desa-desa sekitar juga menyimpan potensi konflik horizontal yang perlu ditangani secara bijaksana agar tidak menambah kerumitan persoalan penanganan kawasan hutan di masa yang akan datang. Penelitian lapangan difokuskan di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal khususnya di desa-desa yang berada di kawasan Tor Sihayo, yang mencakup Desa Muara Batang Angkola, Hutagodang Muda dan Tangga Bosi II. Dari sejumlah kluster pemukiman Nias yang terdapat di kawasan hutan di sekitar Tor Sihayo, telah pula dilakukan penelitian mendalam di Dusun Tor Pulo, salah satu kluster permukiman migran Nias terbesar, untuk mendapatkan gambaran etnografis tentang penduduk migran Nias.

Perempuan Dan Konflik Sosial: Sebuah Upaya Penyelesaian Konflik Agraria DI Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan

Jurnal Neo Societal, 2021

Penelitian ini mengungkapan isu konflik sosial dari aspek konflik agraria dan upaya pelibatan perempuan khusunya ibu rumah tangga dalam pengelolaan konflik sosial. Dilaksanakan di Kabupaten Takalar tahun 2016 dan Desa Timbuseng Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar tahun 2018, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam kepada tokoh kunci yang terlibat dalam konflik sosial dan Focus Group Discussion kepada ibu rumah tangga sebagai agen penyelesaian konflik sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa konflik agraria telah berlangsung cukup lama dengan mengalami eskalasi yang berujung memakan korban jiwa, serangkaian upaya yang dilakukan oleh aparat dengan memediasi kedua belah pihak yang bertikai namun belum memiliki kesepakatan yang berpotensi kembali terjadi konflik sosial. Dengan keterlibatan perempuan sebagai subjek (aktor/pelaku) pada kelembagaan formal dan informal sehingga dapat berkontribusi secara positif melalui pemetaan potensi, permasalahan dan upaya pengelo...

Perempuan dalam konflik agraria

Majalah Ilmiah UNIKOM, 2015

Tanah sebagai sumber kehidupan membuat petani berjuang untuk mendapat-kan hak atas tanah. tanah merupakan simbol kemerdekaan bagi petani karena dari tanah tersebut mereka akan menjadikan kehidupannya lebih baik secara ekonomi, sosial dan budaya. menyikapi berbagai kebijakan yang tidak adil, para perempuan lebih kritis dan berani menyampaikan pendapat. perempuan tani terlibat aktif dalam gerakan tani dari masa ke masa. penelitian ini mendeskripsi-kan tentang peranan perempuan dalam konflik pertanahan. kiprah perempuan tani dalam perjuangan perebutan tata kuasa lahan dalam konflik agraria tidak dapat diremehkan. bias gender dalam pergolakan reclaiming dalam konflik agraria relatif tidak ditemukan. petani, baik itu perempuan ataupun laki-laki mau merebut kembali kuasa atas tanah. tanah kawasan hutan yang dikuasai oleh pemerintah adalah bukan atas nama perempuan atau laki-laki, tapi tanah petani. perebutan kedaulatan sumber daya agraria, ternyata di kampong palin-tang warga tidak meliha...